Bab 5. Care

Setelah menyelesaikan semua pekerjaan nya, Ray dan Tisha bergegas menuju ke rumah besar. Wajah Tisha tampak tegang, ia seperti ketakutan akan sesuatu.

Melihat istrinya seperti itu, Ray mulai memberikan sedikit perhatian padanya. Mereka berdua sudah berada dalam mobil, dan dalam perjalanan ke rumah besar.

"Ada apa? apa kamu sakit?" tanya Ray

"Saya baik-baik saja" jawab Tisha

"Seperti nya tidak." jawab Ray sambil melihat ke arah istrinya yang duduk samping nya

"Tau apa bapak soal saya?" tanya Tisha malas

"Kenapa kamu bicara seperti itu? aku pikir kamu akan baik-baik saja dalam satu hari ini, tapi kenapa selama 2 hari ini kamu bersikap sangat aneh" tanya Ray pada Tisha, ia memberhentikan mobilnya, menepikan mobil nya dipinggir jalan.

Baru dua hari saja aku bersikap dingin padanya dan dia sudah seperti ini? lalu apa kabar denganku yang sudah dua tahun merasakan sikap dinginnya?. Tisha lagi-lagi kesal mengingat dua tahunnya yang terbuang sia-sia

"Dimana anehnya? dan kenapa saya tidak boleh bicara fakta? memang kenyataannya kalau bapak tidak tau apa-apa tentang saya " jelas Tisha

"Baiklah, kamu bersikap seperti ini karena ada yang kamu inginkan bukan? katakan saja apa yang kamu mau dan berhenti lah bersikap konyol " ucap Ray sinis

"Konyol? siapa yang konyol? aku?" suara gadis itu mulai meninggi.

"Bilang saja mau apa dan aku akan kabulkan keinginan mu"

"Oh baguslah kalau bapak mau mengabulkan nya, aku memang sedang ingin sesuatu." senyum pahit tertarik di bibir Tisha

Apa dia mau bilang itu lagi?. Batin Ray resah

"Tidak, jangan katakan apa mau kamu. Aku tidak mau dengar" ucap Ray sambil meremas setir mobilnya dengan erat.

"Katanya bapak mau mengabulkan keinginan saya? bapak tidak mungkin menarik ludah anda sendiri kan?" tanya Tisha memberanikan diri

"Kamu benar-benar ya!" Ray menatap Tisha dengan tatapan marah

"Saya mau cerai, saya mau cerai saya mau cerai!!!" teriak Tisha berulang kali mengucapkan nya, agar Ray mendengar dengan jelas apa yang ia inginkan.

"Aku akan menganggap tidak pernah mendengar nya " ucap Ray sambil menyalakan kembali mobilnya

"Jadi bapak mau seperti ini saja?saya serius pak, saya harus bercerai dari bapak!" ujar Tisha setengah berteriak

"Hentikan, kepala ku sakit mendengar mu berteriak terus!" Ray terlihat kesal mendengar istrinya mengomel meminta cerai.

Kenapa dia terus meminta cerai?sialan!

Ray pun melanjutkan perjalanan nya menuju ke rumah besar. Saking marahnya, Ray sampai menendang pintu mobil saat keluar dari mobilnya.

Tisha terpana melihat suaminya yang seperti itu, apa alasan Ray marah? Tisha tidak tahu, karena menurut pendapat nya, harusnya dia lah yang marah pada Ray yang tidak menghargai keputusan nya.

Apa juga salah Tisha? wanita itu hanya ingin melepaskan dirinya dari belenggu cinta nya pada Ray. Ia hanya ingin hati dan hidupnya terbebas dari perasaan nya sendiri. Maka berpisah adalah solusi yang terbaik untuknya.

Ray berjalan buru-buru mendahului Tisha. Wanita itu mengekori nya dari belakang. "Kalau bapak tidak mau bicara dengan saya sekarang, kita bicara setelah makan malam ini selesai " ucap Tisha pada pria yang berada di depannya dan membelakangi nya itu.

Seperti inilah kamu selalu membelakangi ku kak Ray. Selama dua tahun, aku lah yang selalu menatapmu dari belakang.

Langkah Ray terhenti, tangannya terkepal menahan kesal. Bibirnya tidak bisa bicara apapun, mendadak mulutnya menjadi kelu, lidahnya menjadi kaku seperti bertulang saja dan susah digerakkan.

Namun, ada salah satu bagian di dalam tubuhnya yang terasa sesak. Berdenyut-denyut kencang, entah kenapa. Ya, itu dia rasakan saat mendengar kata-kata Tisha, seakan-akan ia takut kalau istrinya akan mengatakan soal perceraian lagi.

Ray membalikkan badannya dan melihat ke arah Tisha yang berada tepat di belakang nya, ia sempat menatapnya. Tangan Ray menggenggam tangan Tisha.

DEG

DEG

Lagi-lagi Tisha berdebar karena nya. Niatnya untuk melupakan Ray tidak akan berjalan lancar selama mereka masih berada di dalam ikatan pernikahan dan sering bertemu.

"Jangan kepedean, aku memegang tangan mu seperti ini karena..."

"Saya tau, keluarga bapak harus melihat hubungan harmonis kita." potong Tisha

"iya itu benar, syukurlah kalau kamu tau" ucap Ray

Kenapa aku tidak senang mendengar nya? memang benar kan? di depan paman, bibi dan kakek, aku harus terlihat mesra dengannya. Entah kenapa aku merasa alasan aku memegang tangannya bukan karena ini saja. Lalu apa ya?

Tisha hanya tersenyum pahit, ia sudah biasa dengan perlakuan Ray yang dingin padanya. Ia pun membalas genggaman tangan Ray, menggandengnya, seolah ia adalah istri yang tidak terpisahkan dari suaminya.

Sama seperti dengan yang dirasakan oleh Tisha, kali ini dirasakan oleh Raymond. Ray merasakan bahwa ada yang salah dengan organ dalam tubuhnya saat bersentuhan dengan gadis cantik berambut panjang itu.

Tuh kan.. ini sudah ke berapa kali nya jantungku berdegup seperti ini. Saat memegang pinggulnya waktu di kantor, aku juga merasakan hal seperti ini. Saat menyentuh tangannya secara langsung, degupan nya semakin kencang dan terasa. Seperti nya aku butuh dokter. Ray menggandeng tangan istrinya semakin erat.

Mereka berdua masuk ke dalam rumah yang memiliki halaman yang luas itu, pintu nya juga lebar. Rumah yang memiliki 3 lantai itu terlihat sangat mewah. Disana tinggal Pak Faisal, Pak Dean, Bu Daniah dan kedua anaknya yang tak lain adalah sepupu Ray.

Bu Daniah menyambut kedatangan Ray dan Tisha dengan baik, namun senyuman yang ia tunjukkan masih tetap sama. Senyuman merendahkan dan mengejek pada Tisha.

"Kakek, bagaimana kabar kakek?" tanya Tisha ramah, pada pak Faisal yang duduk di kursi roda.

"Alhamdulillah kakek baik nak, kenapa kamu baru kemari? kakek kangen kamu nak" ucap pak Faisal sambil memeluk Tisha, ia menganggap Tisha seperti cucunya sendiri.

"Maaf kek, akhir-akhir ini Tisha sibuk dengan pekerjaan nya di kantor. Tapi, setelah ini Tisha akan sering mampir kesini kok lihat kakek" kata Ray pada kakeknya

Ada apa dengan nya? aku tidak pernah bilang begitu tuh?. batin Tisha keheranan

"Iya kek, nanti kalau senggang aku akan sering mampir kesini " ucap Tisha

"Daripada sering mampir kesini, gimana kalau pindah kesini saja. Jadi setiap hari kamu bisa ketemu kakek" kata Pak Faisal sambil tersenyum

"I..itu.. "

"Tuan besar, tuan muda, makan malam sudah siap " ucap seorang pembantu rumah tangga

Semua keluarga Argantara berkumpul di meja makan untuk segera menyantap makan malam mereka. Namun ada dua orang yang tidak hadir, yaitu kedua sepupu Ray (Armand dan Niko ).

"Kemana kedua anak mu itu, Daniah?" tanya pak Faisal dengan suara yang tegas

"Niko dan Armand sedang ada urusan bisnis di luar ayah " jawab Daniah sambil menyantap makanan nya, ia terlihat gugup.

Jika bukan karena Raymond, anak anakku tidak akan kesusahan di luar sana.

"Urusan bisnis apa yang bisa mereka lakukan?paling juga mereka sedang berjudi atau bermain wanita di luar " ucap Ray dengan nada suara yang sinis

"Ray, kamu jangan sembarangan bicara ya!" ucap Dean ( paman Ray) marah

"Aku tidak bicara sembarangan, aku punya bukti nya kalau om, Tante sama kakek mau lihat " jawab Ray sambil menyantap makanan nya dengan santai

"Ray, kamu jangan kurang ajar ya!" teriak Daniah marah pada Ray

Kenapa dia tidak mati seperti ayah dan ibunya?. ucap Daniah dalam hatinya

Hubungan Ray, dengan paman dan bibi juga kedua sepupunya sangat tidak baik. Bahkan Tisha yang orang luar saja bisa merasakan nya, itu karena ada kemungkinan kedua orang tua Ray di bunuh oleh paman dan bibi nya untuk mendapatkan perusahaan yang di kelola oleh papa Ray.

"Cukup! tidak bisakah kita makan dengan tenang!" ujar Pak Faisal

Suasana nya tegang sekali, kak Ray juga terlihat sedih. Apa dia sedang ingat orang tuanya?. Tisha melihat ke arah Ray yang matanya terlihat sedih.

Ray selalu sedih setiap hari ulang tahunnya, karena pada hari ulang tahunnya itu bertepatan dengan hari meninggalnya kedua orang tua nya dalam kecelakaan mobil. Dan selama dua tahun itu, setiap Ray sedih, selalu ada Tisha yang menyemangati dan menghibur nya.

Mulai sekarang aku tidak bisa menghiburmu dan menemani mu lagi kak Ray, aku harap wanita lain bisa melakukan nya untukmu. ucap Tisha sambil menyantap makanan nya.

Ray dan Tisha pamit pulang setelah menyantap makan malam mereka, namun sesuatu terjadi pada Ray. Tubuhnya tiba-tiba oleng saat sedang berjalan

"Ray, kamu kenapa nak?" tanya pak Faisal cemas pada cucunya itu.

"Pak Ray, maksud ku Kak Ray kenapa?" tanya Tisha sambil memegangi tubuh Ray yang oleng, menatapnya dengan cemas

"Tidak apa-apa, ayo kita pulang.. uhhh.." ucap Ray sambil memegang perutnya yang terasa sakit.

Kenapa harus di saat seperti ini? aku tidak mau terlihat lemah di depan paman dan bibi. Apalagi di depan Tisha.

"Bagaimana bisa kita pulang? kamu tidak baik-baik saja " tanya Tisha cemas

Apa dia melewatkan waktu makan nya lagi?

Ray tersenyum tipis, ia senang karena Tisha masih peduli dan cemas padanya.

"Ray, kamu menginap saja disini sama Tisha ya? kamu tidak bisa menyetir mobil dalam keadaan seperti ini " jelas pak Faisal

Akhirnya Tisha membawa suaminya itu ke dalam kamar yang ada di lantai dua. Kamar yang sebelumnya di tempati Ray sebelum dia dan Tisha pindah ke rumahnya sendiri.

Tisha dengan wajah cemasnya membuatkan teh hangat di campur madu untuk suaminya itu. Ia sudah menduga kalau suaminya melewatkan jam makan nya lagi. Sudah hidup dua tahun bersama Ray, Tisha banyak tau soal kehidupan dan keseharian pria itu.

"Ini, minum dulu obatnya. Lalu minum teh nya, supaya perut kakak baikan " ucap Tisha sambil menyimpan gelas berisi air teh, gelas berisi air putih dan sebutir obat di meja.

"Ternyata kamu tau banyak tentang ku. Padahal selama ini kita jarang berkomunikasi " Ray tersenyum pahit, ia sadar kalau jarang sekali Ray dan Tisha bicara berdua untuk mengenal satu sama lain.

"Aku memang tau banyak tentang kak Ray, meski kita jarang mengobrol. Itu karena aku selalu memperhatikan kak Ray " Tisha tersenyum pahit

Aku tau semua banyak hal tentangmu, tapi yang aku tidak tau adalah isi hatimu.

"Kamu memperhatikan ku?"tanya Ray menengadah dan duduk di ranjang nya.

Aku tau dia menyukaiku, tapi aku tidak tau kalau dia memperhatikan ku sampai seperti ini. Apa mungkin dia...

Tisha tidak ingin berbicara lebih banyak tentang masa lalu yang pahit baginya, ia memilih menyudahi pembicaraan yang hanya akan membuka luka di hatinya.

"Minumlah obat nya, lalu minum teh nya. Nanti teh nya keburu dingin "

"Tisha, apa mungkin kamu mencintai ku?" tanya Ray tiba-tiba

Tisha terperangah, diantara terluka dan bahagia mendengar pertanyaan dari suaminya yang mengundang pernyataan di kepalanya. Apakah akhirnya dia sudah tau perasaan nya? Tisha tak percaya kalau ia dan Ray akan sampai pada pembicaraan tentang cinta, yang tidak pernah mereka bahas sebelumnya.

Apa gunanya dia tau aku mencintainya atau tidak? dua tahun sudah berlalu dan sekarang aku dalam proses move on.

"Aku tidak mencintai kakak "jawab Tisha

"Bohong.. kamu mencintai ku kan?" tanya Ray serius

Yang aku tau, dia hanya menyukaiku. Tapi untuk cinta, aku benar-benar tidak tahu.

"Benar aku mencintai kakak, tapi itu dulu. Sekarang aku tidak mencintaimu lagi " air mata menetes dari mata Tisha, ia berusaha menahannya namun tidak bisa. Tisha tersenyum pahit melihat Ray.

"Kamu berbohong lagi.. kamu masih mencintai ku.." Ray terlihat sedih, ada rasa tidak nyaman di hatinya saat melihat wanita itu menangis, tapi ia tak tahu apa.

"Kalau aku masih mencintai kakak, aku tidak mungkin meminta cerai. Logika nya seperti itu bukan?" Tisha menyeka air matanya, ia menatap suaminya dengan kesedihan di hatinya.

Kenapa aku harus menangis di depannya? pria ini sama sekali tidak pernah peduli padamu, bahkan jika kamu menangis darah sekalipun. Sadarlah Tisha.

"Kita menginap saja disini, kakak masih sakit. Minum obat dan tehnya, aku akan tidur di kamar lain supaya kakak bisa istirahat " jelas Tisha yang masih peduli pada suaminya itu.

Ray terdiam dengan wajah yang tidak bisa ditebak wajah seperti apa itu dan apa yang ia rasakan.

Gadis itu keluar dari kamar suaminya, ia menangis tanpa suara, bersandar di pintu kamar tempat suaminya akan tidur. Tanpa ia sadari, pak Faisal dan perawatnya melihat nya menangis dan bertanya-tanya apa yang terjadi pada cucu menantunya itu.

"Tuan besar, nona muda menangis " ucap perawat yang bernama Santi sambil melihat ke arah Tisha yang sedang bersandar di pintu

"Santi, dorong kursi rodanya. Ayo kita tanya cucu menantuku. " kata Pak Faisal cemas

Ada apa dengan Tisha dan Raymond? tadi mereka baik-baik saja?

" Baik pak" jawab Santi sambil mendorong kursi roda pak Faisal.

Saat akan menghampiri Tisha, gadis itu ditarik kembali oleh suaminya masuk ke dalam kamar. Pak Faisal pun mengurungkan niatnya untuk menemui Tisha dan berkata agar mereka menyelesaikan urusan mereka sendiri.

...***...

Ray menarik tubuh Tisha masuk ke dalam kamar, ia menjatuhkan tubuh Tisha ke sofa.

"Apa yang kakak lakukan?!" tanya Tisha kaget dengan tindakan Ray yang tiba-tiba

"Bagaimana bisa kamu pergi seperti itu? jawab dulu, kamu masih mencintai ku kan?" tanya Ray sambil mencengkram kedua tangan Tisha dengan erat

Ada apa dengan es batu ini? kenapa dia tiba-tiba seperti ini?. Tisha terkejut melihat suaminya tidak bersikap seperti biasanya.

"Apa itu penting?!" tanya Tisha kesal

"Iya itu penting!"

"Lalu jawab pertanyaan ku yang ini dulu, kenapa kakak bersikap seperti ini, apa itu karena kakak mencintai ku?" tanya Tisha membalikkan pertanyaan para Ray. Matanya tampak sangat menantikan jawaban Ray. Jika Ray menjawab cinta, maka ia akan tetap tinggal, jika Ray menjawab tidak. Mungkin keputusan nya untuk pergi sudah benar.

Perlahan-lahan Ray melepaskan cengkraman nya dari istrinya. Pria itu sempat termenung, lalu ia tersenyum tipis.

" Haa.. cinta? aku...? mencintaimu? tidak sama sekali. Aku tidak mencintaimu "

Ya benar, aku tidak mencintainya. Aku bersikap seperti ini karena aku tidak mau dia pergi dariku. Aku tidak punya seseorang yang menemaniku. Ini bukan cinta, aku hanya membutuhkan nya untuk teman hidup. Itu saja.

Panah seperti menusuk ke dalam hatinya untuk ke sekian kalinya, hatinya kembali patah dan hancur karena suaminya itu.

Tisha beranjak dari sofa yang sebelumnya ia duduki, memasang raut wajah terluka. Gadis itu menatap suaminya dengan tajam.

"Kalau kakak tidak mencintai ku, untuk apa kakak bertanya padaku tentang perasaan ku? apa gunanya kita hidup bersama dalam satu atap kalau tidak ada perasaan? maka bercerai akan lebih baik "

"Aku sudah bilang aku tidak mau bercerai, meskipun aku tidak mencintaimu. Kamu juga tidak bisa pergi, kamu hanya akan menjadi wanitaku saja! itu berlaku untuk seumur hidup mu" Ray memegang tangan Tisha dan menatap wanita itu

"Kakak sungguh egois hiks " Tisha menangis lagi dibuatnya.

"Benar, aku egois. " tangan Ray menyentuh bibir Tisha dengan lembut, matanya mengarah pada bibir itu dengan tatapan nanar. Tangannya yang satu lagi, menyeka air mata Tisha dengan lembut.

Bukannya bahagia mendapatkan sentuhan dari suaminya yang lembut untuk pertama kalinya, hatinya malah terasa sakit.

"Sial, aku bisa gila"

Ray mulai membenamkan bibirnya yang panas,pada bibir Tisha yang memiliki warna lipstick nude itu.

" Hmph.."

Mata Tisha membulat saking terkejutnya, ini pertama kalinya ia berciuman dengan pria. Air mata masih terus mengalir dari matanya.

...---****---...

Terpopuler

Comments

Umi Abi

Umi Abi

ha ha 😂😂 si kaku bisa aja

2022-08-05

0

Lovely

Lovely

Brcinta, melebur menjadi satu. Maka Ray dpt menyadari akan perasaan yg sebnrnya 😍💋

2022-05-27

0

mama yuhu

mama yuhu

ray kaku dlm berhubungan dgn perasaan.. gak peka.. syedih🥺🥺🥺

2022-04-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Cerai?
2 Bab 2. Terlilit hutang
3 Bab 3. Mengajarkan mu
4 Bab 4. Berubah
5 Bab 5. Care
6 Bab 6. Ciuman pertama
7 Bab 7. Ray Emosi
8 Bab 8. Makan siang bersama
9 Bab 9. Teman lama
10 Bab 10. Kenapa kamu begini?
11 Bab 11. Fine, ayo kita lakukan
12 Bab 12. Tidur bersama
13 Bab 13. Bekal cinta
14 Bab 14. Tawaran untuk Tisha
15 Bab 15. Baju kurang bahan
16 Bab 16. Kencan pertama (1)
17 Bab 17. Kencan pertama (2)
18 Bab 18. Hubungan suami istri
19 Bab 19. Digigit serangga
20 Bab 20. Minta cium
21 Bab 21. Dia istriku
22 Bab 22. Hukuman
23 Bab 23. Keluarga?
24 Bab 24. Tisha mengalah
25 Bab 25. Ibu dan anak sama saja
26 Bab 26. Maaf untuk masa lalu
27 Bab 27. Terbakar
28 Bab 28. Maaf lagi?
29 Bab 29. Marahan
30 Bab 30. Sudah cukup
31 Bab 31. Jalan terbaik
32 Bab 32. Pahit
33 Bab 33. Divorce Agreement
34 Bab 34. Pertanggungjawaban
35 Bab 35. Zee pelakor (1)
36 Bab 36. Zee pelakor (2)
37 Bab 37. Ini bukan kesempatan
38 Bab 38. Kewajiban istri
39 Bab 39. Keributan Pagi hari
40 Bab 40. Dibalik duka ada..
41 Bab 41. Aku membencimu
42 Bab 42. Rencana setelah cerai
43 Bab 43. Sidang perceraian (1)
44 Bab 44. Sidang perceraian (2)
45 Bab 45. Terpaksa pindah
46 Bab 46. Persiapan pernikahan Zee
47 Bab 47. Hasil pemeriksaan
48 Bab 48. Karma dibayar tunai
49 Bab 49. Gugurkan
50 Bab 50. Mual-mual
51 Bab 51. Ray tak percaya
52 Bab 52. Ketahuan
53 Bab 53. Kecelakaan
54 Bab 54. Tidak mungkin
55 Bab 55. Ray tidak waras?
56 Bab 56. Mimpi buruk
57 Bab 57. Tisha siuman
58 Bab 58. Siapa papa ku, ma?
59 Bab 59. Zayn takut
60 Bab 60. Perjalanan bisnis
61 Bab 61. Mana mama papa mu?
62 Bab 62. Bocah imut
63 Bab 63. Om eskrim
64 Bab 64. Doa Rasya untuk Ray
65 Bab 65. Pertemuan
66 Bab 66. Zayn brengsek!
67 Bab 67. Penjelasan Zayn
68 Bab 68. Om itu papa ku?
69 Bab 69. Ingatan kembali
70 Bab 70. Rasya di sekolah
71 Bab 71. Tidak tahu malu
72 Bab 72. Rasya ngambek (1)
73 Bab 73. Rasya ngambek (2)
74 Bab 74. Berdebat
75 Bab 75. Ayah dan anak kompak
76 Bab 76. Di pesawat
77 Bab 77. Ngambek lagi, Rasya?
78 Bab 78. Akal bulus
79 Bab 79. Kembali ke Jakarta
80 Bab 80. Kamu masih hidup?
81 Bab 81. Zevanya
82 Bab 82.Tidak ada artinya
83 Bab 83. Mulai perhatian
84 Bab 84. Ganti kesempatan
85 Bab 85. Video Call
86 Bab 86. Berdebar
87 Bab 87. Kakek buyut dan cicitnya
88 Bab 88. Jambak
89 Bab 89. Zee buat rusuh
90 Bab 90. Zee akan dapat balasan
91 Bab 91. Kamu akan dukung papa, kan?
92 Bab 92. Anak haram lagi
93 Bab 93. Penipuan
94 Bab 94. Diancam
95 Bab 95. Berita Zayn
96 Bab 96. Keputusan Zayn
97 Bab 97. Dia bukan istrimu
98 Bab 98. Belanja bersama
99 Bab 99. Rasa yang pernah ada
100 Bab 100. Tanpa sadar (spesial chap)
101 Bab 101. Berita bagus
102 Bab 102. Sarapan pagi
103 Bab 103. Pengakuan Ahmad
104 Bab 104. Rasya hilang
105 Bab 105. Permohonan Bu Lisa
106 Bab 106. Rasya diculik
107 Bab 107. Permainan Zee
108 Bab 108. Penyelamatan
109 Bab 109. Akhir Zevanya
110 Bab 110. Zayn menjenguk Rasya
111 Bab 111. Dissapointed
112 Bab 112. Niat pindah
113 Bab 113. Pindah rumah
114 Bab 114. Diterima kerja
115 Bab 115. Di kantor
116 Bab 116. Ray manja
117 Bab 117. Rasya ke kantor papa
118 Bab 118. Rasya rese
119 Bab 119. Presdir baru
120 Bab 120. Menuduh
121 Bab 121. Senyum profesional
122 Bab 122. Fayra kecelakaan
123 Bab 123. Bimbang
124 Bab 124. Gara-gara martabak
125 Bab 125. Jangan rindu padaku
126 Bab 126. Teringat pesan terakhir
127 Bab 127. Tak ada logika
128 Bab 128. King
129 Bab 129. Sekolah baru Rasya
130 Bab 130. Ray pergi
131 Bab 131. Rumah sakit
132 Bab 132. Kejujuran Zee
133 Bab 133. Cepat pulang
134 Bab 134. Selamat tinggal
135 Bab 135. Ray kembali
136 Bab 136. Mengaku Rindu
137 Bab 137. Takluk
138 Bab 138. Aku butuh waktu sendiri
139 Bab 139. Mantan
140 Bab 140. Siuman
141 Bab 141. Kebenaran Dean
142 Bab 142. Duka
143 Bab 143. Pergi makan malam
144 Bab 144. Candle light dinner
145 Bab 145. Gagal romantis tapi berhasil
146 Bab 146. Aku masih mencintaimu
147 Bab 147. Parfum wanita
148 Bab 148. Resah
149 Bab 149. Aku sudah memilihnya
150 Bab 150. Permintaan maaf Zee
151 Bab 151. Rasya rewel
152 Bab 152. Surat wasiat
153 Bab 153. Satu malam
154 Bab 154. Kiss bye
155 Bab 155. Skandal
156 Bab 156. Menikah sekarang?
157 Bab 157. Sah
158 Bab 158. Papa mama harus kerjasama
159 Bab 159. Tidak sabaran!
160 Bab 160. Pagi indah
161 Bab 161. Berdua denganmu
162 Bab 162. Dia untukmu bukan untukku
163 Bab 163. Hadiah dari Zayn
164 Bab 164. Menikah dijodohkan
165 Bab 165. Kerja keras
166 Bab 166. Penyambutan Presdir baru
167 Bab 167. Masa lalu apa itu?
168 Bab 168. Wanita tersakiti
169 Bab 169. Dipersulit
170 Bab 170. Resign
171 Bab 171. Keanehan Tisha
172 Bab 172. Papa mama jangan berpisah
173 Bab 173. Rasya jadi kakak
174 Bab 174. Ibu Hamil
175 Bab 175. Keluarga kita akan bahagia
176 Bab 176. Aku diatas kamu dibawah
177 Bab 177. Menengok bayi
178 Bab 178. Titik terang
179 Bab 179. Bohong
180 Bab 180. Kepergok
181 Bab 181. Aku lelah
182 Bab 182. Aku menemukan mu
183 Bab 183. Anak ini bukan milikmu
184 Bab 184. Mogok kerja
185 Bab 185. Godaan rumah tangga
186 Bab 186. Wanita hamil kabur
187 Bab 187. Apartemen mawar
188 Bab 188. Kehilangan istri
189 Bab 189. Masih mencari
190 Bab 190. Pulanglah sayang
191 Bab 191. Firasat
192 Bab 192. Ray kecelakaan
193 Bab 193. Ini mimpi kan?
194 Bab 194. Aku menunggu mu
195 Promosi cerita kak Ramanda
196 Bab 195. Penghujung cinta
197 Bab 196. Pulang ke rumah
198 Skyskal
199 Bab 197. Di gigit ular
200 Bab 198. Bucin dari kecil
201 Bab 199. Fayra melahirkan
202 Bab. 200. Menuju bahagia
203 Bab 201. Welcome baby (End)
204 Promo kak rafizqi
205 Kisah cinta gadis tomboy
206 Budakku Mr. Mafia
207 Boncap 1
208 Boncap 2
209 Promo kak Anha
210 Dijodohkan dengan cinta pertama
211 Promo novel baru author Irma Kirana
212 Belenggu Cinta Papa Angkatku
213 Obsesi Cinta Tuan Mafia
214 Satu malam bersama pamanku???
Episodes

Updated 214 Episodes

1
Bab 1. Cerai?
2
Bab 2. Terlilit hutang
3
Bab 3. Mengajarkan mu
4
Bab 4. Berubah
5
Bab 5. Care
6
Bab 6. Ciuman pertama
7
Bab 7. Ray Emosi
8
Bab 8. Makan siang bersama
9
Bab 9. Teman lama
10
Bab 10. Kenapa kamu begini?
11
Bab 11. Fine, ayo kita lakukan
12
Bab 12. Tidur bersama
13
Bab 13. Bekal cinta
14
Bab 14. Tawaran untuk Tisha
15
Bab 15. Baju kurang bahan
16
Bab 16. Kencan pertama (1)
17
Bab 17. Kencan pertama (2)
18
Bab 18. Hubungan suami istri
19
Bab 19. Digigit serangga
20
Bab 20. Minta cium
21
Bab 21. Dia istriku
22
Bab 22. Hukuman
23
Bab 23. Keluarga?
24
Bab 24. Tisha mengalah
25
Bab 25. Ibu dan anak sama saja
26
Bab 26. Maaf untuk masa lalu
27
Bab 27. Terbakar
28
Bab 28. Maaf lagi?
29
Bab 29. Marahan
30
Bab 30. Sudah cukup
31
Bab 31. Jalan terbaik
32
Bab 32. Pahit
33
Bab 33. Divorce Agreement
34
Bab 34. Pertanggungjawaban
35
Bab 35. Zee pelakor (1)
36
Bab 36. Zee pelakor (2)
37
Bab 37. Ini bukan kesempatan
38
Bab 38. Kewajiban istri
39
Bab 39. Keributan Pagi hari
40
Bab 40. Dibalik duka ada..
41
Bab 41. Aku membencimu
42
Bab 42. Rencana setelah cerai
43
Bab 43. Sidang perceraian (1)
44
Bab 44. Sidang perceraian (2)
45
Bab 45. Terpaksa pindah
46
Bab 46. Persiapan pernikahan Zee
47
Bab 47. Hasil pemeriksaan
48
Bab 48. Karma dibayar tunai
49
Bab 49. Gugurkan
50
Bab 50. Mual-mual
51
Bab 51. Ray tak percaya
52
Bab 52. Ketahuan
53
Bab 53. Kecelakaan
54
Bab 54. Tidak mungkin
55
Bab 55. Ray tidak waras?
56
Bab 56. Mimpi buruk
57
Bab 57. Tisha siuman
58
Bab 58. Siapa papa ku, ma?
59
Bab 59. Zayn takut
60
Bab 60. Perjalanan bisnis
61
Bab 61. Mana mama papa mu?
62
Bab 62. Bocah imut
63
Bab 63. Om eskrim
64
Bab 64. Doa Rasya untuk Ray
65
Bab 65. Pertemuan
66
Bab 66. Zayn brengsek!
67
Bab 67. Penjelasan Zayn
68
Bab 68. Om itu papa ku?
69
Bab 69. Ingatan kembali
70
Bab 70. Rasya di sekolah
71
Bab 71. Tidak tahu malu
72
Bab 72. Rasya ngambek (1)
73
Bab 73. Rasya ngambek (2)
74
Bab 74. Berdebat
75
Bab 75. Ayah dan anak kompak
76
Bab 76. Di pesawat
77
Bab 77. Ngambek lagi, Rasya?
78
Bab 78. Akal bulus
79
Bab 79. Kembali ke Jakarta
80
Bab 80. Kamu masih hidup?
81
Bab 81. Zevanya
82
Bab 82.Tidak ada artinya
83
Bab 83. Mulai perhatian
84
Bab 84. Ganti kesempatan
85
Bab 85. Video Call
86
Bab 86. Berdebar
87
Bab 87. Kakek buyut dan cicitnya
88
Bab 88. Jambak
89
Bab 89. Zee buat rusuh
90
Bab 90. Zee akan dapat balasan
91
Bab 91. Kamu akan dukung papa, kan?
92
Bab 92. Anak haram lagi
93
Bab 93. Penipuan
94
Bab 94. Diancam
95
Bab 95. Berita Zayn
96
Bab 96. Keputusan Zayn
97
Bab 97. Dia bukan istrimu
98
Bab 98. Belanja bersama
99
Bab 99. Rasa yang pernah ada
100
Bab 100. Tanpa sadar (spesial chap)
101
Bab 101. Berita bagus
102
Bab 102. Sarapan pagi
103
Bab 103. Pengakuan Ahmad
104
Bab 104. Rasya hilang
105
Bab 105. Permohonan Bu Lisa
106
Bab 106. Rasya diculik
107
Bab 107. Permainan Zee
108
Bab 108. Penyelamatan
109
Bab 109. Akhir Zevanya
110
Bab 110. Zayn menjenguk Rasya
111
Bab 111. Dissapointed
112
Bab 112. Niat pindah
113
Bab 113. Pindah rumah
114
Bab 114. Diterima kerja
115
Bab 115. Di kantor
116
Bab 116. Ray manja
117
Bab 117. Rasya ke kantor papa
118
Bab 118. Rasya rese
119
Bab 119. Presdir baru
120
Bab 120. Menuduh
121
Bab 121. Senyum profesional
122
Bab 122. Fayra kecelakaan
123
Bab 123. Bimbang
124
Bab 124. Gara-gara martabak
125
Bab 125. Jangan rindu padaku
126
Bab 126. Teringat pesan terakhir
127
Bab 127. Tak ada logika
128
Bab 128. King
129
Bab 129. Sekolah baru Rasya
130
Bab 130. Ray pergi
131
Bab 131. Rumah sakit
132
Bab 132. Kejujuran Zee
133
Bab 133. Cepat pulang
134
Bab 134. Selamat tinggal
135
Bab 135. Ray kembali
136
Bab 136. Mengaku Rindu
137
Bab 137. Takluk
138
Bab 138. Aku butuh waktu sendiri
139
Bab 139. Mantan
140
Bab 140. Siuman
141
Bab 141. Kebenaran Dean
142
Bab 142. Duka
143
Bab 143. Pergi makan malam
144
Bab 144. Candle light dinner
145
Bab 145. Gagal romantis tapi berhasil
146
Bab 146. Aku masih mencintaimu
147
Bab 147. Parfum wanita
148
Bab 148. Resah
149
Bab 149. Aku sudah memilihnya
150
Bab 150. Permintaan maaf Zee
151
Bab 151. Rasya rewel
152
Bab 152. Surat wasiat
153
Bab 153. Satu malam
154
Bab 154. Kiss bye
155
Bab 155. Skandal
156
Bab 156. Menikah sekarang?
157
Bab 157. Sah
158
Bab 158. Papa mama harus kerjasama
159
Bab 159. Tidak sabaran!
160
Bab 160. Pagi indah
161
Bab 161. Berdua denganmu
162
Bab 162. Dia untukmu bukan untukku
163
Bab 163. Hadiah dari Zayn
164
Bab 164. Menikah dijodohkan
165
Bab 165. Kerja keras
166
Bab 166. Penyambutan Presdir baru
167
Bab 167. Masa lalu apa itu?
168
Bab 168. Wanita tersakiti
169
Bab 169. Dipersulit
170
Bab 170. Resign
171
Bab 171. Keanehan Tisha
172
Bab 172. Papa mama jangan berpisah
173
Bab 173. Rasya jadi kakak
174
Bab 174. Ibu Hamil
175
Bab 175. Keluarga kita akan bahagia
176
Bab 176. Aku diatas kamu dibawah
177
Bab 177. Menengok bayi
178
Bab 178. Titik terang
179
Bab 179. Bohong
180
Bab 180. Kepergok
181
Bab 181. Aku lelah
182
Bab 182. Aku menemukan mu
183
Bab 183. Anak ini bukan milikmu
184
Bab 184. Mogok kerja
185
Bab 185. Godaan rumah tangga
186
Bab 186. Wanita hamil kabur
187
Bab 187. Apartemen mawar
188
Bab 188. Kehilangan istri
189
Bab 189. Masih mencari
190
Bab 190. Pulanglah sayang
191
Bab 191. Firasat
192
Bab 192. Ray kecelakaan
193
Bab 193. Ini mimpi kan?
194
Bab 194. Aku menunggu mu
195
Promosi cerita kak Ramanda
196
Bab 195. Penghujung cinta
197
Bab 196. Pulang ke rumah
198
Skyskal
199
Bab 197. Di gigit ular
200
Bab 198. Bucin dari kecil
201
Bab 199. Fayra melahirkan
202
Bab. 200. Menuju bahagia
203
Bab 201. Welcome baby (End)
204
Promo kak rafizqi
205
Kisah cinta gadis tomboy
206
Budakku Mr. Mafia
207
Boncap 1
208
Boncap 2
209
Promo kak Anha
210
Dijodohkan dengan cinta pertama
211
Promo novel baru author Irma Kirana
212
Belenggu Cinta Papa Angkatku
213
Obsesi Cinta Tuan Mafia
214
Satu malam bersama pamanku???

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!