Tisha dan Ray berada di dalam lift, bersama dengan Gerry juga yang berdiri di belakang mereka.
Apa pak Presdir berencana mengumumkan pada semua orang, kalau nyonya Tisha adalah istrinya?
Latisha Anindita, kenapa kamu masih saja baper pada pria yang tidak mencintaimu sama sekali? Tisha, kamu bodoh. Gadis itu merutuki dirinya sendiri di dalam hati.
Tangan Tisha masih ada di genggaman Ray, ia merasa nyaman saat tangannya digenggam oleh Ray
Rasanya tidak buruk saat aku memegang tangannya seperti ini. Ray memperlihatkan sedikit senyuman di wajah datar nya, ia menikmati berpegangan tangan itu.
"Kamu mau makan dimana?"
"Biasanya aku makan di kantin perusahaan" jawab Tisha
"Baik, kita makan disana." jawab Ray setuju
Tisha dan Gerry melihat ke arah Ray dengan mata membulat.
Apa pak Presdir bilang kalau dia mau makan di kantin perusahaan? seperti nya kupingku bermasalah deh. Gerry senyum, lalu menggaruk kupingnya, merasa tidak yakin dengan apa yang baru ia dengar
"Ada apa? kenapa melihat ku begitu?" tanya Ray heran
"Pak Presdir serius mau makan di kantin perusahaan?" tanya Tisha tak percaya
"Iya, kamu kan mau makan disana" jelas Ray singkat
Aku harus bersikap baik padanya agar dia tidak meminta cerai lagi. Mungkin dengan bersikap baik padanya, dia tidak akan mengungkit tentang perceraian lagi.
"Tapi kan kakak, maksudku bapak tidak suka tempat ramai. Bapak pernah bilang kalau makan di kantin perusahaan bersama para pegawai itu tidak higienis " jelas Tisha yang tau kalau suaminya itu gila dengan kebersihan dirinya.
"Tidak masalah, kamu kan mau makan disana" kata Ray santai
Gerry dan Tisha sama-sama kaget dengan tindakan Ray. Tidak biasa nya Ray setuju dengan mudah, dan tidak pernah ia menginjakkan kakinya di kantin perusahaan nya sendiri. Apalagi berbaur dengan orang-orang yang ada disana, Ray paling anti dengan semua itu.
Ya ampun, aku benar-benar tidak salah dengar. Pak Presdir mau makan di kantin perusahaan? apa sudah mulai ada benih cinta diantara pak Presdir dan nyonya? baguslah kalau mereka berdua bersama, aku tidak suka kalau pak presdir bersama dengan nona Zefanya. Walaupun dia cantik, nona Zefanya tidak tulus pada pak Presdir.
Tring!
Pintu lift terbuka, mereka bertiga sudah sampai di lantai dasar. Ray masih memegang tangan Tisha dan tidak melepaskannya. Tisha mulai merasa malu karena banyak mata yang melihatnya, tapi pria itu cuek saja. Gerry juga mengikutinya dari belakang seperti bayangan.
"Pak presdir, anda bisa melepaskan tangan saya" bisik Tisha
"Tidak mau" jawab Ray datar
Lepaskan tanganku! kamu bodoh, es batu menyebalkan! aku malu...teriak Tisha di dalam hatinya
Wajah gadis itu terlihat cemberut, bibir nya mulai mengerucut, alis nya sedikit terangkat, dahinya juga ikut mengkerut.
Lihatlah wajahnya itu, dia pasti sedang memaki ku di dalam hati nya. Kenapa aku baru sadar sekarang kalau dia sangat lucu?
"Kamu terlihat seperti nenek nenek" gumam Ray sambil tersenyum sedikit
"Apa kamu bilang?" tanya Tisha kesal
"Dahi mu, alis mu, bibirmu yang mengerucut, kamu terlihat keriput seperti nenek nenek" gumam Ray sambil tertawa.
"A-Apa? nenek nenek? aku yang cantik begini dibilang nenek nenek? dasar es batu tidak berperasaan.. " gerutu Tisha kesal.
Gerry hanya senyum-senyum menikmati pemandangan dan pertengkaran suami istri itu.
"Es batu? hahh..kamu bilang aku es batu? jadi begitu ya caramu menilai ku selama ini?" tanya Ray sambil melirik ke arah istrinya
"Kenapa kamu bisa menebak isi hatiku? aku tidak bilang es batu" tanya Tisha bingung
"Bodoh, isi hati apanya? kamu mengatakannya barusan" lagi-lagi Ray tersenyum tipis
"A-Apa? aku yakin kok mengatakan nya di dalam hati. Bagaimana bisa kedengaran?" gumam Tisha kebingungan
"Hm.. " Ray hanya tersenyum menanggapi nya
Loh kenapa dia tidak marah?aku kan sudah mengatai nya es batu?. Tisha diam, merasa heran dengan tindakan suaminya itu.
Pak presdir benar-benar tersenyum. Senyum yang tulus dan hangat, ternyata pohon tua ribuan tahun itu mulai berbuah. Perasaan ini... seperti merawat bayi dari kecil, lalu sekarang bayi itu sudah berubah menjadi dewasa.
Gerry tersenyum bangga melihat Presdir yang sudah ia ikuti sejak lama, menunjukkan sisi nya yang lain saat berada di dekat Tisha. Gerry kini yakin kalau Ray sudah sedikit berubah.
Ray benar-benar mengikuti Tisha untuk makan bersama di kantin perusahaan. Dan menyebabkan Ray menjadi sorotan semua orang, yang tadinya mengantri langsung bubar karena Ray ada disana.
"Selamat siang pak" sapa semua orang yang sedang mengantri untuk mendapatkan jatah makan siang disana.
"Ya " jawab Ray singkat seperti biasanya
Melihat semua orang menyingkir dari antrian, seperti sengaja membiarkan Ray untuk berada di barisan depan.
Semua orang langsung menyingkir begitu melihat nya. Emang dasar aura Presdir. gumam Tisha dalam hati
"Kamu selalu antri disini setiap makan siang?"
"Iya memangnya dimana lagi pak" jawab Tisha
"Antrian sepanjang ini.. sangat tidak benar" gumam Ray yang sebelumnya melihat antrian yang panjang di depannya.
Seperti nya aku harus meningkatkan kualitas makanan yang ada di kantin perusahaan, bagaimana bisa hanya satu antrian saja? Harus merekrut orang-orang lebih banyak di dapur. Kaki orang-orang bisa sakit kalau mereka mengantri terlalu lama untuk makan siang.
Dia ngomong apa barusan? batin Tisha
"Gerry, kemari!"
"Ya pak"
Ray berbisik pada sekretarisnya itu, Gerry hanya mengangguk anggukkan kepalanya. Sementara Tisha, tidak mendengar apa yang mereka berdua bicarakan.
"Kamu harus mengerjakan nya hari ini juga, Gerry"
Hanya kalimat terakhir itulah yang Tisha dengar dari Ray untuk Gerry. Sebelumnya ia tak mendengar nya, yang pasti Tisha tahu bahwa hal yang dibicarakan oleh Ray pasti berhubungan dengan pekerjaan.
Setelah mendapatkan makanan di tempat antrian, Ray dan Tisha duduk di sebuah meja panjang. Dimana ada beberapa karyawan perusahaan yang duduk juga disana.
Merasa tidak nyaman, dan segan, duduk dengan pemimpin perusahaan. Para karyawan itu membawa piring makanan mereka, lalu beranjak dari kursi.
"Kalian tidak usah pergi, biar aku saja yang pergi" kata Ray sambil menggandeng tangan Tisha.
"Kenapa?" tanya Tisha bingung
"Maaf pak Presdir, maksud kami bukan begitu. Kami tidak bermaksud mengusir pak presdir" kata seorang karyawan tidak enak hati
"Seperti nya kalian tidak nyaman duduk semeja denganku. " kata Ray datar
"Ti-tidak.. bukan begitu pak Presdir.." seorang karyawan terlihat tegang, ingin menjelaskan situasi nya pada Ray. Akan tetapi, takut melihat wajah datar nya.
"Pak, anda menakuti mereka. Bicara yang benar, pakai ekspresi sedikit" bisik Tisha pada Ray
Mereka seperti tikus yang takut pada kucing. Kasihan.
Dengan senang hati, Ray tersenyum ramah pada bawahannya itu. Ray juga mengatakan pada mereka untuk makan bersamanya. Gerry yang kaget dengan perubahan bos nya itu, terkejut sampai mulutnya ternganga.
Tisha juga tidak percaya kalau Ray akan menurut padanya, padahal ia hanya coba-coba bicara saja. Tidak disangka Ray akan patuh, tape ia tetap curiga dengan sikap Ray.
Akhirnya Ray dan Tisha bisa makan siang dengan tenang bersama karyawan lainnya yang ada di perusahaan itu.
Menu makanan di kantin perusahaan ini tidak begitu mewah. Tidak salah aku menyuruh Gerry menangani bagian dapur. ucap Ray sambil melahap makanan nya dengan hati-hati, memisahkan sayur yang ada di piringnya itu
Makanan ini pasti tidak sesuai selera nya. Tapi dia tetap memakannya. Tisha melirik ke arah suaminya yang sedang pilih pilih makanan
Tisha mengambil sayur sayuran yang ada di piring Ray dengan sumpitnya, lalu mengambil sambal yang ada disana.
"Kenapa kamu mengambil makanan ku?"tanya Ray
"Bapak tidak akan memakan nya kan? mubazir kalau di buang" kata Tisha sambil memakan nya
Ya ampun aku lupa, mengapa juga aku seberani ini? si es batu kan tidak suka kalau ada yang mengacak-ngacak makanan nya. Dia pasti akan mengganti makanan nya dengan yang baru, lalu membuang makanan ini. Tisha langsung tercekat
Dia bahkan tau apa yang ku suka dan aku tidak sukai. Dia memang cocok menjadi teman hidupku, sedangkan Zee dia tidak tahu tentang hal sekecil ini tentang ku. Ray memakan makanannya dengan santai
"Biar aku bawakan makanan yang baru"
"Kenapa?aku baik-baik saja" ucap Ray santai
"Apa? makanan nya kan sudah di acak acak oleh ku, jadi aku akan ganti yang baru. "
"Tidak perlu membuat kehebohan karena makanan. Nikmati saja makanan mu"
Kehebohan? seingat ku, dulu dia yang selalu membuat kehebohan tentang makanan. Bahkan tersentuh sedikit olehku, langsung marah dan membuang makanan nya. Apa benar-benar ada yang salah dengan otaknya?. Tisha melihat Ray dengan heran, lalu melanjutkan makan nya.
Setelah selesai makan siang, Tisha dan Ray berjalan ke lift untuk kembali ke ruangan Presdir dan kembali bekerja. Namun ditengah-tengah jalan, ada seseorang mengacaukan suasana yang sudah tercipta diantara Ray dan Tisha sebelum nya.
"Ray sayang" sapa wanita cantik itu dengan senyuman genitnya
"Ada apa kamu kesini? bukankah aku sudah bilang kalau kamu jangan kemari lagi tanpa alasan yang jelas "
"Sayang, kamu lupa ya kalau hari ini kamu ada pertemuan sama perusahaan desain milikku?" tanya Zee. "kamu bisa tanyakan sama asisten mu " kata Zee sambil melirik sinis pada Tisha yang berdiri di samping Ray.
"Latisha apa itu benar?" tanya Ray
"Benar, hari ini bapak ada pertemuan dengan CEO Zee desain. Seperti nya bapak lupa" jawab Tisha
"Baiklah, mari kita naik bersama ke atas "
"Iya sayang" Zee menggandeng tangan Ray, ia bahkan tidak peduli dengan pandangan orang-orang padanya.
"Zee, kamu apa-apaan sih?" tanya Ray merasa risih dengan perilaku Zee padanya, ia berusaha melepaskan tangan Zee.
DEG!
Rasanya seperti ada yang berdenyut di dalam sini. Ya Allah, ternyata aku masih mencintai suamiku.
Hati Tisha terasa sakit saat melihat suaminya bergandengan tangan dengan wanita lain.
"Latisha, ayo naik lift bersama" Ray mengulurkan tangan nya pada Tisha setelah ia melepaskan gandengan tangan dari Zee.
"Bagaimana bisa saya naik lift khusus Presdir, saya akan naik lift pegawai" jawab Tisha sambil tersenyum pahit
Zee tersenyum sinis, ia menarik Ray masuk ke dalam lift dan menekan tombol lift nya. Ray melihat wajah istrinya yang tampak sedih itu.
Kenapa dia sedih seperti itu?aku tidak paham.
"Sayang, malam ini kita ke klubing yuk?" tanya Zee
"Zee, bukankah sudah ku ingatkan. Kamu jangan melewati batas lagi. Aku dan kamu sudah berakhir" kata Ray dingin
"Ray, saat itu aku mendekati nya hanya untuk menaikkan popularitas saja...yang aku cintai cuma kamu Ray" Zee memelas
"Zee, aku benci pengkhianatan. Sekali pengkhianat tetap pengkhianat. Bagiku kamu sudah kotor dan aku tidak mencintaimu lagi" Ray menatap tajam ke arah gadis itu.
"Ray..sayang.." ucap Zee dengan nada manja nya.
"Hentikan!" Ray menepis tangan Zee dengan kasar.
Pikiran Ray saat itu hanya tertuju pada raut wajah Tisha yang sedih. Senyum nya yang pahit itu sangat menganggu hati dan pikiran nya.
Zee meremas tangannya dengan kesal. Matanya menatap tajam pria dingin yang ada disampingnya itu.
Apapun caranya, aku harus mendapatkan mu kembali Ray. Kamu hanya milikku. Aku tidak bisa melepaskan tambang berlian berharga seperti mu.
Zee sudah bertekad bahwa ia akan merebut kembali pria itu dari istri sah nya. Tidak peduli apapun yang terjadi, Ray hanya akan menjadi miliknya. Hanya dirinya yang pantas mendampingi Ray, bukanlah Tisha yang berasal dari keluarga kalangan bawah.
Bukankah wanita itu sangat ingin berpisah dengan Ray? baiklah, aku akan membantunya.
🍂🍂🍂
.
.
Di sebuah tempat rias, terlihat seorang pria tampan sedang sibuk di rias oleh beberapa orang.
Pria itu terlihat senyum senyum sendiri, beberapa perias disana heran melihat nya senyum-senyum sendiri seperti itu. Semua orang memuji nya sebagai pria paling tampan di negeri itu.
"Apa yang terjadi? seperti nya suasana hatimu dengan baik Zayn " kata seorang pria berkacamata pada pria tampan itu
"Hem.. biasa saja tuh" jawab Zayn dengan pipinya yang memerah.
"Apa gadis tadi yang membuatmu begini? dia siapa sih? lumayan cantik juga " goda Farhan (manager Zayn) pada Zayn.
"Dia.. dia itu..." Zayn tersenyum lembut, entah apa yang dipikirkan nya.
" Zayn! ayo syuting nya udah mau mulai nih, cepat cepat...!!" ujar seorang pria berteriak sambil menggunakan pengeras suara nya.
"Oke pak sutradara, Zayn sudah siap" ujar Farhan pada pria itu. " Ayo Zayn" ajak Farhan
"Iya kak " jawab Zayn sambil tersenyum ramah, ia memandangi ponselnya.
Aku tak sabar ingin menghubungi nya setelah selesai syuting. ucap Zayn dalam hatinya
Wah, tidak disangka Zayn akan tergerak oleh seorang wanita. Selama ini dia acuh tak acuh terhadap wanita cantik dan seksi sekalipun. Artis terkenal saja sampai di abaikan nya, ternyata seleranya adalah wanita sederhana yang tadi kita temui di pinggir jalan. Tidak disangka kalau suasana hatinya yang tadi memburuk akan menjadi baik. Apa gadis itu adalah mood booster nya? kata si manager artis itu di dalam hatinya.
Zayn pun memulai syuting nya bersama artis artis lain yang ada di tempat itu. Farhan tersenyum senang melihat ke arah Zayn.
...---***---...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 214 Episodes
Comments
dasar Zefanya jalang udh diksih tau sm Ray jgn gnggu si Ray masih aj tuh Lu jalang
2023-02-03
0
Umi Abi
dasar zee ular keket
2022-08-05
0
Lovely
😱😱 Ray dpt saingan berat 😍👍
Artis, Aktor Tampan, Pria Mapan, dsb 😍😎😘
Ceritanya makin seru 😉😉
2022-05-27
0