Bab 8. Makan siang bersama

Tisha dan Ray berada di dalam lift, bersama dengan Gerry juga yang berdiri di belakang mereka.

Apa pak Presdir berencana mengumumkan pada semua orang, kalau nyonya Tisha adalah istrinya?

Latisha Anindita, kenapa kamu masih saja baper pada pria yang tidak mencintaimu sama sekali? Tisha, kamu bodoh. Gadis itu merutuki dirinya sendiri di dalam hati.

Tangan Tisha masih ada di genggaman Ray, ia merasa nyaman saat tangannya digenggam oleh Ray

Rasanya tidak buruk saat aku memegang tangannya seperti ini. Ray memperlihatkan sedikit senyuman di wajah datar nya, ia menikmati berpegangan tangan itu.

"Kamu mau makan dimana?"

"Biasanya aku makan di kantin perusahaan" jawab Tisha

"Baik, kita makan disana." jawab Ray setuju

Tisha dan Gerry melihat ke arah Ray dengan mata membulat.

Apa pak Presdir bilang kalau dia mau makan di kantin perusahaan? seperti nya kupingku bermasalah deh. Gerry senyum, lalu menggaruk kupingnya, merasa tidak yakin dengan apa yang baru ia dengar

"Ada apa? kenapa melihat ku begitu?" tanya Ray heran

"Pak Presdir serius mau makan di kantin perusahaan?" tanya Tisha tak percaya

"Iya, kamu kan mau makan disana" jelas Ray singkat

Aku harus bersikap baik padanya agar dia tidak meminta cerai lagi. Mungkin dengan bersikap baik padanya, dia tidak akan mengungkit tentang perceraian lagi.

"Tapi kan kakak, maksudku bapak tidak suka tempat ramai. Bapak pernah bilang kalau makan di kantin perusahaan bersama para pegawai itu tidak higienis " jelas Tisha yang tau kalau suaminya itu gila dengan kebersihan dirinya.

"Tidak masalah, kamu kan mau makan disana" kata Ray santai

Gerry dan Tisha sama-sama kaget dengan tindakan Ray. Tidak biasa nya Ray setuju dengan mudah, dan tidak pernah ia menginjakkan kakinya di kantin perusahaan nya sendiri. Apalagi berbaur dengan orang-orang yang ada disana, Ray paling anti dengan semua itu.

Ya ampun, aku benar-benar tidak salah dengar. Pak Presdir mau makan di kantin perusahaan? apa sudah mulai ada benih cinta diantara pak Presdir dan nyonya? baguslah kalau mereka berdua bersama, aku tidak suka kalau pak presdir bersama dengan nona Zefanya. Walaupun dia cantik, nona Zefanya tidak tulus pada pak Presdir.

Tring!

Pintu lift terbuka, mereka bertiga sudah sampai di lantai dasar. Ray masih memegang tangan Tisha dan tidak melepaskannya. Tisha mulai merasa malu karena banyak mata yang melihatnya, tapi pria itu cuek saja. Gerry juga mengikutinya dari belakang seperti bayangan.

"Pak presdir, anda bisa melepaskan tangan saya" bisik Tisha

"Tidak mau" jawab Ray datar

Lepaskan tanganku! kamu bodoh, es batu menyebalkan! aku malu...teriak Tisha di dalam hatinya

Wajah gadis itu terlihat cemberut, bibir nya mulai mengerucut, alis nya sedikit terangkat, dahinya juga ikut mengkerut.

Lihatlah wajahnya itu, dia pasti sedang memaki ku di dalam hati nya. Kenapa aku baru sadar sekarang kalau dia sangat lucu?

"Kamu terlihat seperti nenek nenek" gumam Ray sambil tersenyum sedikit

"Apa kamu bilang?" tanya Tisha kesal

"Dahi mu, alis mu, bibirmu yang mengerucut, kamu terlihat keriput seperti nenek nenek" gumam Ray sambil tertawa.

"A-Apa? nenek nenek? aku yang cantik begini dibilang nenek nenek? dasar es batu tidak berperasaan.. " gerutu Tisha kesal.

Gerry hanya senyum-senyum menikmati pemandangan dan pertengkaran suami istri itu.

"Es batu? hahh..kamu bilang aku es batu? jadi begitu ya caramu menilai ku selama ini?" tanya Ray sambil melirik ke arah istrinya

"Kenapa kamu bisa menebak isi hatiku? aku tidak bilang es batu" tanya Tisha bingung

"Bodoh, isi hati apanya? kamu mengatakannya barusan" lagi-lagi Ray tersenyum tipis

"A-Apa? aku yakin kok mengatakan nya di dalam hati. Bagaimana bisa kedengaran?" gumam Tisha kebingungan

"Hm.. " Ray hanya tersenyum menanggapi nya

Loh kenapa dia tidak marah?aku kan sudah mengatai nya es batu?. Tisha diam, merasa heran dengan tindakan suaminya itu.

Pak presdir benar-benar tersenyum. Senyum yang tulus dan hangat, ternyata pohon tua ribuan tahun itu mulai berbuah. Perasaan ini... seperti merawat bayi dari kecil, lalu sekarang bayi itu sudah berubah menjadi dewasa.

Gerry tersenyum bangga melihat Presdir yang sudah ia ikuti sejak lama, menunjukkan sisi nya yang lain saat berada di dekat Tisha. Gerry kini yakin kalau Ray sudah sedikit berubah.

Ray benar-benar mengikuti Tisha untuk makan bersama di kantin perusahaan. Dan menyebabkan Ray menjadi sorotan semua orang, yang tadinya mengantri langsung bubar karena Ray ada disana.

"Selamat siang pak" sapa semua orang yang sedang mengantri untuk mendapatkan jatah makan siang disana.

"Ya " jawab Ray singkat seperti biasanya

Melihat semua orang menyingkir dari antrian, seperti sengaja membiarkan Ray untuk berada di barisan depan.

Semua orang langsung menyingkir begitu melihat nya. Emang dasar aura Presdir. gumam Tisha dalam hati

"Kamu selalu antri disini setiap makan siang?"

"Iya memangnya dimana lagi pak" jawab Tisha

"Antrian sepanjang ini.. sangat tidak benar" gumam Ray yang sebelumnya melihat antrian yang panjang di depannya.

Seperti nya aku harus meningkatkan kualitas makanan yang ada di kantin perusahaan, bagaimana bisa hanya satu antrian saja? Harus merekrut orang-orang lebih banyak di dapur. Kaki orang-orang bisa sakit kalau mereka mengantri terlalu lama untuk makan siang.

Dia ngomong apa barusan? batin Tisha

"Gerry, kemari!"

"Ya pak"

Ray berbisik pada sekretarisnya itu, Gerry hanya mengangguk anggukkan kepalanya. Sementara Tisha, tidak mendengar apa yang mereka berdua bicarakan.

"Kamu harus mengerjakan nya hari ini juga, Gerry"

Hanya kalimat terakhir itulah yang Tisha dengar dari Ray untuk Gerry. Sebelumnya ia tak mendengar nya, yang pasti Tisha tahu bahwa hal yang dibicarakan oleh Ray pasti berhubungan dengan pekerjaan.

Setelah mendapatkan makanan di tempat antrian, Ray dan Tisha duduk di sebuah meja panjang. Dimana ada beberapa karyawan perusahaan yang duduk juga disana.

Merasa tidak nyaman, dan segan, duduk dengan pemimpin perusahaan. Para karyawan itu membawa piring makanan mereka, lalu beranjak dari kursi.

"Kalian tidak usah pergi, biar aku saja yang pergi" kata Ray sambil menggandeng tangan Tisha.

"Kenapa?" tanya Tisha bingung

"Maaf pak Presdir, maksud kami bukan begitu. Kami tidak bermaksud mengusir pak presdir" kata seorang karyawan tidak enak hati

"Seperti nya kalian tidak nyaman duduk semeja denganku. " kata Ray datar

"Ti-tidak.. bukan begitu pak Presdir.." seorang karyawan terlihat tegang, ingin menjelaskan situasi nya pada Ray. Akan tetapi, takut melihat wajah datar nya.

"Pak, anda menakuti mereka. Bicara yang benar, pakai ekspresi sedikit" bisik Tisha pada Ray

Mereka seperti tikus yang takut pada kucing. Kasihan.

Dengan senang hati, Ray tersenyum ramah pada bawahannya itu. Ray juga mengatakan pada mereka untuk makan bersamanya. Gerry yang kaget dengan perubahan bos nya itu, terkejut sampai mulutnya ternganga.

Tisha juga tidak percaya kalau Ray akan menurut padanya, padahal ia hanya coba-coba bicara saja. Tidak disangka Ray akan patuh, tape ia tetap curiga dengan sikap Ray.

Akhirnya Ray dan Tisha bisa makan siang dengan tenang bersama karyawan lainnya yang ada di perusahaan itu.

Menu makanan di kantin perusahaan ini tidak begitu mewah. Tidak salah aku menyuruh Gerry menangani bagian dapur. ucap Ray sambil melahap makanan nya dengan hati-hati, memisahkan sayur yang ada di piringnya itu

Makanan ini pasti tidak sesuai selera nya. Tapi dia tetap memakannya. Tisha melirik ke arah suaminya yang sedang pilih pilih makanan

Tisha mengambil sayur sayuran yang ada di piring Ray dengan sumpitnya, lalu mengambil sambal yang ada disana.

"Kenapa kamu mengambil makanan ku?"tanya Ray

"Bapak tidak akan memakan nya kan? mubazir kalau di buang" kata Tisha sambil memakan nya

Ya ampun aku lupa, mengapa juga aku seberani ini? si es batu kan tidak suka kalau ada yang mengacak-ngacak makanan nya. Dia pasti akan mengganti makanan nya dengan yang baru, lalu membuang makanan ini. Tisha langsung tercekat

Dia bahkan tau apa yang ku suka dan aku tidak sukai. Dia memang cocok menjadi teman hidupku, sedangkan Zee dia tidak tahu tentang hal sekecil ini tentang ku. Ray memakan makanannya dengan santai

"Biar aku bawakan makanan yang baru"

"Kenapa?aku baik-baik saja" ucap Ray santai

"Apa? makanan nya kan sudah di acak acak oleh ku, jadi aku akan ganti yang baru. "

"Tidak perlu membuat kehebohan karena makanan. Nikmati saja makanan mu"

Kehebohan? seingat ku, dulu dia yang selalu membuat kehebohan tentang makanan. Bahkan tersentuh sedikit olehku, langsung marah dan membuang makanan nya. Apa benar-benar ada yang salah dengan otaknya?. Tisha melihat Ray dengan heran, lalu melanjutkan makan nya.

Setelah selesai makan siang, Tisha dan Ray berjalan ke lift untuk kembali ke ruangan Presdir dan kembali bekerja. Namun ditengah-tengah jalan, ada seseorang mengacaukan suasana yang sudah tercipta diantara Ray dan Tisha sebelum nya.

"Ray sayang" sapa wanita cantik itu dengan senyuman genitnya

"Ada apa kamu kesini? bukankah aku sudah bilang kalau kamu jangan kemari lagi tanpa alasan yang jelas "

"Sayang, kamu lupa ya kalau hari ini kamu ada pertemuan sama perusahaan desain milikku?" tanya Zee. "kamu bisa tanyakan sama asisten mu " kata Zee sambil melirik sinis pada Tisha yang berdiri di samping Ray.

"Latisha apa itu benar?" tanya Ray

"Benar, hari ini bapak ada pertemuan dengan CEO Zee desain. Seperti nya bapak lupa" jawab Tisha

"Baiklah, mari kita naik bersama ke atas "

"Iya sayang" Zee menggandeng tangan Ray, ia bahkan tidak peduli dengan pandangan orang-orang padanya.

"Zee, kamu apa-apaan sih?" tanya Ray merasa risih dengan perilaku Zee padanya, ia berusaha melepaskan tangan Zee.

DEG!

Rasanya seperti ada yang berdenyut di dalam sini. Ya Allah, ternyata aku masih mencintai suamiku.

Hati Tisha terasa sakit saat melihat suaminya bergandengan tangan dengan wanita lain.

"Latisha, ayo naik lift bersama" Ray mengulurkan tangan nya pada Tisha setelah ia melepaskan gandengan tangan dari Zee.

"Bagaimana bisa saya naik lift khusus Presdir, saya akan naik lift pegawai" jawab Tisha sambil tersenyum pahit

Zee tersenyum sinis, ia menarik Ray masuk ke dalam lift dan menekan tombol lift nya. Ray melihat wajah istrinya yang tampak sedih itu.

Kenapa dia sedih seperti itu?aku tidak paham.

"Sayang, malam ini kita ke klubing yuk?" tanya Zee

"Zee, bukankah sudah ku ingatkan. Kamu jangan melewati batas lagi. Aku dan kamu sudah berakhir" kata Ray dingin

"Ray, saat itu aku mendekati nya hanya untuk menaikkan popularitas saja...yang aku cintai cuma kamu Ray" Zee memelas

"Zee, aku benci pengkhianatan. Sekali pengkhianat tetap pengkhianat. Bagiku kamu sudah kotor dan aku tidak mencintaimu lagi" Ray menatap tajam ke arah gadis itu.

"Ray..sayang.." ucap Zee dengan nada manja nya.

"Hentikan!" Ray menepis tangan Zee dengan kasar.

Pikiran Ray saat itu hanya tertuju pada raut wajah Tisha yang sedih. Senyum nya yang pahit itu sangat menganggu hati dan pikiran nya.

Zee meremas tangannya dengan kesal. Matanya menatap tajam pria dingin yang ada disampingnya itu.

Apapun caranya, aku harus mendapatkan mu kembali Ray. Kamu hanya milikku. Aku tidak bisa melepaskan tambang berlian berharga seperti mu.

Zee sudah bertekad bahwa ia akan merebut kembali pria itu dari istri sah nya. Tidak peduli apapun yang terjadi, Ray hanya akan menjadi miliknya. Hanya dirinya yang pantas mendampingi Ray, bukanlah Tisha yang berasal dari keluarga kalangan bawah.

Bukankah wanita itu sangat ingin berpisah dengan Ray? baiklah, aku akan membantunya.

🍂🍂🍂

.

.

Di sebuah tempat rias, terlihat seorang pria tampan sedang sibuk di rias oleh beberapa orang.

Pria itu terlihat senyum senyum sendiri, beberapa perias disana heran melihat nya senyum-senyum sendiri seperti itu. Semua orang memuji nya sebagai pria paling tampan di negeri itu.

"Apa yang terjadi? seperti nya suasana hatimu dengan baik Zayn " kata seorang pria berkacamata pada pria tampan itu

"Hem.. biasa saja tuh" jawab Zayn dengan pipinya yang memerah.

"Apa gadis tadi yang membuatmu begini? dia siapa sih? lumayan cantik juga " goda Farhan (manager Zayn) pada Zayn.

"Dia.. dia itu..." Zayn tersenyum lembut, entah apa yang dipikirkan nya.

" Zayn! ayo syuting nya udah mau mulai nih, cepat cepat...!!" ujar seorang pria berteriak sambil menggunakan pengeras suara nya.

"Oke pak sutradara, Zayn sudah siap" ujar Farhan pada pria itu. " Ayo Zayn" ajak Farhan

"Iya kak " jawab Zayn sambil tersenyum ramah, ia memandangi ponselnya.

Aku tak sabar ingin menghubungi nya setelah selesai syuting. ucap Zayn dalam hatinya

Wah, tidak disangka Zayn akan tergerak oleh seorang wanita. Selama ini dia acuh tak acuh terhadap wanita cantik dan seksi sekalipun. Artis terkenal saja sampai di abaikan nya, ternyata seleranya adalah wanita sederhana yang tadi kita temui di pinggir jalan. Tidak disangka kalau suasana hatinya yang tadi memburuk akan menjadi baik. Apa gadis itu adalah mood booster nya? kata si manager artis itu di dalam hatinya.

Zayn pun memulai syuting nya bersama artis artis lain yang ada di tempat itu. Farhan tersenyum senang melihat ke arah Zayn.

...---***---...

Terpopuler

Comments

dasar Zefanya jalang udh diksih tau sm Ray jgn gnggu si Ray masih aj tuh Lu jalang

2023-02-03

0

Umi Abi

Umi Abi

dasar zee ular keket

2022-08-05

0

Lovely

Lovely

😱😱 Ray dpt saingan berat 😍👍
Artis, Aktor Tampan, Pria Mapan, dsb 😍😎😘

Ceritanya makin seru 😉😉

2022-05-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Cerai?
2 Bab 2. Terlilit hutang
3 Bab 3. Mengajarkan mu
4 Bab 4. Berubah
5 Bab 5. Care
6 Bab 6. Ciuman pertama
7 Bab 7. Ray Emosi
8 Bab 8. Makan siang bersama
9 Bab 9. Teman lama
10 Bab 10. Kenapa kamu begini?
11 Bab 11. Fine, ayo kita lakukan
12 Bab 12. Tidur bersama
13 Bab 13. Bekal cinta
14 Bab 14. Tawaran untuk Tisha
15 Bab 15. Baju kurang bahan
16 Bab 16. Kencan pertama (1)
17 Bab 17. Kencan pertama (2)
18 Bab 18. Hubungan suami istri
19 Bab 19. Digigit serangga
20 Bab 20. Minta cium
21 Bab 21. Dia istriku
22 Bab 22. Hukuman
23 Bab 23. Keluarga?
24 Bab 24. Tisha mengalah
25 Bab 25. Ibu dan anak sama saja
26 Bab 26. Maaf untuk masa lalu
27 Bab 27. Terbakar
28 Bab 28. Maaf lagi?
29 Bab 29. Marahan
30 Bab 30. Sudah cukup
31 Bab 31. Jalan terbaik
32 Bab 32. Pahit
33 Bab 33. Divorce Agreement
34 Bab 34. Pertanggungjawaban
35 Bab 35. Zee pelakor (1)
36 Bab 36. Zee pelakor (2)
37 Bab 37. Ini bukan kesempatan
38 Bab 38. Kewajiban istri
39 Bab 39. Keributan Pagi hari
40 Bab 40. Dibalik duka ada..
41 Bab 41. Aku membencimu
42 Bab 42. Rencana setelah cerai
43 Bab 43. Sidang perceraian (1)
44 Bab 44. Sidang perceraian (2)
45 Bab 45. Terpaksa pindah
46 Bab 46. Persiapan pernikahan Zee
47 Bab 47. Hasil pemeriksaan
48 Bab 48. Karma dibayar tunai
49 Bab 49. Gugurkan
50 Bab 50. Mual-mual
51 Bab 51. Ray tak percaya
52 Bab 52. Ketahuan
53 Bab 53. Kecelakaan
54 Bab 54. Tidak mungkin
55 Bab 55. Ray tidak waras?
56 Bab 56. Mimpi buruk
57 Bab 57. Tisha siuman
58 Bab 58. Siapa papa ku, ma?
59 Bab 59. Zayn takut
60 Bab 60. Perjalanan bisnis
61 Bab 61. Mana mama papa mu?
62 Bab 62. Bocah imut
63 Bab 63. Om eskrim
64 Bab 64. Doa Rasya untuk Ray
65 Bab 65. Pertemuan
66 Bab 66. Zayn brengsek!
67 Bab 67. Penjelasan Zayn
68 Bab 68. Om itu papa ku?
69 Bab 69. Ingatan kembali
70 Bab 70. Rasya di sekolah
71 Bab 71. Tidak tahu malu
72 Bab 72. Rasya ngambek (1)
73 Bab 73. Rasya ngambek (2)
74 Bab 74. Berdebat
75 Bab 75. Ayah dan anak kompak
76 Bab 76. Di pesawat
77 Bab 77. Ngambek lagi, Rasya?
78 Bab 78. Akal bulus
79 Bab 79. Kembali ke Jakarta
80 Bab 80. Kamu masih hidup?
81 Bab 81. Zevanya
82 Bab 82.Tidak ada artinya
83 Bab 83. Mulai perhatian
84 Bab 84. Ganti kesempatan
85 Bab 85. Video Call
86 Bab 86. Berdebar
87 Bab 87. Kakek buyut dan cicitnya
88 Bab 88. Jambak
89 Bab 89. Zee buat rusuh
90 Bab 90. Zee akan dapat balasan
91 Bab 91. Kamu akan dukung papa, kan?
92 Bab 92. Anak haram lagi
93 Bab 93. Penipuan
94 Bab 94. Diancam
95 Bab 95. Berita Zayn
96 Bab 96. Keputusan Zayn
97 Bab 97. Dia bukan istrimu
98 Bab 98. Belanja bersama
99 Bab 99. Rasa yang pernah ada
100 Bab 100. Tanpa sadar (spesial chap)
101 Bab 101. Berita bagus
102 Bab 102. Sarapan pagi
103 Bab 103. Pengakuan Ahmad
104 Bab 104. Rasya hilang
105 Bab 105. Permohonan Bu Lisa
106 Bab 106. Rasya diculik
107 Bab 107. Permainan Zee
108 Bab 108. Penyelamatan
109 Bab 109. Akhir Zevanya
110 Bab 110. Zayn menjenguk Rasya
111 Bab 111. Dissapointed
112 Bab 112. Niat pindah
113 Bab 113. Pindah rumah
114 Bab 114. Diterima kerja
115 Bab 115. Di kantor
116 Bab 116. Ray manja
117 Bab 117. Rasya ke kantor papa
118 Bab 118. Rasya rese
119 Bab 119. Presdir baru
120 Bab 120. Menuduh
121 Bab 121. Senyum profesional
122 Bab 122. Fayra kecelakaan
123 Bab 123. Bimbang
124 Bab 124. Gara-gara martabak
125 Bab 125. Jangan rindu padaku
126 Bab 126. Teringat pesan terakhir
127 Bab 127. Tak ada logika
128 Bab 128. King
129 Bab 129. Sekolah baru Rasya
130 Bab 130. Ray pergi
131 Bab 131. Rumah sakit
132 Bab 132. Kejujuran Zee
133 Bab 133. Cepat pulang
134 Bab 134. Selamat tinggal
135 Bab 135. Ray kembali
136 Bab 136. Mengaku Rindu
137 Bab 137. Takluk
138 Bab 138. Aku butuh waktu sendiri
139 Bab 139. Mantan
140 Bab 140. Siuman
141 Bab 141. Kebenaran Dean
142 Bab 142. Duka
143 Bab 143. Pergi makan malam
144 Bab 144. Candle light dinner
145 Bab 145. Gagal romantis tapi berhasil
146 Bab 146. Aku masih mencintaimu
147 Bab 147. Parfum wanita
148 Bab 148. Resah
149 Bab 149. Aku sudah memilihnya
150 Bab 150. Permintaan maaf Zee
151 Bab 151. Rasya rewel
152 Bab 152. Surat wasiat
153 Bab 153. Satu malam
154 Bab 154. Kiss bye
155 Bab 155. Skandal
156 Bab 156. Menikah sekarang?
157 Bab 157. Sah
158 Bab 158. Papa mama harus kerjasama
159 Bab 159. Tidak sabaran!
160 Bab 160. Pagi indah
161 Bab 161. Berdua denganmu
162 Bab 162. Dia untukmu bukan untukku
163 Bab 163. Hadiah dari Zayn
164 Bab 164. Menikah dijodohkan
165 Bab 165. Kerja keras
166 Bab 166. Penyambutan Presdir baru
167 Bab 167. Masa lalu apa itu?
168 Bab 168. Wanita tersakiti
169 Bab 169. Dipersulit
170 Bab 170. Resign
171 Bab 171. Keanehan Tisha
172 Bab 172. Papa mama jangan berpisah
173 Bab 173. Rasya jadi kakak
174 Bab 174. Ibu Hamil
175 Bab 175. Keluarga kita akan bahagia
176 Bab 176. Aku diatas kamu dibawah
177 Bab 177. Menengok bayi
178 Bab 178. Titik terang
179 Bab 179. Bohong
180 Bab 180. Kepergok
181 Bab 181. Aku lelah
182 Bab 182. Aku menemukan mu
183 Bab 183. Anak ini bukan milikmu
184 Bab 184. Mogok kerja
185 Bab 185. Godaan rumah tangga
186 Bab 186. Wanita hamil kabur
187 Bab 187. Apartemen mawar
188 Bab 188. Kehilangan istri
189 Bab 189. Masih mencari
190 Bab 190. Pulanglah sayang
191 Bab 191. Firasat
192 Bab 192. Ray kecelakaan
193 Bab 193. Ini mimpi kan?
194 Bab 194. Aku menunggu mu
195 Promosi cerita kak Ramanda
196 Bab 195. Penghujung cinta
197 Bab 196. Pulang ke rumah
198 Skyskal
199 Bab 197. Di gigit ular
200 Bab 198. Bucin dari kecil
201 Bab 199. Fayra melahirkan
202 Bab. 200. Menuju bahagia
203 Bab 201. Welcome baby (End)
204 Promo kak rafizqi
205 Kisah cinta gadis tomboy
206 Budakku Mr. Mafia
207 Boncap 1
208 Boncap 2
209 Promo kak Anha
210 Dijodohkan dengan cinta pertama
211 Promo novel baru author Irma Kirana
212 Belenggu Cinta Papa Angkatku
213 Obsesi Cinta Tuan Mafia
214 Satu malam bersama pamanku???
Episodes

Updated 214 Episodes

1
Bab 1. Cerai?
2
Bab 2. Terlilit hutang
3
Bab 3. Mengajarkan mu
4
Bab 4. Berubah
5
Bab 5. Care
6
Bab 6. Ciuman pertama
7
Bab 7. Ray Emosi
8
Bab 8. Makan siang bersama
9
Bab 9. Teman lama
10
Bab 10. Kenapa kamu begini?
11
Bab 11. Fine, ayo kita lakukan
12
Bab 12. Tidur bersama
13
Bab 13. Bekal cinta
14
Bab 14. Tawaran untuk Tisha
15
Bab 15. Baju kurang bahan
16
Bab 16. Kencan pertama (1)
17
Bab 17. Kencan pertama (2)
18
Bab 18. Hubungan suami istri
19
Bab 19. Digigit serangga
20
Bab 20. Minta cium
21
Bab 21. Dia istriku
22
Bab 22. Hukuman
23
Bab 23. Keluarga?
24
Bab 24. Tisha mengalah
25
Bab 25. Ibu dan anak sama saja
26
Bab 26. Maaf untuk masa lalu
27
Bab 27. Terbakar
28
Bab 28. Maaf lagi?
29
Bab 29. Marahan
30
Bab 30. Sudah cukup
31
Bab 31. Jalan terbaik
32
Bab 32. Pahit
33
Bab 33. Divorce Agreement
34
Bab 34. Pertanggungjawaban
35
Bab 35. Zee pelakor (1)
36
Bab 36. Zee pelakor (2)
37
Bab 37. Ini bukan kesempatan
38
Bab 38. Kewajiban istri
39
Bab 39. Keributan Pagi hari
40
Bab 40. Dibalik duka ada..
41
Bab 41. Aku membencimu
42
Bab 42. Rencana setelah cerai
43
Bab 43. Sidang perceraian (1)
44
Bab 44. Sidang perceraian (2)
45
Bab 45. Terpaksa pindah
46
Bab 46. Persiapan pernikahan Zee
47
Bab 47. Hasil pemeriksaan
48
Bab 48. Karma dibayar tunai
49
Bab 49. Gugurkan
50
Bab 50. Mual-mual
51
Bab 51. Ray tak percaya
52
Bab 52. Ketahuan
53
Bab 53. Kecelakaan
54
Bab 54. Tidak mungkin
55
Bab 55. Ray tidak waras?
56
Bab 56. Mimpi buruk
57
Bab 57. Tisha siuman
58
Bab 58. Siapa papa ku, ma?
59
Bab 59. Zayn takut
60
Bab 60. Perjalanan bisnis
61
Bab 61. Mana mama papa mu?
62
Bab 62. Bocah imut
63
Bab 63. Om eskrim
64
Bab 64. Doa Rasya untuk Ray
65
Bab 65. Pertemuan
66
Bab 66. Zayn brengsek!
67
Bab 67. Penjelasan Zayn
68
Bab 68. Om itu papa ku?
69
Bab 69. Ingatan kembali
70
Bab 70. Rasya di sekolah
71
Bab 71. Tidak tahu malu
72
Bab 72. Rasya ngambek (1)
73
Bab 73. Rasya ngambek (2)
74
Bab 74. Berdebat
75
Bab 75. Ayah dan anak kompak
76
Bab 76. Di pesawat
77
Bab 77. Ngambek lagi, Rasya?
78
Bab 78. Akal bulus
79
Bab 79. Kembali ke Jakarta
80
Bab 80. Kamu masih hidup?
81
Bab 81. Zevanya
82
Bab 82.Tidak ada artinya
83
Bab 83. Mulai perhatian
84
Bab 84. Ganti kesempatan
85
Bab 85. Video Call
86
Bab 86. Berdebar
87
Bab 87. Kakek buyut dan cicitnya
88
Bab 88. Jambak
89
Bab 89. Zee buat rusuh
90
Bab 90. Zee akan dapat balasan
91
Bab 91. Kamu akan dukung papa, kan?
92
Bab 92. Anak haram lagi
93
Bab 93. Penipuan
94
Bab 94. Diancam
95
Bab 95. Berita Zayn
96
Bab 96. Keputusan Zayn
97
Bab 97. Dia bukan istrimu
98
Bab 98. Belanja bersama
99
Bab 99. Rasa yang pernah ada
100
Bab 100. Tanpa sadar (spesial chap)
101
Bab 101. Berita bagus
102
Bab 102. Sarapan pagi
103
Bab 103. Pengakuan Ahmad
104
Bab 104. Rasya hilang
105
Bab 105. Permohonan Bu Lisa
106
Bab 106. Rasya diculik
107
Bab 107. Permainan Zee
108
Bab 108. Penyelamatan
109
Bab 109. Akhir Zevanya
110
Bab 110. Zayn menjenguk Rasya
111
Bab 111. Dissapointed
112
Bab 112. Niat pindah
113
Bab 113. Pindah rumah
114
Bab 114. Diterima kerja
115
Bab 115. Di kantor
116
Bab 116. Ray manja
117
Bab 117. Rasya ke kantor papa
118
Bab 118. Rasya rese
119
Bab 119. Presdir baru
120
Bab 120. Menuduh
121
Bab 121. Senyum profesional
122
Bab 122. Fayra kecelakaan
123
Bab 123. Bimbang
124
Bab 124. Gara-gara martabak
125
Bab 125. Jangan rindu padaku
126
Bab 126. Teringat pesan terakhir
127
Bab 127. Tak ada logika
128
Bab 128. King
129
Bab 129. Sekolah baru Rasya
130
Bab 130. Ray pergi
131
Bab 131. Rumah sakit
132
Bab 132. Kejujuran Zee
133
Bab 133. Cepat pulang
134
Bab 134. Selamat tinggal
135
Bab 135. Ray kembali
136
Bab 136. Mengaku Rindu
137
Bab 137. Takluk
138
Bab 138. Aku butuh waktu sendiri
139
Bab 139. Mantan
140
Bab 140. Siuman
141
Bab 141. Kebenaran Dean
142
Bab 142. Duka
143
Bab 143. Pergi makan malam
144
Bab 144. Candle light dinner
145
Bab 145. Gagal romantis tapi berhasil
146
Bab 146. Aku masih mencintaimu
147
Bab 147. Parfum wanita
148
Bab 148. Resah
149
Bab 149. Aku sudah memilihnya
150
Bab 150. Permintaan maaf Zee
151
Bab 151. Rasya rewel
152
Bab 152. Surat wasiat
153
Bab 153. Satu malam
154
Bab 154. Kiss bye
155
Bab 155. Skandal
156
Bab 156. Menikah sekarang?
157
Bab 157. Sah
158
Bab 158. Papa mama harus kerjasama
159
Bab 159. Tidak sabaran!
160
Bab 160. Pagi indah
161
Bab 161. Berdua denganmu
162
Bab 162. Dia untukmu bukan untukku
163
Bab 163. Hadiah dari Zayn
164
Bab 164. Menikah dijodohkan
165
Bab 165. Kerja keras
166
Bab 166. Penyambutan Presdir baru
167
Bab 167. Masa lalu apa itu?
168
Bab 168. Wanita tersakiti
169
Bab 169. Dipersulit
170
Bab 170. Resign
171
Bab 171. Keanehan Tisha
172
Bab 172. Papa mama jangan berpisah
173
Bab 173. Rasya jadi kakak
174
Bab 174. Ibu Hamil
175
Bab 175. Keluarga kita akan bahagia
176
Bab 176. Aku diatas kamu dibawah
177
Bab 177. Menengok bayi
178
Bab 178. Titik terang
179
Bab 179. Bohong
180
Bab 180. Kepergok
181
Bab 181. Aku lelah
182
Bab 182. Aku menemukan mu
183
Bab 183. Anak ini bukan milikmu
184
Bab 184. Mogok kerja
185
Bab 185. Godaan rumah tangga
186
Bab 186. Wanita hamil kabur
187
Bab 187. Apartemen mawar
188
Bab 188. Kehilangan istri
189
Bab 189. Masih mencari
190
Bab 190. Pulanglah sayang
191
Bab 191. Firasat
192
Bab 192. Ray kecelakaan
193
Bab 193. Ini mimpi kan?
194
Bab 194. Aku menunggu mu
195
Promosi cerita kak Ramanda
196
Bab 195. Penghujung cinta
197
Bab 196. Pulang ke rumah
198
Skyskal
199
Bab 197. Di gigit ular
200
Bab 198. Bucin dari kecil
201
Bab 199. Fayra melahirkan
202
Bab. 200. Menuju bahagia
203
Bab 201. Welcome baby (End)
204
Promo kak rafizqi
205
Kisah cinta gadis tomboy
206
Budakku Mr. Mafia
207
Boncap 1
208
Boncap 2
209
Promo kak Anha
210
Dijodohkan dengan cinta pertama
211
Promo novel baru author Irma Kirana
212
Belenggu Cinta Papa Angkatku
213
Obsesi Cinta Tuan Mafia
214
Satu malam bersama pamanku???

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!