#FLASHBACK
5 jam sebelum nya..
Zayn dan manager nya Farhan sedang berada dalam mobil untuk pergi ke tempat syuting yang ada di sekitaran kota Jakarta. Zayn tampak bosan seperti biasanya, hari itu ia tak bersemangat syuting.
"Zayn, kamu harus ingat untuk jaga sikap di depan pak sutradara ya. Meskipun mood kamu sedang tidak bagus " kata Farhan mengingatkan.
"Ya ya, aku tau "jawab Zayn malas
"Terakhir kali kamu mengacaukan pemotretan cuma gara-gara perias memakaikan hair spray terlalu banyak pada rambut mu" jelas Farhan
Entah bagaimana dia akan mengacaukan nya kali ini kalau mood nya buruk begini?
" Iya, aku tidak akan macam-macam" jawab Zayn sambil menyandarkan dirinya di jendela mobil
Farhan tiba-tiba tertawa saat melihat seseorang yang ada di pinggir jalan. Seorang gadis berjalan tanpa alas kaki dan menjinjing kedua sepatu hak tinggi nya.
"PFut.. haha"
"Kenapa kakak tertawa?" tanya Zayn dengan wajah cemberutnya
"Kasihan sekali gadis itu, kamu lihat. Dia bertelanjang kaki, seperti nya dia sedang mencari kendaraan umum. Tapi, ini kan masih jauh ke jalan raya" jelas Farhan merasa iba
Zayn melihat ke arah gadis yang sedang jalan dengan bertelanjang kaki itu. Zayn langsung terperangah melihat gadis itu, seperti nya Zayn mengenalinya.
Tisha?
"Kak, berhenti sebentar!" ujar Zayn
"Kenapa? ada apa?" tanya Farhan
"Berhenti dulu! aku kenal gadis itu kak" kata Zayn buru-buru.
CKITT.....
Farhan memberhentikan mobilnya tepat di samping Tisha yang sedang berjalan nyeker. Tisha langsung berlari saat tau mobil itu berhenti di dekatnya.
Kenapa mobil ini tiba-tiba berhenti di samping ku? dia pasti penculik!. Tisha sudah panik duluan dan berlari.
"Kamu masih waspada seperti dulu ya Tisha, lari mu juga cepat" Zayn tersenyum melihat Tisha.
Tisha terpana melihat Zayn keluar dari mobil itu, ia segera membalas senyuman Zayn dengan ramah. " Zayn? ini benar-benar kamu?"
Beberapa detik kemudian Tisha sudah berada di dalam mobil Zayn, karena permintaan dari Farhan yang takut terfoto paparazi.
"Maaf ya mbak, saya suruh masuk buru-buru soalnya saya takut kalau ketangkap paparazi" Farhan tersenyum dan menjelaskan
"Gak papa kok pak, saya ngerti kalau teman saya ini sudah jadi artis terkenal. Pasti banyak yang ngenalin dia di luar sana. Santai saja pak" Tisha tersenyum ramah
"Tisha, kamu bisa aja deh " Zayn tersenyum
"Zayn, bukannya kamu ada di luar negeri ya?" tanya Tisha, tak percaya bisa bertemu dengan teman lamanya pada zaman SMA
"Iya emang, aku udah beresin kuliah juga disana. Tapi aku balik lagi kesini"
"Kenapa? bukannya kamu betah ya tinggal disana? sampai tidak memberi kabar sama teman-teman yang lain" gerutu Tisha
"Karena tidak ada kamu disana, jadi aku balik lagi kesini deh" jawab Zayn sambil tersenyum
"Apaan sih? kamu masih aja gombal kaya dulu. Berapa banyak tuh cewek yang udah kamu gombalin di sekolah dulu?" Tisha tersenyum mengingat kenangan masa SMA nya
"Aku cuma gombalin kamu aja kok, suer deh" Zayn tersenyum sambil mengangkat kedua jarinya
Aku cuma gombalin kamu aja sha, tapi kamu nya tetap gak peka.
"Aish.. udahlah itu gak penting, ya penting kamu udah kembali dan jadi artis top seperti cita-cita kamu dulu. Selamat ya" Tisha tersenyum tulus pada temannya itu
Aku sudah tau kalau Zayn itu sempurna, dia bersinar dan selalu bisa menarik perhatian orang lain.. Yah, dia memang cocok jadi artis.
"Ya, makasih. Dan kamu juga makin cantik aja, sekarang kamu jadi feminim. Kemana celana olahraga yang sobek sobek itu?" Zayn tersenyum melihat penampilan teman dekat nya yang tampak cantik dan feminim.
"Kamu suka banget menggodaku, udah lah itu kan udah lalu" Tisha menahan senyum di wajahnya.
"Apa apaan lagi ini? kamu pake high hells" Zayn tak percaya kalau temannya yang terkenal tomboy saat SMA itu akan memakai sepatu high heels.
Pria tampak bak model itu menertawakan temannya. Mereka berdua pun banyak melontarkan kata-kata candaan, seperti teman lama yang sudah lama tidak bertemu dan tampak akrab. Sementara Farhan hanya senyum senyum mendengar nya.
Namun, obrolan itu harus terputus di tengah jalan. Ketika mobil yang ditumpangi mereka sudah sampai di depan Argantara grup.
"Thanks banget ya sudah mengantarku ke kantor. Pak supir juga makasih ya" kata Tisha ramah pada Farhan dan Zayn
"Gak masalah" jawab Zayn
Jadi Tisha kerja disini? Apa cita-cita nya sebagai desainer sudah tercapai?? Zayn melihat ke arah gedung Argantara grup yang tampak mewah itu.
Tisha mengenakan kembali hells nya, lalu melangkah pergi. Zayn pun ikut keluar dari mobilnya, berniat menyusul Tisha yang belum berjalan jauh.
"Hey, Zayn! kamu gila ya, nanti ada paparazi loh" ujar Farhan cemas
"Sebentar aja, aku ada yang kelupaan kak" Zayn tersenyum pada Farhan
"Oke, aku tunggu disini. Cepet ya.. haihh" Farhan menghela napas
Zayn berlari menyusul Tisha, tak lupa ia memakai topi dan masker agar tidak dikenali fans nya.
"Zayn, kamu ngapain?nanti ketahuan fans kamu gimana?" bisik Tisha pada temannya itu
Zayn menyerahkan ponselnya pada Tisha. " Cepat... aku tidak punya banyak waktu"
"Apaan?" tanya Tisha
"Nomor kamu.." jawab Zayn sambil melihat ke arah ponsel nya yang dipegang Tisha.
Gadis itu tersenyum, ia mengerti maksud Zayn menyerahkan ponsel padanya. Tisha mengetik sesuatu di ponsel Zayn, lalu menyerahkan kembali ponsel itu pada pemiliknya.
"Makasih, aku akan hubungi kamu nanti" Zayn tersenyum ceria
"Oke" jawab Tisha ramah
Dengan hati yang gembira Zayn memegang ponselnya, ia berlari dan segera masuk ke mobil nya dan pergi ke lokasi syuting.
#END FLASHBACK
"Haih.. Zayn.., kamu buat kakak berdebar." Farhan menghela napas nya dan sangat lega karena Zayn menyelesaikan syutingnya dengan baik.
"Kenapa? kakak berdebar karena jatuh cinta padaku?" tanya Zayn sambil senyum-senyum memandangi ponselnya, ia terlihat gundah.
"Kamu sudah gila ya? jatuh cinta padamu? haha" Farhan duduk di samping Zayn
"Kak, apa menurutmu semua wanita akan jatuh cinta padaku?" tanya Zayn tidak yakin
"Kenapa kamu menanyakannya hal yang sudah pasti? semua gadis yang melihatmu pasti akan senang dan menyukai mu. Kamu kan idol, aktor terkenal, tampan, kaya dan perfect " jelas Farhan
Kenapa anak ini mendadak jadi tidak percaya diri?
"Itu sih aku tau.. tapi..."
"Apa ini soal wanita yang tadi, kita temui di jalan?" Farhan menebak-nebak
"Tidak kak.. bukan kok" sangkal Zayn
"Ayolah ngaku saja, dia kan gadis yang selalu kamu bicarakan itu? cinta pertama kamu?" tanya Farhan yakin
"Aku memang tidak menyembunyikan nya dari kakak yang tau semua hal tentang ku" bibir Zayn yang seksi menyunggingkan senyuman yang manis.
"Akhirnya kamu menemukan nya juga, aku senang Zayn. Namun, aku juga sedikit cemas.."
"Kenapa?"
Farhan mengatakan alasan kecemasan nya berhubung dengan karir Zayn yang sedang di atas daun, melejit ke atas. Berbagai macam penghargaan sudah Zayn dapatkan, tidak ada rumor atau gosip tentang Zayn. Jika suatu saat nanti Zayn memiliki hubungan dengan seorang gadis, maka akan berpengaruh pada karirnya. Farhan melarang keras Zayn untuk berpacaran, demi menjaga kestabilan karirnya.
Zayn mengatakan pada manager sekaligus orang kepercayaan nya itu, bahwa ia tidak akan memiliki hubungan pacaran dengan Tisha. Tapi akan langsung menikahinya.
Farhan sangat terkejut, ia merasa Zayn sudah gila! apa katanya? menikah? lalu bagaimana dengan karirnya sebagai artis, model dan penyanyi itu?
Dengan santainya Zayn menjawab bahwa ia akan berhenti dari dunia entertainment dan layar kaca, jika ia menikah dengan Tisha nanti.
"Haih.. Zayn, kamu sudah gila ya? dia bahkan tidak tau kalau kamu menyukai nya, dan juga kamu dan dia baru bertemu. Masa mau langsung menikah saja? kalian harus saling mengenal satu sama lain" Farhan keheranan
"Aku sudah mengenalnya dengan sangat baik kak. Dia gadis terbaik, dan hanya dia satu satunya yang bisa membuatku nyaman di dunia ini"
"Kamu benar-benar ya Zayn.. kalau kamu mau menikah, tentu saja boleh. Tapi, jangan dalam waktu dekat ini. Kamu baru kembali ke Indonesia, dan juga.."
"Kakak cerewet sekali, ya ya aku sudah tau. Aku tidak akan menikah dalam waktu dekat ini kok. Soalnya aku mau pdkt dulu sama dia. Udah ya kak, aku mau nelpon dulu" Zayn berdiri dari kursinya, dan menuju ke ruangan yang tidak ada orang disana untuk menelpon seseorang.
🍂🍂🍂
Di ruang presdir, Zee dan Ray sedang duduk di sofa. Mereka tampak membicarakan masalah bisnis, sementara Tisha duduk di kursinya, terlihat sedang mengetik sesuatu.
🎶🎶
Meow..meow..
Terdengar suara kucing dari ponsel yang ada di saku baju Tisha, getarannya juga terasa olehnya. Mendengar suara itu, Ray langsung menoleh ke arah Tisha dengan tatapan tajam.
"Maaf pak, saya akan mematikan nya" Tisha mematikan telpon yang tidak diketahui siapa itu.
🎶🎶
Meow..meow..
" Seperti nya itu telpon penting, pergilah keluar kalau mau angkat telpon" ujar Ray
"Ya pak, saya mohon maaf. Saya permisi" Tisha beranjak dari kursinya, ia membawa ponselnya.
Sifat dingin nya keluar lagi. Huh.
Gadis itu keluar dari ruangan Presdir dan mengangkat telpon dari nomor tak dikenal itu. Di depan ruangan itu juga ada Gerry yang sedang duduk di meja nya.
"Halo ini siapa?" tanya Tisha, usai meletakkan ponselnya di telinga
"Tisha, ini aku.. Kenapa kamu mematikan telpon ku?" tanya Zayn setengah menggerutu
" Ternyata kamu, aku pikir siapa. Maaf, aku tidak mematikan telpon darimu, aku sedang bekerja" jawab Tisha ramah
Gerry langsung memasang telinga nya baik-baik, ia berusaha mendengarkan apa yang dibicarakan oleh Tisha dengan orang di telpon itu.
Mengapa nyonya terdengar akrab dengan orang yang berbicara dengan nya lewat telpon itu? apa jangan-jangan.. Gerry menengadah
"Oh begitu ya, maaf aku mengganggu mu." Zayn merasa tidak enak hati
"Tidak apa-apa Zayn, maaf aku sudah menutup telpon mu. Aku tidak tau ini nomor mu "
Zayn? siapa Zayn? seperti nya nama itu terdengar tidak asing. Gerry masih menguping
"Hehe sekarang kamu sudah tau kan ini nomorku? jadi jangan lupa save ya, tapi jangan di sebar luaskan"
"Kamu masih saja narsis " gumam Tisha sambil tersenyum sedikit
"Hanya kamu dan manager ku saja loh yang tau nomorku "
"Suatu kehormatan bagiku, aku harus berterimakasih atau harus salto sekarang juga? haha " Tisha tertawa kecil, ia merasa nyaman dengan perbincangan bersama teman lama nya itu.
Nyonya terlihat senang bicara dengan orang yang ada di telpon itu. Siapa ya?
Tanpa mereka berdua sadari, Ray menatap tajam Tisha dari balik kaca. Ray kesal karena Tisha bisa tersenyum bahkan tertawa dengan orang yang bicara dengannya melalui telpon itu. Tapi saat dengannya, Tisha tak pernah seperti itu.Ray pun bertanya-tanya, apa Tisha benar-benar menyukai dirinya? atau sudah berpindah hati?
CEKRET
"Latisha! masuk, mau sampai kapan kamu menelpon saat jam kerja?" tanya Ray yang sudah berdiri di belakang Tisha.
Zayn yang sedang telponan dengan teman lamanya itu merasa tidak senang karena bos Tisha membentaknya seperti itu.
"Maaf pak, saya akan menutup telpon nya. Zayn, maafkan aku ya. Nanti aku hubungi lagi" kata Tisha pada Zayn
Hubungi lagi? Zayn? apa itu pria? setahuku dia tidak punya teman pria?. Batin Ray kesal
Tanpa bicara apa-apa, Ray merebut ponsel milik Tisha dan mematikan telpon dari Zayn. Gadis itu kesal dibuatnya.
"Tidak sopan ya mengambil barang pribadi orang lain. Kembalikan ponselku!" seru Tisha
Apa apaan dia ini? bukannya menemani kekasihnya di dalam, malah mencari karyawan seperti aku dan pergi keluar sini?
"Orang lain? kamu istriku, tidak ada hal yang pribadi tentang suami dan istri" Ray mematikan ponsel Tisha, lalu memasukkan ponsel Tisha ke sakunya.
Siapa orang ini?apa dia selingkuhan nya?
Sekarang saja dia mengungkit tentang hubungan suami istri, padahal dia tidak pernah melakukan ini sebelumnya.
"Bapak tidak bisa begitu! kembalikan ponselku!" seru Tisha marah
"Akan ku kembalikan setelah pulang bekerja" kata Ray tegas
"Kamu benar-benar...ihhh" gerutu Tisha sebal pada suaminya itu.
Dia mau nya apa sih?
"Masuk ke dalam!" seru Ray setengah membentak
"Baik pak" Tisha cemberut dan berjalan gontai kembali ke kantor presdir.
Huh, dasar es batu!
Ray masih berada di luar ruangan nya, setelah Tisha benar-benar sudah masuk ke dalam ruangan itu. Ray berbicara pada Gerry, lalu menunjukkan nomor telpon yang baru saja di hubungi oleh istrinya itu.
"Lacak, nomor siapa ini. Informasi nya harus detail, laporkan padaku secepat nya!"
"Baik pak" jawab Gerry
"Dan juga.. kalau sampai dia tau tentang ini, kamu akan ku kirim ke Afrika, saat itu juga. Jadi bersiap lah, kerjakan tugasmu dengan baik" Ray mengancam
"Siap pak, saya akan kerjakan secepat nya."
"Ah ya satu lagi, aku ingin ada satu orang mata-mata yang ahli dalam menyembunyikan diri " Kata Ray
Ya, aku harus menyelidiki dengan cermat tentang kehidupan nya. Karena aku tidak selalu ada bersamanya, juga ada saatnya dia keluar rumah, maka aku harus mencari seseorang yang bisa mengawasinya.
"Hah? mata-mata?" Gerry terlihat bingung
Pak presdir ingin menyewa mata-mata? tapi untuk apa.
"Ya.. kalau kami sudah dapat orangnya. Perintahkan orang itu untuk menghubungi ku" jelas Ray tegas
Aku iyakan saja dulu deh, biar cepat. Batin Gerry
"Iya pak akan saya laksanakan sekarang juga" ucap Gerry patuh
Aku tidak tahu kalau pak Presdir akan se posesif ini pada nyonya. Dan seperti nya nyonya tidak tau.
Setelah menyelesaikan pembicaraan nya dengan Zee. Diam-diam Zee memberikan nomor ponselnya pada Tisha. Zee juga membisikkan sesuatu ke telinga Tisha, tanpa sepengetahuan Ray. Entah apa yang dikatakan Zee padanya, yang jelas wajah Tisha yang tadinya tenang, kembali menjadi galau.
Sore hari itu berjalan lancar, Tisha juga sudah menyelesaikan pekerjaan nya. Semua karyawan bergegas untuk pulang karena tidak ada lembur pada hari yang terbilang lumayan santai itu.
Suasana tenang tiba-tiba berubah saat seorang pria membawa buket bunga mawar pink di tangannya, mencari seseorang yang bernama Latisha Anindita.
Kebetulan Gerry yang akan mengeluarkan mobil Presdir nya dari tempat parkir berpapasan dengan pria itu.
"Ada apa ya pak?"tanya Gerry pada pria yang tampak bingung itu
"Permisi pak, saya pengirim bunga dan mau mengirimkan bunga pada salah satu karyawan yang ada disini. Tapi sepertinya karyawan karyawan nya sudah pulang" jelas tukang bunga
"Iya pak, kebanyakan sih sudah pada bubaran kalau jam segini. Ngomong-ngomong, bapak cari siapa?" tanya Gerry
"saya cari Bu Latisha Anindita " jawab tukang bunga itu
"Siapa yang kamu cari? katakan sekali lagi?!" sebuah suara terdengar penuh amarah, tepat berada di belakang Gerry dan tukang pengirim bunga itu.
Ray sudah berdiri di belakang Gerry dengan sorotan mata yang tajam. Terutama pada si pengirim bunga yang tidak bersalah.
"Permisi pak, saya mau mengantar bunga ini untuk Bu Latisha Anindita" jelas si tukang bunga dengan senyum canggung nya, ia agak takut dengan sorot membunuh milik Ray yang diarahkan padanya.
Ternyata pekerjaan mengirim bunga ini, tidak semudah yang kubayangkan. Kenapa aku merasa kedinginan?
...---***---...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 214 Episodes
Comments
Umi Abi
ha ha kocak banget
2022-08-05
0
Lovely
Aiisss... Saat kata cerai trucap, mulai frustasi sih Ray 😀 Saat Ray merubah sikap n sifat mulai dtg pesaing berat 😍
Cerita makin seru, pembaca makin penasaran 😍😎💋
2022-05-27
0
mama yuhu
waduh 😅😅😅
2022-04-20
1