Bab 13. Bekal cinta

Hampir semalaman Ray tidak tidur, ia selalu bersiap siaga menjaga istrinya yang sedang sakit. Dan benar saja, saat dini hari tiba suhu badan Tisha tiba-tiba meninggi.

Bahkan gadis itu mengigau beberapa kali memanggil ayahnya.

"Ayah.. ayah.. jangan pergi ayah.. aku tidak mau bersama ibu dan kakak.. kakak jahat..." Tisha mengigau dengan mata tertutup

"Tenanglah, aku disini. Tidurlah lagi"

Ibu dan kakak nya jahat? apa maksudnya? apa dia masih punya keluarga? kenapa aku tidak tau?

Ray yang tidak biasa merawat orang yang sakit sebelumnya, sebisa mungkin merawat Tisha yang sedang demam tinggi itu. Ray meletakkan handuk di kening Tisha untuk meredakan demamnya. Beberapa kali ia mengecek suhu tubuh istrinya.

Ray duduk di samping Tisha, mengatur temperatur suhu yang ada di kamar itu. Ray mulai mengantuk, tapi ia tidak mau tertidur sebelum keadaan Tisha membaik dan demamnya menurun.

Tak terasa jam menunjukkan sudah pukul 2 dini hari..

Mata Tisha terbuka pelan-pelan, ia merasa kepalanya sangat pusing dan badannya lemas.

"Kenapa kamu bangun? kamu masih perlu banyak istirahat. Apa kamu mau minum? atau kamu lapar?" tanya Ray sambil menatap lembut gadis yang masih berbaring itu

Kenapa dia menatapku begitu lembut? dia juga perhatian padaku. Apa aku bermimpi?. batin Tisha terlihat bingung

"Hey, jawab aku? apa kamu haus? atau kamu lapar? tubuhmu ada yang tidak enak?" tanya Ray

"Aku haus kak.." jawab Tisha lemas

Ray membangunkan dan mendudukkan tubuh istrinya, menopangnya agar tidak jatuh. Ray memberikan segelas air pada Tisha. Tapi Tisha kesulitan untuk meminum nya karena lemas, air minum itu terus berjatuhan dan membasahi piyama Tisha.

Kalau terus tumpah begini, bagaimana bisa dia meminum nya? dia juga harus minum obat pereda panas lagi. Ray tampak bingung melihat Tisha yang terus menumpahkan air minum dan obat sirup yang harus di minumnya.

"Aku minta maaf" ucap Ray tiba-tiba pada Tisha

"Untuk apa kakak minta maaf?"tanya Tisha dalam keadaan setengah tidak sadar.

"Telan lah"

Ray meminum sirup obat itu dan menyuapi Tisha dengan mulutnya. Hingga bibir mereka bersentuhan.

Hmphh!!"

GLEK

GLEK

Tisha berhasil meminum obatnya tanpa tumpah. Ray juga memberinya air minum melalui mulutnya juga, mereka terlihat seperti berciuman.

Hmph..

GLEK

" ini pasti mimpi, tapi kenapa terasa sangat nyata? kak Ray mencium ku lagi, kak Ray yang yang seperti es batu itu bersikap baik padaku. Haha.." Tisha mengigau dan kembali berbaring di ranjangnya. Beberapa detik kemudian setelah minum obat, Tisha jatuh tertidur pulas.

"Ya, ini mimpi atau bukan, kamu sendiri yang tau dan merasakan nya." Ray membelai pipi Tisha dengan lembut

****

Keesokan harinya, Tisha terbangun dengan tubuh yang terasa lebih baik, ia melihat suaminya sedang berpakaian dengan setelan jas untuk ke kantor.

"Kak Ray?"

"Kamu sudah bangun?" tanya Ray sambil mengikat dasinya ,dan melihat ke arah Tisha yang sedang duduk di ranjang.

Tisha terkejut saat melihat dark circle yang cukup tebal ada di bawah mata Ray. Ada apa dengan suaminya itu? Tisha bertanya-tanya dalam hatinya.

"Aku akan buatkan sarapan dulu" Tisha beranjak dari ranjangnya, kakinya yang terkilir masih terasa sakit." Ack! "

Kayanya aku memang tidak bisa bekerja dalam kondisi seperti ini.

"Diam saja di situ dan beristirahat, sarapannya sudah dibuat kok. " jawab Ray sambil mendudukkan kembali istrinya di ranjang. Tangan Ray menyentuh kening Tisha. " Syukurlah.." Ray bernapas lega

"Syukurlah? memangnya kenapa?" tanya Tisha

"Kamu semalam demam tinggi" jawab Ray sambil memakai jas nya.

"Demam? benarkah?" tanya Tisha mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi semalam.

"Kamu tidak ingat?" tanya Ray

"Tidak" jawab Tisha jujur

"Haa..baiklah, aku akan ambil sarapan dulu untukmu setelah itu baru minum obat" Ray melangkah menuju ke luar kamar itu.

"Kak.. tolong jangan berbuat baik padaku seperti ini, perlakukan saja aku seperti biasa nya. Bukankah kamu selalu memperlakukan ku seperti manusia kasat mata?" tanya Tisha dengan senyuman pahit di wajahnya

Benar, aku selalu memperlakukan nya seperti manusia yang kasat mata. Aku pikir dengan tidak bicara apapun, kamu tidak pergi dariku dan bertahan dengan apapun yang terjadi. Ternyata, aku salah.. sikapku yang dingin malah membuatmu ingin berpisah denganku.

Ray sempat terdiam lalu ia membalikkan badannya ke arah Tisha "Mulai sekarang aku tidak akan begitu, kamu jangan lupa kita adalah kekasih sekarang"

Tisha terpana mendengar kata-kata Ray, yang terdengar serius dan tidak dingin seperti biasanya.

Sebelum berangkat bekerja perhatian Ray mengambilkan semangkuk bubur dan segelas susu untuk istrinya itu. Disana juga ada bi Ani yang sedang beres-beres rumah.

Setelah memastikan Tisha memakan habis semua buburnya, dan minum obat. Ray segera bersiap-siap berangkat kerja.

"Kakak mau kerja?"

"Emangnya mau kemana lagi?"

"Tapi mata kakak item banget, apa kakak baik-baik saja? apa aku menganggu kakak semalam?" tanya Tisha cemas

"Tidak apa-apa, sudahlah kamu istirahat saja. Aku mau kerja"

"Aku buatkan bekal makan siang untuk kakak ya"

"Tidak perlu, mulai sekarang aku tidak akan memaksamu melakukan itu lagi kalau kamu tidak mau"

"Tapi aku mau melakukan nya, tunggu ya. Aku akan masak dulu" Tisha mencoba berdiri

"Kaki mu kan masih sakit, mana bisa memasak." kata Ray melarang

"Kaki ku yang sakit bukannya tanganku, aku bisa dibantu sama Bi Ani" kata Tisha semangat

"Ternyata selama ini kucing penurut yang ada di rumahku itu adalah kucing yang keras kepala ..haa.. " gumam Ray sambil tersenyum tipis

"Kakak bilang apa?"

"Tidak ada, ayo kalau kamu mau memasak" Ray menghampiri Tisha.

Ray membantu istrinya berjalan ke dapur dengan memapahnya, disana ada bi Ani yang sedang bersih-bersih dapur. Dapur terlihat tampak berantakan.

"Ada apa bi? apa ada gempa?" tanya Tisha sambil melihat barang-barang yang berserakan dimana-mana.

"Hehe bukan gempa non, tapi tuan habis memasak bubur" jawab Bi Ani sambil tersenyum

Tisha melirik ke arah suaminya, ia tak percaya bahwa suaminya akan memasak untuknya. Ini pertama kalinya ia mencoba masakan Ray, ada rasa terharu dan senang di dalam hatinya.

"Ehem.. aku terpaksa memasak karena tadi bi Ani belum datang" ucap Ray sambil mengalihkan pandangannya.

Aku tidak tahu kalau kak Ray akan memasak untukku, pantas saja tadi dia terus bertanya apa buburnya enak atau tidak. Aku senang sekali.. tapi aku juga sedih karena kita akan berpisah.

"Terimakasih kak, pantas saja buburnya enak" Tisha tersenyum

"Kamu mengejekku? buburnya jelas jelas tidak enak, tadi kamu bilang sendiri rasanya aneh " kata Ray kesal

"I..itu karena.." Tisha tersenyum bingung

"Karena kamu pikir itu buatan Bi Ani, kan? " tanya Ray sebal

"Iya itu benar" jawab Tisha cepat

"Jadi bubur buatan ku tidak enak, kan?" tanya Ray dengan bibirnya yang mengerucut

"Aku tidak bilang tidak enak, aku hanya bilang rasanya sedikit aneh"

"Bukankah itu artinya sama dengan tidak enak?" tanya Ray

"Swear deh! buburnya enak kok" Tisha tersenyum dan menunjukkan kedua jarinya.

Kenapa kak Ray terlihat sangat anak kecil kalau sedang ngambek ya? apakah ini sisi gemas nya? selama ini aku selalu melihat sosoknya yanh dingin tanpa emosi. Tapi hari ini aku lihat kak Ray menunjukkan emosinya. Apa es batu di hatimu itu sudah mulai mencair atau ini hanya ilusi ku saja?

Setelah perdebatan kecil di pagi hari itu antara Ray dan Tisha. Gadis berusia 23 tahun itu segera memasak nasi goreng tanpa kecap kesukaan Ray, spesial dengan telur ceplok. Ray senang karena akhirnya ia bisa memakan masakan istrinya lagi setelah hampir satu minggu, Tisha tidak memasakkan makanan untuknya karena insiden meminta cerai.

Bau masakan yang lezat itu sudah tercium oleh hidung Ray yang tajam. Ray tersenyum melihat istrinya memindahkan nasi goreng dari penggorengan ke kotak bekal berwarna hitam. Terakhir, telur ceplok dan sosis berwarna merah di letakkan di atas nasi goreng tanpa kecap itu.

"Ehem.. terimakasih, aku akan bawa ke kantor." kata Ray sambil mengambil kotak bekal berwarna hitam itu.

" Tunggu kak, ini ada satu kotak lagi." kata Tisha sambil mengerahkan kotak bekal berwarna biru pada Ray.

"Tidak usah repot-repot, aku makan satu porsi saja cukup kok"

"Haha, ini bukan untuk kakak. Ini untuk pak Gerry" jawab Tisha sambil tertawa kecil

"Kenapa dia juga dikasih?" tanya Ray kesal

"aku tau kalau pak sekretaris kadang melewatkan makan siangnya, saking sibuknya ia mengatur jadwal kakak. Jadi, berikan ini padanya ya.. please.." kata Tisha

Kenapa aku harus memberikan nasi goreng buatan istriku pada nya? huh!

Tanpa bicara apa-apa, Ray langsung membawa kotak bekal yang di peruntukan untuk sekretaris nya itu. Ray kembali dengan mode wajah dingin nya, kali ini ditambah wajah cemberut tidak seperti dirinya yang biasanya.

Tisha tersenyum melihat kepergian suaminya itu, ia senang karena Ray sedikit demi sedikit menunjukkan emosinya.

"Aku berharap selama satu bulan ini, kamu bisa membuka hatimu lagi. Meskipun hatimu bukan diperuntukkan untukku, karena aku hanya ingin kamu bahagia kak.." gumam Tisha sambil memegang dadanya.

...🍂🍂🍂...

15 menit kemudian...

Kantor Argantara grup, seperti biasanya ketika datang ke kantor nya ia selalu disambut oleh beberapa pegawai disana.

Mereka menghormati Ray sebagai pimpinan tertinggi di perusahaan mereka. " Selamat pagi pak"

"Hm... ya" jawab Ray singkat dan dingin

Ray berjalan melewati para karyawan yang menyapa dan menyambutnya. Ray diikuti Gerry, masuk ke dalam lift menuju ke kantor Presdir. Gerry mencium sesuatu yang lezat dari kantong kresek yang dibawa Ray, terlihat seperti kotak bekal.

"Apaan kamu ngendus ngendus kaya gitu?" tanya Ray tidak senang

"Tidak pak, saya hanya mencium bau yang lezat di sekitar lift ini" jawab Gerry sambil kembali menegakkan badannya

"Hah, penciuman mu sangat tajam" Ray tersenyum sinis, dengan wajah terpaksa ia memberikan kotak bekal berwarna biru itu pada Gerry.

"Ini untuk saya pak?" tanya Gerry sambil memegang kotak bekal dari Ray.

"Ya, itu buatan istriku" jawab Ray

"Makanan buatan nyonya pasti enak"

"Tentu saja, kamu harus menghabiskan nya. Kalau tidak habis, kamu akan ku kirim ke Afrika" ancam Ray serius

"Iya pak, sebuah kehormatan untuk saya di buatkan bekal oleh nyonya"

"Hey hey! ralat ucapan mu barusan, makanan itu dibuat untukku dan bukan untukmu. Kamu hanya dapat sisa makanan dariku, paham?" kata Ray tegas

"Baik, pak Presdir saya mengerti" jawab Gerry patuh, dengan senyum profesional nya.

Apa pak presdir sedang cemburu? Apa hubungan nyonya dan Presdir sudah mulai membaik? sampai nyonya membuatkan lagi bekal cinta nya untuk pak Presdir.

TING!

Mereka sampai di lantai paling atas gedung itu, lebih tepatnya ruangan presdir, sekretaris dan asistennya bekerja. Segera setelah sampai di ruangan nya, Presdir Argantara grup itu duduk di kursinya.

"Oh ya pak saya akan melaporkan tentang nomor itu dan pria yang bernama Zayn" kata Gerry

"Baik, katakan sekarang"

"Bukankah sekarang kita harus bekerja dulu Pak?" tanya Gerry

"Gerry, disini bos nya kamu atau aku?"

"Tentu saja bapak" jawab Gerry dengan cepat

"Lalu, apa hak mu menyuruhku bekerja?" tanya Ray marah

"Maaf pak, saya tidak berhati-hati" kata Gerry memohon maaf

Sial! menyinggungnya sedikit saja aku sudah merasa kedinginan.

"Cepat katakan laporan mu"

"Orang yang bernama Zayn itu adalah orang yang sama dengan pria menghubungi nyonya" kata Gerry

"Informasi detail! aku ingin detail" Ray tegas

"Ba-baik pak" jawab Gerry takut

Gerry menjelaskan tentang pria yang bernama lengkap Zayn Alterra itu secara detail. Zayn Alterra, pria berusia 23 tahun itu adalah seorang artis terkenal, penyanyi, aktor dan model papan atas yang berasal dari sekolah seni di luar negeri. Keluarga nya yang masih berasal dari keluarga kerajaan di Inggris, namun Zayn menolak posisi ahli waris karena ingin mengejar mimpinya sebagai publik figur yang selalu ia inginkan. Zayn juga adalah teman SMA, satu kelas dengan Tisha.

"Ini fotonya pak"

Tidak disangka, nyonya bisa di dekati oleh artis terkenal, belum lagi dia adalah kerabat dari keluarga kerajaan.

Gerry menunjukkan sebuah foto majalah, dan di depan itu ada foto Zayn. Ray agak insecure setelah melihat gambar Zayn di majalah itu, ia membandingkan dirinya dengan Zayn.

"Hah, pria ini terlihat sangat tidak Maco. Kulitnya terlalu putih untuk ukuran seorang pria, dia juga tidak tampan. Kenapa semua orang menyebutnya tampan? bagaimana bisa orang seperti ini dijadikan artis. Huh!" gerutu Ray kesal melihat foto itu.

Dia memang sedikit lebih tampan dariku, dia juga kerabat dari keluarga kerajaan, kenapa pria seperti ini mengejar wanita yang sudah menikah? Apa dia tidak takut dengan rumor dan gosip yang akan menghancurkan karirnya? Atau dia tidak tau kalau Tisha sudah menikah denganku?

"Menurut saya bapak lebih tampan dari Zayn ini"

"Bagus, kamu naik gaji" kata Ray sambil tersenyum senang

"Terimakasih pak, bapak juga terlihat sangat Maco, itu sebabnya Nyonya sangat mencintai bapak" Gerry memuji Presdir nya dengan semangat

"Bonus bulan ini, 20 persen kamu juga dapat" Ray tersenyum senang.

Asik! naik gaji, bonus! Gerry kegirangan di dalam hatinya.

"Oh ya Gerry, katanya ada artis dari luar negeri yang akan menjadi model brand new perusahaan kita. Orang itu adalah Zayn yang ini kan?" tanya Ray

"Benar pak, besok siang anda ada jadwal pertemuan dengannya, manager, juga CEO agensi perusahaan nya. " jelas Gerry detail

"Bagus, biarkan aku menunjukkan posisinya" Ray tersenyum seperti sedang merancang sesuatu di kepalanya.

Ray dan Gerry memulai rutinitas mereka di kantor. Namun Ray terus senyum-senyum melihat kotak bekal makan siang buatan istrinya itu, ia tidak sabar menantikan makan siang. Gerry menyebutnya bekal cinta.

...---***---...

Readers! mohon maaf belum bisa up pagi lagi, cuma bisanya malam untuk novel ini😘🤗 insyaallah kalau sudah kondusif dan bisa ngetik malam nya, pagi juga sudah bisa up.

Terpopuler

Comments

Umi Abi

Umi Abi

ha ha 😂😂 puji terus ger siapa tau nanti uang nya numpuk

2022-08-05

0

Lovely

Lovely

Aji mumpung buat Gerry 😍

2022-05-27

0

mama yuhu

mama yuhu

btw... herey penjilat. tauk saja bos lg gak mood gegara zayn😁😁

2022-04-24

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Cerai?
2 Bab 2. Terlilit hutang
3 Bab 3. Mengajarkan mu
4 Bab 4. Berubah
5 Bab 5. Care
6 Bab 6. Ciuman pertama
7 Bab 7. Ray Emosi
8 Bab 8. Makan siang bersama
9 Bab 9. Teman lama
10 Bab 10. Kenapa kamu begini?
11 Bab 11. Fine, ayo kita lakukan
12 Bab 12. Tidur bersama
13 Bab 13. Bekal cinta
14 Bab 14. Tawaran untuk Tisha
15 Bab 15. Baju kurang bahan
16 Bab 16. Kencan pertama (1)
17 Bab 17. Kencan pertama (2)
18 Bab 18. Hubungan suami istri
19 Bab 19. Digigit serangga
20 Bab 20. Minta cium
21 Bab 21. Dia istriku
22 Bab 22. Hukuman
23 Bab 23. Keluarga?
24 Bab 24. Tisha mengalah
25 Bab 25. Ibu dan anak sama saja
26 Bab 26. Maaf untuk masa lalu
27 Bab 27. Terbakar
28 Bab 28. Maaf lagi?
29 Bab 29. Marahan
30 Bab 30. Sudah cukup
31 Bab 31. Jalan terbaik
32 Bab 32. Pahit
33 Bab 33. Divorce Agreement
34 Bab 34. Pertanggungjawaban
35 Bab 35. Zee pelakor (1)
36 Bab 36. Zee pelakor (2)
37 Bab 37. Ini bukan kesempatan
38 Bab 38. Kewajiban istri
39 Bab 39. Keributan Pagi hari
40 Bab 40. Dibalik duka ada..
41 Bab 41. Aku membencimu
42 Bab 42. Rencana setelah cerai
43 Bab 43. Sidang perceraian (1)
44 Bab 44. Sidang perceraian (2)
45 Bab 45. Terpaksa pindah
46 Bab 46. Persiapan pernikahan Zee
47 Bab 47. Hasil pemeriksaan
48 Bab 48. Karma dibayar tunai
49 Bab 49. Gugurkan
50 Bab 50. Mual-mual
51 Bab 51. Ray tak percaya
52 Bab 52. Ketahuan
53 Bab 53. Kecelakaan
54 Bab 54. Tidak mungkin
55 Bab 55. Ray tidak waras?
56 Bab 56. Mimpi buruk
57 Bab 57. Tisha siuman
58 Bab 58. Siapa papa ku, ma?
59 Bab 59. Zayn takut
60 Bab 60. Perjalanan bisnis
61 Bab 61. Mana mama papa mu?
62 Bab 62. Bocah imut
63 Bab 63. Om eskrim
64 Bab 64. Doa Rasya untuk Ray
65 Bab 65. Pertemuan
66 Bab 66. Zayn brengsek!
67 Bab 67. Penjelasan Zayn
68 Bab 68. Om itu papa ku?
69 Bab 69. Ingatan kembali
70 Bab 70. Rasya di sekolah
71 Bab 71. Tidak tahu malu
72 Bab 72. Rasya ngambek (1)
73 Bab 73. Rasya ngambek (2)
74 Bab 74. Berdebat
75 Bab 75. Ayah dan anak kompak
76 Bab 76. Di pesawat
77 Bab 77. Ngambek lagi, Rasya?
78 Bab 78. Akal bulus
79 Bab 79. Kembali ke Jakarta
80 Bab 80. Kamu masih hidup?
81 Bab 81. Zevanya
82 Bab 82.Tidak ada artinya
83 Bab 83. Mulai perhatian
84 Bab 84. Ganti kesempatan
85 Bab 85. Video Call
86 Bab 86. Berdebar
87 Bab 87. Kakek buyut dan cicitnya
88 Bab 88. Jambak
89 Bab 89. Zee buat rusuh
90 Bab 90. Zee akan dapat balasan
91 Bab 91. Kamu akan dukung papa, kan?
92 Bab 92. Anak haram lagi
93 Bab 93. Penipuan
94 Bab 94. Diancam
95 Bab 95. Berita Zayn
96 Bab 96. Keputusan Zayn
97 Bab 97. Dia bukan istrimu
98 Bab 98. Belanja bersama
99 Bab 99. Rasa yang pernah ada
100 Bab 100. Tanpa sadar (spesial chap)
101 Bab 101. Berita bagus
102 Bab 102. Sarapan pagi
103 Bab 103. Pengakuan Ahmad
104 Bab 104. Rasya hilang
105 Bab 105. Permohonan Bu Lisa
106 Bab 106. Rasya diculik
107 Bab 107. Permainan Zee
108 Bab 108. Penyelamatan
109 Bab 109. Akhir Zevanya
110 Bab 110. Zayn menjenguk Rasya
111 Bab 111. Dissapointed
112 Bab 112. Niat pindah
113 Bab 113. Pindah rumah
114 Bab 114. Diterima kerja
115 Bab 115. Di kantor
116 Bab 116. Ray manja
117 Bab 117. Rasya ke kantor papa
118 Bab 118. Rasya rese
119 Bab 119. Presdir baru
120 Bab 120. Menuduh
121 Bab 121. Senyum profesional
122 Bab 122. Fayra kecelakaan
123 Bab 123. Bimbang
124 Bab 124. Gara-gara martabak
125 Bab 125. Jangan rindu padaku
126 Bab 126. Teringat pesan terakhir
127 Bab 127. Tak ada logika
128 Bab 128. King
129 Bab 129. Sekolah baru Rasya
130 Bab 130. Ray pergi
131 Bab 131. Rumah sakit
132 Bab 132. Kejujuran Zee
133 Bab 133. Cepat pulang
134 Bab 134. Selamat tinggal
135 Bab 135. Ray kembali
136 Bab 136. Mengaku Rindu
137 Bab 137. Takluk
138 Bab 138. Aku butuh waktu sendiri
139 Bab 139. Mantan
140 Bab 140. Siuman
141 Bab 141. Kebenaran Dean
142 Bab 142. Duka
143 Bab 143. Pergi makan malam
144 Bab 144. Candle light dinner
145 Bab 145. Gagal romantis tapi berhasil
146 Bab 146. Aku masih mencintaimu
147 Bab 147. Parfum wanita
148 Bab 148. Resah
149 Bab 149. Aku sudah memilihnya
150 Bab 150. Permintaan maaf Zee
151 Bab 151. Rasya rewel
152 Bab 152. Surat wasiat
153 Bab 153. Satu malam
154 Bab 154. Kiss bye
155 Bab 155. Skandal
156 Bab 156. Menikah sekarang?
157 Bab 157. Sah
158 Bab 158. Papa mama harus kerjasama
159 Bab 159. Tidak sabaran!
160 Bab 160. Pagi indah
161 Bab 161. Berdua denganmu
162 Bab 162. Dia untukmu bukan untukku
163 Bab 163. Hadiah dari Zayn
164 Bab 164. Menikah dijodohkan
165 Bab 165. Kerja keras
166 Bab 166. Penyambutan Presdir baru
167 Bab 167. Masa lalu apa itu?
168 Bab 168. Wanita tersakiti
169 Bab 169. Dipersulit
170 Bab 170. Resign
171 Bab 171. Keanehan Tisha
172 Bab 172. Papa mama jangan berpisah
173 Bab 173. Rasya jadi kakak
174 Bab 174. Ibu Hamil
175 Bab 175. Keluarga kita akan bahagia
176 Bab 176. Aku diatas kamu dibawah
177 Bab 177. Menengok bayi
178 Bab 178. Titik terang
179 Bab 179. Bohong
180 Bab 180. Kepergok
181 Bab 181. Aku lelah
182 Bab 182. Aku menemukan mu
183 Bab 183. Anak ini bukan milikmu
184 Bab 184. Mogok kerja
185 Bab 185. Godaan rumah tangga
186 Bab 186. Wanita hamil kabur
187 Bab 187. Apartemen mawar
188 Bab 188. Kehilangan istri
189 Bab 189. Masih mencari
190 Bab 190. Pulanglah sayang
191 Bab 191. Firasat
192 Bab 192. Ray kecelakaan
193 Bab 193. Ini mimpi kan?
194 Bab 194. Aku menunggu mu
195 Promosi cerita kak Ramanda
196 Bab 195. Penghujung cinta
197 Bab 196. Pulang ke rumah
198 Skyskal
199 Bab 197. Di gigit ular
200 Bab 198. Bucin dari kecil
201 Bab 199. Fayra melahirkan
202 Bab. 200. Menuju bahagia
203 Bab 201. Welcome baby (End)
204 Promo kak rafizqi
205 Kisah cinta gadis tomboy
206 Budakku Mr. Mafia
207 Boncap 1
208 Boncap 2
209 Promo kak Anha
210 Dijodohkan dengan cinta pertama
211 Promo novel baru author Irma Kirana
212 Belenggu Cinta Papa Angkatku
213 Obsesi Cinta Tuan Mafia
214 Satu malam bersama pamanku???
Episodes

Updated 214 Episodes

1
Bab 1. Cerai?
2
Bab 2. Terlilit hutang
3
Bab 3. Mengajarkan mu
4
Bab 4. Berubah
5
Bab 5. Care
6
Bab 6. Ciuman pertama
7
Bab 7. Ray Emosi
8
Bab 8. Makan siang bersama
9
Bab 9. Teman lama
10
Bab 10. Kenapa kamu begini?
11
Bab 11. Fine, ayo kita lakukan
12
Bab 12. Tidur bersama
13
Bab 13. Bekal cinta
14
Bab 14. Tawaran untuk Tisha
15
Bab 15. Baju kurang bahan
16
Bab 16. Kencan pertama (1)
17
Bab 17. Kencan pertama (2)
18
Bab 18. Hubungan suami istri
19
Bab 19. Digigit serangga
20
Bab 20. Minta cium
21
Bab 21. Dia istriku
22
Bab 22. Hukuman
23
Bab 23. Keluarga?
24
Bab 24. Tisha mengalah
25
Bab 25. Ibu dan anak sama saja
26
Bab 26. Maaf untuk masa lalu
27
Bab 27. Terbakar
28
Bab 28. Maaf lagi?
29
Bab 29. Marahan
30
Bab 30. Sudah cukup
31
Bab 31. Jalan terbaik
32
Bab 32. Pahit
33
Bab 33. Divorce Agreement
34
Bab 34. Pertanggungjawaban
35
Bab 35. Zee pelakor (1)
36
Bab 36. Zee pelakor (2)
37
Bab 37. Ini bukan kesempatan
38
Bab 38. Kewajiban istri
39
Bab 39. Keributan Pagi hari
40
Bab 40. Dibalik duka ada..
41
Bab 41. Aku membencimu
42
Bab 42. Rencana setelah cerai
43
Bab 43. Sidang perceraian (1)
44
Bab 44. Sidang perceraian (2)
45
Bab 45. Terpaksa pindah
46
Bab 46. Persiapan pernikahan Zee
47
Bab 47. Hasil pemeriksaan
48
Bab 48. Karma dibayar tunai
49
Bab 49. Gugurkan
50
Bab 50. Mual-mual
51
Bab 51. Ray tak percaya
52
Bab 52. Ketahuan
53
Bab 53. Kecelakaan
54
Bab 54. Tidak mungkin
55
Bab 55. Ray tidak waras?
56
Bab 56. Mimpi buruk
57
Bab 57. Tisha siuman
58
Bab 58. Siapa papa ku, ma?
59
Bab 59. Zayn takut
60
Bab 60. Perjalanan bisnis
61
Bab 61. Mana mama papa mu?
62
Bab 62. Bocah imut
63
Bab 63. Om eskrim
64
Bab 64. Doa Rasya untuk Ray
65
Bab 65. Pertemuan
66
Bab 66. Zayn brengsek!
67
Bab 67. Penjelasan Zayn
68
Bab 68. Om itu papa ku?
69
Bab 69. Ingatan kembali
70
Bab 70. Rasya di sekolah
71
Bab 71. Tidak tahu malu
72
Bab 72. Rasya ngambek (1)
73
Bab 73. Rasya ngambek (2)
74
Bab 74. Berdebat
75
Bab 75. Ayah dan anak kompak
76
Bab 76. Di pesawat
77
Bab 77. Ngambek lagi, Rasya?
78
Bab 78. Akal bulus
79
Bab 79. Kembali ke Jakarta
80
Bab 80. Kamu masih hidup?
81
Bab 81. Zevanya
82
Bab 82.Tidak ada artinya
83
Bab 83. Mulai perhatian
84
Bab 84. Ganti kesempatan
85
Bab 85. Video Call
86
Bab 86. Berdebar
87
Bab 87. Kakek buyut dan cicitnya
88
Bab 88. Jambak
89
Bab 89. Zee buat rusuh
90
Bab 90. Zee akan dapat balasan
91
Bab 91. Kamu akan dukung papa, kan?
92
Bab 92. Anak haram lagi
93
Bab 93. Penipuan
94
Bab 94. Diancam
95
Bab 95. Berita Zayn
96
Bab 96. Keputusan Zayn
97
Bab 97. Dia bukan istrimu
98
Bab 98. Belanja bersama
99
Bab 99. Rasa yang pernah ada
100
Bab 100. Tanpa sadar (spesial chap)
101
Bab 101. Berita bagus
102
Bab 102. Sarapan pagi
103
Bab 103. Pengakuan Ahmad
104
Bab 104. Rasya hilang
105
Bab 105. Permohonan Bu Lisa
106
Bab 106. Rasya diculik
107
Bab 107. Permainan Zee
108
Bab 108. Penyelamatan
109
Bab 109. Akhir Zevanya
110
Bab 110. Zayn menjenguk Rasya
111
Bab 111. Dissapointed
112
Bab 112. Niat pindah
113
Bab 113. Pindah rumah
114
Bab 114. Diterima kerja
115
Bab 115. Di kantor
116
Bab 116. Ray manja
117
Bab 117. Rasya ke kantor papa
118
Bab 118. Rasya rese
119
Bab 119. Presdir baru
120
Bab 120. Menuduh
121
Bab 121. Senyum profesional
122
Bab 122. Fayra kecelakaan
123
Bab 123. Bimbang
124
Bab 124. Gara-gara martabak
125
Bab 125. Jangan rindu padaku
126
Bab 126. Teringat pesan terakhir
127
Bab 127. Tak ada logika
128
Bab 128. King
129
Bab 129. Sekolah baru Rasya
130
Bab 130. Ray pergi
131
Bab 131. Rumah sakit
132
Bab 132. Kejujuran Zee
133
Bab 133. Cepat pulang
134
Bab 134. Selamat tinggal
135
Bab 135. Ray kembali
136
Bab 136. Mengaku Rindu
137
Bab 137. Takluk
138
Bab 138. Aku butuh waktu sendiri
139
Bab 139. Mantan
140
Bab 140. Siuman
141
Bab 141. Kebenaran Dean
142
Bab 142. Duka
143
Bab 143. Pergi makan malam
144
Bab 144. Candle light dinner
145
Bab 145. Gagal romantis tapi berhasil
146
Bab 146. Aku masih mencintaimu
147
Bab 147. Parfum wanita
148
Bab 148. Resah
149
Bab 149. Aku sudah memilihnya
150
Bab 150. Permintaan maaf Zee
151
Bab 151. Rasya rewel
152
Bab 152. Surat wasiat
153
Bab 153. Satu malam
154
Bab 154. Kiss bye
155
Bab 155. Skandal
156
Bab 156. Menikah sekarang?
157
Bab 157. Sah
158
Bab 158. Papa mama harus kerjasama
159
Bab 159. Tidak sabaran!
160
Bab 160. Pagi indah
161
Bab 161. Berdua denganmu
162
Bab 162. Dia untukmu bukan untukku
163
Bab 163. Hadiah dari Zayn
164
Bab 164. Menikah dijodohkan
165
Bab 165. Kerja keras
166
Bab 166. Penyambutan Presdir baru
167
Bab 167. Masa lalu apa itu?
168
Bab 168. Wanita tersakiti
169
Bab 169. Dipersulit
170
Bab 170. Resign
171
Bab 171. Keanehan Tisha
172
Bab 172. Papa mama jangan berpisah
173
Bab 173. Rasya jadi kakak
174
Bab 174. Ibu Hamil
175
Bab 175. Keluarga kita akan bahagia
176
Bab 176. Aku diatas kamu dibawah
177
Bab 177. Menengok bayi
178
Bab 178. Titik terang
179
Bab 179. Bohong
180
Bab 180. Kepergok
181
Bab 181. Aku lelah
182
Bab 182. Aku menemukan mu
183
Bab 183. Anak ini bukan milikmu
184
Bab 184. Mogok kerja
185
Bab 185. Godaan rumah tangga
186
Bab 186. Wanita hamil kabur
187
Bab 187. Apartemen mawar
188
Bab 188. Kehilangan istri
189
Bab 189. Masih mencari
190
Bab 190. Pulanglah sayang
191
Bab 191. Firasat
192
Bab 192. Ray kecelakaan
193
Bab 193. Ini mimpi kan?
194
Bab 194. Aku menunggu mu
195
Promosi cerita kak Ramanda
196
Bab 195. Penghujung cinta
197
Bab 196. Pulang ke rumah
198
Skyskal
199
Bab 197. Di gigit ular
200
Bab 198. Bucin dari kecil
201
Bab 199. Fayra melahirkan
202
Bab. 200. Menuju bahagia
203
Bab 201. Welcome baby (End)
204
Promo kak rafizqi
205
Kisah cinta gadis tomboy
206
Budakku Mr. Mafia
207
Boncap 1
208
Boncap 2
209
Promo kak Anha
210
Dijodohkan dengan cinta pertama
211
Promo novel baru author Irma Kirana
212
Belenggu Cinta Papa Angkatku
213
Obsesi Cinta Tuan Mafia
214
Satu malam bersama pamanku???

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!