Bab 15

Tak ada lum*atan, hanya sekedar menempel. Pertemuan bibir yang bertahan hingga lebih dari lima detik, membuat Zara tak berani membuka matanya.

Tidak di sadari, bahwa aksi mereka di lihat oleh Ayu. Zara yang tidak sempat menutup pintu saat memasuki kamar Ken, membuatnya harus menyaksikan dua orang dengan kondisi bibir saling menyatu, melalui celah pintu yang sedikit terbuka.

Ia yang hendak meminjam carger pada sang kakak, harus mengurungkan niatnya lalu kembali ke kamar. Dan akan menceritakan apa yang di lihatnya pada Kanes yang juga sedang berada di rumah Danu.

"Buka matamu!" Perintah Kennan sesaat setelah mengurai bibirnya

Sempat ragu, perlahan Zara membuka matanya.

"Ini peringatan pertama" Lanjutnya di iringi dengan gerakan ibu jarinya mengusap bibir Zara bagian bawah.

Wajah Kennan begitu dekat, Zara yang masih malu sekaligus ketakutan, langsung mengangguk menurunkan pandangannya.

"Masih belum mau ngaku?" tanya Kennan dengan satu alis terangkat.

"Mau aku paksa" ucap Kennan lagi seraya mengangkat dagu Zara.

Gadis itu menggeleng.

"Kalau begitu" Kali ini Kennan melipat kedua tangannya di dada "Katakan apa saja yang kamu pendam di situ" sambungnya seraya menunjuk bagian dada Zara dengan dagunya. "Termasuk perasaanmu padaku"

Sekali lagi Zara menelan salivanya.

"Aku"

"Mbak Zara" panggil Ayu dengan suara sedikit berteriak. Ia yang tadi berpapasan dengan Danu di anak tangga, segera mengurungkan niat ayahnya yang ingin menuju kamar Kennan untuk mengambil flashdisk. Lalu menawarkan diri untuk membantunya mengambilkan benda yang di maksud, dan menyuruhnya untuk turun kembali.

Kennan dan Zara kompak mengalihkan pandangan ke arah pintu.

"Kita belum selesai bicara" ucap Kennan lalu tangannya bergerak terulur dengan badan membungkuk meraih tisu di meja samping tepat mereka berdiri. "Lihat jidatmu mendadak banjir gara-gara kamu menyimpan banyak rahasia" Lanjutnya sambil mengusapkan tisu di kening Zara. "Keluarlah Ayu memanggilmu" Kennan lalu berbalik menuju lemari.

Sampai dia membuka pintu lemari, Zara masih berdiri di tempat semula, membuat Kennan menolehkan kembali wajahnya.

Bukan tak ingin keluar, tapi gadis itu sedang berusaha menormalkan detak jantungnya yang berpacu sangat liar. "Mau lihat mas ganti baju?" tanya Kennan yang langsung di jawab gelengan kepala oleh Zara, membuat Ayu yang sedari tadi berdiri di ambang pintu terkekeh geli. Takut Kennan akan mengulitinya lebih dari ini, Zara akhirnya keluar melewati Ayu, dengan tergesa-gesa.

"Mas, Ayah minta flashdisk"

"Ambil tuh di tas mas"

Setelah berhasil menemukan benda itu, Ayu menghampiri sang Kakak yang tengah mengenakan kaos "Gimana rasanya makan bibir mbak Zara?" ledek Ayu dengan senyum miringnya.

"Kamu?"

"Untung bukan ayah yang lihat" potongnya lalu berlari menerobos pintu.

*******

Usai makan malam, Zara membantu Nina mencuci piring dan membereskan meja makan. Kemarahan Zara kian bertambah setelah ia marah dengan sikap Kennan yang tiba-tiba menciumnya, dan Kennan yang seolah sengaja terus memuji Frea di depan Danu dan Nina saat sesi makan malam, membuat Zara berfikir bahwa dia hanya di buat mainan oleh Kennan.

Selama aktifitas makan, gerak-gerik Zara yang menunjukan kegelisahan serta cemburu, tak pernah luput dari pandangan kedua adiknya.

Begitupun dengan Kennan, bukan hanya sekali, tapi beberapa kali ekor matanya melirik Zara, seolah merasa puas sudah membuatnya tak konsentrasi menyuapkan sendok ke mulut karena Kennan terus mencuri pandang padanya.

Saat ini, mereka sedang berkumpul di ruang keluarga, sembari menunggu Irma dan Rio datang menjemput Zara dan Kanes, mereka berbincang sesekali bercanda.

Kecuali Danu yang duduk di samping Nina, tampak sibuk dengan notebooknya, dan Kennan yang duduk di lantai dengan menyenderkan punggung pada sofa pun tengah sibuk berkutat di depan laptop.

Saat terdengar bunyi ponsel, Kennan dan yang lainnya mengalihkan pandangannya pada Zara.

"Siapa mbak?" tanya Nina

"Mas Yusuf bund" jawabnya sambil berdiri " mbak ke depan dulu bund"

Nina mengangguk seraya menyunggingkan senyum.

Tidak lama kemudian, Kennan mengklik ikon file save, lalu exit. Ia menaruh laptop di atas meja tanpa melipatnya. Berdiri dan meraih sebungkus rokok serta korek. Ia berniat menyusul Zara.

"Mau kemana?"

"Udud dulu pasti bund" bukan Kennan yang menjawab melainkan Ayu.

Ayu dan Kanes sama-sama menatap punggung Kennan yang berjalan semakin menjauh. Nina yang memergoki tatapan kedua gadis itu, ikut memindai pandangannya ke arah Kennan.

"Kenapa sama mas Kennan?" Pertanyaan Nina yang tiba-tiba, membuat Ayu dan Kanes gelagapan.

"Nggak ada apa-apa bund?" jawab mereka nyaris bersamaan.

*********

Kennan mendapati Zara yang tengah duduk di bangku taman depan rumah sambil memainkan ponselnya. Sepertinya Zara sudah selesai berbicara via telfon dengan Yusuf.

"Za" panggil Kennan dari jarak sekitar tiga meter

"Astaga"

"hhhh,,Kamu pasti ngira mas hantu, kan?" tanya Kennan sambil menjentikan korek api.

"Uji nyali, hufft rilex Za, santai" Batin Zara

"Ada apa?" tanya Zara ketus, membuat Kennan mengernyitkan dahinya sesaat, lalu kembali fokus menghisap rokok.

Zara menatapnya tajam "Enak banget setelah memporak-porandakkan jantungku, dia dengan santainya menyesap rokok dan memainkan asapnya, seolah tak ada rasa bersalah padaku telah menciumku"

Kenan yang menyadari tatapan Zara, Ia segera membalas tatapannya tak kalah tajam. Selama melakukan kontak mata, tangan Kennan tak menghentikan gerakan menyelipkan rokok di mulutnya. Seolah mengejek saat menghembuskan asapnya, membuat Zara semakin geram.

"Sudah berani menatap mas sekarang?" Kennan dengan senyum sinisnya "Apa mau melanjutkan pembicaraan yang terputus tadi?" tanyanya kali ini sambil menjentikan abu rokok.

"Apa mas nggak ada niat buat minta maaf?"

"Aku?" sahut Kennan

"Memangnya siapa lagi yang ada di sini?"

"Memangnya mas salah apa, harus minta maaf?" jawabnya santai, namun berhasil membuat Zara semakin naik pitam.

"Apa nggak merasa bersalah sudah menciumku?"

"Apa kamu marah mas cium?"

"Aku menginginkan jawaban saat bertanya?" dengan sangat berani Zara mengatakanya.

"Sepertimu yang menginginkan jawaban, mas juga ingin tahu isi hatimu?" ucap Kennan seraya membuang puntung rokok lalu menginjaknya hingga padam.

Setelah habis satu batang rokok, Ia mendekati Zara, lalu duduk di sampingnya. Membuat Zara yang tadinya sangat berani, kini nyalinya menciut seketika.

"Jangan menyimpan marah di hatimu" Dengan lembut Kennan mengatakannya "Jangan memendam perasaanmu dek, nggak baik menyimpannya sendiri" sambungnya seraya menyenderkan punggung.

"Mas cinta sama kamu, kamu juga cinta sama mas kan?"

Hening, tampaknya Zara masih belum berani mangakuinya.

"Ok, mas akan hitung satu sampai sepuluh jika tidak ada jawaban, mas anggap kamu memang benar-benar tidak mencintai mas, dan mas tidak akan mengganggumu lagi"

"Sepuluh" Kennan mulai menghitung "Sembilan" Ia menjeda sejenak. "Delapan" Kali ini mengambil napas pelan......."

"Dua,, Yakin ngga mau ngomong?" tanyanya, yang sama sekali tak mendapat jawaban dari Zara. Belum selesai berhitung, Kennan beranjak dari duduknya.

"Siapa yang mengijinkan mas pergi?" Tanya Zara Saat Kennan baru mengambil tiga langkah menjauh. "Stop dan kembali duduk di tempatmu tadi"

Langkah kaki Kennan terhenti, tapi hanya beberapa detik, diam-diam Ia menyunggingkan senyum kepuasan sebelum kembali melangkahkan kakinya memasuki rumah. Lelaki itu terus melangkah meninggalkan Zara yang masih menatap punggungnya.

BERSAMBUNG

Regards

Ane

Terpopuler

Comments

Lilik Juhariah

Lilik Juhariah

suka ma ayu dan kenes

2021-12-13

0

🌷Tuti Komalasari🌷

🌷Tuti Komalasari🌷

si Ayu ada ada aja, makan bibir mba Zara...😅😅

2021-11-12

4

N Hayati

N Hayati

ok thor semoga kesibukannya cepat beres

2021-11-03

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!