Bab 9

"Ridho belum datang?"

Pertanyaan Bagas membuat Kennan mengalihkan perhatian padanya.

"Bentar lagi paling" Respon Kennan setelah menyesap minumannya.

"Sibuk apa, biasanya paling awal datangnya"

"Kamu nggak tahu kalau hari ini dia opening SPBUnya yang ke 16?"

"O yah, aku nggak tahu, hebat juga ya, perasaan baru kemarin opening, sekarang buka lagi cabang baru"

"Assalamu'alaikum bro" sapa Ridho yang baru saja datang. "Walaikumsalam" jawab Ridho dan Kennan kompak. Lalu bergantian melakukan fist bump.

Mereka tengah berkumpul di sebuah kafe untuk sekedar bercerita ataupun mengobrol. Kennan, Ridho dan Bagas, adalah teman satu sekolah sejak di MTs dan MA milik kakek abi. Kennan dan Ridho yang sama-sama meneruskan sekolah di bidang bisnis, berbeda dengan Bagas yang mengikuti pendidikan kepolisian setelah lulus S 1 Tehnik informatika (programming). Dan kini mendapat tugas di polresta Surabaya.

Ridho berhasil menjadi seorang pebisnis yang memiliki beberapa cabang SPBU di area Surabaya, sedangkan Kennan meneruskan bisnis yang di dirikan oleh orang tuanya.

Sembari menunggu pesanan datang, mereka tampak membicarakan tentang wanita, dimana ketiganya belum memiliki pasangan.

"Ngomong-ngomong tuan besar, gimana planingnya?" pertanyaan Ridho membuat Kennan tersenyum kecut. Yang di maksud planing sama Ridho adalah tentang rencananya menikahi Zara. Hanya mereka bertigalah yang tahu bahwa Kennan mencintai wanita yang menjadi adiknya.

"Sepertinya ambyar dho" sahut Bagas.

Masih mengatupkan bibir, satu tangan Kenan memainkan bungkus rokok di atas meja.

"Maunya apa si temenmu itu?" ucap Ridho menunjuk Bagas "gregetan sendiri aku lama-lama!" lanjutnya dengan gelengan kepala.

"Aku tahu, nggak mudah buat ngungkapin perasaanmu, apalagi hubungan keluarga kalian sangat erat, tapi tetap saja harus di ungkapin" tambah Bagas menatap Ridho seolah meminta persetujuan.

"Betul Ken" Ridho tampak menyesap rokok lalu menghembuskan asapnya "Si Zara belum nyadar apa, kalau kakaknya cinta mati?"

Lelaki yang sedang di bicarakannya masih membisu, membuat Ridho dan Bagas semakin geram "Apa mau aku dan Bagas temuin Zara buat mewakili ngungkapin perasaanmu?"

Mendengkus pelan, Kennan memindai pandangan menatap Ridho dan Bagas Bergantian "Kalian membicarakanku tanpa berkaca pada diri sendiri" ucap Kennan lalu menyalakan sebatang rokok "Apa kabar kalian yang belum juga dapat pasangan hah?" Bisnis lancar, uang banyak, tampang juga nggak jelek-jelek amat, nyatanya belum ada wanita yang mau di ajak kencan. Apalagi kamu Dho, tiap tahun buka cabang SPBU, masih saja opening sendirian, tanpa dampingan wanita cantik" ucapnya mengejek.

"Haisst,, kamu saja yang jelas sudah ada target belum terealisasikan" jawab Ridho melempar bungkus rokok kosong ke wajah Kennan.

"Aku tuh lagi pusing tahu"

"Tahulah kamu pusing kan di buat sendiri" sahut Bagas

"Aku serius Gas" pekik Kennan "Zara lagi ada proses ta'aruf, aku benar-benar akan kehilangan dia"

"Makannya jangan lembek jadi cowo, kamu punya mulut buat apa kalau nggak di pake ngomong. Bilang dong ke Zara kalau kamu cinta bukan sebagai adik"

"Tapi kalau dia nggak cinta gimana?"

"Ya setidaknya kamu tahu perasaanya, setelahnya kamu harus move on dan cari target lain" sambung Ridho "Aku saranin secepatnya, kalau enggak, bisa keduluan sama ikhwan-ikhwan lainnya"

********

Cukup lama, ketiga lelaki itu berkumpul, hingga jam menunjukan pukul 9 malam. Mereka bersama-sama keluar dari gedung kafe menuju tempat parkir, dan di sinilah mereka berpisah.

Bukan rumah orang tuanya yang menjadi tujuan pulangnya malam ini, Kennan memilih ke rumah kakek Abi dan nenek Umi.

Saat memasuki halaman rumah sang kakek, terlihat beberapa mobil keluar dari gerbang.

"Apa kakek habis ada tamu?" gumam Kennan masih di dalam mobil.

"Assalamu'alaikum" Kennan meraih tangan kakek dan neneknya

"Wa'alaikumsalam"

"Habis ada tamu ya kek?" tanyanya lalu duduk di single sofa berhadapan dengan kakek neneknya yang duduk bersebelahan.

"Iya" ada seorang kakek yang menikahkan cucu perempuannya tadi"

Kennan mengerutkan dahi, berusaha keras mencerna ucapan kakeknya.

"Tadi ada pernikahan kek?"

Sang kakek mengangguk.

"Bagaimana bisa?" tanyanya dengan raut wajah heran

"Islam itu mudah nak?" pungkas kakek "Seorang ayah, atau kakek bisa menikahkan anak atau cucu perempuannya dengan laki-laki terbaik pilihannya, tanpa persetujuan dari pihak wanita, tentu saja dengan alasan tertentu"

"Maksudnya kek?" tanya Kennan dengan mimik wajah bingung serta ingin tahu

"Adanya hak wali ijbar dalam hukum perkawinan Islam adalah atas pertimbangan untuk kebaikan gadis yang dinikahkan, sebab sering terjadi seorang gadis tidak pandai memilih jodohnya yang tepat" Kakek Arifin memberi jeda, untuk mengambil nafas, karena usianya yang sudah tua, membuatnya tak se enerjik dulu "Apabila gadis dilepaskan untuk memilih jodohnya sendiri, dirasakan akan mendatangkan kerugian pada gadis dikemudian hari, maka hak wali ijbar di sini merupakan hak seorang wali baik itu ayah ataupun kakek untuk mengawinkan anak perempuannya, tanpa menunggu kerelaan darinya"

Tampaknya Kennan masih belum paham dengan penjelasan sang kakek.

"Maksudnya, misal ni kek, Kennan menikahi seorang gadis, tanpa harus menunggu persetujuan gadis yang di nikahi, begitu kek?"

"Iya, dan si ayah dari gadis itu bisa menggunakan hak wali ijbar dengan tujuan bahwa pilihan untuk anak gadisnya adalah yang terbaik"

Dalam Islam, Ada dua pendapat mengenai hak wali ijbar ini yaitu, pertama; menurut Imam Hanafi hak wali ijbar adalah hak seorang wali yang dapat menikahkan dengan paksa atau tanpa melalui persetujuan seseorang yang hendak dinikahkannya, yaitu kepada wanita kecil, wanita yang telah dewasa namun tidak berakal baik dia perawan atau janda.

Kedua, menurut Imam Syafi’i hak wali ijbar merupakan hak seorang wali yang berhak menikahkan anak gadisnya meskipun tanpa persetujuannya, baik gadis tersebut sudah baligh ataupun belum baligh"

"Berati hak ijbar itu untuk wanita yang belum cukup umur ya kek?"

"Iya, itu kalau menurut imam Hanafi, kalau menurut imam Syafi'i untuk semua wanita baik masih kecil ataupun sudah dewasa. Tergantung yang menjalankan, kita lebih manut ke imam Hanafi atau Syafi'i"

"Tapi bukannya itu bertentangan dengan hukum di negara kita kek?"

"Betul, ini bisa di rahasiakan sampai jangka waktu tertentu. Misal si gadis masih di bawah umur, itu harus menunggu baligh, setelah dewasa bisa di bicarakan kembali"

"Tapi kek, kalau setelah dewasa nanti si gadis tidak setuju dengan pernikahannya bagaimana?"

"Bisa di batalkan, Si laki-laki ini harus mengikrarkan talak, dan jika si gadis itu menerimanya, maka bisa meresmikan pernikahannya secara negara"

"Gitu ya kek"

"Apa aku langsung nikahi Zara dengan menggunakan hak wali ijbar papi?"

"Setelah sah nanti, baru di bicarakan dengan Zara, jika Zara setuju, maka aku bisa meresmikannya secara negara, jika tidak, aku akan berusaha membuatnya setuju, dan jika tetap tidak bisa, Zara bisa membatalkan pernikahannya"

"Aku harus bicara sama ayah"

"Ken" panggil Nenek umi

"Iya Nek"

"Dari mana tadi?"

"Habis nongkrong sama temen-temen, mau nginep sini mumpung malam minggu"

****

Di kamar, Kennan masih terus memikirkan niatnya untuk menikahi Zara, karena nyalinya terlalu takut untuk mengungkapkan perasaannya padanya.

"Aku harap ta'arufnya gagal" Gumam Kennan, lalu melipat kedua tangan untuk ia gunakan sebagai bantal "Apa aku harus menggagalkannya?"

"Ahh terlalu jahat"

"Sekarang, pasrah saja Ken, jika ta'arufnya berhasil, maka fix Zara bukan jodohmu, dan jika ta'arufnya gagal, kamu bisa langsung gerak cepat"

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Yomi Umiati

Yomi Umiati

kerennn thorrr 👍❤️

2022-01-29

0

fitriani

fitriani

mksh ilmunya thor...

2021-12-27

0

Lilik Juhariah

Lilik Juhariah

Alhamdulillah dapat ilmu lagi,

2021-12-13

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!