Bab 10

Beberapa pertanyaan sudah di jawab oleh pihak laki-laki. Di ketahui bahwa lelaki itu bernama Yusuf Al Fajri, anak ke dua dari dua bersaudara, dan seorang arsitek.

Kini giliran Zara yang akan menjawab pertanyaan dari Yusuf.

"Apa sebelumnya sudah pernah melalui proses ta'aruf?" tanyanya

Zara menganggukan kepala. Ada Rio dan Irma yang mendampingi sebagai perantara dari pihak Zara.

Sepertinya selain bunyi jarum jam berdetik, juga ada bunyi detak jantung milik Zara. Ini adalah proses ta'aruf ke dua yang pernah Zara jalani.

"Kenapa prosesnya berhenti, dan tidak di lanjutkan?"

"Karena dari pihak pria, ternyata sedang dalam menjalani ta'aruf juga dengan wanita lain"

Pria tampan dan berwajah teduh bernama Yusuf tampak mengangguk paham "Jadi itu yang membuat dek Zara mundur?"

Lagi, Zara mengangguk

Seberapa jauh dek Zara memahami tentang peran suami dan peran istri?"

Sebelum menjawab, Zara sempat melirik kedua orang tuanya

"Suami adalah kepala keluarga, sehingga berkewajiban memberi nafkah batin maupun lahir, bekerja, memenuhi pakaian, dan rumah. Melindungi dan membimbing istri serta anak-anaknya, juga memberikan segala keperluan hidup rumah tangga sesuai dengan kemampuannya. Sedangkan peran istri sebagai ibu rumah tangga berkewajiban mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya, serta tanggung jawab dalam merawat anak-anaknya"

"Apa yang menjadi kelebihan dan kekuranganmu?

"Saya tidak memiliki kelebihan yang menonjol, tapi akan berusaha menjadi Istri yang baik sesuai ajaran agamaku. Untuk kekurangannya, saya termasuk wanita yang pencemburu"

"Seorang istri memang harus cemburu terhadap suaminya dek, jangan sampai menjadi istri yang dayyut" Sahut pria itu. "Apa ada lagi kekurangan yang lain?"

Zara mengangguk "Banyak, tapi saya akan berusaha menutup kekurangan yang saya miliki"

Seberapa besar keinginannya untuk terus belajar dalam biduk rumah tangga?

"Sangat besar, dan sangat antusias"

Bagaimana pandangannya tentang poligami? 

Pertanyaan yang membuat Zara seketika mengangkat kepalanya dan menatap pria itu sekilas, lalu menunduk kembali

"Poligami itu adalah sunah, Islam tidak melarang poligami secara mutlak (haram) dan juga tidak menganjurkan secara mutlak (wajib). Hukum Islam mengatur masalah tersebut bagi orang-orang yang memang memenuhi syarat untuk melakukannya, dan mampu untuk memenuhi adilnya"

"Apakah dek Zara setuju jika suami dek Zara melakukannya?"

"Tidak" jawabnya singkat.

Baiklah untuk hari ini cukup, mohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan di hati dek Zara, untuk ibu dan bapak, saya juga mohon maaf"

Rio dan Irma kompak mengangguk "Mari nak Yusuf di minum dulu" Ucap Irma dengan menyunggingkan senyum

*******

Usai kajian, dan sholat dzuhur, serta makan siang bersama, mereka berkumpul di gazebo belakang rumah kakek, dan neneknya.

"Nes, aku udah ajakin mas Ken buat nemenin kita cari sesuatu"

"Terus mas Ken mau?" sahut Kanes

"Aku paksa lah"

"Ya udah nanti kita sindir-sindir di depannya, kita panas-panasin terus, gimana coba reaksinya. Kalau biasa aja, berati mas Kennan emang nggak cinta sama mbak Zara"

"Hiyo" sahut Ayu, mereka terus berbisik "Mas, mau berangkat jam berapa ini, kita juga mau cari buku" Lanjut Ayu pada Kennan

"Bentar lagi ya, masih panas" jawabnya seraya melihat jam di tangan

"Mau kemana si Yu?" Nina yang baru bergabung serta membawa aneka jajanan kue lalu meletakannya di atas meja, ada cara bika, lapis legit, lemper, dan yang lainnya.

"Cari buku bun"

"Bohong bund, palingan bukan buku yang di cari" sahut Kennan dengan lirikan tajam mengarah ke wajah Ayu "Modus aja bilangnya cari buku dan minta di temanin mas, ujung-ujungnya mas yang di suruh bayarin belanjaanya"

"Apaan si mas cari masalah, udah di bilangin mau cari buku juga"

"Mau cari buku, atau mau apapun itu" Pungkas Danu dengan tangan bergerak meraih satu lemper "mereka adikmu, kamu harus menjaganya, jangan pulang terlalu malam, dan yang paling penting" lanjutnya sembari mengunyah "Kalau ada Adzan, jangan cuma di dengerin, langsung garcep otw masjid terdekat"

Merasa mendapat pembelaan dari sang Ayah, Ayu tersenyum mengejek seraya memeletkan lidah ke arah kakaknya.

Kennan akan mengendarai mobil milik Zara yang di bawa oleh Bima dan Kanes, untuk menemani adik-adiknya, sementara mobilnya, akan dia tinggal di rumah kakek Abi

"Nes, hari ini mbak Zara ta'aruf kan ya?" tanya Ayu, saat di dalam mobil, dengan suara sedikit agak keras. Kini Ayu dan Kanes akan di antar oleh Kennan untuk mencari beberapa buku mata kuliah.

"Iya" sahutnya seraya melirik ke arah Kennan.

Posisi mereka yang duduk di kursi penumpang, membuat Kennan harus melirik spion tengah untuk bisa melihat Ayu dan Kanes.

"Kamu tahu Nes, orangnya kaya gimana?"

"Cakep dong, sudah pasti mbak Zara, akan langsung jatuh cinta, sholeh lagi" Padahal yang sebenarnya, Kanes belum tahu seperti apa laki-laki yang bernama Yusuf.

"Waaahh jadi pengin cepet-cepet nemuin mbak Zara, pengin tanya-tanya" timpal Ayu "Mas habis ini kita ke rumah mami ya"

Tak ada jawaban dari sang sopir

"Mas" panggil Kanes

"Ada apa si bawel, tinggal duduk aja masih ompreng"

"By the way, kapan mas Ken nikah, mbak Zara bentar lagi lho"

Jantung Kennan kian ribut di dalam sana mendengar ucapan Kanes. kalimat sederhana, namun mampu membuatnya gelisah dan konsentrasi mendadak buyar.

"Mas" kali ini Ayu memanggil

"Apaan si kalian, brisik tahu"

"Mas"

"Ada apa dek?" jawab Kennan penuh penekanan

"Kalau misal mbak Zara cinta sama mas,

gimana menurut mas, mas cinta nggak sama mbak Zara"

Kennan mendadak gugup, lalu berdehem lirih "Di-dia kan lagi ta'aruf" jawabnya dengan terbata, lalu memutar roda kemudi ke arah kiri memasuki area parkir mall.

"Iya yah, nggak mungkin mba Zara cinta sama mas, kalian kan kakak adek, masa saling jatuh cinta, apa kata papi sama ayah nanti" iya nggak Nes?

"He'em" sahut Kanes "Tapi kalau kalian saling cinta, boleh kan mas?" mau ngga kita comblangin?"

"Kalian itu kok ngaco, mbak kalian itu loh lagi ta'aruf, bukannya mendukung, malah mau nyomblangin"

"Ya udah kalau nggak mau, biarkan bunda Nina merancang gaun untuk di pake mbak Za di hari pernikahannya nanti"

Deggg.... jantung Kennan mengencang, berdetak tak tahu aturan

"Turun dah sampai" Kennan membuka pintu mobil lalu segera keluar dari mobil yang baginya mendadak terasa panas

"Nes udah cukup hari ini, dia makin panik, bisa pingsan dia"

"Iya-iya, menurutku dari gestur tubuhnya" Kanes dan Ayu sama-sama melepas seatbelt "sepertinya mas Ken juga cinta sama mbak Zara, Menurutmu gimana yu?"

Belum sempat Ayu menjawab, Kennan lebih dulu menggedor kaca mobil dari luar.

"Menurutku juga gitu"

"Benar kata ayah, kalian kalau di suruh ghibah itu juara" ucap Kennan saat kedua adiknya keluar mobil "Kamu dan Bima" Kennan menunjuk hidung ayu dengan jarinya, kamu, lebih cocok jadi saudaranya Zara dan Kanes. Dan Bima, lebih cocok jadi adiku"

Ayu mengerucutkan bibirnya sesaat setelah mendengar ucapan sang kakak.

Hampir 30 menit Ayu dan Kanes berada di dalam toko buku, dan Kennan memilih menunggu di ruangan area bebas merokok.

Duduk di sebuah bangku, sembari menunggu, pria itu menikmati sebatang rokok, seakan tak peduli dengan lingkungan sekitar.

"Ayu, Kanes! kalian disini"

"Mba Zara"

Bersambung

Regards

Ane

Terpopuler

Comments

Angga Aldiansyah

Angga Aldiansyah

keren..... ilmu Agama nya dapat

2023-06-08

0

Yomi Umiati

Yomi Umiati

deg degan aqoh😂

2022-01-29

0

🌷Tuti Komalasari🌷

🌷Tuti Komalasari🌷

disini ada pelajaran Agamanya...🌷🌷

2021-11-12

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!