Part 19

"Bos kami sudah mendapatkan informasi tentang wanita di foto itu"

^^^"Kerja yang bagus"^^^

^^^"Terus cari informasi banyak-banyak,^^^

^^^setelah itu^^^

^^^tunggu intruksi selanjutnya dariku"^^^

"Siap bos"

Sebuah percakapan seseorang melalui pesan singkat.

*******

Sudah dua hari ini Zara memendam rindu untuk Kennan, lelaki menyebalkan yang sering membuatnya gegana (gelisah, galau, merana) saat memikirkannya.

Zarapun sudah memutuskan ta'arufnya dengan Yusuf, meski Yusuf sempat menolaknya, dengan membenarkan bahwa dia sudah memutuskan tali pertunangannya sebelum ta'aruf dengan Zara, namun kebohongan Yusuf yang tidak mengatakan dari awal, membuat Zara tetap ingin membatalkan rencananya

Dan Pagi ini terasa sangat berbeda dari biasanya. Tentu saja, biasanya pagi-pagi seperti ini, dia sudah disambut oleh kejahilan Kennan yang selalu membuat ritme jantungnya mendadak marathon, serta keringat dingin yang membuatnya ingin pingsan.

Sejenak Zara merasa damai sentosa tanpa gangguan Kennan, tetapi sesaat kemudian kehampaan kembali merundungnya.

Kini otaknya kembali dipenuhi oleh wajah tampan Kennan yang selalu tersenyum mengejek. Bayangan ketika pria itu menciumnya kembali terlintas, meski saat itu Zara merasakan ada rasa nikotin dan tar yang sangat ia benci, namun caranya dia melu*matnya lembut, membuat Zara melupakan rasa itu.

Sebuah dering ponsel menyadarkan lamunannya.

"Assalamu'alaikum" Sapa Zara setelah menggeser ikon berwarna hijau

"Wa'alaikumsalam" Sahut lelaki yang suaranya terahir ia dengar sekitar dua hari lalu "Lagi apa?"

"Nyelesein laporan buat rapat sebentar lagi bareng ayah"

"Maaf, baru telfon"

"Nggak apa-apa" sahut Zara "Masih lama-lama ya pulangnya?"

"Kenapa? Kangen?"

"Enggak"

"Enggak salah pasti kan" Sanggah Kennan dengan membayangkan pipi Zara yang bersemburat merah setiap kali Kennan memuji atau meledeknya.

"Mas sudah sarapan?" tanyannya berniat mengalihkan godaan Kennan.

"Belum"

"Kok belum? sudah jam berapa ini?"

"Masih pagi, nanti saja"

"Ini sudah siang loh"

Disana Kennan terkekeh, membayangkan wajah Zara, lalu menghela nafasnya.

"Pasti sudah merokok kan, jadinya nggak lapar?"

Tak ada respon dari Kennan, dia hanya diam menyimak.

"Bisa nggak mas berhenti merokok?"

"Nggak mudah dek"

"Jelas nggak mudah, tapi mas emang nggak ada niat kan, dan selalu mencari kesempatan, apalagi kalau lagi BT, pasti selalu menjadi alasan"

"Ya besok mas coba, ya udah mas mau sarapan sekarang"

"Hmm" Sahut Zara singkat.

"Jaga kesehatan, jangan sampai sakit"

"Iya" jawab Zara seraya menghembuskan napas berat.

"Mas tutup ya"

"iya"

*****

Setelah seharian berada di kantor, dengan segudang pekerjaan yang membuatnya penat, kini sudah waktunya pulang, Zara berencana akan menginap di rumah Nina. Ia pulang dengan mengendarai mobilnya bersamaan dengan Danu yang juga hendak pulang.

"Ayah" sapa Zara, lalu meraih punggung tangannya. Mereka tidak sengaja bertemu di tempat parkir.

"Gimana? mau menuhi perintah bunda, buat nginep di rumah ayah?"

"Iya yah" sahut Zara "Kebetulan ini kan malam minggu, ada Bima yang nemenin mami sama Kanes di rumah, jadi mami udah kasih ijin buat nginep di rumah bunda"

"Ya sudah, ayo kita pulang sama-sama"

"Ayo yah"

"Mobil ayah di belakangmu ya" pungkas Danu

Zara menganggukan kepala lalu berjalan menuju mobilnya.

Mengendarai mobil dengan kecepatan stabil, sesekali Zara melirik spion di mana mobil Danu tepat berada di belakangnya. Jalanan sedikit macet karena mungkin ini masih berada di jalan utama kota.

Sekitar 20 menit, akhirnya mobil Zara sampai di depan rumah Kennan, seseorang yang sedang tidak berada di rumah.

Terlihat sosok wanita berhijab sedang menyiram tanaman dengan menggunakan selang air, tanpa mematikan kran. Nina bergegas lari membuka pintu gerbang saat mendapati mobil yang sangat familiar milik Zara dan Danu berada di depan gerbangnya.

Zara yang baru saja membuka pintu mobil, dan hendak turun, langsung di cegah oleh Nina.

"Nggak usah turun nak, biar bunda yang bukain"

"Bunda bisa?" teriak Zara saat pintu mobil baru saja di buka

"Bisa sayang"

Setelah sama-sama memarkirkan mobilnya, Danu dan Zara sama-sama menghampiri Nina

"Assalamu'alaikum bun" sapa mereka nyaris kompak. Zara segera menciun punggung tangan Nina, lalu Nina mengecup kening Zara. Setelahnya ganti Nina mencium punggung tangan Danu, satu kecupan dari sang suamipun mendarat di kening Nina.

Sudah hal biasa mereka lakukan di depan anak-anaknya.

"Wa'alaikumsalam, Mau nginep sini kan mbak?"

"Iya bun"

"Kalian masuk, ayah kunci gerbangnya dulu" sela Danu

Tidak mereka sadari, bahwa aktifitas mereka sedang di pantau oleh seseorang yang tidak di kenal.

Dan sudah hampir seminggu, gerak-gerik Nina dan Zara di ikuti oleh beberapa orang asing, suruhan seseorang.

BERSAMBUNG

Reards

Ane

Terpopuler

Comments

💜🌷halunya jimin n suga🌷💜

💜🌷halunya jimin n suga🌷💜

waduh sopo iki yg ngintip ngintip

2023-11-29

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

SIAPA LGI NI MUSUH, DI KISAH NINA & DANU GK ADA MUSUH, KNP DI SEQUELNYA ADA MUSUH..
APA KERJAAN YUSUF ATAU TUNANGAN YUSUF...

2022-11-11

0

Darneti Neti

Darneti Neti

jadi penasaran siapa yang mengintai Zahra 🤔🤔

2022-03-31

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!