Gelora Cinta Tuan Muda
Puspa, semua orang suka namaku. Cantik!
Begitu pula parasku. Siapapun yang memandangku akan terpesona dan memuji keindahannya. Tak hanya itu, rambut hitam kecoklatan lebat sebahu dengan tatanan rambut terurai dan poni tipis membuatku merasa semakin cantik seperti bunga.
Aku sendiri merasa takjub akan keindahan yang Tuhan berikan pada diriku.
Selain itu, prestasiku di sekolah pun tak luput dari pujian dan decak kekaguman dari orang - orang sekitarku.
" Perfect...!" Itulah yang orang lain selalu katakan setiap kali aku menorehkan prestasi di sekolahku.
" Hebat Puspa, tak hanya cantik bak sekuntum bunga. Tapi, kamu juga pintar dan terampil di sekolahmu! Berbagai penghargaan sering kamu raih."
Pujian demi pujian selalu aku dapatkan semenjak aku duduk di bangku sekolah dasar. Aku merasa hidupku sangat sempurna. Orang tuaku, sekolahku, guru - guruku dan teman - temanku bangga memilikiku.
***
Di pelataran sekolah
Siang ini terasa begitu terik tidak seperti biasanya. Beberapa kali kuseka keringat di dahiku yg tertutup poni. Aku berlari tergopoh - gopoh menuju sebuah gerobak es pinggir jalan yang menjual beraneka minuman segar botolan.
Suasana sekolah memang lengang, karena anak - anak kelas XII sudah menyelesaikan ujian nasional dan hanya beberapa yang datang ke sekolah untuk mengurus keperluan masuk universitas.
Kuraih botol es teh, manis segar dan dingin.
"Ahh..segerrr banget nih..! Benar - benar penyelamat di saat panas terik gini ", gumamku sambil membuka tutup botol minuman es teh tadi.
Sampai akhirnya, seseorang menepuk pundakku. Menganggetkan dan hampir menumpahkan isi mulutku yang sedang meneguk minuman dingin.
"Ishh.. Apaan sih !" ucapku sambil menoleh kesal.
"Apa.. Mau marah? " ucapnya sambil manahan tawa karna melihat ekspresi ku yang marah.
"Ih, kamu! Udah kelar beb, urusannya?"
"Udah. Duh, kasian... Lama ya kamu nunggunya? Sampai - sampai kamu kehausan gitu, terpesona banget deh kamu liat botol es teh manis. Aku panggil - panggil gak denger. Hemmm..gitu ya kamu sekarang sama aku.. Kamu lebih cinta es teh !" , ucapnya sambil pura - pura ngambek dan berusaha memajukan bibirnya beberapa senti kedepan.
***
Satria, dialah kekasih idaman setiap gadis di sekolahku. Pemuda yang berwajah tampan, berkulit putih mulus, berperawakan tegap atletis dan satu lagi dia anak orang kaya raya di kotaku. Hampir semua orang mengenal siapa orang tuanya. Memiliki beberapa restoran dan hotel terkenal yang sudah turun temurun diwariskan dari kakeknya, dan sepertinya kekayaanya akan menurun juga kepadanya.
Tapi, bukanlah hal itu yang membuatku mau menjadi kekasihnya selama beberapa bulan ini. Selain dia berprestasi, rupawan dan kaya, dia itu berkelakuan baik dan sangat romantis.
Dulu, sebelum aku menerima pernyataan cintanya dia beberapa kali mengirim sepucuk kertas bertulis kata atau pesan cinta dan di selipkan di tanganku setiap kali aku berpapasan dengannya. Terkadang dia pun menitipkannya lewat sahabatku, Stella.
Sekarangpun, kemana dia pergi rasanya dia tidak pernah lupa memperlakukanku sangat baik dan bak seorang ratu. Tanpa merasa canggung sedikitpun, dia selalu memanggilku dengan sebutan sayang dimanapun kami berada.
Awalnya pun aku merasa risih karena semua orang jadi lebih memperhatikan setiap gerak langkahku. Tapi, lama - kelamaan aku pun terbiasa dengan perlakuannya dan pandangan orang terhadapku. Kami adalah pasangan perfect! Itulah yang mereka katakan padaku.
***
"Hidupku memang sempurna ... ", ucapku sambil bergelayut manja di pundak Satria. Wangi khas parfum lelaki semerbak menusuk hidungku.
"Apaa, beb... Kamu ngomong apa? Aku nggak denger barusan ! " , teriak Satria yang sedang fokus menyetir motor sport nya.
" Gak apa - apa kamu lanjut aja, beb! Aku nggak ngomong apa - apa .. ", jawabku agak sedikit berteriak dan kembali menyenderkan pipiku ke punggungnya yang tegap.
Brrrr....
Tiba - tiba hujan disertai angin lebat turun seketika. Membuat Satria makin mempercepat laju kendaraannya.
'Pantas aja tadi panas dan gerah banget, ternyata mau turun hujan! ', pikirku dalam hati.
***
" Duh, beb. Kamu jadi basah kuyup begini. Maaf ya! Ya sudah, kamu masuk sana! Mandi lalu keringin badan kamu. Takut kamu masuk angin. Sebentar lagi kan kita ujian masuk Universitas. Bahaya kalau kamu sakit sendirian di sini. Duh iya, aku lupa bawa jas hujan lagi. Bolehkan kalau aku nunggu sebentar di sini ya sampai hujannya reda", ucap satria sambil berisyarat agar aku cepat - cepat masuk ke kamar kosku yang posisi kamarnya seperti rumah kecil dengan sekat - sekat tembok antar tetangga.
Beberapa pot bunga menghiasi atap kamar kosku, menambah indahnya pemandangan sekitar.
Ya, aku memang sengaja tinggal di rumah kos karena lokasi rumahku di pinggiran kota, menurutku terlalu jauh dari sekolah favoritku di perkotaan, tempat aku bersekolah dan mendapatkan beasiswa.
Inilah tahun ketiga aku di sini, menempati kamar kos ini sendirian. Meskipun kadang sesekali sahabatku Stella atau beberapa teman yang lain ikut menginap di sini.
" Oya, badan kamu juga basah kuyup, bebh! Aku ambil handuk dulu ya. Kamu tunggu di sini. ", ucapku sambil masuk ke dalam.
Satria melepaskan helm dan sepatunya yang basah kuyup, kemudian meletakkannya di lantai.
"Nih, handuknya ! ", ucapku beberapa menit kemudian sambil menyodorkan handuk berwarna pink bergambar hello kitty. Menaruhnya di atas kepalanya dan kuusap perlahan rambutnya yang basah.
Kutatap wajahnya yang rupawan. Rambutnya yang basah dan bibirnya yang merah membuatku takjub tak berkedip sesaat.
Satria menatap ke arahku, membalas melototiku dengan pandangan aneh dan tak berkedip. Tiba - tiba dia mendorongku masuk melewati pintu kamar kos yang agak terbuka.
Dengan cepat seketika dia menutup pintu dan kami berdua pun berdiri membelakangi pintu. Badannya basah kuyup rambutnya acak - acakan. Entah mengapa jantungku tiba - tiba berdegup kencang dan semakin cepat.
Kami sama - sama basah kuyup. Dingin. Itu yang kurasa.
Satria mendekatkan wajahnya.
" Sayang, kamu ... kamu.. Apa yang kamu lakuin ". tanyaku cepat.
Dia berdiam sejenak melihat kearahku seakan menahan sesuatu.
"Maaf Puspa. Aku salah. " lirih Satria selang beberapa menit kemudian.
Tatapannya berbeda dari biasanya. Entah perasaan apa yang tengah dia rasakan.
Aku pun berbaring menyamping dan menarik sprei untuk menutup tubuhku. Rasanya aku ketakutan dan seperti ada getaran hebat yang merasuk tiba - tiba.
Satria memelukku dan mengusap lembut rambutku yang masih basah karena air hujan. Aku hanya menangis terisak dan tak tau hal apa yang sudah kami lakukan tadi.
***
" Aku pulang dulu ya! Takut mama nyariin aku. Sudah jam 8 malam. " Ucap Satria lirih, mengecup keningku mengusap rambutku dan kembali menyelimutiku.
" Besok aku jemput ya! kita liat kampus bareng - bareng!"
"Hmmm...", aku mengangguk pelan dan kembali ke tempat tidur setelah mengunci pintu kamarku rapat - rapat. Rasanya tulang - tulang di punggungku berbunyi gemertak. Ngilu.
Tiba - tiba, aku pun kembali menangisi kejadian tadi,
berteriak sekencangnya dalam hati.
'Ya, Tuhan! Kenapa aku melakukan kebodohan itu! How stupid, am I !', kuremas selimutku dengan kencang. Bertubi kupukuli diriku sendiri. Lelah, sampai tanpa sadar aku pun tertidur pulas.
***
Di keheningan malam
Sementara itu, Satria melesat pulang dengan motor sport kesayangannya di tengah gelap dan dinginnya malam.
Pertama kali dalam hidupnya. Dia tersadar apa yang barusan di lakukan tadi kecerobohan atau kebodohan yang hebat.
Tapi, hebatnya lagi, dia merasa itu semua bukan salahnya.
'Ah, apapun itu yang jelas aku tidak bersalah. Hanya keadaan yang membuat aku melakukannya, dan itu bukan sepenuhnya kesalahanku ', Gumamnya dalam hati sambil tersenyum penuh arti.
.
.
Ini karya orisinil dan pertama author...
Jadi, Mohon maaf jika masih banyak kekurangan...
Beberapa hal sudah aku revisi ya pembacaku yang baik...
tolong bantu tinggalkan jejak dan berikan komentar yang baik serta Like dan tap bintangnya juga ya...
Supaya aku semakin semangat untuk UP..
terimakasihh😘😘🙏👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Dewi Adiba
cowo egois, udah ngelakuin gak mau mengakui mlh bilang gak slh lagi, ieuhh
2020-11-16
2
Alea Wahyudi
dasar cowo....udah dapet bilang ga salah lg...kasihan cw nya
2020-11-16
1
Janah
tuh kan ada setan'
2020-11-16
1