Bab 5 DIA MENGHILANG

Berkali - kali aku mencoba menelpon Satria. Tapi semuanya bisu. Panggilan telepon dariku sama sekali tidak diangkat. Aku chat pun hanya di baca lalu tanpa jawaban sepatah kata pun.

" Sayang, kamu dimana? ", pesanku singkat.

Berkali - kali kucoba menghilangkan perasaan bahwa dia mulai mengabaikanku. Seolah dia menghindar dariku.

Satu. Dua. Hingga tiga jam aku menunggu kabar darinya. Tidak ada jawaban apapun sampai akhirnya aku pun tertidur pulas hingga keesokan paginya.

***

Keesokan harinya

Jarum jam menunjukkan pukul sembilan. Inilah hari pertamaku tinggal di rumah keluarga Wirajaya. Tapi, sepertinya aku kesiangan karena semalam tidur terlalu larut. Setelah selesai mencuci muka dan menggosok gigi kutatap halaman luar rumah dari jendela besar di kamar. Pagi ini aku kebingungan, apa yang harus aku lakukan di rumah ini. Keinginan untuk kuliah pun sudah aku tangguhkan karena kehamilanku ini, belajar juga rasanya tidak mungkin dalam situasi seperti ini.

Perasaanku campur aduk tak karuan.

Sambil kebingungan aku menuju dapur, lapar rasanya. Cacing di perut ini rasanya sudah tidak bisa dikompromi lagi.

Di dapur sudah ada dua asisten yang semalam aku temui. Melihatku menuju dapur dengan sigap Inah yang lebih muda menghampiriku.

" Non Puspa, ada yang bisa Inah bantu? Non mau sarapan apa?", tanya nya kemudian.

" Kalau mau non tunggu aja dulu di kamar, nanti kalau makanan sudah siap biar Inah panggil non lagi. "

" Iya bi Inah, aku mau minum susu. Rasanya haus sekali. Tolong buatkan aku susu ya. Tapi, biar aku tunggu di sini aja bi."

Dengan sigap bi Inah menuju kulkas dan menuangkan susu dingin rasa coklat ke dalam gelasku. Aku duduk menunggu di meja makan sambil celingukan, kalau - kalau aku bisa melihat Satria.

Bi Inah menyodorkan susu yang baru saja dia buat kepadaku, " Ini non, susu nya. Oia, mas Satria sudah berangkat ke kampus pagi - pagi sekali dan dia berpesan tidak usah menunggunya pulang. Karena mas Satria pulangnya larut. Kalau non Puspa butuh sesuatu tinggal panggil bi Inah aja ya non", jelas bi Inah padaku. Sepertinya bi Inah sadar kalau aku celingukan karena sedang mencari Satria.

" Lalu yang lain kemana bi? Kok rumah ini sepi sekali?", tanyaku kemudian.

" Nyonya ada acara dengan kolega selama 3hari keluar kota mendampingi tuan. Kalau Tuan besar sudah berangkat ke kantor pagi - pagi. Disini terbiasa sarapan pukul 7 pagi, non. Nanti juga lama - lama non terbiasa dengan situasi di sini. Nyonya berpesan, non Puspa tidak boleh ke luar rumah ini selama mereka tidak ada di rumah."

Aku cuma mengangguk sambil meminum susu ku. Kuhabiskan dengan cepat dan kuambil beberapa buku di kamar lalu menuju taman di depan rumah.

***

Di taman depan rumah

Disana kulihat sudah ada seseorang duduk di bangku taman sedang asyik membaca buku yang di pegangnya. Punggungnya tegap, menandakan bahwa dia senang berolahraga. Rambutnya pun hitam lebat, berkilau terkena pantulan cahaya matahari pagi yang terisirat melalui celah - celah dedaunan. Matanya coklat bulat dan bercahaya. Wajahnya terukir sangat sempurna berhiaskan bibir tipis yang sangat cocok dipadukan dengan hidung mancung yang bertengger di wajahnya. Rupawan! Ah, ternyata ada pemuda yang serupawan itu di rumah ini. Cocok sekali dengan suasana di sekitarnya. Seolah dia sedang duduk dibangku surga.

Menyadari kehadiranku pemuda ini menoleh dan menutup buku yang sedang dibacanya, aku pun datang menghampirnya dan pemuda ini menatapku, " Hi. Puspa! " , sambutnya dengan akrab. Membuyarkan khayalan nakalku.

Aku hanya tersenyum dan menatapnya, " Hai. Oia, Maaf mas ini siapa ya?" Tanyaku kemudian.

" Aku Reno. Kemarin aku juga datang ke pernikahan kalian loh! Masa kamu nggak ingat? " tuturnya pelan mengingatkan.

Sejenak, Aku berusaha mengingat - ingat, parasnya yang tampan, hidungnya yang mancung dan pembawaannya yang dewasa serta kalem yang membuat aku sejenak ter kagum - kagum tadi.

' Ah, apasih! Aku kok berpikir macam - macam aku kan sudah memiliki Satria yang tak kalah tampannya dengan pria di hadapanku ini, ' tepisku dalam hati.

" Maaf, kak Reno. Aku lupa kemarin kamu datang juga ya? Kamu siapanya Satria kalau boleh tau?" Tanyaku penasaran.

" Aku kakak nya Satria. Lebih tepatnya aku anak angkat keluarga ini. Aku tinggal di sini. Kebetulan aku sedang kuliah di kota ini. Aku baru mau masuk semester 3. Oia, kamu mau ambil jurusan apa nanti?" , lanjutnya kemudian. Dari nada bicaranya tidak ada rasa canggung sedikit pun ketika dia berbicara padaku. Seolah dia telah mengenalku cukup lama.

Dia berisyarat agar duduk di bangku sebelahnya. Tempat dia duduk saat ini. Kulangkahkan kakiku dan duduk di sebelah kak Reno. Harum sekali aroma parfumnya. Sementara aku tersadar kalau aku belum mandi.

Dengan cepat aku bergeser menjauh. Takut kalau dia tersadar akan bau badanku.

Kak Reno sepertinya tidak peduli atau tidak sadar dengan bau badanku, dia kembali bertanya padaku. " Kenapa kamu diam Puspa? Kamu nggak berniat untuk melanjutkan kuliah? "

Aku menggelengkan kepalaku pelan dan tertunduk lesu, " Entahlah kak. Rasa nya aku malu. Aku tak tau lagi arah hidupku akan membawa ku kemana. Aku sudah pasrah. Aku sudah tak punya cita - cita. Kak Reno tau sendirikan kondisiku sekarang seperti ini. Aku sedang hamil gara - gara kecerobohanku sendiri."

" Loh, kok gitu? Ayo dong kamu juga harus semangat. Kamu kan masih muda. Masih bisa meraih cita - cita kamu. Dengar - dengar juga kamu kan sering dapat beasiswa sebagai murid teladan. Kenapa kamu mesti patah semangat begitu? Ayolah Puspa, kamu semangat ya! Jangan gara - gara masalah ini lantas kamu tidak bisa meraih cita cita kamu.", senyum kak Reno membuatku merasa sangat tersentuh. Kata - kata semangatnya membuatku merasa lebih dihargai. Padahal kami baru saja saling bertemu. Tapi aku terharu dengan apa yang dia ucapkan tadi.

" Ingat Puspa, mungkin sekarang ini kesuksesan kamu tertunda. Itu artinya kamu masih bisa menyusun cara dan strategi yang lebih baik buat kamu menuju kesuksesan kamu. Nggak ada orang gagal, yang ada hanya orang yang malas untuk berpikir dan berjuang. Nggak ada orang gagal, yang ada hanya orang yang sukses nya tertunda karena halangan dan rintangan. Dan kamu, cobalah untuk hadapi rintangan itu dengan lebih kuat. Kamu harus yakin kalau kamu bisa. Janganlah kamu berpikir dan coba untuk menyerah. Ingat Puspa, adik serta kedua orangtuamu menunggumu untuk dibahagiakan. Jadikan mereka dan senyum mereka sebagai kekuatan serta cambukmu menuju kesuksesan. Dan satu lagi, anakmu bukanlah penghalangmu, dia hanya bagian terindah yang kelak akan menjadi kekuatuanmu. Jangan pernah kamu menyesali akan kehadirannya. Jangan pernah kamu mengutuknya karena telah hadir di rahimmu."

" Iya kak, semua yang kak Reno katakan memang benar. Dan selama ini aku sadar bahwa penyeselannku tiada guna. Hanya menambah beban pikiran. " Ucapku mantap.

"Nah, coba deh kamu pikirin. Di luar sana banyak ribuan perempuan yang mendambakan kehamilan dan seorang anak. Tapi, kenapa Tuhan pilih kamu? Itu karena Tuhan tau kalau kamu bisa. Jadi, semangat ya! " Kak Reno menepuk pundakku pelan. Tersenyum manis penuh arti.

Aku merasa semangatku kembali. Merasa Puspa yang pintar, cantik dan yang dikagumi banyak orang itu kembali. Jiwaku merasa datang lagi.

" Terima kasih kak Reno! ", Jawabku penuh semangat.

'Ya, akan aku buktikan bahwa aku itu Puspa. Pintar. Tegar. Hebat!', Janjiku dalam hati.

***

Semilir angin pagi dan harumnya semerbak bunga yang bermekaran di halaman menambah aura semangatku untuk kembali pulih. Padahal sebelumnya sudah terbenam dan hilang entah kemana setelah semua hal mendadak yang menimpaku.

' Terimakasih kak Reno. Entah kenapa sepertinya aku merasa aku telah mengenalmu lama'

Episodes
1 BAB 1 TEH MANIS
2 BAB 2 BIANGLALA
3 Bab 3 KOPI PAHIT
4 Bab 4 CINDERELLA
5 Bab 5 DIA MENGHILANG
6 Bab 6 KOSONG
7 Bab 7 AKU SENDIRI
8 Bab 8 RED VELVET
9 Bab 9 ESPRESSO DINGIN
10 Bab 10 SEPIRING KEBAHAGIAAN
11 Bab 11 HARUM MANIS
12 Bab 12 AKU SATRIA
13 Bab 13 Cinta Pertamaku
14 Bab 14 TUAN MUDA BAHAGIA
15 BAB 15 KENYATAAN
16 BAB 16 AKU TERLUKA
17 BAB 17 AKU SUAMI
18 BAB 18 KE- SATRIA
19 BAB 19 AKU YANG ANEH
20 BAB 20 SANGKAR EMAS
21 BAB 21 SENYUM TERAKHIR
22 BAB 22 AKU TEGAR Di kediaman Wirajaya
23 BAB 23 SEMANGKUK BUBUR GALAU Tiga minggu pasca operasi
24 BAB 24 Semua tentang kita
25 BAB 25 Ancaman
26 BAB 26 Panas dingin
27 Bab 27 Dijodohkan
28 BAB 28 ACARA PERJODOHAN
29 Bab 29 Kenyataan pahit
30 Bab 30 Tante Dian
31 BAB 31 Om Kusuma
32 BAB 32 BU FAT
33 BAB 33 OBSESI
34 BAB 34 LAGI - LAGI KAK RENO
35 BAB 35 NASI GORENG TANPA UDANG Setibanya di rumah
36 BAB 36 CINTAKU BERSEMI
37 BAB 37 Le Pasta Di ruang keluarga Wirajaya
38 BAB 38 SEBUAH KESEPAKATAN
39 BAB 39 CEO YANG DINGIN
40 BAB 40 BINTANG IKLAN
41 BAB 41 FLAMBOYAN LANTAI 5
42 BAB 42 LIMPAHAN RINDU
43 BAB 43 MEMULAI BABAK BARU
44 BAB 44 SIAPA DIA
45 BAB 45 TANTE MOMI
46 BAB 46 AKU DI SINI
47 BAB 47 MAAF
48 BAB 48 SOLD OUT
49 BAB 49 BERSELIMUT MALAM
50 BAB 50 Headline news
51 BAB 51 Negosiasi
52 BAB 52 GOSIP PANAS
53 BAB 53 LUSA
Episodes

Updated 53 Episodes

1
BAB 1 TEH MANIS
2
BAB 2 BIANGLALA
3
Bab 3 KOPI PAHIT
4
Bab 4 CINDERELLA
5
Bab 5 DIA MENGHILANG
6
Bab 6 KOSONG
7
Bab 7 AKU SENDIRI
8
Bab 8 RED VELVET
9
Bab 9 ESPRESSO DINGIN
10
Bab 10 SEPIRING KEBAHAGIAAN
11
Bab 11 HARUM MANIS
12
Bab 12 AKU SATRIA
13
Bab 13 Cinta Pertamaku
14
Bab 14 TUAN MUDA BAHAGIA
15
BAB 15 KENYATAAN
16
BAB 16 AKU TERLUKA
17
BAB 17 AKU SUAMI
18
BAB 18 KE- SATRIA
19
BAB 19 AKU YANG ANEH
20
BAB 20 SANGKAR EMAS
21
BAB 21 SENYUM TERAKHIR
22
BAB 22 AKU TEGAR Di kediaman Wirajaya
23
BAB 23 SEMANGKUK BUBUR GALAU Tiga minggu pasca operasi
24
BAB 24 Semua tentang kita
25
BAB 25 Ancaman
26
BAB 26 Panas dingin
27
Bab 27 Dijodohkan
28
BAB 28 ACARA PERJODOHAN
29
Bab 29 Kenyataan pahit
30
Bab 30 Tante Dian
31
BAB 31 Om Kusuma
32
BAB 32 BU FAT
33
BAB 33 OBSESI
34
BAB 34 LAGI - LAGI KAK RENO
35
BAB 35 NASI GORENG TANPA UDANG Setibanya di rumah
36
BAB 36 CINTAKU BERSEMI
37
BAB 37 Le Pasta Di ruang keluarga Wirajaya
38
BAB 38 SEBUAH KESEPAKATAN
39
BAB 39 CEO YANG DINGIN
40
BAB 40 BINTANG IKLAN
41
BAB 41 FLAMBOYAN LANTAI 5
42
BAB 42 LIMPAHAN RINDU
43
BAB 43 MEMULAI BABAK BARU
44
BAB 44 SIAPA DIA
45
BAB 45 TANTE MOMI
46
BAB 46 AKU DI SINI
47
BAB 47 MAAF
48
BAB 48 SOLD OUT
49
BAB 49 BERSELIMUT MALAM
50
BAB 50 Headline news
51
BAB 51 Negosiasi
52
BAB 52 GOSIP PANAS
53
BAB 53 LUSA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!