Hari ini adalah hari pernikahanku dengan Puspa, tak disangka pernikahan ini kulalui juga dengan sangat cepat. Begitupun dengan statusku yang berubah dengan sangat cepat. Suami orang. Ya, entah bagaimana hari akan kulalui setelah berganti status. Tapi, syukurlah kakek dan kedua orang tuaku membuat semuanya menjadi tertutup rapih. Tak ada pemberitaan dan awak media yang tau. Kelak, Aku masih bisa bebas melengang pergi ke tempat - tempat favoritku tanpa harus memikirkan orang lain akan tau atau tidak.
Meskipun sebenarnya, Aku rasanya seperti kehilangan arah tujuan hidupku kemana. Harus menikahi wanita yang selama ini hanyalah menjadi bahan permainan ku rasanya tak adil bagiku. Aku merasa menjadi korban atas permainanku sendiri. Aku merasa tertipu. Aku merasa sangat bodoh dan terjerumus ke dalam lubang yang kubuat sendiri. Lubang yang kubuat untuk kak Reno agar merasakan sakitnya cinta pertama yang direbut orang terdekat. Malah kini aku yang terjerumus masuk ke dalamnya.
Dadaku bergetar sangat kencang. Sesak rasanya bersanding dengan wanita yang bukan pilihanku.
'Dasar wanita murahan! Bisa - bisanya dia menggodaku sampai dia hamil dan aku harus bertanggung jawab!' Umpatku dalam hati.
Muak rasanya melihatnya tersenyum lebar di hari pernikahan ini. Melihatnya masih bisa berdandan cantik bak seorang putri dalam dongeng. Apakah dia benar - benar sadar apa yang sedang menimpaku ini adalah musibah. Tidak. Sepertinya Puspa tidak pernah menganggap ini sebagai musibah. Sepertinya dia menikmati dan menyukai pernikahan ini. Bahagianya dia bisa menikahiku. Kekasih tampan idola para gadis. Sang putra mahkota pewaris tunggal kerajaan bisnis Wirajaya. Ah, tidak. Membayangkan gadis kampung perfeksionis, sok cantik dan sok pintar ini membuatku makin mual.
***
" Sha, aku kangen sama kamu!" Bisikku dalam pesan singkat. Kukirimkan dengan cepat ke ponsel Shasha.
" Kamu mampirlah sini ke apartemenku, kebetulan papa mama udah kasih aku apartemen baru deket kampus. Aku tinggal sendiri disini. Kamu bebas dateng kapan aja. Aku tunggu ya !"
" Bener, Sha? Yaudah aku meluncur sekarang ya. Setelah acaraku kelar. Kamu share lokasi apartemen baru kamu ya !"
Klik..
Kumatikan ponselku. Kulajukan mobil sportku. Meluncur dengan kilat ke tempat Shasha.
Kutinggalkan semua orang dengan hiruk pikuk nya pernikahanku. Meninggalkan villa dengan diam - diam, menyelinap keluar menembus kerumunan orang dan menembus malam.
Rasanya tak sabar ingin segera bertemu Shasha yang baru kembali dari sekolah di luar negri. Hati ini berdebar puas sekali mendengar panggilan dari kesayanganku. Ingin sekejap mata langsung datang di hadapannya. Seolah sudah tak peduli dengan statusku yang baru saja berubah menjadi suami orang.
***
Dengan cepat aku melesat membelah pekatnya malam menuju apartemen Shasha. Ya, Shasha cinta pertamaku akhir - akhir ini kembali dari luar negeri. Dia mau melanjutkan kuliah di Indonesia. Senang rasanya dia akhirnya sekampus denganku.
Setelah sekian lama tak berjumpa. Tanpa sengaja beberapa hari yang lalu kami berpapasan di kampus dan kami bertukar nomor ponsel.
***
Shasha tau kalau aku dulu berhubungan dengan Puspa hanya untuk mengecewakan hati kak Reno dan membuat kak Reno cemburu. Aku pun tau cintaku untuk Shasha tidak pernah hilang sedikit pun. Shasha juga paham bahwa dia selama ini salah telah mengabaikanku. Nyatanya, dia sadar bahwa hanya aku yang bener - bener tulus mencintainya. Ah, senangnya. Ini layaknya seperti mimpi.
Tapi, Shasha sama sekali tidak tau kalau aku sudah menghamili Puspa. Dia hanya tau kalau aku tidak mencintai Puspa, kisah asmaraku dengan Puspa hanyalah bagian permainanku.
Shasha pun dulu ikut membantuku. Dia merasa senang dengan permainanku. Katanya itu untuk membalas sakit hatinya juga karna kak Reno sudah menolak cintanya demi mencintai Puspa.
Yang lebih hebatnya lagi, Shasha pun tidak tau kalo hari ini aku resmi menikah dengan Puspa. Meski pernikahan kami hanya sah secara agama. Tapi, statusku sudah menjadi suami Puspa.
***
Kunaiki lift menuju lantai 5.
Dengan kilat aku berada di pintu kamar apartemen Shasha. Kutelpon gadis cantikku, " Sha, aku udah depan pintu "
Sambil menunggu Shasha keluar membukakan pintu. Dengan sigap aku menyadari cincin kawin melingkar di jariku. Kulepaskan dan kumasukkan ke dalam kantong kemejaku.
Beberapa menit kemudian, Shasha membukakan pintu, tersenyum manis menerima buket mawar putih kesukaannya. Dia menghirupnya dengan cantik, Shasha memang anugerah terindah yang Tuhan berikan di hidupku.
Tanpa basa basi dia merangkulku masuk ke dalam apartemennya. Harum tubuhnya semerbak menusuk hidungku. Gaun malam pink pastel yang dikenakan membuat bentuk lekuk tubuhnya semakin aduhai. Membuat naluri lelakiku semakin bangkit.
" Udah lama ya kita nggak ketemu rasanya rindu banget sama kejailan dan keisengan kamu samu aku" ucap Shasha.
Aku tak menjawab yang dia katakan. Hanya terdiam membisu. Mataku menatap Shasha, diam melototinya. Melihat tajam ke arah belakang punggungnya. Posisi Shasa menghadap ke arahku. Dia kebingunan kenapa aku tiba - tiba diam dan melotot membisu seperti orang yang kesurupan.
" Kamu kenapa sayang?!" Shasha ketakutan. Mengguncang - guncangkan badanku dengan cepat. Dia panik nggak karuan. Memastikan semuanya baik - baik saja.
Aku kejang - kejang terjatuh ke sofa. Shasha makin panik dan terus memanggil - manggil namaku. Bola mataku berputar - putar kesana kemari. Sambil komat - kamit ku keluarkan suara - suara tak jelas. Meracau seperti orang yang sedang mengiggau.
" Kamu jangan becanda deh! Satria bangun... " Shasha makin panik. Kini aku berguling di sofa dan memegang kedua tangan Shasha.
" Sayang.., bangun dong ah kamu jangan becanda ini nggak lucu! " Dia menggambil telepon intercom hendak memanggil security. Tapi, aku menarik lengannya dengan cepat. Meraih nya dan bertumpuk di sofa.
"Ha.ha.ha...!" Aku tertawa terbahak..melihat kelucuan ekspresi Shasha yang panik tadi.
" Sakit perut Sha, sumpah aku sakit perut tadi muka kamu lucu banget! Aku nahan ketawa sampe sakit. haha.." Aku mempermainkan kedua pipi Shasha, memencetnya dengan kedua telapak tanganku. Bibirnya yang dipoles lipstik merah menyala manyun dan maju beberapa senti kedepan membuatnya semakin lucu dan menggemaskan.
" Jadi tadi kamu cuma Prank! Ah, nggak lucu kamu, by. Baru berapa menit kamu udah ngeprank aku kaya gitu. Aku kan panik takut kamu beneran kenapa - napa. Tadi kamu kayak kesurupan jin tau, by" .Shasha pura - pura ngambek memalingkan wajahnya yang lucu dan berbalik badan. Punggungnya yang putih mulus terlihat sangat menggoda karena dia sepertinya sengaja memakai baju dengan model punggung terbuka.
Kupeluk dia dari belakang. Mendenguskan hidungku pelan kepunggungnya.
" Ah, Shasha... ini nih yang aku kangen dari kamu..
Aku kangen banget sama kamu, Sha. " Pelukkan ku makin erat.
Kehangatan dan tumpahnya kerinduan kami pun menyatu sampai pagi.
***
Keesokan paginya
" Sha, aku pulang ya. Udah mau pagi. Ini hari pertama kita ngampus loh."
" Heem..kenapa sih. Kamu nggak sekalian aja berangkat dari sini. Kan deket. "
" Nggak lah, Sha. Aku ganti baju dulu terus balik lagi jemput kamu. Kamu siap - siapa aja ntar kita ke kampus bareng ya! "
Shasha mengangguk tanda setuju.
Kuluncurkan mobilku menuju kediamanku. Senang rasanya hari ini, sesuatu yang sangat kurindukan sudah kembali ke pelukanku. Senyum sumringahpun kembali ke wajahku.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Alea Wahyudi
ternyata oh ternyata TDK ku duga.....satria....menyimpan rahasia ,mamanya mati Marian bela anaknya di depan Puspa ga boleh satu kamar sama istrinya eh di luar malah satu kamar sm wanita impianya ckckck......kasihan mama satria di bohongi putra kesayangannya....
2020-11-16
2