BAB 19 AKU YANG ANEH

Aku melongok sebentar ke arah pintu kamarnya. Hening. Benar - benar masih tertutup rapat. Beberapa menit kemudian, keluar lagi menuju dapur, pura - pura mengambil segelas air putih. Menengok kembali ke arah pintu kamarnya yang lagi - lagi masih tertutup.

Naik ke kamarku, membuang lagi air putih tadi di wastafel. Lalu dengan cepat turun lagi ke bawah, mengambil lagi segelas air putih. Terus berulang sampai tiga kali putaran. Anehnya, lelah pun tidak padahal jarak dari dapur ke kamar atas lumayan menguras keringat.

Tanpa aku sadari, rupa - rupanya ada seseorang yang dari tadi sibuk memperhatikan tingkahku yang sedikit aneh. Ya, asisten rumah tanggaku bi Inah ternyata ikut sibuk melihat tingkahku, dia merasa keheranan atas kelakuanku yang mondar - mandir mengambil segelas air putih. Karena padahal di kamarku sudah tersedia kulkas mini dengan berbagai varian minuman dingin mulai dari yang botol hingga kalengan pun ada.

Kalaupun habis tinggal panggil saja para asisten untuk mengisi kembali sampai full.

Galon air dengan pemanas dan pendingin otomatis pun sudah tersedia di kamarku yang luas bak mini apartemen. Tidak pernah sekalipun aku turun ke dapur hanya untuk mengambil segelas air putih.

Mungkin hal itu membuat asisten rumah tanggaku menjadi heran.

" Mas Satria. Kulkas mas Satria kosong ya air mineralnya? Biar bi Inah isi ya... Tapi kok bisa cepet banget ya habisnya. Padahal bi Inah juga baru isi air galonnya kemarin. Apa bocor ya? kok sudah habis lagi sampai - sampai mas Satria mesti kerepotan bolak - balik ambil air minum ke dapur? ", Tanya bi Inah yang mulai heran dengan tingkahku yang dari tadi bolak - balik naik turun dari kamar ke dapur hampir tiga kali balikan.

" Nggak usah bi. Full kok kulkas kamarku. Ini mah hitung - hitung aku sedang olahraga aja. Lagipula rasanya beda kok bi dengan yang di kamar." Jawabku cepat sambil melenggang pergi. Takut - takut pertanyaan selanjutnya muncul. Apalagi ada bekas luka lebam di bibir yang masih memerah bahkan hampir biru.

Bi Inah masih terpaku keheranan akan jawaban yang baru saja aku lontarkan.

" Emang rasa air putih bisa beda - beda gitu ya mas? Bi Inah baru tau. Merk nya kan sama aja?" Cecar bi Inah sambil garuk - garuk kepala.

Kulangkahkan kakiku dengan cepat menuju anak tangga kamarku tanpa memperdulikan pertanyaan konyol dari bi Inah, sambil sesekali menengok ke kamarnya yang sepertinya tetap bisu dan tak bergeming tertutup rapat bagai tidak ada tanda - tanda dia akan keluar.

'Ah..kenapa dia nggak muncul - muncul juga'

***

Kurebahkan tubuhku diatas kasur. Ngilu rasanya. Gemertak bunyi tulang punggungku. Bibirku pun terasa membengkak. Sesekali kuseka dan kukompres dengan handuk dingin.

" Auch.." Kupijit perlahan bibirku yang membiru..

" Hmmm..sepertinya dia tidak akan keluar kamar juga. Sudah lewat sarapan bahkan hampir jam makan siang. Tapi, tidak ada tanda - tanda dia akan membukakan pintunya. Duh, kenapa sekarang aku jadi galau dan gusar begini. Apa sebenarnya yang sedang terjadi padaku. Gara - gara perkataan kak Reno semalam aku jadi tak tenang begini..." Aku bergumam sendiri sambil terus mem bolak - balikkan badanku di atas kasur. Dari subuh tadi tetap saja tidak bisa kupejamkan mata padahal mengantuk.

" Curang! sepertinya kak Reno tidur pulas. Dia juga sama saja dengan Puspa. Tidak ada tanda - tanda dia keluar kamar dari tadi. Kenapa aku malah jadi kepikiran banyak hal kesana kemari. Sementara yang kupikirkan bisa nyenyak tidur di hari minggu ini." Kupeluk gulingku erat - erat. Berusaha memejamkan mata tetapi masih tidak bisa.

Kulemparkan gulingku ke samping kasur, dengan cepat kuambil ponselku.

" Apa aku telepon aja ya Puspa. Ah, jangan - jangan yang ada dia malah besar kepala nanti. Sebaiknya gimana ya..." Aku menggelengkan sendiri kepalaku. Mengetuk nomer Puspa tapi kuurungkan niatku untuk segera menelponnya.

' Kamu sedang apa...' kuketik beberapa kata lalu ku hapus lagi dengan cepat.

' Hi..Apa kamu sudah bangun?'

"hmm... Tidak - tidak. Aneh banget pertanyaanku. Jangan ah yang ada dia ngerasa aneh aku tanyain begitu"

Kuketik lagi beberapa kata dengan cepat kali ini aku rasa kata ini lebih tepat buat dia.

' Hei..pemalas! Bangun kamu!'

Sent.

Yes..Keberanianku tiba - tiba muncul dan secepat kilat kukirim pesan itu kepadanya. Kutunggu sampai beberapa menit sambil kupandangi ponselku. Kubolak balikkan jempolku sambil melihat video - video terbaru di beranda sosmedku. Siapa tau dia ada update status juga di sana. Tapi hasilnya nihil. Beberapa hari ini dia sama sekali tidak pernah memperbarui sosmednya. Isinya hanya foto - foto masakan yang dia sedang pelajari. Membosankan!

"Hoaamm..ngantuk.."

Lama kelamaan mataku semakin terasa berat dan susah untuk menolak kantuk ini. Beberapa menit kemudian kubenamkan wajahku di bantal. Tanpa sadar aku pun tertidur pulas sambil masih menggenggam ponsel di tanganku.

****

Drrrtt..drrrttt...drrrttttt.....

Aku terbangun kaget karena suara getar ponselku berbunyi. Dengan sigap aku meloncat terduduk di atas kasur sambil berusaha membuka mataku dengan lebar.

' hai sayang.. kamu dimana? katanya kamu mau ajak aku nyari tas baru.. Kita pergi sekarang yukk..aku tunggu ya..'

' Nggak jadi. Aku nggak bisa.'

' Loh kenapa? Kan kemarin kamu udah janji sama aku?! Kenapa sekarang jadi tiba - tiba batalin gitu aja. Aku udah ngosongin jadwal pemotretan hari ini loh. Khusus buat kita bisa jalan bareng. '

'Aku capek! Lain kali aja ya ... '

' Tapi, ini limited edition baby. Kalau sampai kehabisan bisa kacau dunia fashionku! Please... kamu jangan gitu dong..' Kicaunya kemudian.

Tutt...tuuuttt..tuuttt...

Dia berusaha menelponku tapi ku reject.

Tuutt...tuuttt..

Ponselku kembali berdering. Lagi - lagi ku reject dengan cepat. Kali ini aku sedang malas berdebat dengannya bisa panjang urusannya.

Tekadku hari ini, satu persatu semua masalah ini akan ku tuntaskan. Tapi tidak sekarang. Karena kali ini aku mulai lelah dan mengantuk.

Biarlah, aku tidak peduli meskipun sepertinya tebakanku Shasha sedang mengomel di ujung sana. Biarkan saja dia berkicau. Semua karena cintaku memang aneh. Kenapa aku bisa sampai tertipu oleh wajah lugu nya dan kata - kata manisnya. Tapi, memang aku mengakui dia cantik dan aduhai. Tubuhnya yang indah, berbalut pakaian branded dan fashion yang up to date membuatku silau dan merasa bangga memilikinya. Paras nya yang cantik sepertinya membuatku lupa akan segalanya. Membuatku terlena dan tenggelam makin dalam dengan arus cintanya.

Ah, sudahlah! Kenapa aku bisa terjebak dengan silaunya cinta semacam itu. Apa benar seperti kata kak Reno bahwa Shasha hanya butuh uangku saja. Sepertinya, kehidupan asmaraku terasa semakin berat dan kacau jika dipikirkan lagi.

***

Terpopuler

Comments

Mamahna Ayu

Mamahna Ayu

tau rasa kamu satria

2020-11-17

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 TEH MANIS
2 BAB 2 BIANGLALA
3 Bab 3 KOPI PAHIT
4 Bab 4 CINDERELLA
5 Bab 5 DIA MENGHILANG
6 Bab 6 KOSONG
7 Bab 7 AKU SENDIRI
8 Bab 8 RED VELVET
9 Bab 9 ESPRESSO DINGIN
10 Bab 10 SEPIRING KEBAHAGIAAN
11 Bab 11 HARUM MANIS
12 Bab 12 AKU SATRIA
13 Bab 13 Cinta Pertamaku
14 Bab 14 TUAN MUDA BAHAGIA
15 BAB 15 KENYATAAN
16 BAB 16 AKU TERLUKA
17 BAB 17 AKU SUAMI
18 BAB 18 KE- SATRIA
19 BAB 19 AKU YANG ANEH
20 BAB 20 SANGKAR EMAS
21 BAB 21 SENYUM TERAKHIR
22 BAB 22 AKU TEGAR Di kediaman Wirajaya
23 BAB 23 SEMANGKUK BUBUR GALAU Tiga minggu pasca operasi
24 BAB 24 Semua tentang kita
25 BAB 25 Ancaman
26 BAB 26 Panas dingin
27 Bab 27 Dijodohkan
28 BAB 28 ACARA PERJODOHAN
29 Bab 29 Kenyataan pahit
30 Bab 30 Tante Dian
31 BAB 31 Om Kusuma
32 BAB 32 BU FAT
33 BAB 33 OBSESI
34 BAB 34 LAGI - LAGI KAK RENO
35 BAB 35 NASI GORENG TANPA UDANG Setibanya di rumah
36 BAB 36 CINTAKU BERSEMI
37 BAB 37 Le Pasta Di ruang keluarga Wirajaya
38 BAB 38 SEBUAH KESEPAKATAN
39 BAB 39 CEO YANG DINGIN
40 BAB 40 BINTANG IKLAN
41 BAB 41 FLAMBOYAN LANTAI 5
42 BAB 42 LIMPAHAN RINDU
43 BAB 43 MEMULAI BABAK BARU
44 BAB 44 SIAPA DIA
45 BAB 45 TANTE MOMI
46 BAB 46 AKU DI SINI
47 BAB 47 MAAF
48 BAB 48 SOLD OUT
49 BAB 49 BERSELIMUT MALAM
50 BAB 50 Headline news
51 BAB 51 Negosiasi
52 BAB 52 GOSIP PANAS
53 BAB 53 LUSA
Episodes

Updated 53 Episodes

1
BAB 1 TEH MANIS
2
BAB 2 BIANGLALA
3
Bab 3 KOPI PAHIT
4
Bab 4 CINDERELLA
5
Bab 5 DIA MENGHILANG
6
Bab 6 KOSONG
7
Bab 7 AKU SENDIRI
8
Bab 8 RED VELVET
9
Bab 9 ESPRESSO DINGIN
10
Bab 10 SEPIRING KEBAHAGIAAN
11
Bab 11 HARUM MANIS
12
Bab 12 AKU SATRIA
13
Bab 13 Cinta Pertamaku
14
Bab 14 TUAN MUDA BAHAGIA
15
BAB 15 KENYATAAN
16
BAB 16 AKU TERLUKA
17
BAB 17 AKU SUAMI
18
BAB 18 KE- SATRIA
19
BAB 19 AKU YANG ANEH
20
BAB 20 SANGKAR EMAS
21
BAB 21 SENYUM TERAKHIR
22
BAB 22 AKU TEGAR Di kediaman Wirajaya
23
BAB 23 SEMANGKUK BUBUR GALAU Tiga minggu pasca operasi
24
BAB 24 Semua tentang kita
25
BAB 25 Ancaman
26
BAB 26 Panas dingin
27
Bab 27 Dijodohkan
28
BAB 28 ACARA PERJODOHAN
29
Bab 29 Kenyataan pahit
30
Bab 30 Tante Dian
31
BAB 31 Om Kusuma
32
BAB 32 BU FAT
33
BAB 33 OBSESI
34
BAB 34 LAGI - LAGI KAK RENO
35
BAB 35 NASI GORENG TANPA UDANG Setibanya di rumah
36
BAB 36 CINTAKU BERSEMI
37
BAB 37 Le Pasta Di ruang keluarga Wirajaya
38
BAB 38 SEBUAH KESEPAKATAN
39
BAB 39 CEO YANG DINGIN
40
BAB 40 BINTANG IKLAN
41
BAB 41 FLAMBOYAN LANTAI 5
42
BAB 42 LIMPAHAN RINDU
43
BAB 43 MEMULAI BABAK BARU
44
BAB 44 SIAPA DIA
45
BAB 45 TANTE MOMI
46
BAB 46 AKU DI SINI
47
BAB 47 MAAF
48
BAB 48 SOLD OUT
49
BAB 49 BERSELIMUT MALAM
50
BAB 50 Headline news
51
BAB 51 Negosiasi
52
BAB 52 GOSIP PANAS
53
BAB 53 LUSA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!