Ngapel

Harry tersenyum dibalik helm full face yang dikenakannya. Saat ini dia sedang mengendarai sepeda motor Honda New CB 150 R 2021 keluaran terbaru. Ini adalah sepeda motor dari perusahaan.

Harry tersenyum karena dia sedang teleponan dengan Ayu yang berbicara memberikan alamat rumahnya. Tidak jauh dari rumah dinas nya.

Fadia : "Iya. Rumah ku cat warna putih dekat sekolah SD. Besok saja kalau mau kerumah ya.. Sudah malam. Assalamualaikum."

"Kebiasaan matikan telepon sebelum dijawab salam nya. Dasar kamu Yu."

Harry melihat rumah bercat putih dekat sekolah SD. Ternyata saat Fadia memberitahu arah jalan kerumahnya, Harry sudah berada di atas sepeda motornya mengikuti apa yang di katakan Fadia.

"Ternyata kamu orang yang rapi Yu. Jadi tambah cinta.. Ke penghulu yuk.."

Tapi apalah daya, ajakan nikah itu hanya dia katakan bukan di depan orang nya langsung.

"Kenapa jadi aku yang kebelet nikah Yu?" Harry menyadari keanehan dirinya semenjak bertemu dengan Fadia. Ingin sekali memiliki Fadia dan memberi perlindungan untuk Fadia dan juga Gadhing.

Harry memberhentikan sepeda motornya di depan rumah Fadia. Dibuka helm full face nya. Tampaklah wajah rupawan seorang Harry Setiawan S.P. Dia menyugarkan rambut hitamnya kebelakang.

Ditariknya lengan pakaian nya keatas hingga sampai ke siku. Berjalan menuju pintu rumah Fadia.

Gugup !

Itulah yang dirasakan Harry. Beginikah rasanya mendatangi rumah orang yang kita cintai? Lagi-lagi Harry membandingkan perasaan nya saat bersama Sundari dan saat bersama Fadia.

Sangat berbeda !

Mungkin saat bersama Sundari, dia tidak melakukan perjuangan. Karena Sundari sendirilah yang datang pada Harry walau akhirnya Harry yang sering kecewa.

Sedangkan saat bersama Fadia, masih melakukan pendekatan saja jantungnya tidak bisa berdetak dengan normal. Debaran nya sungguh membuat dia sesak. Namun membahagiakan.

Diketuk pintu rumah Fadia yang tingginya hampir sama dengan tinggi badannya. Harry sengaja tidak mengucap salam karena ingin melihat wajah terkejut Fadia yang ia rasa sangat menggemaskan.

Harry bahkan sudah tersenyum membayangkan bagaimana menggemaskan wajah Fadia yang terkejut.

*Pengen cubit.

Pengen cium juga*.

Tapi apalah daya, bukan wajah dibayangkannya yang membuka pintu. Namun seorang anak laki-laki yang diyakini itu adalah Gadhing. Anak Fadia.

Anak calon istriku.

Harry menggeleng sadar akan ngebet nikah nya sudah diujung ubun-ubun.

Harry merungguhkan tubuhnya agar seimbang dengan tinggi badan Gadhing.

"Assalamualaikum Gadhing." salam Harry sembari menjulurkan tangan agar Gadhing salim padanya.

"Waalaikumussalam. Om raksasa cari siapa?" tanya Gadhing setelah mencium punggung tangan Harry.

Harry terpekik mendengar panggilan nya dari Gadhing. "Cari kamu juga Bunda. Ada kan?"

Belum sempat Gadhing jawab, suara Fadia terdengar namun orangnya tidak muncul.

"Gadhing.. Kamu ngapain?"

"Gadhing sama Om raksasa Bun. Om raksasa juga cari Bunda." teriak Gadhing.

"Gadhing.. Jangan tonton YouTube terus. Tidak ada Raksasa disini." teriak Fadia lagi tapi masih belum muncul juga wujud nya.

"Gadhing tidak nonton YouTube Bun. Raksasanya benar ada ini sama Gadhing di depan pintu." teriak Gadhing masih menatap Harry.

"Ya sudah suruh masuk saja raksasanya."

Gadhing masih diam saja karena dia mulai mengenali suara Harry tadi.

"Masuk Om Raksasa."

"Bunda dimana kok ngomong nya teriak-teriak begitu?" tanya Harry.

"Itu Bunda rebahan di depan tv maskeran. Kayak hantu om." Gadhing yang memang anaknya ramah menjadikan ia mudah bercerita pada orang lain.

"Duduk Om. Lihat lah Bunda om.. Sudah kayak Hulk kan Om." Gadhing menunjuk Fadia yang sedang berbaring di depan tv dengan masker berwarna hijau di wajahnya.

Ruang keluarga dan ruang tamu di rumah Fadia berada di ruangan yang sama. Rumah yang sangat sederhana. Dua kamar, satu kamar mandi berada di dapur, dan ruang tamu juga ruang keluarga menjadi satu.

Harry terkekeh mendengar perkataan Gadhing. Bocah polos yang tega mengatai ibunya Hulk.

Harry mengacak rambut anak itu dan tersenyum.

"Gadhing mainlah lagi." titahnya.

Gadhing mengangguk kembali ke kamar. Sedangkan Harry mengambil ponsel di saku celana nya.

Ponsel dengan merk apel tergigit itu diarahkan ke wajah Fadia setelah dia bangkit melangkah mendekati Fadia.

Setelah mendapat dua potret, disimpan kembali ponselnya. Harry terkejut saat menyadari saat ini Fadia memakai piyama dengan celana pendek. Bukan pakaian seksi, tapi paha putih Fadia mampu membuat kelaki-lakian Harry on juga.

"Eheemm" Harry berdehem agar tidak melewati batas.

Fadia tersentak saat mendengar deheman dari suara yang dikenalnya. Dia menoleh ke arah kiri dimana asal suara itu.

Saking terkejutnya dia tidak menghiraukan bila sebelah kanan adalah dinding rumah. Entah gerakan refleks atau terlalu terkejut menjadikan kepala Fadia terbentur dinding rumah.

"Aauuww.." Fadia meringis memegang kepala bagian belakang.

Harry juga spontan mendekat dan memegang kepala bagian kepala Fadia. Dielus dan di tiup kepala Fadia dengan debaran jantung yang tidak dapat dikondisikan olehnya.

Posisi keduanya sekarang menjadi kepala Fadia berada di dada Harry. Belum ada yang menyadari jika saat ini posisi mereka duduk dan berpelukan. Lebih tepatnya Harry memeluk Fadia.

"Masih sakit Yu? Maaf kalau aku mengagetkan mu." ucap Harry masih fokus pada kepala belakang Fadia.

Fadia tidak menjawab. Sakit di kepalanya tidak seberapa dengan rasa gugup dan malunya Fadia saat ini.

Oh jantung.. Bisakah pelankan suaramu? bahkan aku mendengar suara detak jantungmu. Eh tapi tunggu, itu suara jantung Harry juga sama ributnya dengan jantungku. Tapi kenapa aku bisa dengar? Astaghfirullah.. kepalaku ada di dada Harry? aku di peluk? ya ampun nyaman nya.. Boleh lebih lama peluk aku kan Harry? sekali ini saja sebelum kamu nikah sama Sundari. Wangi parfum bercampur bau badan mu sangat membuatku nyaman. Tolong jangan buat candu..

"Harry.." ucap Fadia lirih. Dia tidak tahan berada berdekatan dengan Harry.

"Ah maaf Yu.." Harry menjadi salah tingkah dengan perbuatannya sendiri.

"Aku ke kamar mandi dulu, mau cuci muka sekalian buat teh untukmu." ucap Fadia beranjak melesat cepat ke kamar mandi.

Harry menggaruk tengkuknya yang tidak gatal saat sadar tadi telah memeluknya secara tidak langsung. Ada rasa bersalah dan juga senang secara bersamaan.

"Inikah yang namanya jatuh cinta? terasa ada ribuan kupu-kupu menggelitik perutku. Geli tapi nagih."

Fadia kembali dari dapur dengan tangan kosong. "Gadhing.. Kemari lah.."

"Ya Bun." jawab Gadhing keluar kamar.

"Tolong belikan gula pasir di warung pak Rahmat ya.. Bilang beli seperempat."

Gadhing mengangguk.

"Untuk apa gula pasir Yu?" tanya Harry.

"Ya untuk buat teh manis, stok gula dirumah habis." jawab Fadia jujur.

"Tidak usah dibeli, air mineral saja. Gadhing sini duduk." ucap Harry.

Kini Gadhing sudah duduk di sebelah Harry. Belum ada yang berbicara diantara dua pemuda beda generasi itu. Sedangkan Fadia masih berada di dapur.

"Gadhing, kamu ingat ayah Harry?" tanya Harry pelan.

"Masih. Ayah Harry bekerja jauh."

"Ayah sudah pulang Gadhing.. Ini ayah kamu. Ayah Harry." ucap Harry tegas dan serius menatap Gadhing.

Gadhing diam mematung memandang Harry. Matanya berkaca-kaca. Bangkit dan langsung memeluk Harry sangat erat sembari menangis.

"Ayah kenapa lama sekali pulang nya? Gadhing kangen."

Deg

🌸

🌸

Like dan komen lagi ya..

Terpopuler

Comments

Sarini Sadjam

Sarini Sadjam

to the point hery bilang datang mau melamar kmu..

2023-09-04

0

Nanda Afriany

Nanda Afriany

😭😭😭

2022-03-22

0

Murni Agani

Murni Agani

wuidihh ayah.😁

2022-02-26

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG Fadia Rahayu
2 Semangat Baru
3 Sakitnya menjanda
4 Seperti Ahli Cinta
5 Memaafkan
6 Karir dan Cinta
7 Dikala hati yang menilai
8 Istikharah
9 Ilusi Tak Bertepi
10 Hobby yang dibayar
11 Berharap kamu jodohku
12 Memohon Petunjuk
13 Penyelesaian dan batas diri.
14 Terkejut
15 Kejutan yang tidak di sangka-sangka
16 Nervous dan Tresno
17 Ngapel
18 Bolehkah hatiku berharap?
19 Satu tikungan
20 Pengakuan
21 Kekuatan Doa
22 ke KUA yuk
23 Perhatian
24 Semua karena bunga
25 Calon suami
26 Telur dadar
27 2 hati untuk 1 cinta
28 17 Agustus 1 (Fadia cemburu)
29 17 AGUSTUS (ke KUA)
30 Harry ku.
31 Malam persidangan
32 Canduku
33 Ralat
34 Rindu
35 pergi ke Medan
36 mbak Fatin
37 Restu
38 Perdebatan manis
39 Kencan Pertama
40 Siapa dia?
41 Cap Janda penggoda gagal nikah
42 Karena dia
43 Kilas balik
44 Aduan Harry
45 Cinta membawa damai
46 Bar-bar nya Fadia
47 Memotong, membelah, apapun itu
48 Manja nya Harry
49 Ibu mertua
50 ibu mertua 2
51 Karena dia lagi
52 Niko dan Fadia
53 Pakkodian
54 Terbuai
55 Canggung
56 Lamaran
57 H-2 Siraman
58 Midodareni dan nasihat
59 Ketakutan dan obatnya
60 AKAD
61 You'r mine
62 Barisan para mantan
63 Jangan berhenti
64 Yang di tunggu
65 Semoga saja tidak
66 Kemesuman dua wanita
67 Gara-gara sipembuat kue
68 Permainan siang bolong
69 Kotak kado
70 Cemburu
71 Berangkat ke Malang
72 Dua wanita dan dua pria
73 Malam sebelum acara
74 Serius berakhir ngepet
75 Malam sebelum acara 2
76 Acara Ngunduh mantu
77 Masih acara Ngunduh mantu
78 bingung
79 Penguntit
80 Fokus
81 3 pasang
82 Ricky dan Harry
83 Kelakuan ayah dan anak
84 Tergoda
85 Fadia kepikiran
86 Belanja untuk istri
87 Percakapan
88 Fadia berulah, Harry yang senang
89 you trust me so much.
90 Hari pertama bekerja
91 Jenguk mantan
92 Jody telah berpulang
93 Fadia kecewa
94 Ada apa dengan Harry?
95 Hari pemeriksaan
96 Aku mendengarnya
97 Suka dan Duka
98 Terimakasih telah mengandung anakku
99 Sensitif
100 Merawat Fadia
101 Gara-gara alpukat
102 Istri tidak peka
103 Gosip
104 Bogeman
105 Persiapan
106 Penyampaian
107 Lamaran yang menegangkan
108 Kembali normal
109 Kamu masak?
110 Penasihat
111 Akad nikah
112 Cintamu terlalu sempurna
113 Istri hamil
114 Fadia dan Elsa
115 Ibu hamil pembuat onar
116 Aku tidak apa-apa
117 Kamu adalah hidupku
118 Fadia Rahayu
119 Harry sebal
120 Aku pergi
121 Malam penyambutan Ramadhan
122 Gara-gara sahur
123 Batal puasa
124 3 sahabat
125 Elsa ngidam sayang
126 Harry dan Hanum
127 Istriku emak-emak
128 Kemarahan Harry
129 Mantan suami
130 Pulang ke Medan
131 Dora
132 Mas galak
133 Dua bayi laki-laki
134 Ucok
135 Gadhing pergi
136 Restu
137 Kamu tidak berubah
138 Syar'i
139 Sang pengobat luka
140 Akhir cerita
141 Malam pertama
142 Extrapart (Yudha)
143 Extrapart (Niko)
144 Extrapart (Hanum-Tolong jangan seperti ini)
145 Extrapart Pengakuan Hanum
146 Perpisahan
147 Apa dia cemburu?
148 Hanum, Ardi, dan Yudha
149 Aktar cerai
150 AKAD
151 TAMAT
152 Bukan update
153 Bagi-bagi hadiah
154 Niko menikah
155 Menikahi Gadis CULUN
156 Pengumuman Novel Baru
157 Pengumuman Novel Baru
158 Novel baru
159 Pengumuman
160 Pengumuman
Episodes

Updated 160 Episodes

1
PROLOG Fadia Rahayu
2
Semangat Baru
3
Sakitnya menjanda
4
Seperti Ahli Cinta
5
Memaafkan
6
Karir dan Cinta
7
Dikala hati yang menilai
8
Istikharah
9
Ilusi Tak Bertepi
10
Hobby yang dibayar
11
Berharap kamu jodohku
12
Memohon Petunjuk
13
Penyelesaian dan batas diri.
14
Terkejut
15
Kejutan yang tidak di sangka-sangka
16
Nervous dan Tresno
17
Ngapel
18
Bolehkah hatiku berharap?
19
Satu tikungan
20
Pengakuan
21
Kekuatan Doa
22
ke KUA yuk
23
Perhatian
24
Semua karena bunga
25
Calon suami
26
Telur dadar
27
2 hati untuk 1 cinta
28
17 Agustus 1 (Fadia cemburu)
29
17 AGUSTUS (ke KUA)
30
Harry ku.
31
Malam persidangan
32
Canduku
33
Ralat
34
Rindu
35
pergi ke Medan
36
mbak Fatin
37
Restu
38
Perdebatan manis
39
Kencan Pertama
40
Siapa dia?
41
Cap Janda penggoda gagal nikah
42
Karena dia
43
Kilas balik
44
Aduan Harry
45
Cinta membawa damai
46
Bar-bar nya Fadia
47
Memotong, membelah, apapun itu
48
Manja nya Harry
49
Ibu mertua
50
ibu mertua 2
51
Karena dia lagi
52
Niko dan Fadia
53
Pakkodian
54
Terbuai
55
Canggung
56
Lamaran
57
H-2 Siraman
58
Midodareni dan nasihat
59
Ketakutan dan obatnya
60
AKAD
61
You'r mine
62
Barisan para mantan
63
Jangan berhenti
64
Yang di tunggu
65
Semoga saja tidak
66
Kemesuman dua wanita
67
Gara-gara sipembuat kue
68
Permainan siang bolong
69
Kotak kado
70
Cemburu
71
Berangkat ke Malang
72
Dua wanita dan dua pria
73
Malam sebelum acara
74
Serius berakhir ngepet
75
Malam sebelum acara 2
76
Acara Ngunduh mantu
77
Masih acara Ngunduh mantu
78
bingung
79
Penguntit
80
Fokus
81
3 pasang
82
Ricky dan Harry
83
Kelakuan ayah dan anak
84
Tergoda
85
Fadia kepikiran
86
Belanja untuk istri
87
Percakapan
88
Fadia berulah, Harry yang senang
89
you trust me so much.
90
Hari pertama bekerja
91
Jenguk mantan
92
Jody telah berpulang
93
Fadia kecewa
94
Ada apa dengan Harry?
95
Hari pemeriksaan
96
Aku mendengarnya
97
Suka dan Duka
98
Terimakasih telah mengandung anakku
99
Sensitif
100
Merawat Fadia
101
Gara-gara alpukat
102
Istri tidak peka
103
Gosip
104
Bogeman
105
Persiapan
106
Penyampaian
107
Lamaran yang menegangkan
108
Kembali normal
109
Kamu masak?
110
Penasihat
111
Akad nikah
112
Cintamu terlalu sempurna
113
Istri hamil
114
Fadia dan Elsa
115
Ibu hamil pembuat onar
116
Aku tidak apa-apa
117
Kamu adalah hidupku
118
Fadia Rahayu
119
Harry sebal
120
Aku pergi
121
Malam penyambutan Ramadhan
122
Gara-gara sahur
123
Batal puasa
124
3 sahabat
125
Elsa ngidam sayang
126
Harry dan Hanum
127
Istriku emak-emak
128
Kemarahan Harry
129
Mantan suami
130
Pulang ke Medan
131
Dora
132
Mas galak
133
Dua bayi laki-laki
134
Ucok
135
Gadhing pergi
136
Restu
137
Kamu tidak berubah
138
Syar'i
139
Sang pengobat luka
140
Akhir cerita
141
Malam pertama
142
Extrapart (Yudha)
143
Extrapart (Niko)
144
Extrapart (Hanum-Tolong jangan seperti ini)
145
Extrapart Pengakuan Hanum
146
Perpisahan
147
Apa dia cemburu?
148
Hanum, Ardi, dan Yudha
149
Aktar cerai
150
AKAD
151
TAMAT
152
Bukan update
153
Bagi-bagi hadiah
154
Niko menikah
155
Menikahi Gadis CULUN
156
Pengumuman Novel Baru
157
Pengumuman Novel Baru
158
Novel baru
159
Pengumuman
160
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!