"Ayu.. Kamu menghindari ku?" tanya Harry saat jam istirahat.
Harry nekad menemui Fadia yang sedang makan siang di bawah pohon kelapa sawit sendirian.
"Aku tidak menghindarimu." jawab Fadia sembari melahap makan siang nya.
"Kalau ngomong itu di lihat orang yang di ajak ngomong Yu.. Yang sopan." Harry mulai kesal karena pertemuan pertama nya disambut dengan Fadia yang acuh padanya.
Fadia diam menunduk menatap makan siang nya. Dia bukan tidak sopan tapi dia takut terpesona dengan ketampanan Harry. Dari suara yang menemani nya saja sudah terpesona apalagi dengan wajah tampan sang pemilik suara.
Fadia mendesah. "Maaf. Sudah ya.. Kamu pergi jangan disini, pasti banyak yang menilai jelek padaku." Akhirnya Fadia mengalah untuk menatap wajah Harry dan bicara dengan nada lembut.
"Tidak. Aku masih ingin mengobrol dengan sahabat ku ini."
Fadia tersenyum kecut saat mendengar kata sahabat. Dia tersadar lagi. Hatinya saja yang begitu mudah goyah hingga satu langkah terjatuh atas godaan pesona Harry.
"Aku sedang makan, tidak boleh mengobrol." Fadia kembali fokus pada makanan nya.
Harry hanya diam melihat Fadia sedang makan. Dia tersenyum manis. Satu poin lagi untuk kekaguman nya pada Fadia. Wanita itu tidak jaim saat makan padahal ada orang yang baru pertama kali bertemu dengan nya.
"Ternyata kamu cantik Yu." pujian pertama keluar dari Harry secara langsung.
Hampir saja Fadia tersedak. Pipinya sudah merona merah bak kepiting rebus. Bahkan saking malu dan nervous Fadia merubah posisi duduknya membelakangi Harry. Sungguh dia malu saat ini.
Ada desiran halus dihatinya. Sekian lama dia tidak di puji oleh orang lain. Terlebih lawan jenis.
Bagaimana bisa dikatakan cantik? bahkan penampilan ku saat ini sangat tidak pantas berada di depan seseorang apalagi laki-laki? ahh badan ku bau keringat. Oh jantung tolong pelankan datakmu.. gumam Fadia dalam hati.
Terdengar kekehan Harry melihat tingkah Fadia yang malu-malu. Dia merasa Fadia adalah hiburan yang dirindukan. Bahkan saat masih teleponan dia sering merindukan suara omelan Fadia apalagi setelah bertemu Fadia.
Ingin segera ku bawa ke penghulu. Tapi sabar Harry .. jangan buru-buru. Ingat kata Bapak. Menaklukkan hati perempuan yang pernah gagal berumah tangga itu butuh perjuangan. Apalagi Ayu memiliki trauma atas pernikahan nya dulu.
"Gadhing apa kabar?" tanya Harry masuk menatap Fadia lekat.
"Sehat."
"Aku ingin menemui nya Yu."
"Jangan." larang Fadia.
"Loh kenapa Yu.. Dia akan segera bertemu dengan ayah Harry nya." protes Harry.
"Kamu tidak akan mengerti Harry."
Harry diam tidak menjawab. Dia tidak ingin hari pertama bertemu berakhir dengan perdebatan.
"Baiklah.. Boleh kan aku bertamu kerumah kamu Yu?"
"Boleh."
Elsa datang dengan wajah galak nya sama seperti biasanya.
"Selamat siang Pak Asisten.."
Harry hanya tersenyum menanggapi Elsa. Dia tidak dekat dengan Elsa tapi dia tahu Elsa adalah sahabat setia Fadia.
"Fad. Kau di gosipin lagi sama Ratna." ucap Elsa.
"Gosip apalagi?"
"Katanya, kau godain pak Asisten tadi pas apel makanya Pak Asisten datangi kau kesini." Elsa tentu marah, tapi pada akhirnya dia akan acuh tidak perduli lagi selama kebenaran berada di pihak Fadia.
Fadia menghela nafas panjang. Hal begini sudah biasa dia hadapi. Terlebih Ratna yang selalu mencari masalah dengan nya.
"Biarkan saja."
Fadia beralih menatap Harry. "Harry, sudah sana.. Kamu belum makan siang." Sebenarnya bukan itu maksud Fadia, tapi dia sangat tidak percaya diri melihat tampilan dirinya tidak ada cantik-cantik nya. Sedangkan sedari tadi dia mencium parfum Harry yang sangat memabukkan indra penciuman. Sangat harum.
"Baiklah. Pulang kerja kabari aku, aku ingin kerumah mu Yu." pinta Harry.
"Iya. Sudah ya.. Makan sana."
Harry hanya mengangguk dan bangkit untuk makan siang. "Aku pergi Yu. Jangan di paksa kerja nya."
Fadia memberikan anggukan cepat dan senyum manis pada Harry agar segera pergi dari hadapan nya.
"Hah... Sesak nafas aku El berada di dekat Harry." ucap Fadia begitu melihat sepeda motor Harry sudah jauh dan masuk ke jalan raya.
"Fad. Kau tidak malu dengan penampilan mu yang kucel begitu di dekat Harry yang wanginya minta ampun?" tanya Elsa, karena dia merasa malu tadi.
"Sangat malu El. Gila saja aku tidak malu. Aku jantungan, aku nervous tahu. Pegang ini." Fadia menyodorkan kedua telapak tangannya ke Elsa.
Elsa terbelalak saat kedua tangan Fadia menempel pada kedua telapak tangan Elsa.
"Dingin sekali tangan mu Fad. Sampai segitunya ya?"
Fadia mengangguk lemah. "Makanya sedari tadi aku cuek padanya. Aku tidak kuat El. Bisa-bisa aku pingsan di depan dia saking nervous nya. Jantungku pun mau copot." keluh Fadia dengan wajah yang cemberut.
Elsa tergelak mendengar keluhan Fadia. Sebenarnya sudah lama sekali Fadia tidak mengeluh tentang Fadia terhadap pria ke padanya.
"Jangan menertawakan aku El."
"Oke maaf-maaf. Sudah jangan nervous lagi. Harry sudah pergi bukan? sebentar lagi juga kita selesai kerja." Elsa mencoba menenangkan Fadia.
Fadia hanya mengangguk saja. Dia berharap tubuh dan hatinya dapat bekerja sama agar tidak terulang kejadian seperti ini lagi. Ini sungguh memalukan.
Fadia menganggap dirinya tadi seperti anak ABG yang baru ketemuan diluar rumah karena jika bertemu di rumah akan di marahi orang tua.
Kenapa harus nervous? bila Harry tahu tangan nya sedingin itu pasti akan lebih memalukan bukan?
****
Harry tersenyum membayangkan wajah Fadia yang malu-malu saat dirinya mengucapkan pujian Fadia cantik. Sangat cantik.
Padahal dia tahu penampilan Fadia saat itu sudah tidak serapi saat apel pagi tadi. Tapi dia tidak berbohong jika Fadia memang cantik.
"Tapi kenapa aku tidak boleh bertemu Gadhing?"
"Apa Fadia tidak sedang berpikir saat bilang aku boleh ke rumah nya? kan Gadhing juga disana."
Harry terkekeh lagi memikirkan Fadia. Dia menjadi tidak sabar di beri kabar dimana alamat Fadia. Dia akan langsung berkunjung setelah Fadia memberi tahu alamat Fadia.
Beginikah rasanya jatuh cinta?
Lalu apa namanya saat aku menjalin kasih dengan Sundari? Bahkan aku tidak pernah melihat Sundari malu-malu seperti itu. Aku tidak pernah merasa sebahagia ini saat bertemu Sundari ketika pulang ke Malang.
Ketika seseorang jatuh cinta, semua hal rasanya berhenti dan hanya terfokus pada si dia saja. Ya kan? Rasa penasaran biasanya akan meningkat lebih tajam ketika mengamati orang yang disuka.
Apapun yang dilakukan si dia adalah hal yang hebat di matamu. Tidak ada celah kesalahan yang tampak selagi jatuh cinta. Jadi jangan kaget kalau banyak yang bilang, jatuh cinta membuat seseorang menjadi 'buta'.
Perasaan ketika jatuh cinta adalah momen yang juga bisa membuatmu bingung untuk mengenali diri sendiri. Terkadang kamu merasakan kebahagiaan yang mungkin belum kamu rasakan sebelumnya. Hal ini tentu jadi momen yang menyenangkan, apalagi kalau bisa kamu pertahankan dengan baik.
Dan aku berharap di hatimu juga ada namaku. Aku berharap selama kita saling kenal, namaku ada di sisi hatimu walau kamu menempatkan namaku di ruang paling ujung hatimu.
"Cintaku nang awakmu iku koyok kamera, fokus nang awakmu tok liyane ngeblur."
("Cintaku padamu seperti kamera, fokus pada dirimu, yang lain ngeblur.")
🌸
Dukungan nya lagi ya.. komen dan like biar emak semangat ngehalu nya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Mak'e Zain
piye to kiihh ajian Semar mesem jiaann emboohh wesssb🤣😂🤣😂🤣😂
2023-06-19
0
Najwa Bukan
aku baca novel ini kox gak bisa untuk tidak senyum-senyum sendiri mengingat moment2 serpihan masa lalu. author jago mendeskripsikan perasaan orang yang jatuh cinta....bener2 real
2023-05-28
1
Anik Kwon
🤣🤣🤣🤣🤣
kak aku baca ini 🤭🤭🤭
2023-05-26
1