"Bagaimana kabarmu Ndari?" tanya Harry.
Siang ini Harry janjian bertemu di kafe Yudha. Sekarang dalam satu meja ada Harry, Sundari, Yudha, dan Ricky.
"A-aku baik Rry. Kamu baik kan?" tanya Sundari gugup menatap orang yang sabar menghadapi nya selama 7 tahun.
Pemuda tampan dengan wajah tenang dan terkesan datar. Sering sekali dia tidak bisa membaca raut wajah Harry. Sedang sedih,marah, atau senang tidak pernah terbaca oleh nya. Karena Harry pandai menyembunyikan nya dengan wajah tenang dan datar itu.
Wajah Harry memang seperti itu, tenang dan datar namun bukanlah pria dingin. Harry hanya sulit mengekspresikan keadaan hatinya melalui wajah. Entahlah.. Bahkan sahabat-sahabat nya masih sulit membaca situasi hati Harry melalui raut wajah Harry. Tidak terbaca.
Harry mengangguk. "Baik. Sebentar malam aku berangkat ke Sumatera Utara."
"Aku dengar kamu dekat dengan seseorang?" sambung Harry lagi. Dia benar-benar tenang mempertanyakan hal itu. Apakah ada rasa cinta itu? dia pun tidak mengerti bagaimana perasaan nya pada Sundari. Bertanya seperti layaknya teman yang sedang kepo.
Sundari menatap Ricky yang duduk di sebelah Harry dan itu tak luput dari pandangan Harry. "Aku tidak mengapa jika itu benar. Aku hanya tidak ingin persahabatan kami rusak hanya karena perempuan." Lagi-lagi Harry mengatakan hal itu dengan tenang.
"Maaf." cicit Sundari.
Harry tersenyum. "Tidak perlu. Aku yang salah tidak segera meminang mu dua tahun lalu."
"Aku berterimakasih padamu Rick. Terimakasih telah menjaga Sundari." Harry menatap Ricky sedari tadi terdiam.
Kemudian Harry mencondongkan kesamping tepatnya ke telinga Ricky membisikkan sesuatu. "Terimakasih karena mu, aku bisa mengenal Fadia Rahayu." Wajah yang tadi tenang dan datar itu berubah menjadi ceriah dan bibir melengkung manis.
Ricky menatap Harry yang sudah duduk tegak dengan raut wajah terkejut dan tidak percaya. "Kamu menduakan Sundari?"
"Tidak. Aku masih setia, Kalian berdua mengkhianati ku bro." Harry mengatakan itu dengan santai tanpa beban.
"Lalu?" tanya Ricky.
Harry mengangkat bahu acuh.
"Doakan saja aku bertemu dengan nya."
Yudha dan Sundari hanya diam dan bingung siapa yang di bicarakan Harry dan Ricky. Mereka berdua membicarakan seseorang tanpa menyebut nama orang itu membuat jiwa kepo keduanya meronta-ronta.
"Aku juga ingin bertemu dengan nya. Walau aku tahu kalian lebih dekat, tapi aku juga penasaran dengan dia." ucap Ricky antusias.
Seketika Harry menjadi kesal. "Tidak boleh. Kamu sudah punya Sundari Ky."
"Pelit sekali. Kenapa kamu menjadi laki-laki yang posesif?" tanya Ricky sewot.
Sundari tidak bisa menahan rasa keingintahuan nya dan cemburu juga. "Sebenarnya siapa yang kalian bicarakan? Apa kamu juga selingkuhi aku Harry? terus mas Ricky juga kenal perempuan itu? jadi mas bekerjasama dengan Harry?"
"Tidaak." elak keduanya.
Sedangkan Yudha tergelak bahkan terbahak-bahak. Apa lagi melihat perubahan Harry saat menceritakan wanita yang sedari malam kemarin membuatnya kepo.
"Harry.. Siapa perempuan itu yang bisa meleburkan raut wajah mu yang tenang dan datar itu?" setelah bertanya itu Yudha kembali tergelak.
Harry berdehem menormalkan wajah nya kembali. "Bukan siapa-siapa."
"Karena Harry sudah menerima hubungan kita, maka kita resmi kan Sun?" tanya Ricky pada Sundari.
Sundari mengangguk malu-malu. "Iya. Segera nikahi aku mas."
Harry tidak marah, Dia bersyukur semua berjalan lancar dan dia mengambil ponselnya di atas meja menghubungi wanita yang ada di hatinya. Dia mengabaikan tiga pasang telinga dan mata sedang serius dalam satu titik. Yaitu Harry.
Harry : "Waalaikumussalam. Baru bangun tidur?"
Fadia : "Hehehe iya, capek abis lembur terus tidur abis subuhan. Gimana? lancar?"
Harry : "Alhamdulillah lancar Yu. Doain terus ya."
Fadia : "Pasti. Sudah dulu, aku mau makan. Tadi di antar ayam semur sama ibu nya bang Rudi. Assalamualaikum."
Fadia memutuskan panggilan sebelum Harry menjawab salam. Dan itu membuat Harry kesal bahkan lebih kesal saat mendengar ibunya Rudi memberi semur ayam. Itu berarti Rudi adalah rival nya.
"Kasihan." ejek Yudha.
Harry berdecak sebal lalu dia bangkit. "Aku pulang dulu. Semoga kamu bahagia dengan Ricky. Kita sudah selesai sekarang."
"Aku tahu Harry pasti bisa bijak dalam hal ini. Dia selalu tenang dalam menghadapi segala hal." Ricky menatap punggung Harry yang akan hilang di balik pintu kafe.
"Apa Harry punya perempuan lain mas selain aku?"
Ricky diam saja. Dia pun kurang tahu hal itu. Tapi melihat Harry berterimakasih untuk Ayu yang tidak sengaja menghubungi nya entah berapa tahun lalu dengan wajah ceriah dan senyum mengembang, dia yakin Ayu adalah orang yang spesial di hidup Harry.
Harry dan Ricky menyebut nama Fadia adalah Ayu. Karena kata Harry, Ayu terkesan nama Jawa artinya cantik dan Harry suka namanya. Jadi Ricky mengikuti Harry untuk memanggil Ayu juga.
"Tidak Sundari. Harry laki-laki setia." bela Yudha.
"Tapi tadi? bahkan bersama ku tidak pernah seperti itu."
"Ingat Sun. Aku sudah mempersiapkan untuk melamar mu, jangan ingat mantan." ucap Ricky.
****
"Apaan itu menelepon ku hanya melapor acara lamaran nya lancar. Mending aku makan ayam semur Bu Poniem ibunya bang Rudi. Enak kali aku bangun tidur ada yang antar lauk makan."
Fadia terkekeh sambil berjalan menuju dapur dan melewati Elsa yang sedang nonton tv.
"Kau kenapa Fad?" tanya Elsa karena mendengar kekehan Fadia.
"Ini semur ayam di kasih Bu Poniem ibunya bang Rudi. Kurasa bang Rudi serius samaku El."
"Dan kau terima?" tanya Elsa memastikan.
Fadia diam saja karena dia pun bingung. Jujur dia ingin menikah lagi tapi trauma itu masih ada dan dia juga tidak ingin terburu-buru. Paling utama orang itu harus bisa menerima Gadhing. Anak semata wayangnya nya.
"Apa karena Harry Fad?"
"Dia sudah melamar Sundari El. Itu tidak akan mungkin." elak Fadia.
"Masih lamaran belum SAH. Seperti orang bilang, Sebelum janur kuning melengkung, siapapun bisa merebutnya."
"Dan kau menyuruhku merebut calon suami orang? Ck.. Pacaran sudah tujuh tahun pasti cinta mereka sangat kuat. Aku tidak mau di cap jadi seorang perebut calon suami orang. Cukup sudah status janda ku jelek di mata orang." sargah Fadia. Dia sudah memantapkan hati untuk membatasi ruang komunikasi pada Harry apalagi telah mendapat kabar jika acara Harry lancar hari ini.
Hubungan nya dengan Rudi? tidak ada yang spesial karena Fadia menganggap hanya sebagai rekan kerja.
Rudianto nama lengkap nya. Bekerja sebagai karyawan biasa sama seperti Fadia. Tetapi Rudianto lebih dulu bekerja di PT.MP AGRIO PERMAI sebagai pemanen pohon kelapa sawit.
Mengapa tidak ada hal spesial? Karena Rudi tidak seperti pria yang ingin mendapatkan seorang wanita untuk dijadikan pacar. Mungkin begitu seorang duda jika ingin mendekati seorang janda.
Fadia hanya berharap jika memang masih ada jodoh nya, semoga pria itu menerima anaknya dan menganggap Gadhing anak kandung pria tersebut.
🌸
🌸
Jangan lupa like dan komen ya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Sarini Sadjam
ngomong nya sepotong2 sih jadi salah paham kan
2023-09-04
0
BirVie 💖🌈☁️
makanya Yuuu...telp tuh yg lamaaa n tanya mendetail biar gak salah paham🤭
2021-12-11
0
Asma Susanty
jgn keburu ,tunggu harry
2021-12-10
0