"Harry. Menurut mu bagaimana kalau Sundari memiliki hubungan dengan Ricky?"
Harry diam memandang keluar kafe. Menerawang bagaimana hatinya bila yang dikatakan Yudha benar adanya. Sejenak dia menghela nafas panjang.
"Tidak masalah. Bila berjodoh akan kembali lagi Yudh." jawab Harry dengan bijak.
Yudha hanya bisa berdecak kagum. "Kamu selalu bijak dalam segala hal Harry. Semoga kamu dalam lindungan Allah."
"Aamiin.. Terimakasih Yudh. Semoga kamu juga begitu."
Harry menyeruput coffe latte favorit nya. Dia seperti memikirkan harus bagaimana hubungannya. Dan harus menyiapkan hati untuk menghilangkan perasaan untuk salah satunya.
Ayu... Bahkan kamu telah mendominasi hatiku. gumam Harry dalam hati.
"Kamu kerja merantau apa tidak ada hati mu kecantol dengan perempuan asal daerah dimana kamu kerja Harry?" tanya Yudha.
Harry hanya terkekeh mendengar pertanyaan Yudha dan hal itu membuat Yudha menjadi curiga.
"Jadi ada Harr? " tanya Yudha.
Harry menggeleng. "Aku cari istri suku Jawa juga Yudh. Bertutur kata sopan dan lemah lembut. Memiliki sifat keibuan dan selalu ada untukku. Dan satu lagi, dia harus bergantung padaku."
Yudha manggut-manggut mengerti. "Perempuan manja maksud mu?"
"Bisa dibilang begitu. Tapi setidaknya dia merasa membutuhkan aku."
Yudha menghela nafas saat menyadari sesuatu. "Itu bukan karakter Sundari Harry."
"Ya kamu benar. Sebenarnya mudah untuk menjadi apa yang ku pinta, tapi Sundari menolak. Besok aku akan menemui nya sebelum aku berangkat ke Sumatera Utara."
Harry teringat akan janjinya untuk menelepon Fadia pun segera mengambil ponsel di atas meja untuk mengirimkan pesan permintaan maaf.
[Maaf.Aku lupa Yu, aku lagi di luar sekarang. Jangan marah ya.]
Yudha mengamati sahabatnya. Dia tahu jika Harry adalah pria yang susah jatuh cinta walau Harry termasuk orang yang friendly pada yang lain. Dan Harry adalah orang yang setia dan walau sekarang dia juga tahu ada nama lain di hati Harry.
Sepuluh menit berlalu belum ada balasan dari Fadia membuat Harry sedikit gelisah dan uring-uringan.
"Kamu kenapa? tidak ada kabar dari Sundari?" tanya Yudha karena sedari memperhatikan Harry.
Harry menggeleng. "Bukan Sundari." jawabnya tetap melihat ponselnya.
Harry memutuskan untuk menelepon Fadia. Panggilan pertama tidak di jawab. Dia mencoba lagi, panggilan kedua di tolak Fadia. Harry berdecak kesal.
"Kamu kenapa? siapa yang telepon?"
"Bukan siapa-siapa Yudh." jawabnya sembari melakukan panggilan lagi.
Sambungan telepon di terima dan membuat Harry tersenyum tetapi senyum nya hilang saat mendengar apa yang dikatakan Fadia.
Fadia : "Jangan ganggu dulu Harry.. Aku sibuk ada job dadakan buat donat dan bolu. Sudah ya. Assalamualaikum."
Harry hanya berdecak kesal dan meletakkan ponsel mahal nya ke atas meja dengan sedikit kasar.
"Sayang bro handphone mahal. Mending sedekahkan ke aku."
"Hah.. Jangan membuatku tambah kesal Yudh."
Yudha terkekeh melihat tingkah sahabatnya. Tidak seperti biasanya Harry yang bersikap tenang kini berubah menjadi uring-uringan.
"Siapa dia yang bisa buat sahabat ku yang paling tenang ini menjadi uring-uringan?"
"Bukan siapa-siapa. Aku pulang ya.." pamit hari bangkit untuk membayar pesanan nya.
"Hati-hati."
Yudha menggeleng kepala merasa aneh pada sahabatnya. Persahabatan yang terdiri dari 3 orang itu Harry,Ricky, dan dirinya hanya Harry lah yang ahli mengendalikan diri. Selalu bersikap tenang tapi dia melihat seperti bukan Harry saat Harry menghubungi seseorang itu.
"Siapa yang bisa membuat mu sama seperti kami Harry?"
****
"Assalamualaikum." ucap Harry saat sampai di rumah.
"Waalaikumussalam. Dari mana saja kamu Harr?" tanya Bapak.
"Dari kafe Yudha Pak." jawab Harry mendudukkan bobot tubuhnya di samping sang bapak.
"Harry.. Apa kamu benar-benar serius dengan perasaan mu ke Ayu mu?" Bapak harus berbicara serius dengan Harry berdua. Karena bila ada sang ibu akan ribet. Bapak hanya ingin berbicara dengan Harry sesama seorang pria.
"Benar pak." jawab Harry dengan tegas.
"Kamu belum pernah bertemu. Bagaimana jika Ayu itu jelek?" Bapak hanya tidak ingin Harry menyesal tentang perasaan nya bila sudah bertemu dengan wanita yang diingkan Harry tetapi wajah tidak seindah dari angan.
Harry tersenyum. "Pak. Perempuan itu sejatinya sudah cantik dari lahir. Hanya para laki-laki bagaimana cara menilai kecantikan nya. Kalau Ayu kurang putih atau berjerawat aku tinggal bawa dia ke dokter kecantikan."
Bapak Harry kagum dengan jawaban anaknya. "Bagaimana jika Ayu mu itu bukan lah perempuan salihah?"
"Maka aku akan ajak beribadah bersama pak. Karena aku juga bukanlah laki-laki salih. Tapi aku ingin sehidup dan sesurga pak. Setelah aku mengetahui Ayu bercerai karena KDRT dan perlakuan buruk dari mertua dan iparnya, aku sangat marah waktu itu dan aku merasa ingin melindungi Ayu dan anaknya."
Bapak manggut-manggut mengerti. "Tapi Harry ada yang ingin bapak katakan. Kita bicara sesama laki-laki bukan sebagai bapak dan anak."
Harry mengangguk dengan cepat dengan serius mendengarkan apa yang akan dikatakan sang bapak.
"Menikahi janda dengan memiliki anak otomatis tanggung jawab ekonomi dan psikologis akan bertambah. Bapak tahu kamu sanggup apalagi kamu bilang sudah dekat dengan anaknya. Tapi biasanya sang ibu memiliki trauma berumahtangga apalagi dia bercerai karena seperti itu. Apa kamu bisa menjadi suami dan ayah sekaligus?"
"Insyaallah pak."
"Nilai plus menikahi janda itu ya dia lebih sabar, komitmen kuat, mandiri, dan lebih berpengalaman. Apa kamu menerima dia yang lebih berpengalaman tapi sudah tidak gadis lagi Harry?"
Bapak Harry merasa harus bertanya soal ranjang juga karena hal itu adalah kebutuhan pria setelah menikah.
"Terima pak. Dia sudah tidak gadis lagi karena pernikahan sebelumnya bukan karena pergaulan bebas." Harry tetap dengan keyakinan.
"Tapi yang keset dan rapet itu lebih enak loh." goda sang bapak.
Harry berdecak saat sadar di goda sang bapak. "Jangan menggoda iman pak. Lebih baik menikahi janda dari pada ngakunya gadis tapi dalamnya sudah tidak. Sangat susah mencari gadis suci zaman sekarang pak."
"Ya sudah sholat istikharah lah nak. Mohon petunjuk. Doa nya sudah kamu hafal kan? Jika memang Ayu mu adalah jawabannya. Maka kamu harus cari cara menaklukkan hati Ayu mu itu sebelum itu temukan dulu dimana dia tinggal."
"Sudah Pak. Iya pak, Harry ke kamar dulu."
Harry merebahkan tubuhnya kemudian melihat isi pesan-pesan dari Fadia yang begitu perhatian padanya. Dan hal itu membuat hatinya berbunga saat Dinda terus mengingatkan hal-hal sepele bahkan Sundari tidak pernah tanya kan
Sudah makan belum?
Jangan aneh-aneh di rantau orang.
Aku baru pulang kerja capek. Kerjaan kamu capek tidak?
Jangan sering tidur malam. Tidak bagus.
Aku lagi termenung. Boleh tidak bayangin kamu sedang duduk bersamaku dan Gadhing?
Hal seperti itu sering sekali membuat detak jantung nya berdetak lebih cepat. Bagaimana jika dia benar-benar berada dekat dengan Fadia?
Aku jatuh cinta sebelum bertemu dengan mu Yu.
Kita bisa memilih dengan siapa akan menikah, tapi kita tidak bisa memilih jatuh cinta dengan siapa. Karena cinta tak bisa direncanakan, tapi bisa diperjuangkan. Pepatah ini mungkin cocok untuk Harry yang jatuh cinta dengan janda dan ingin menikahi janda tersebut.
Sudah rahasia umum jika janda terkadang memiliki stigma negatif dalam masyarakat. Ketika hendak menikah lagi, tak jarang status tersebut menjadi hambatan. Keluarga memberi pertimbangan lebih rumit untuk memberikan restu. Apalagi jika statusmu masih perjaka, tentangan keluarga bisa semakin kuat.
Harry sadar akan hal itu, Tapi dia akan mencoba meyakinkan keluarga besarnya. Apalagi dia adalah cucu tertua dari keluarga sang bapak.
*Semoga nama mu lah jawaban atas doa ku selama ini Ayu. Bagaimana pun wajah mu nanti, jika kamulah jodohku maka aku akan menerima bagaimana pun keadaan mu. Ku harap kamulah jodohku. Tunggu aku.
🌸
TBC*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
yelmi
baiklah aku menunggu mu... 😁🤭🤭
berasa jadi fadia🤦♀️🤭
2022-10-28
0
bunda f2
hadir lagi
2022-03-27
0
Puji Harti
Aamiin gas keun Harry malang e mana ntar lk plg tk mampir😂😂
2022-02-09
0