Memohon Petunjuk

Malang, Jawa Timur. Indonesia.

Sepertiga malam, disaat orang terlelap begitu nyenyak nya dibuai mimpi. Seorang pemuda berparas tampan nan teduh menadahkan tangan.

Memejamkan mata dan berdoa dalam tamaramnya lampu. Memohon segara keridhaan Tuhan. Dia begitu khusyuk memohon petunjuk atas doanya.

Allaahumma inni astakhiiruka bi’ilmika wa astaqdiruka biqudratika wa as aluka min fadlikal ‘aziimi fa innaka taqdiru wa laa aqdiru wa laa a’lamu wa anta ‘allaamul guyuub.

Allaahumma in kunta ta’lamu anna haadzal amro (Fadia Rahayu) khairul lii fii diinii wa ma’aasyi faqdurhu lii wa yassirhu lii tsumma baarik lii fii hi wa in kunta ta’lamu anna haadzal amro syarrun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii wa ‘aajlihii fashrifhu ‘annii wasrifnii ‘anhu waqdurhu liyal-khaira haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bihi.

Artinya: “Ya Allah sesungguhnya aku memohon petunjuk dari ilmu-Mu, memohon kekuatan dari kekuasaan-Mu, dan memohon karunia-Mu yang besar, karena sesungguhnya aku tidak kuasa sedang Engkau kuasa, dan aku tidak mengetahui sedang Engkau Maha Mengetahui semua yang gaib.

Ya Allah jika Engkau mengetahui bahwa (Fadia Rahayu) baik bagiku, agama dan kehidupanku, maka tetapkan dan mudahkanlah ia bagiku kemudian berkatilah aku, dan jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk bagiku, bagi agama dan kehidupanku serta akibat dari urusanku, baik untuk masa sekarang maupun untuk masa mendatang, maka hindarkanlah ia dariku dan hindarkanlah pula diriku darinya, dan tetapkanlah hal yang terbaik bagiku menurut semestinya, kemudian ridhailah aku.”

Saat perasaan nya lega, dia mengusap wajahnya dengan telapak tangan. Mengucap syukur berkali-kali karena masih diberi kesempatan merasakan ibadah malam dan pikiran serta hatinya menjadi lebih baik.

Pemuda itu bangkit dari duduk ternyaman nya. Dia menatap jam yang melekat sempurna pada dinding.

"Sudah pukul 3, sejam lagi subuh."

Perlu diketahui, Waktu subuh di kota Malang pukul 4 dini hari sedangkan di kota Medan pukul 5 dini hari. Kedua kota ini memiliki selisih satu jam setiap waktu sholat.

Tanpa membuka sarung dan baju kokonya pemuda itu menuju lemari pakaian. Dia mulai memberesi barang-barang yang akan di bawa sebentar malam untuk bertugas ke tempat baru.

Kring..kring..

Ponsel Harry berdering dan dahinya mengkerut tatkala melihat siapa si penelepon.

Tumben !

Harry : "Waalaikumussalam. Ada apa Yu?"

Fadia : "Ganggu kah? maaf. Ya sudah lanjut tidur."

Harry terkekeh. Dia sadar salah bertanya seperti itu. Satu lagi sifat Fadia yang baru dia ingat. Ayu nya adalah wanita tidak enakan pada orang lain.

Harry : "Tidak ganggu Yu. Aku hanya heran tumben jam segini menelepon. Apa ada sesuatu?"

Fadia : "iya."

Harry : "Apa Yu? kamu baik-baik saja kan?"

Fadia : "Tadi aku mimpiin kamu Harr. Kamu tidak apa-apa kan? tadi mau langsung telepon kamu.. Tapi aku sholat malam dulu baru telepon kamu."

Harry : "Mimpi apa? aku baik-baik saja Yu, jangan khawatir ya.. Doain besok semua lancar ya."

Fadia : "Bukan mimpi apa-apa. Aku doain. Ya sudah ya, assalamualaikum."

Sambungan panggilan telepon terputus sebelum Harry menjawab salam Fadia. Dia merasa heran tapi tidak di ambil pusing. Harry mengangkat bahu acuh.

"Mimpi aku? apa ini sebagai jawaban? ya Allah semoga kemantapan hati ku tidak goyah."

Harry mengirim pesan pada Sundari akan menemui besok. Dia tidak ingin menunda lagi. Cukup sudah tujuh bertahan pada hubungan yang semu. Dia tidak ingin lagi memiliki kekasih tapi seperti tidak memiliki kekasih.

Jangan menilai tujuh tahun belakangan. Tapi dia pun menyadari, tiga hari di Malang tidak pernah di telepon Sundari padahal dia selalu memberi kabar jika sedang di Malang.

Sundari kemana?

Bahkan bertanya kabar saja tidak.

Apa bekerja di bank sesibuk itu?

*****

Fadia menatap nanar kearah ponselnya. Sebenarnya dia ingin menceritakan mimpi aneh nya tentang dia dan Harry. Tetapi setelah mendengar Harry besok akan bertemu Sundari dan meminta doa agar lancar, dia mengurungkan niatnya.

"Itu benar-benar hanya mimpi dan akan tetap mimpi. Dia milik Sundari Fadia.. Jangan aneh-aneh."

"Aku ini kenapa?" Fadia bertanya pada dirinya sendiri bahkan dia menangis meratapi hatinya.

Sekuat dan semandiri nya seorang wanita pasti akan ada waktu dimana dia merasa lelah dengan apa yang di hadapi nya. Hidup sendiri dan berjuang sendiri demi sang anak membuat dia harus berubah menjadi wonder woman.

Keceriaan yang dulu sirna setelah kepergian kedua orangtuanya. Dia hanya memiliki seorang kakak perempuan tetapi tetap saja dia merasa hampa karena kakaknya tinggal berjauhan dengan nya.

Bertambah hancur saat dia menikah. Dibawa ke kota orang, selalu ada kekerasan setiap harinya. Dalam keadaan hamil pun suami, mertua dan saudari iparnya tega melakukan semua pekerjaan rumah dan tetap di perlakukan buruk.

Ingin rasanya dia mengadu segala isi hati pada kakak perempuan nya. Mbak Fatin. Tapi dia urungkan karena setiap dia mengeluh maka hanya kalimat itu saja yang keluar dari mulut mbak Fatin.

"Menikahlah dek. Pasti dia akan melindungi mu. Jadi mbak juga tidak perlu khawatir disini. Tidak semua laki-laki sama seperti mantan suami mu. Mau mbak carikan? teman-teman suami mbak banyak yang jomblo."

Kalimat itu selalu membuat dia menjadi enggan untuk berkeluh kesah pada kakak perempuan nya.

Fadia mengingat nama Harry.

Dia bertekad mulai hari ini tidak akan bergantung lagi padanya. Mencoba membatasi diri pada orang itu.

Siapa dirinya? hanya sebatas teman dunia maya saja bukan? tentu Sundari lebih berharga dari pada dirinya.

Hanya Elsa lah sahabatnya. Sahabat sejati walau mereka benar-benar berbeda. Dari segi penampilan saja sudah berbeda apalagi sifat?

Elsa Maharani namanya. Gadis tomboy yang suka berdandan. Astaga.. Aneh memang, tapi itulah Elsa. Dia si pemberani dan ketus pada orang yang tidak di sukanya. Tidak seperti Fadia yang ramah pada setiap orang. Bahkan pada orang yang pernah menghina dan memaki Fadia dan anaknya sekalipun.

Itulah sifat Fadia yang sering dipermasalahkan Elsa. Sering Elsa berubah menjadi seperti dialah ibu Fadia.

"Kau terlalu baik Fad. Jangan hanya karena dia lebih tua, kau terus-menerus ramah dengannya. Padahal kau sudah di caci maki padanya, janda tidak salah. Tidak ada yang mau jadi janda. Dan kau apa tidak merasakan sakit saat dia mengejek Gadhing tidak punya bapak?"

Fadia hanya diam mendengarkan omelan Elsa bak ibu tiri itu. Dia membenarkan apa yang dikatakan Elsa. Namun didikan orang tuanya dahulu harus menghormati orang yang lebih tua sudah melekat pada dirinya.

"Maaf." hanya kata itu yang terucap dari mulut Fadia.

"Ah sudahlah. Aku seperti ibu tiri bila mengomel padamu."

Haruskah dia bersyukur memiliki sahabat seperti Elsa?

TENTU.

🌸

jangan lupa tinggalkan jejak ya..

Terpopuler

Comments

Nanda Afriany

Nanda Afriany

seneng punya sahabat kaya Elsa..💪

2022-03-22

0

Murni Agani

Murni Agani

kok bs pacaran gini.udh ldr.kabar gak ada kok bs pacaran😂

2022-02-25

0

BirVie 💖🌈☁️

BirVie 💖🌈☁️

Fadia baik banget... lanjuttttt

2021-12-11

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG Fadia Rahayu
2 Semangat Baru
3 Sakitnya menjanda
4 Seperti Ahli Cinta
5 Memaafkan
6 Karir dan Cinta
7 Dikala hati yang menilai
8 Istikharah
9 Ilusi Tak Bertepi
10 Hobby yang dibayar
11 Berharap kamu jodohku
12 Memohon Petunjuk
13 Penyelesaian dan batas diri.
14 Terkejut
15 Kejutan yang tidak di sangka-sangka
16 Nervous dan Tresno
17 Ngapel
18 Bolehkah hatiku berharap?
19 Satu tikungan
20 Pengakuan
21 Kekuatan Doa
22 ke KUA yuk
23 Perhatian
24 Semua karena bunga
25 Calon suami
26 Telur dadar
27 2 hati untuk 1 cinta
28 17 Agustus 1 (Fadia cemburu)
29 17 AGUSTUS (ke KUA)
30 Harry ku.
31 Malam persidangan
32 Canduku
33 Ralat
34 Rindu
35 pergi ke Medan
36 mbak Fatin
37 Restu
38 Perdebatan manis
39 Kencan Pertama
40 Siapa dia?
41 Cap Janda penggoda gagal nikah
42 Karena dia
43 Kilas balik
44 Aduan Harry
45 Cinta membawa damai
46 Bar-bar nya Fadia
47 Memotong, membelah, apapun itu
48 Manja nya Harry
49 Ibu mertua
50 ibu mertua 2
51 Karena dia lagi
52 Niko dan Fadia
53 Pakkodian
54 Terbuai
55 Canggung
56 Lamaran
57 H-2 Siraman
58 Midodareni dan nasihat
59 Ketakutan dan obatnya
60 AKAD
61 You'r mine
62 Barisan para mantan
63 Jangan berhenti
64 Yang di tunggu
65 Semoga saja tidak
66 Kemesuman dua wanita
67 Gara-gara sipembuat kue
68 Permainan siang bolong
69 Kotak kado
70 Cemburu
71 Berangkat ke Malang
72 Dua wanita dan dua pria
73 Malam sebelum acara
74 Serius berakhir ngepet
75 Malam sebelum acara 2
76 Acara Ngunduh mantu
77 Masih acara Ngunduh mantu
78 bingung
79 Penguntit
80 Fokus
81 3 pasang
82 Ricky dan Harry
83 Kelakuan ayah dan anak
84 Tergoda
85 Fadia kepikiran
86 Belanja untuk istri
87 Percakapan
88 Fadia berulah, Harry yang senang
89 you trust me so much.
90 Hari pertama bekerja
91 Jenguk mantan
92 Jody telah berpulang
93 Fadia kecewa
94 Ada apa dengan Harry?
95 Hari pemeriksaan
96 Aku mendengarnya
97 Suka dan Duka
98 Terimakasih telah mengandung anakku
99 Sensitif
100 Merawat Fadia
101 Gara-gara alpukat
102 Istri tidak peka
103 Gosip
104 Bogeman
105 Persiapan
106 Penyampaian
107 Lamaran yang menegangkan
108 Kembali normal
109 Kamu masak?
110 Penasihat
111 Akad nikah
112 Cintamu terlalu sempurna
113 Istri hamil
114 Fadia dan Elsa
115 Ibu hamil pembuat onar
116 Aku tidak apa-apa
117 Kamu adalah hidupku
118 Fadia Rahayu
119 Harry sebal
120 Aku pergi
121 Malam penyambutan Ramadhan
122 Gara-gara sahur
123 Batal puasa
124 3 sahabat
125 Elsa ngidam sayang
126 Harry dan Hanum
127 Istriku emak-emak
128 Kemarahan Harry
129 Mantan suami
130 Pulang ke Medan
131 Dora
132 Mas galak
133 Dua bayi laki-laki
134 Ucok
135 Gadhing pergi
136 Restu
137 Kamu tidak berubah
138 Syar'i
139 Sang pengobat luka
140 Akhir cerita
141 Malam pertama
142 Extrapart (Yudha)
143 Extrapart (Niko)
144 Extrapart (Hanum-Tolong jangan seperti ini)
145 Extrapart Pengakuan Hanum
146 Perpisahan
147 Apa dia cemburu?
148 Hanum, Ardi, dan Yudha
149 Aktar cerai
150 AKAD
151 TAMAT
152 Bukan update
153 Bagi-bagi hadiah
154 Niko menikah
155 Menikahi Gadis CULUN
156 Pengumuman Novel Baru
157 Pengumuman Novel Baru
158 Novel baru
159 Pengumuman
160 Pengumuman
Episodes

Updated 160 Episodes

1
PROLOG Fadia Rahayu
2
Semangat Baru
3
Sakitnya menjanda
4
Seperti Ahli Cinta
5
Memaafkan
6
Karir dan Cinta
7
Dikala hati yang menilai
8
Istikharah
9
Ilusi Tak Bertepi
10
Hobby yang dibayar
11
Berharap kamu jodohku
12
Memohon Petunjuk
13
Penyelesaian dan batas diri.
14
Terkejut
15
Kejutan yang tidak di sangka-sangka
16
Nervous dan Tresno
17
Ngapel
18
Bolehkah hatiku berharap?
19
Satu tikungan
20
Pengakuan
21
Kekuatan Doa
22
ke KUA yuk
23
Perhatian
24
Semua karena bunga
25
Calon suami
26
Telur dadar
27
2 hati untuk 1 cinta
28
17 Agustus 1 (Fadia cemburu)
29
17 AGUSTUS (ke KUA)
30
Harry ku.
31
Malam persidangan
32
Canduku
33
Ralat
34
Rindu
35
pergi ke Medan
36
mbak Fatin
37
Restu
38
Perdebatan manis
39
Kencan Pertama
40
Siapa dia?
41
Cap Janda penggoda gagal nikah
42
Karena dia
43
Kilas balik
44
Aduan Harry
45
Cinta membawa damai
46
Bar-bar nya Fadia
47
Memotong, membelah, apapun itu
48
Manja nya Harry
49
Ibu mertua
50
ibu mertua 2
51
Karena dia lagi
52
Niko dan Fadia
53
Pakkodian
54
Terbuai
55
Canggung
56
Lamaran
57
H-2 Siraman
58
Midodareni dan nasihat
59
Ketakutan dan obatnya
60
AKAD
61
You'r mine
62
Barisan para mantan
63
Jangan berhenti
64
Yang di tunggu
65
Semoga saja tidak
66
Kemesuman dua wanita
67
Gara-gara sipembuat kue
68
Permainan siang bolong
69
Kotak kado
70
Cemburu
71
Berangkat ke Malang
72
Dua wanita dan dua pria
73
Malam sebelum acara
74
Serius berakhir ngepet
75
Malam sebelum acara 2
76
Acara Ngunduh mantu
77
Masih acara Ngunduh mantu
78
bingung
79
Penguntit
80
Fokus
81
3 pasang
82
Ricky dan Harry
83
Kelakuan ayah dan anak
84
Tergoda
85
Fadia kepikiran
86
Belanja untuk istri
87
Percakapan
88
Fadia berulah, Harry yang senang
89
you trust me so much.
90
Hari pertama bekerja
91
Jenguk mantan
92
Jody telah berpulang
93
Fadia kecewa
94
Ada apa dengan Harry?
95
Hari pemeriksaan
96
Aku mendengarnya
97
Suka dan Duka
98
Terimakasih telah mengandung anakku
99
Sensitif
100
Merawat Fadia
101
Gara-gara alpukat
102
Istri tidak peka
103
Gosip
104
Bogeman
105
Persiapan
106
Penyampaian
107
Lamaran yang menegangkan
108
Kembali normal
109
Kamu masak?
110
Penasihat
111
Akad nikah
112
Cintamu terlalu sempurna
113
Istri hamil
114
Fadia dan Elsa
115
Ibu hamil pembuat onar
116
Aku tidak apa-apa
117
Kamu adalah hidupku
118
Fadia Rahayu
119
Harry sebal
120
Aku pergi
121
Malam penyambutan Ramadhan
122
Gara-gara sahur
123
Batal puasa
124
3 sahabat
125
Elsa ngidam sayang
126
Harry dan Hanum
127
Istriku emak-emak
128
Kemarahan Harry
129
Mantan suami
130
Pulang ke Medan
131
Dora
132
Mas galak
133
Dua bayi laki-laki
134
Ucok
135
Gadhing pergi
136
Restu
137
Kamu tidak berubah
138
Syar'i
139
Sang pengobat luka
140
Akhir cerita
141
Malam pertama
142
Extrapart (Yudha)
143
Extrapart (Niko)
144
Extrapart (Hanum-Tolong jangan seperti ini)
145
Extrapart Pengakuan Hanum
146
Perpisahan
147
Apa dia cemburu?
148
Hanum, Ardi, dan Yudha
149
Aktar cerai
150
AKAD
151
TAMAT
152
Bukan update
153
Bagi-bagi hadiah
154
Niko menikah
155
Menikahi Gadis CULUN
156
Pengumuman Novel Baru
157
Pengumuman Novel Baru
158
Novel baru
159
Pengumuman
160
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!