Sakitnya menjanda

Pukul 11 siang waktu setempat Harry kembali ke kantor divisi karena sudah mendekati waktu istirahat jam makan siang. Keadaan hatinya masih saja tidak baik sejak pagi tadi selepas teleponan dengan Sundari.

Harry membuka seleting tas sandang yang selalu di bawa. Dia pun mengambil ponsel merk apel tergigit nya untuk menghubungi seseorang.

Dia menempelkan benda pipih itu ke telinga dan senyuman nya mengembang saat panggilan telepon terhubung oleh seseorang di seberang sana.

Harry : "Assalamualaikum Ayu." sapanya lemah lembut.

Fadia : "Waalaikumussalam Harry. Ada apa? apa tidak bekerja jam segini sudah menelepon?"

Harry : "Satu-satu tanya nya Yu. Sebentar lagi waktu istirahat jadi aku kembali ke kantor sambil menunggu Zuhur. Aku butuh teman bicara."

Seperti sebuah kebiasaan bagi Harry untuk membicarakan masalahnya. Apalagi dia menceritakan semua keluh kesah tentang Sundari pada Fadia. Seperti sebuah ketergantungan pada wanita yang di kenalnya melalu dunia maya saat dia masih duduk di kelas X Sekolah Menengah Atas.

Fadia : "Apa kamu berubah menjadi patung saat tinggal disana sehingga membutuhkan teman bicara?"

Harry merasa saat ini menelepon di waktu yang tidak tepat. Ia baru sadar Fadia bicara dengan nada ketus sedari tadi.

Harry : "Maaf jika aku menelepon mu di waktu tidak tepat. Kamu sedang apa?"

Fadia : "Bukan begitu Harry. Aku sedang berada di sekolah TK Gadhing dan ikut berkumpul pada ibu-ibu. Aku jadi bahan pembicaraan mereka saat kami menelepon begini. Kamu tahu kan aku seorang Janda?"

Harry merasa bersalah dan menyesali kesalahan nya. Seharusnya ia mengabari Fadia lewat pesan singkat lebih dahulu.

Harry : "Baiklah sekali lagi maaf. SMS aku kalau kamu sudah sampai ya. Aku juga sudah rindu pada Gadhing."

Fadia : "Iya. Setelah pulang sekolah aku kabari. Sudah ya. Assalamualaikum."

Harry : "Waalaikumussalam."

Persahabatan dunia maya mengalir begitu saja tanpa di sengaja. Sebenarnya sama-sama menjaga privasi tapi bila salah satu menceritakan keluh kesah mereka maka yang satunya lagi bebas bertanya. Selalu seperti itu.

"Pak. Mau titip makan siang?" tanya seorang karyawan divisi pada Harry.

"Boleh pak. Porsi tambah ya pak." jawab Harry seraya memberikan uang pecahan lima puluh ribuan.

"Lauk ayam bakar seperti biasa kan pak?"

Harry mengangguk. Dan seorang itu melesat pergi.

Di ruang kerjanya Harry melamun memikirkan hubungan nya dengan Sundari. Selama lima tahun hubungan mereka baik-baik saja. Harry termasuk tipe pria yang menerima segala kelebihan dan kekurangan dari pasangan nya.

Ia akan selalu menerima keputusan pasangan walau sangat bertolak belakang dengan keinginan nya. Ia lebih suka mengalah tapi bukan kalah menurutnya. Jika keputusan itu masih dalam hal baik maka menerima dengan suka rela adalah tindakan nya.

Tapi selama dua tahun terakhir. Saat dirinya di pindahkan ke kota Kalimantan Timur dan Sundari bekerja di sebuah Bank ternama hubungan mereka menjadi jauh. Sejauh jarak memisahkan keduanya.

"Aku harus tanya Ayu sebelum bicara sama ibu bagaimana dengan hubungan ku."

"Kenapa lama sekali pak Gustus ya? perutku sudah lapar."

Sembari menunggu pesanan nya datang. Harry mulai membuka aplikasi sosial medianya. Tidak banyak yang ia upload disana. Hanya postingan Kelapa sawit yang sudah di panen, tumpukan pupuk. Sepertinya media sosial tersebut lebih cocok sebagai dokumentasi kinerja nya.

Seandainya Ayu memiliki akun sosial media pasti mereka menjadi lebih dekat.Pikir Harry.

****

Duduk-duduk berkumpul bersama ibu-ibu bukan kebiasaan Fadia. Tapi karena sekarang dia sedang menunggu kepulangan Gadhing, ia terpaksa harus ikut bersama.

"Sini dong Fadia duduk bareng manusia." ucap salah satu ibu juga sedang menunggu anaknya.

Fadia hanya tersenyum dan mengangguk. Bingung harus jawab apa. Apakah selama ini dia tidak bersama manusia? dia pun menggeleng tanpa sadar.

Di tengah obrolan handphone jadul milik Fadia berdering hingga para ibu lainnya melihat ke arah Fadia.

Seulas senyum terbit di bibir mungil itu. Tapi setelah itu ia sadar jika dirinya menjadi pusat perhatian para ibu-ibu.

"Siapa Fad? target baru?" celetuk salah satu dari mereka.

Fadia hanya tersenyum dengan berkata. "Sebentar ya Bu.." Fadia menjauh dari perkumpulan ibu-ibu.

Pertanyaan pedas seperti itu sudah sering di terima Fadia. Terkadang tiada angin tiada hujan di tuduh goda suami orang padahal Fadia tidak melakukan hal itu.

Setiap ke warung dimana Fadia menitipkan dagangan kue nya juga tak ayal mendapatkan cibiran dari para pembeli disana.

"Kamu jangan kegenitan sama suami saya."

"Punya mata itu di jaga jangan lihat suami saya terus."

"Jadi perempuan jangan sok kecantikan. Punya apa kamu?"

"Masih muda tapi sudah janda."

Cibiran dan hinaan sering di terima Fadia. Bohong jika Fadia merasa baik-baik saja. Ibu Ratna mama Elsa sering menasihati agar Fadia kuat dan tidak mendengarkan hinaan mereka.

Setelah menerima telepon dari Harry, ia lebih memilih menunggu Gadhing di bawah pohon dari pada harus kembali bergabung pada para ibu-ibu lainnya.

Sering ia berpikir. Apa status janda itu hina?

Tidak ada wanita yang ingin menjadi janda. Padahal jika di lihat kenyataan dari kehidupan rumah tangganya, ia adalah korban. Dan perceraian adalah sebuah anugerah untuknya. Tapi mengapa ia yang terlihat hina?

Apa akan seperti ini terus menerus kehidupan nya?

Ingin menikah lagi? Tentu.

Tapi saat ini dia masih menutup diri. Karena sekarang di punya Gadhing.

Sangat jarang mendapatkan pasangan yang mau menerima sang ibu tapi tidak dapat menerima anak dari pasangan itu. Dan hal itu yang tidak di inginkan Fadia.

Semoga suatu saat ada pria yang menerima dirinya dan juga anaknya Gadhing. Suatu saat bukan sekarang.

Sebenarnya Fadia memiliki kriteria untuk pasangan nya. Ia ingin memiliki suami yang baik, Soleh, sayang dan hormat kepada orang tua terutama ibu. Karena ia yakin jika seorang pria menyayangi dan hormat kepada ibunya otomatis pria itu juga melakukan hal sama dengan pasangan nya, bertanggung jawab, tidak mudah akrab dengan lawan jenis. Tampan dan bertubuh bagus adalah bonus untuknya.

Tapi itu dulu sebelum ia menikah. Setelah sekarang menjadi janda ia hanya berharap pria itu adalah pria yang bertanggung jawab dan sayang dengan keluarga.

Murid TK berhamburan keluar. Fadia dapat melihat jika Gadhing sedang mencarinya. Dia pun melangkah menghampiri Gadhing.

"Bunda.." teriak Gadhing saat sudah menemukan Fadia.

Fadia tersenyum seraya menjulurkan tangan agar Gadhing salam takzim saat sudah berada di depannya.

"Tadi belajar apa nak?" tanya Fadia sambil membantu Gadhing naik ke atas sepeda motor matic milik nya.

"Belajar mengenal huruf Bun. Sama seperti Bunda ajarkan."

"Benarkah? Apa Gadhing bisa?"

"Bisa dong Bun. Gadhing kan pintar." jawab Gadhing penuh percaya diri.

"Baiklah. Sekarang kita pulang. Om Harry akan menelepon setelah kita sampai rumah." terang Fadia.

"Really? Are you not lying? (Benarkah? Apa kamu tidak berbohong?)" tanya Gadhing antusias.

"Benar Bunda tidak bohong. Siapa yang mengajari mu bahasa Inggris nak?" Fadia heran karena dia belum pernah merasa mengajar kan pada Gadhing bahasa Inggris.

"Om Harry Bun."

Fadia tersenyum saat mengetahui siapa orang itu. Sahabat dunia maya nya selalu ada saja yang di ajarkan untuk Gadhing.

"Ya sudah. Setelah sampai rumah Gadhing harus bersihkan diri dan makan siang. Kalau sudah siap baru bunda telepon om Harry ya."

"Baiklah." Gadhing mempererat pelukan.

🌸

TBC

Terpopuler

Comments

Maya Ratnasari

Maya Ratnasari

you're not lying, are you?

2023-05-29

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus bahagia

2022-12-14

0

Melisa Author

Melisa Author

emang yang lain hantu ya 🤣🤣

2022-07-14

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG Fadia Rahayu
2 Semangat Baru
3 Sakitnya menjanda
4 Seperti Ahli Cinta
5 Memaafkan
6 Karir dan Cinta
7 Dikala hati yang menilai
8 Istikharah
9 Ilusi Tak Bertepi
10 Hobby yang dibayar
11 Berharap kamu jodohku
12 Memohon Petunjuk
13 Penyelesaian dan batas diri.
14 Terkejut
15 Kejutan yang tidak di sangka-sangka
16 Nervous dan Tresno
17 Ngapel
18 Bolehkah hatiku berharap?
19 Satu tikungan
20 Pengakuan
21 Kekuatan Doa
22 ke KUA yuk
23 Perhatian
24 Semua karena bunga
25 Calon suami
26 Telur dadar
27 2 hati untuk 1 cinta
28 17 Agustus 1 (Fadia cemburu)
29 17 AGUSTUS (ke KUA)
30 Harry ku.
31 Malam persidangan
32 Canduku
33 Ralat
34 Rindu
35 pergi ke Medan
36 mbak Fatin
37 Restu
38 Perdebatan manis
39 Kencan Pertama
40 Siapa dia?
41 Cap Janda penggoda gagal nikah
42 Karena dia
43 Kilas balik
44 Aduan Harry
45 Cinta membawa damai
46 Bar-bar nya Fadia
47 Memotong, membelah, apapun itu
48 Manja nya Harry
49 Ibu mertua
50 ibu mertua 2
51 Karena dia lagi
52 Niko dan Fadia
53 Pakkodian
54 Terbuai
55 Canggung
56 Lamaran
57 H-2 Siraman
58 Midodareni dan nasihat
59 Ketakutan dan obatnya
60 AKAD
61 You'r mine
62 Barisan para mantan
63 Jangan berhenti
64 Yang di tunggu
65 Semoga saja tidak
66 Kemesuman dua wanita
67 Gara-gara sipembuat kue
68 Permainan siang bolong
69 Kotak kado
70 Cemburu
71 Berangkat ke Malang
72 Dua wanita dan dua pria
73 Malam sebelum acara
74 Serius berakhir ngepet
75 Malam sebelum acara 2
76 Acara Ngunduh mantu
77 Masih acara Ngunduh mantu
78 bingung
79 Penguntit
80 Fokus
81 3 pasang
82 Ricky dan Harry
83 Kelakuan ayah dan anak
84 Tergoda
85 Fadia kepikiran
86 Belanja untuk istri
87 Percakapan
88 Fadia berulah, Harry yang senang
89 you trust me so much.
90 Hari pertama bekerja
91 Jenguk mantan
92 Jody telah berpulang
93 Fadia kecewa
94 Ada apa dengan Harry?
95 Hari pemeriksaan
96 Aku mendengarnya
97 Suka dan Duka
98 Terimakasih telah mengandung anakku
99 Sensitif
100 Merawat Fadia
101 Gara-gara alpukat
102 Istri tidak peka
103 Gosip
104 Bogeman
105 Persiapan
106 Penyampaian
107 Lamaran yang menegangkan
108 Kembali normal
109 Kamu masak?
110 Penasihat
111 Akad nikah
112 Cintamu terlalu sempurna
113 Istri hamil
114 Fadia dan Elsa
115 Ibu hamil pembuat onar
116 Aku tidak apa-apa
117 Kamu adalah hidupku
118 Fadia Rahayu
119 Harry sebal
120 Aku pergi
121 Malam penyambutan Ramadhan
122 Gara-gara sahur
123 Batal puasa
124 3 sahabat
125 Elsa ngidam sayang
126 Harry dan Hanum
127 Istriku emak-emak
128 Kemarahan Harry
129 Mantan suami
130 Pulang ke Medan
131 Dora
132 Mas galak
133 Dua bayi laki-laki
134 Ucok
135 Gadhing pergi
136 Restu
137 Kamu tidak berubah
138 Syar'i
139 Sang pengobat luka
140 Akhir cerita
141 Malam pertama
142 Extrapart (Yudha)
143 Extrapart (Niko)
144 Extrapart (Hanum-Tolong jangan seperti ini)
145 Extrapart Pengakuan Hanum
146 Perpisahan
147 Apa dia cemburu?
148 Hanum, Ardi, dan Yudha
149 Aktar cerai
150 AKAD
151 TAMAT
152 Bukan update
153 Bagi-bagi hadiah
154 Niko menikah
155 Menikahi Gadis CULUN
156 Pengumuman Novel Baru
157 Pengumuman Novel Baru
158 Novel baru
159 Pengumuman
160 Pengumuman
Episodes

Updated 160 Episodes

1
PROLOG Fadia Rahayu
2
Semangat Baru
3
Sakitnya menjanda
4
Seperti Ahli Cinta
5
Memaafkan
6
Karir dan Cinta
7
Dikala hati yang menilai
8
Istikharah
9
Ilusi Tak Bertepi
10
Hobby yang dibayar
11
Berharap kamu jodohku
12
Memohon Petunjuk
13
Penyelesaian dan batas diri.
14
Terkejut
15
Kejutan yang tidak di sangka-sangka
16
Nervous dan Tresno
17
Ngapel
18
Bolehkah hatiku berharap?
19
Satu tikungan
20
Pengakuan
21
Kekuatan Doa
22
ke KUA yuk
23
Perhatian
24
Semua karena bunga
25
Calon suami
26
Telur dadar
27
2 hati untuk 1 cinta
28
17 Agustus 1 (Fadia cemburu)
29
17 AGUSTUS (ke KUA)
30
Harry ku.
31
Malam persidangan
32
Canduku
33
Ralat
34
Rindu
35
pergi ke Medan
36
mbak Fatin
37
Restu
38
Perdebatan manis
39
Kencan Pertama
40
Siapa dia?
41
Cap Janda penggoda gagal nikah
42
Karena dia
43
Kilas balik
44
Aduan Harry
45
Cinta membawa damai
46
Bar-bar nya Fadia
47
Memotong, membelah, apapun itu
48
Manja nya Harry
49
Ibu mertua
50
ibu mertua 2
51
Karena dia lagi
52
Niko dan Fadia
53
Pakkodian
54
Terbuai
55
Canggung
56
Lamaran
57
H-2 Siraman
58
Midodareni dan nasihat
59
Ketakutan dan obatnya
60
AKAD
61
You'r mine
62
Barisan para mantan
63
Jangan berhenti
64
Yang di tunggu
65
Semoga saja tidak
66
Kemesuman dua wanita
67
Gara-gara sipembuat kue
68
Permainan siang bolong
69
Kotak kado
70
Cemburu
71
Berangkat ke Malang
72
Dua wanita dan dua pria
73
Malam sebelum acara
74
Serius berakhir ngepet
75
Malam sebelum acara 2
76
Acara Ngunduh mantu
77
Masih acara Ngunduh mantu
78
bingung
79
Penguntit
80
Fokus
81
3 pasang
82
Ricky dan Harry
83
Kelakuan ayah dan anak
84
Tergoda
85
Fadia kepikiran
86
Belanja untuk istri
87
Percakapan
88
Fadia berulah, Harry yang senang
89
you trust me so much.
90
Hari pertama bekerja
91
Jenguk mantan
92
Jody telah berpulang
93
Fadia kecewa
94
Ada apa dengan Harry?
95
Hari pemeriksaan
96
Aku mendengarnya
97
Suka dan Duka
98
Terimakasih telah mengandung anakku
99
Sensitif
100
Merawat Fadia
101
Gara-gara alpukat
102
Istri tidak peka
103
Gosip
104
Bogeman
105
Persiapan
106
Penyampaian
107
Lamaran yang menegangkan
108
Kembali normal
109
Kamu masak?
110
Penasihat
111
Akad nikah
112
Cintamu terlalu sempurna
113
Istri hamil
114
Fadia dan Elsa
115
Ibu hamil pembuat onar
116
Aku tidak apa-apa
117
Kamu adalah hidupku
118
Fadia Rahayu
119
Harry sebal
120
Aku pergi
121
Malam penyambutan Ramadhan
122
Gara-gara sahur
123
Batal puasa
124
3 sahabat
125
Elsa ngidam sayang
126
Harry dan Hanum
127
Istriku emak-emak
128
Kemarahan Harry
129
Mantan suami
130
Pulang ke Medan
131
Dora
132
Mas galak
133
Dua bayi laki-laki
134
Ucok
135
Gadhing pergi
136
Restu
137
Kamu tidak berubah
138
Syar'i
139
Sang pengobat luka
140
Akhir cerita
141
Malam pertama
142
Extrapart (Yudha)
143
Extrapart (Niko)
144
Extrapart (Hanum-Tolong jangan seperti ini)
145
Extrapart Pengakuan Hanum
146
Perpisahan
147
Apa dia cemburu?
148
Hanum, Ardi, dan Yudha
149
Aktar cerai
150
AKAD
151
TAMAT
152
Bukan update
153
Bagi-bagi hadiah
154
Niko menikah
155
Menikahi Gadis CULUN
156
Pengumuman Novel Baru
157
Pengumuman Novel Baru
158
Novel baru
159
Pengumuman
160
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!