Fadia dan Elsa saling pandang. Seperti sudah mengetahui pikiran masing-masing.
"Dia kerja di perkebunan yang sama Fad."
Fadia mengangguk lemah. "Dan dia staf El. Dia bukan orang sembarangan. Ya ampun aku sering mengomeli nya." Fadia gigit jari saat mengetahui kasta Harry lebih tinggi.
Elsa menatap Fadia dalam. "Apa kau tidak tahu selama ini Harry kerja apa?"
Fadia menggeleng sembari menyeruput teh manis dingin setelah menghabiskan semangkuk bakso.
"Aku tidak pernah bertanya. Hanya dia pernah tanya aku kerja dimana sekarang." jawab Fadia mengaduk-aduk teh manis dingin menggunakan alat sedot minuman berwarna putih itu.
Kring...kring..kring..
"Eh ini Harry mu telepon. Dari WhatsApp juga Fad. Mungkin dia juga periksa kontak mu Fad." kata Elsa memberikan ponsel android baru milik Fadia.
Fadia : "Assalamualaikum."
Ada rasa gugup bebicara dengan Harry setelah mengetahui jika Harry bukan orang sembarangan dan lebih tepat Harry adalah seorang atasan dimana dia bekerja walau tidak di tempat yang sama.
Bahkan suara Fadia sangat terdengar jelas jika dia sedang gugup.
Harry : "Handphone baru Yu?"
Fadia : "Iya. Karena tuntutan guru Gadhing." Fadia bicara datar. Masih ada rasa segan/tidak enak hati setelah tahu siapa Harry.
Harry : "Kamu kenapa?"
Fadia baru menyadari jika Harry adalah makhluk peka jika Fadia bicara tidak seperti biasanya.
Fadia : "Aku baru tahu kalau kamu bekerja di PT.MP AGRIO PERMAI juga." Fadia berbicara dengan suara pelan.
Elsa melihat Fadia cukup mengerti apa yang dimaksud dengan Fadia. Sahabatnya ini sangat takut dengan perbedaan kasta.
Sebenarnya dia juga takut tapi Fadia lebih takut karena pernah mengalami kegagalan rumah tangga karena berbeda kasta salah satu permasalahan nya selain kekerasan dan kebencian keluarga mantan suaminya hingga membuat Fadia trauma.
Hal itu juga membuat Elsa ada rasa takut untuk menikah. Maka dari itu sampai sekarang Elsa lebih pemilih untuk urusan cinta.
Harry : "Iya kita kerja di perusahaan yang sama. Terus?"
Fadia : "Kamu seorang staf dan aku karyawan bawahan."
Harry : "Terus permasalahan nya apa Yu? bahkan kita saling kenal saat kamu masih cabe-cabean aku tetap mau berhubungan dengan mu." goda Harry.
Fadia melotot mendengar godaan Harry. Seketika mimik Fadia berubah menjadi wajah menahan kesal.
Fadia : "Enak saja kalau ngomong. Kamu itu yang terong-terongan. Sudah SMA tidak pernah pacaran. Kamu sangat menyebalkan."
Elsa mendengar umpatan Fadia hanya bisa menggelengkan kepala. Dia menilai hubungan persahabatan antara Fadia dan Harry seperti sepasang kekasih yang terhalang jarak.
Ada waktu mereka saling menasihati, saling bertukar pendapat, saling mengejek seperti sekarang ini, dan tidak jarang dia memperhatikan mood Fadia menjadi tidak baik saat Harry tidak memberi kabar.
Dia semakin yakin dengan kata orang.
Tidak akan bisa seorang laki-laki dan perempuan berteman ataupun bersahabat. Pasti pada akhirnya ada rasa sayang dan saling cinta. Baik itu di sadari maupun tidak.
Harry : "Sudah jam 5 sore Yu.. Pulang. Gadhing sendirian."
Fadia : "Iya ini juga mau pulang. Sekali-kali keluar lama Harry. Gadhing juga ikut Bapak Surip (Bapak Elsa) angon kambing tadi makanya bisa pergi agak lama ini."
Harry : "Aku hanya mengingat kan. Oh iya.. Gimana kita bertukar foto?"
Fadia melirik ke arah Elsa berbicara pada Elsa tanpa suara. Hanya mulut Fadia bergerak berbicara "Harry minta foto." Dan Elsa mengangguk.
Fadia : "Iya. Tapi kamu lebih dulu kirim foto kamu ya.. Aku malu, aku jelek."
Harry : "Iya. Aku juga jelek. Oh iya aku juga mau kasih tahu. Doain aku nanti malam ada petunjuk dari sholat istikharah ku ya Yu.. Setelah itu besok aku akan menemui Sundari. Malam nya aku berangkat ke Sumatera Utara."
Fadia mendengar itu pun hanya bisa menjawab semoga yang terbaik untuk Harry.
Fadia : "Iya. Semoga segera di beri petunjuk dan di permudahkan semua ya.. Semoga terbaik untuk mu. Salam untuk Ibu."
Harry : "Iya nanti aku sampaikan. Ya sudah pulang sana. Nanti malam aku telepon lagi. Mau ngomong sama Gadhing."
Fadia : "Iya. Ya sudah assalamualaikum."
Fadia mematikan telepon setelah mendengar Harry membalas salamnya. Seketika mood nya berubah.
"Kau kenapa?" tanya Elsa yang memang sedari tadi memperhatikan Fadia.
"Harry mau ngelamar pacarnya."
"Terus? kenapa kau jadi sedih?" Elsa menjadi bingung.
"Kasihan Harry El. Pacarnya rada-rada heng. (pacarnya sedikit gila.)"
Elsa semakin yakin dengan apa yang di nilainya saat ini.
"Apa kau suka dia Fad?" pancing Elsa.
"Suka. Sudahlah jangan bahas dia. Besok libur kerja, Kemana kita ya?" kata Fadia mengalihkan pembicaraan.
"Aku mau ke Pajak Infres Fad. Mau cari baju Monza untuk kerja. Celana kerja ku juga sudah pada minta di ganti." ujar Elsa.
"Aku ikut. Aku mau cari daster murah. Yang seratus ribu dapat 3. Lumayan untuk tiduran di rumah."
Ting..
Satu notifikasi WhatsApp masuk ke ponsel Fadia. Di bukanya pesan tersebut ternyata dari Harry. Ternyata Harry benar-benar mengirimkan foto dirinya.
"El. Harry ngirim foto tapi pakai masker." ucap Fadia memperhatikan foto Harry.
"Minta kirim yang jelas dong. Tapi kayaknya ganteng Fad."
Fadia mengangguk setuju dan mulai mengetik pesan agar mengirim foto lebih jelas.
"Kira-kira kalau Harry dekat dengan kita, kau bakal naksir tidak Fad?" tanya Elsa.
"Naksir lah. Munafik kalau ku bilang tidak. Dia itu laki-laki baik, tidak neko-neko, pintar, dan mapan. Tapi ya kembali lagi. Aku sadar diri. Berjodoh dengan Harry itu adalah ilusi tak bertepi El."
Ting...
Harry mengirim dua foto sekaligus. Dan foto itu membuat Fadia dan Elsa tercengang.
[Ini saat kemarin berangkat dari Kalimantan Timur masih rapi dan yang satunya saat baru sampai Malang Yu. Maaf rambut sudah acak-acakan.]
Fadia dan Elsa saling pandang kemudian menelan saliva dengan kasar.
"Dia terlalu tampan El.."
Elsa mengangguk setuju. "Apa kau tidak jatuh cinta dengan pesona nya Fad? kau bodoh sekali tidak perbolehkan Harry datang."
"Itu yang ku takutkan bodoh. Aku takut jatuh cinta sama pacar orang."
"Tapikan Harry belum menikah Fad." bela Elsa.
"Iya. Tapi tadi Harry bilang, malam ini mau sholat istikharah minta petunjuk sama Allah dan besok dia akan menemui Sundari sebelum berangkat ke tempat kerja nya El. Sudahlah. Kan tadi sudah ku bilang. Aku dan Harry itu hanya ilusi tak bertepi."
Elsa belum mau menyerah untuk meyakinkan hati Fadia sahabatnya itu.
"Tapi kau cantik Fad. Jangan sia-siakan hal itu."
"Tapi aku janda. Sudah lah. Ayo kita pulang. Ini sudah sangat sore."
Akhirnya Fadia dan Elsa pulang dalam diam. Diam dengan pikiran nya masing-masing.
*Harry... Kau terlalu tinggi. Aku jadi pesimis bersahabat dengan mu. Semoga lamaran mu di terima ya..batin Fadia.
🌸
TBC*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Sarini Sadjam
visual hery bikin oleng hati emak
2023-09-04
0
Mamahnya Ibnu N Hannah
ihhhh klo sekarang bilang pasar impres itu di singkat jd PARES biar di kira orang kita mau ke faris😅😅😅
2022-05-24
1
Irat Tok
ITS ok fad
santuy ja kali
klo ang jodoh takkan kemana
hehheehheheehheehhhe
cuma bs ngomong doank sich thor
2022-04-14
1