Semangat Baru

Hidup menjanda selama 4 tahun lebih tidak membuat Fadia patah semangat untuk mencari uang. Ia terus semangati dirinya untuk tetap baik-baik saja demi sang buah hati.

Ahmad Gadhing Athafariz namanya. Artinya anak laki-laki yang kuat dan berkharisma. Kuat melebihi ibunya. Anak yang pintar, penurut, dan ceria. Fadia sendiri sering kewalahan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Gadhing karena pertanyaannya melampaui batas Fadia.

Fadia bersyukur mantan suaminya hingga kini tidak pernah berkunjung atau bertanya kabar tentang anaknya. Walau Gadhing pernah melontarkan pertanyaan dimana ayah nya dan siapa ayah nya. Tapi Fadia hanya menjawab jika ayah Gadhing sedang bekerja jauh tanpa mengatakan siapa ayah nya.

Pagi ini Fadia membawa kue buatan nya untuk di titipkan ke warung-warung terdekat dan hari ini adalah hari pertama Gadhing masuk sekolah Taman Kanak-kanak.

"Bun..Kenapa Gadhing harus sekolah?" tanya bocah berusia 5 tahun itu.

Fadia tersenyum sambil merapikan seragam sekolah yang di kenakan Gadhing.

"Biar kita tambah pintar dan banyak teman sayang."

"Banyak teman? kayak bunda banyak teman?" tanyanya lagi.

"Ya Gadhing benar. Sudah ayo kita sarapan selepas itu kita berangkat. Bunda masak Ayam goreng kesukaan Gadhing."

"Oh ya? Ayam goreng Upin dan Ipin Bun?" tanya Gadhing antusias.

"Betul..Betul..Betul." jawab Fadia menirukan kebiasaan kartun yang sering di tonton anaknya.

"Bunda seperti Ipin." keduanya pun tertawa bersama.

"Sudah ayo kita sarapan, nanti terlambat loh..."

Keduanya sarapan bersama. Fadia bersyukur di balik penderitaan nya lalu hingga menimbulkan dendam dan trauma di hatinya kini berangsur menghilang.

Dendam kini telah usai, ia terus mencoba berdamai pada masa lalu nya. Hanya trauma belum juga hilang darinya. Trauma berumah tangga. Trauma dekat dengan berjenis kelamin laki-laki.

"Eh.. Anak ibu sudah ganteng." kata Elsa saat melihat Gadhing akan berangkat sekolah.

"Gadhing memang ganteng Bu." jawab Gadhing percaya diri.

Elsa berdecak sebal mendengar jawaban anak sahabatnya.

"Gadhing mau kemana?"

"Mau sekolah Bu biar tambah pintar dan banyak teman."

"Cakep. Belajar yang benar ya jangan pacaran." nasihat Elsa yang seharusnya tidak di ucapkan.

"Pacaran itu apa Bun?" tanya Gadhing pada Fadia yang sedang menyusun kue di keranjang.

"Pacaran itu sesuatu yang tidak boleh di lakukan anak kecil seperti Gadhing." jawab Fadia sekenak saja.

"Berarti kalau sudah besar boleh?" pertanyaan dari bocah polos itu membuat Fadia dan Elsa mulai kebingungan.

"Lihat lah Elsa... Ini ulah mu. Kenapa kau kasih nasihat aneh seperti itu. Jawab itu." Fadia mulai kesal karena Elsa sering memberi nasihat aneh.

Elsa pun sadar kesalahan nya. "Tidak boleh. Gadhing harus capai cita-cita Gadhing lebih dulu baru boleh pacaran. Gadhing masih ingin jadi angkatan laut kan?"

Gadhing tampak mengangguk kepala.

"Nah jadi harus belajar yang rajin dan selalu sayang Bunda dan Ibu agar bisa jadi angkatan laut. Oke?"

"Iya Bu, Gadhing juga sayang kakek, nenek, Bude Fatin, Mbak Dita, dan juga Ayah." jawab bocah polos itu lagi.

Fadia dan Elsa termangu mendengar jawaban Gadhing di akhir ucapan nya. Ayah. Seseorang yang tidak ingin diingat Fadia.

"Maafkan aku Fad." sesal Elsa.

"Tidak apa. Sudahlah kami berangkat dulu."

Gadhing mencium punggung tangan Elsa.

"Gadhing pergi dulu Bu. Assalamualaikum."

Fadia dan Gadhing pergi menuju sekolah baru Gadhing dengan ucapan anaknya memenuhi pikiran saat ini.

****

Seorang pria bertubuh tinggi tegap berseragam serba putih dengan berlogo nama Perusahaan bagian dada kanan di pakaian yang ia kenakan saat ini. Sepatu safety boots khusus jabatan sebagai Asisten Bibitan di Perusahaan dimana ia bekerja saat ini sudah dipakai. Helm putih telah ia pakai juga.Harry Setiawan adalah pria tersebut.

Dua tahun menjabat sebagai Asisten Bibitan kemudian di angkat menjadi Asisten Afdeling hanya menunggu Kota mana ia tempatkan. Ia di tempat tugaskan di kota Kalimantan Timur saat ini. Sangat jauh dari tempat tinggal kedua orang tua nya.Kota Malang adalah kampung halaman nya. Sudah dua tahun dia tidak pulang kampung. Bukan ia tidak ingin tapi karena fasilitas angkutan umum sangat jarang di tempat ia bertugas. Jauh dari kota.

Sebagai Asisten Afdeling, Harry Setiawan bertanggung jawab terhadap seluruh rencana kerja di perkebunan kelapa sawit.

Setiap hari, Harry harus mengikuti rapat pagi yang dimulai pada pukul 06.15 WITA untuk memberikan simulasi bagi para pekerja agar mereka dapat memahami setiap instruksi yang diberikan.

Setiap pagi hari, Harry bangun pukul 04.30 WITA Yang di lakukan pertama kali adalah memasak sarapan untuknya sendiri kemudian membersihkan diri melaksanakan kewajiban sholat subuh. Setelahnya Harry mempersiapkan kegiatan apel pagi yang dilaksanakan pukul 06.30 WITA. Apel pagi ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan arahan kerja spesifik kepada para pekerja dan juga mandor yang akan turun ke lapangan di hari itu.

Agenda di pagi buta tersebut dilanjutkan dengan mendata jumlah tenaga kerja pada hari itu untuk menentukan target minimal produksi yang harus diperoleh seluruh mandor, seraya memastikan bahan yang dibawa sesuai dengan jumlah tenaga kerja, mempersiapkan transportasi yang dibutuhkan untuk mengangkut karyawan ke perkebunan juga masuk ke daftar pekerjaan Harry.

Setelah selesai apel pagi Harry kembali ke rumah jabatan dimana ia tempati selama dua tahun ini untuk sarapan sebelum ia kembali bekerja turun ke lapangan untuk mengontrol karyawan disana.

Di tengah sarapan nya ponsel merk apel tergigit ny berdering. Nama Sundari tertera memenuhi layar benda pipih itu.

Harry : "Assalamualaikum Sundari."

Harry teleponan sembari meneruskan sarapan nya. Mereka bersenda gurau di telepon. Sundari adalah pacar Harry yang tinggal di Malang. Mereka menjalin kasih sudah tujuh tahun lamanya. Menjalin hubungan jarak jauh bukan hal mudah untuk keduanya. Kesalahpahaman sering sekali terjadi.

Harry : "Sundari.. Kapan kamu mau aku nikahi? Kita sudah tujuh tahun pacaran."

Selama Harry di pindahkan ke kota Kalimantan Timur, Sundari sering sekali mengelak jika Harry membahas tentang pernikahan. Dan hal itu membuat ia merasa curiga dan ragu akan hubungannya dengan Sundari.

Sundari : "Aku mau di nikahi tapi aku tidak mau ikut dengan mu bertugas yang sering pindah-pindah itu."

Harry semakin bingung dengan sikap Sundari. Bagaimana bisa seorang istri tidak ikut kemanapun suaminya tinggal. Pikir Harry.

Harry : "Kenapa begitu? bukankah kamu tidak ingin jauh dariku?"

Sundari : "Iya aku tahu, tapi aku disini juga bekerja, sayang jika harus keluar."

Harry : "Gajiku cukup untuk biaya hidupmu Sun."

Sundari : "Sudahlah kamu tidak akan mengerti. Aku mau kerja dulu. Assalamualaikum."

Panggilan itu sudah mati sebelum Harry menjawab salam. Harry menghela nafas kasar. Selalu saja begitu jika sudah membahas pernikahan. Bukan ingin terburu-buru untuk menikah. Tetapi melihat usia sudah cukup matang yaitu 27 tahun dan hubungan mereka sudah terjalin 7 tahun menurutnya pantas untuk ke jenjang selanjutnya.

Kecewa. Itulah yang dirasakan Harry selama dua tahun ini pada pacarnya. Ingin mencari tahu apa yang terjadi pada pacarnya disana ia takut dikatakan sebagai pacar posesif dan tidak percaya pada kesetiaan Sundari hingga ia mengurungkan niat untuk melakukan hal itu.

*Biarlah takdir membawa kemana hubungan kita.

🌸

TBC

Mohon dukungan nya ya*..

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sehat

2022-12-14

0

yelmi

yelmi

baru baca yg ini tapi karya mu yg lain dah pada baca... karya mu bagus2 semua tor👍❤️

2022-10-28

1

Rebecca Jaimin

Rebecca Jaimin

mantap thor

2022-09-23

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG Fadia Rahayu
2 Semangat Baru
3 Sakitnya menjanda
4 Seperti Ahli Cinta
5 Memaafkan
6 Karir dan Cinta
7 Dikala hati yang menilai
8 Istikharah
9 Ilusi Tak Bertepi
10 Hobby yang dibayar
11 Berharap kamu jodohku
12 Memohon Petunjuk
13 Penyelesaian dan batas diri.
14 Terkejut
15 Kejutan yang tidak di sangka-sangka
16 Nervous dan Tresno
17 Ngapel
18 Bolehkah hatiku berharap?
19 Satu tikungan
20 Pengakuan
21 Kekuatan Doa
22 ke KUA yuk
23 Perhatian
24 Semua karena bunga
25 Calon suami
26 Telur dadar
27 2 hati untuk 1 cinta
28 17 Agustus 1 (Fadia cemburu)
29 17 AGUSTUS (ke KUA)
30 Harry ku.
31 Malam persidangan
32 Canduku
33 Ralat
34 Rindu
35 pergi ke Medan
36 mbak Fatin
37 Restu
38 Perdebatan manis
39 Kencan Pertama
40 Siapa dia?
41 Cap Janda penggoda gagal nikah
42 Karena dia
43 Kilas balik
44 Aduan Harry
45 Cinta membawa damai
46 Bar-bar nya Fadia
47 Memotong, membelah, apapun itu
48 Manja nya Harry
49 Ibu mertua
50 ibu mertua 2
51 Karena dia lagi
52 Niko dan Fadia
53 Pakkodian
54 Terbuai
55 Canggung
56 Lamaran
57 H-2 Siraman
58 Midodareni dan nasihat
59 Ketakutan dan obatnya
60 AKAD
61 You'r mine
62 Barisan para mantan
63 Jangan berhenti
64 Yang di tunggu
65 Semoga saja tidak
66 Kemesuman dua wanita
67 Gara-gara sipembuat kue
68 Permainan siang bolong
69 Kotak kado
70 Cemburu
71 Berangkat ke Malang
72 Dua wanita dan dua pria
73 Malam sebelum acara
74 Serius berakhir ngepet
75 Malam sebelum acara 2
76 Acara Ngunduh mantu
77 Masih acara Ngunduh mantu
78 bingung
79 Penguntit
80 Fokus
81 3 pasang
82 Ricky dan Harry
83 Kelakuan ayah dan anak
84 Tergoda
85 Fadia kepikiran
86 Belanja untuk istri
87 Percakapan
88 Fadia berulah, Harry yang senang
89 you trust me so much.
90 Hari pertama bekerja
91 Jenguk mantan
92 Jody telah berpulang
93 Fadia kecewa
94 Ada apa dengan Harry?
95 Hari pemeriksaan
96 Aku mendengarnya
97 Suka dan Duka
98 Terimakasih telah mengandung anakku
99 Sensitif
100 Merawat Fadia
101 Gara-gara alpukat
102 Istri tidak peka
103 Gosip
104 Bogeman
105 Persiapan
106 Penyampaian
107 Lamaran yang menegangkan
108 Kembali normal
109 Kamu masak?
110 Penasihat
111 Akad nikah
112 Cintamu terlalu sempurna
113 Istri hamil
114 Fadia dan Elsa
115 Ibu hamil pembuat onar
116 Aku tidak apa-apa
117 Kamu adalah hidupku
118 Fadia Rahayu
119 Harry sebal
120 Aku pergi
121 Malam penyambutan Ramadhan
122 Gara-gara sahur
123 Batal puasa
124 3 sahabat
125 Elsa ngidam sayang
126 Harry dan Hanum
127 Istriku emak-emak
128 Kemarahan Harry
129 Mantan suami
130 Pulang ke Medan
131 Dora
132 Mas galak
133 Dua bayi laki-laki
134 Ucok
135 Gadhing pergi
136 Restu
137 Kamu tidak berubah
138 Syar'i
139 Sang pengobat luka
140 Akhir cerita
141 Malam pertama
142 Extrapart (Yudha)
143 Extrapart (Niko)
144 Extrapart (Hanum-Tolong jangan seperti ini)
145 Extrapart Pengakuan Hanum
146 Perpisahan
147 Apa dia cemburu?
148 Hanum, Ardi, dan Yudha
149 Aktar cerai
150 AKAD
151 TAMAT
152 Bukan update
153 Bagi-bagi hadiah
154 Niko menikah
155 Menikahi Gadis CULUN
156 Pengumuman Novel Baru
157 Pengumuman Novel Baru
158 Novel baru
159 Pengumuman
160 Pengumuman
Episodes

Updated 160 Episodes

1
PROLOG Fadia Rahayu
2
Semangat Baru
3
Sakitnya menjanda
4
Seperti Ahli Cinta
5
Memaafkan
6
Karir dan Cinta
7
Dikala hati yang menilai
8
Istikharah
9
Ilusi Tak Bertepi
10
Hobby yang dibayar
11
Berharap kamu jodohku
12
Memohon Petunjuk
13
Penyelesaian dan batas diri.
14
Terkejut
15
Kejutan yang tidak di sangka-sangka
16
Nervous dan Tresno
17
Ngapel
18
Bolehkah hatiku berharap?
19
Satu tikungan
20
Pengakuan
21
Kekuatan Doa
22
ke KUA yuk
23
Perhatian
24
Semua karena bunga
25
Calon suami
26
Telur dadar
27
2 hati untuk 1 cinta
28
17 Agustus 1 (Fadia cemburu)
29
17 AGUSTUS (ke KUA)
30
Harry ku.
31
Malam persidangan
32
Canduku
33
Ralat
34
Rindu
35
pergi ke Medan
36
mbak Fatin
37
Restu
38
Perdebatan manis
39
Kencan Pertama
40
Siapa dia?
41
Cap Janda penggoda gagal nikah
42
Karena dia
43
Kilas balik
44
Aduan Harry
45
Cinta membawa damai
46
Bar-bar nya Fadia
47
Memotong, membelah, apapun itu
48
Manja nya Harry
49
Ibu mertua
50
ibu mertua 2
51
Karena dia lagi
52
Niko dan Fadia
53
Pakkodian
54
Terbuai
55
Canggung
56
Lamaran
57
H-2 Siraman
58
Midodareni dan nasihat
59
Ketakutan dan obatnya
60
AKAD
61
You'r mine
62
Barisan para mantan
63
Jangan berhenti
64
Yang di tunggu
65
Semoga saja tidak
66
Kemesuman dua wanita
67
Gara-gara sipembuat kue
68
Permainan siang bolong
69
Kotak kado
70
Cemburu
71
Berangkat ke Malang
72
Dua wanita dan dua pria
73
Malam sebelum acara
74
Serius berakhir ngepet
75
Malam sebelum acara 2
76
Acara Ngunduh mantu
77
Masih acara Ngunduh mantu
78
bingung
79
Penguntit
80
Fokus
81
3 pasang
82
Ricky dan Harry
83
Kelakuan ayah dan anak
84
Tergoda
85
Fadia kepikiran
86
Belanja untuk istri
87
Percakapan
88
Fadia berulah, Harry yang senang
89
you trust me so much.
90
Hari pertama bekerja
91
Jenguk mantan
92
Jody telah berpulang
93
Fadia kecewa
94
Ada apa dengan Harry?
95
Hari pemeriksaan
96
Aku mendengarnya
97
Suka dan Duka
98
Terimakasih telah mengandung anakku
99
Sensitif
100
Merawat Fadia
101
Gara-gara alpukat
102
Istri tidak peka
103
Gosip
104
Bogeman
105
Persiapan
106
Penyampaian
107
Lamaran yang menegangkan
108
Kembali normal
109
Kamu masak?
110
Penasihat
111
Akad nikah
112
Cintamu terlalu sempurna
113
Istri hamil
114
Fadia dan Elsa
115
Ibu hamil pembuat onar
116
Aku tidak apa-apa
117
Kamu adalah hidupku
118
Fadia Rahayu
119
Harry sebal
120
Aku pergi
121
Malam penyambutan Ramadhan
122
Gara-gara sahur
123
Batal puasa
124
3 sahabat
125
Elsa ngidam sayang
126
Harry dan Hanum
127
Istriku emak-emak
128
Kemarahan Harry
129
Mantan suami
130
Pulang ke Medan
131
Dora
132
Mas galak
133
Dua bayi laki-laki
134
Ucok
135
Gadhing pergi
136
Restu
137
Kamu tidak berubah
138
Syar'i
139
Sang pengobat luka
140
Akhir cerita
141
Malam pertama
142
Extrapart (Yudha)
143
Extrapart (Niko)
144
Extrapart (Hanum-Tolong jangan seperti ini)
145
Extrapart Pengakuan Hanum
146
Perpisahan
147
Apa dia cemburu?
148
Hanum, Ardi, dan Yudha
149
Aktar cerai
150
AKAD
151
TAMAT
152
Bukan update
153
Bagi-bagi hadiah
154
Niko menikah
155
Menikahi Gadis CULUN
156
Pengumuman Novel Baru
157
Pengumuman Novel Baru
158
Novel baru
159
Pengumuman
160
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!