Sepuluh tahun sudah menjalani hidup berumah tangga. Berbagai rintangan dan masalah telah dilewati bersama. Sang suami memperlakukannya dengan istimewa. Ia tak pernah mendengar suara keras suaminya ditelinganya. Walau kadang sikap Tina berlebihan, karna merasa diatas angin, ia tak pernah menasehatinya dengan cara yang keras, apalah lagi kasar.
Ia tak pernah mengungkit kekelurangan Tina, tidak juga mempertanyakan masa lalunya.Tina juga sudah melahirkan Anak- anak lelaki untuknya. Bagi Tina semuanya sudah cukup. Ia merasa suaminya sudah menjadi miliknya sendiri seutuhnya, bahkan
untuk selamanya. Namun apa yang terjadi kemudian?
Betapa bumi bagai terbalah terasa oleh perempuan itu, saat dua orang tamu tak diundang datang kerumahnya. Menyampaikan berita yang tidak mau ia dengar seumur hidupnya.
" Suamimu menjalin hubungan Istimewa dengan
perempuan yang ada disamping rumah kami. " kata
yang perempuan yang mengaku bernama Rina. Sedang suaminya tertunduk- tunduk seperti orang sinting, menemani istrinya mengantar berita yang merusak telinga Tina itu.
Tina terdiam sejenak, mencerna maksud dari perkataan wanita itu. Setelah mengambil nafas, Tina pun berkata.
" Tak mungkin nona... Suamiku pria yang setia, ia juga sangat mencintaiku dan anak- anak kami.
" Kata Tina mencoba menyangkal perkataan perempuan itu.
Lalu suami sinting perempuan itu ikut bicara. " kalau kau tidak percaya, tanyakan langsung pada suamimu, lakukan sesuatu sebelum semuanya terlambat. Kau tahu siapa perempuan itu Nona , kau tak ada apanya dibanding dia, Ia cantik dan pintar, ia juga masih kerabat dekat suamimu. Kalau kau terlambat bertindak, maka perempuan itu akan menguasai hati suamimu sepenuhnya. " kata lelaki itu lebih tajam meruncing ketimbang istrinya.
Sedetik kemudian, kedua suami istri durjana itu pergi, setelah meninggalkan no Hpnya untuk Tina.
Tina yang kalut termakan hasutan kedua orang itu.
Ia menyimpan nomor kedua orang itu. Ia hendak berkonsfirasi dengan mereka untuk mengintai perempuan itu.
Tina resah menunggu suaminya pulang menonton Bola ,katanya. Ia hendak marah dan mengamuk padanya. Dadanya terasa mau meledak menahan sakit dan perih, bagaimana bisa dalam keadaan sakit habis mengalami kecelakaan kecil ia malah dikejutkan oleh kabar yang Menggilakan ini.
Sudah seminggu ini suaminya merawatnya dengan
telaten, memasak untuknya dan anak- anak sebelum dan sepulang kerja. Memandikannya dan
mengurus semua keperluannya.
Walau banyak hal yang berbeda dari suaminya belakangan ini, tapi kalau soal sikap suami siaganya masih seperti biasa, ia masih saja memanjakannya seperti dulu, apalagi kalau Tina sedang kurang sehat.
Ia terus berfikir, bagaimana mematahkan hati Arkam untuk membuatnya sadar, kalau Tina adalah
yang yang terbaik untuknya. Saat Tina bermenung, kakak iparnya datang dari sebelah rumahnya.
Dengan tak sabar ia memburunya dengan berbagai
pertanyaan, begitu sikakak ipar menjatuhkan duduknya dilantai.
" Apa kakak sudah dengar kabar tentang perselingkuhan suamiku? " tanyanya langsung tanpa basa- basi.
" Dari mana kau dapat berita itu? " Tanya Yani berpura terkejut.
" Barusan tamu yang berdua datang khusus mengirimkan kabar buruk ini. " kata Tina mulai terisak. Hu...hu...Mana mungkin Abang berbuat begitu, padahal selama ini kau tahu, Abang begitu menyayangiku." katanya dibalik Isak tangisnya.
Anak - anak tercengang , melihat ibunya tiba- tiba menangis sambil mengadu pada tantenya.
Yani memeluk Tina, mengusap puncuk kepala
berambut tipis itu. Kemudian ia berkata" tenanglah Tina, kita akan membuat mereka segera bercerai,
lihat saja, aku akan membantumu untuk melakukan penyerangan pada iparku yang tak tahu diri itu. Kau tenanglah, Ayo kusembunyikan kau dirumahku, agar begitu suamimu pulang, ia akan kehilangan dan menyesal telah mempermainkan perasaanmu.
Tina tercengang dengan pernyataan kakak iparnya, dari perkataannya, ia tahu benar dengan perempuan yang sudah merebut suaminya, bahkan
ia juga tak sengaja mengatakan pernikahan mereka. Tina ingin bicara lagi, tapi lidahnya kelu,
merasa dapat dukungan dari Yani, iapun mengikuti langkahnya dengan tertatih- tatih membawa kaki sakitnya, bertongkat meninggalkan rumah, sakit dikaki tak lagi begitu terasa, kalah dengan sakit dihatinya.
Satu jam kemudian, terdengar kendaraan suaminya memasuki pekarangan samping. Tina menahan nafas, berbagai dugaan menguasai batinnya.
" Tidurlah..." bisik Yani ditelinganya.
" Siapa yang bisa memejamkan mata dengan suasana hati seperti ini? " batinnya bicara.
Hp nya berbunyi berkali - kali. Panggilan dari
Ayahnya Alfi. Ia tak begitu kuat bertahan mengabaikannya, ia kemudian menyentuhnya juga
untuk menerima panggilan itu.
" Dimana Tina adik sekarang? mengapa meninggalkan rumah dan anak- anak tanpa izin suami? " tanyanya mengintimidasi.
" Aku takkan mengatakan dimana aku, aku juga takkan kembali, sebelum kau selesaikan hubunganmu dengan perempuan itu! " Katanya mengancam suaminya.
" Terserah padamu, kalau kau tak pulang dalam lima menit, aku takkan pernah lagi menghubungimu, mulai detik ini, Hp ini akan kuhancurkan. " kata suami mengancam balik.
Kemudian ia tak bicara lagi, terakhir terdengar bunyi benda dijatuhkan, lalu hening.
Tina tak bisa tenang, ia kemudian mencoba berdiri.
" Kau mau kemana? " tanya Yani singkat.
" Dia sudah pulang, aku akan kembali kerumah, aku
akan berbicara dengannya. " jawab Tina seraya mengambil tongkatnya kembali.
" Aku takkan mengalah begitu saja kak, aku takkan
membiarkan perempuan itu menghancurkan rumah tanggaku dengan mudah, aku akan kembali kerumah, akan kuambil suamiku agar menjadi milikku seorang lagi. " kata Tina dengan muka merah.
Dibawah cahaya lampu wajah itu semakin kentara bak terbakar api menyala. Andai ia punya sayap, pasti malam ini juga ia sudah terbang kerumah perempuan itu, mencekiknya, menggigitnya bagai vampir menghisap darah perempuan yang sudah berani mengusik rumah tangganya. Tapi jangankan
sayap, mengendarai motor saja Tina tak pandai,
ia memang naif, tak ada yang bisa ia lakukan selama ini selain menggelendot manja dekat suaminya.
Ia balik kerumah dengan amarah dan tongkatnya.
Rasanya sakit kaki itu benar- benar terlupakan oleh Tina. Ia berjalan menghentak bagai hendak menghancurkan bumi.
Sampai dirumah ia langsung ingin mencakar suaminya.
" Sampai hati Abang berselingkuh dariku, setelah sekian lama kita bersama, setelah aku begitu percaya pada Abang. Siapa perempuan binal itu yang sudah berani mau merebut suamiku? " teriak Tina dengan muka singa yang siap menerkam.
Arkam menariknya, membuatnya terjatuh dipangkuannya.
Duduk tenanglah..Biar kita bicara baik- baik. " katanya seraya merapikan rambut Tina.
" Bagaimana aku bisa baik, kalau kau sudah menghianatiku. " kata Tina masih berapi.
" Siapa yang menyampaikan berita ini pada Adik? " tanya Arkam Nicole santai. Seperti semua tak ada masalah. Membuat Tina tak percaya dengan ekspresi suaminya. Tina kemudian diam sejenak
untuk memeriksa perkara ini.
" Dengarlah Tina, wahai ibu dari anak- anakku, sudah menjadi kelemahanmu sedari dulu, mudah dihasud oleh orang. Janganlah membuat keputusan hanya berdasarkan hasutan orang. " kata Arkam sambil menatap mata merah Tina.
" Apa benar kata kedua suami istri itu? Kau berselingkuh dengan tetangganya yang merupakan kerabatmu itu ? " Tanya Tina.
" Aku tak pernah selingkuh Tina, aku menikahinya baik- baik, walau nikah kami tidak secara negara, tapi kami sudah Syah menurut Syariat. Sekarang
Abang punya kau dan Dia. Dia juga sudah jadi tanggung jawab Abang, karna Abang sudah menikahinya. " Jelas sang suami yang membuat
kepala perempuan itu mau meledak.
" Mau tidak mau ini sudah terjadi. Jangan pernah menyalahkannya, karna ia tak pernah mencariku, apalagi merayuku, aku yang datang untuk mencintainya.
Kenyataannya sekarang Abang menyayangi kalian berdua, takkan bisa memilih satu diantaranya, karna takkan sanggup menyakiti yang satu untuk yang satu. " kata Arkam membuat
mulut Tina melongo. Ingin ia mencakar mulut santai pria yang sudah menikahinya sepuluh tahun yang lalu itu, tapi bagaimana ia melakukannya, hatinya terikat dengan pria itu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Siti Nurjanah
oh setega itu kau menduakan tina. pergi aja
2024-11-18
0