Terhipnotis Cinta

Ditempat tidur empuk itu, Tina memejamkan matanya, sambil menunggu pria itu, ia berkhayal.

" Apa mungkin ada harapan untukku mengganti status dari tukang ikan jadi seorang istri lelaki manis itu. " kata hati Tina. Ia sampai melupakan kaki sakitnya.

Tina terbangun, merasakan perih dikakinya, saat pria itu membersihkan lukanya dengan Alkohol.

" Aduh...pedih..." kata Tina merengek manja.

" Tenanglah sebentar, biar kubalut. " kata Pria itu,

Ia kemudian membalut kaki Tina dengan hati- hati.

Tina hanya memejamkan matanya, menikmati kenyamanan perawatan yang dilakukan pria itu.

Setelah semua selesai, pria itu kemudian menyentuh lembut muka Tina. Menatapi mata Tina dengan tatapan yang lembut. Tina merasakan tatapan itu menusuk tembus kejantung hatinya,

Bagai terhipnotis cinta. Tina terpana dan enggan melepas tatapan yang bagi Tina penuh kehangatan itu.

" Bangunlah...aku akan mengantarmu pulang. " kata pria itu, terasa bagai nyanyian Dealovanya once. Tina hanya minum sedikit tadi. Tapi rasanya sekarang ia mabuk.

Tiba memejamkan matanya beberapa detik, berharap kesadarannya akan pulih.

Hening sejenak, tak ada suara pria itu lagi.

Kala Tina membuka matanya lagi, ternyata Wajah manis itu masih terpampang didepan mata.

Tina merasa dirinya sedikit tertantang, Ia

menatap lekat wajah didepannya. Entah segaja atau tidak, Tina mengalungkan tangannya ditengkuk pria jangkung berwajah Indonesia original itu.

" Boleh aku disini buat malam ini? tak akan ada yang mencariku. Tah mengapa tiba- tiba aku ingin sekali berduaan dengan Anda. " kata Tina berbisik ditelinga pria itu.

Perasaan Tina campur aduk." Apa yang barusan kukatakan? sudah gilakah aku? "

Tanya batinnya. Rasanya ia sangat sulit untuk

mengelak apalagi beranjak dari sepasang

mata dengan tatapan lembut namun menembus

jantung itu.

" Aku sedang patah hati nona , aku juga habis minum. Jangan memancingku, nanti kau menyesal. " kata pria itu.

Bukannya takut, Tina malah mendekatkan bibirnya ke bibir pria itu. Mengendus- enduskan hidung pendeknya. " Kamu mungkin bau minuman, tapi tak seberapa. " kata Tina memainkan jambang pria itu. Tatapan mereka beradu sekali lagi, lalu pria itu menjatuhkan tubuh tingginya diatas tubuh mungil Tina.

" Apa begini maumu nona? " tanya pria itu mengungkung Tina.

Dada Tina berdegup tak menentu, ada rasa takut, tapi rasa penasaran lebih besar. Tina kembali memainkan jabang pria itu. Karna merasa Tina menggodanya, lalu pria itu mulai mencumbui Tina.

Secara naluriah, perempuan muda itu membalas kecupan dan belaiannya. " mungkin memang inilah yang diinginkannya, mantan kekasihku Sri juga kecewa karna aku tak memberikannya." kata batin pria itu mengenang kepahitan hubungannya dengan kekasihnya yang putus beberapa bulan yang lalu.

Pria itu terus menjelajahi seluruh sisi tubuh perempuan berusia 26 Tahun yang ada dalam pelukannya. " Ya dari wajahnya wanita ini sudah seperempat abad. " kira batin Pria itu.Kalau soal

mengira biasanya, ahli bangunan ini jarang meleset.

Tina tak menolak, ia malah mengerang, membuat pria itu makin garang. Sambil membayangkan wajah Sri sang mantan kekasih, tanpa sadar pria itu telah jauh. Rintihan manja Tina membuat dirinya akhirnya tak menyadari, kalau ia sudah jauh

kedalamnya. Jalannya mulus, bebas hambatan, sempat terfikir sedetik, kemudian ia tak peduli lagi.

Mereka terus berpacu, hingga sampai digaris final.

Nampaknya kedua Ridder itu sama- sama sampai ketanjakan tertinggi tujuan mereka. Kemudian mereka tersenyum, lalu sang pria berbaring lemah disisinya. Rasa kantuk menyerangnya, Sedetik kemudian terdengar dengkuran halus lelaki itu.

Tina mperhatikannya beberapa saat sebelum iapun

masuk ke alam mimpi terindahnya.

Pagi hari, ketika cahaya mentari sudah memasuki kamar yang sangat mewah menurut pandangan Tina. Tina membuka matanya. Ia terkejut bukan kepalang. " Aduh...aku bakal terlambat menjual

ikan. " katanya. Ia membuka matanya lebar- lebar, untuk memfokuskan netranya, menyapu pandangan keseluruh sisi ruangan.

Dipandanginya kesisi kanan tidurnya, sudah kosong." Kemanakah dia? Apa dia meninggalkanku

begitu saja setelah menikmati diriku? Tina kembali berbicara sendiri. Ah cuek aja. Toh aku juga yang merayunya kata Tina kemudian. Entah mengapa

minuman setengah teguk itu saja telah mambuatku jadi gila.

Setelah merasa sedikit Rileks, ia mengutip pakaiannya. Kala ia merapikan tempat tidur,ia menemukan selembar kertas bertuliskan tangan

pria itu.

Saat kau bangun, aku sudah sampai ditempat kerja. Aku bukan seorang CEO besar yang mungkin

kamu bayangkan. Aku hanya seorang pengusaha bangunan yang masih merangkak dikota besar ini.

Tapi tenanglah, aku pria yang bertanggung jawab.

Aku memberikan uang ini, bukan maksud apapun, hanya agar kau bisa pulang dengan taksi, dan sekedar untuk sarapan pagi. Ini Apartemenku. Datanglah kalau kau masih membutuhkanku. Atau kalau tidak tolong tuliskan Alamat tempat tinggalmu. Agar aku yang mencarimu.

Tenanglah...Aku adalah pria yang bertanggung jawab.Jika kau menginginkanku, aku dengan senang hati bertanggung jawab. Tapi bersiaplah menjalani kehidupan yang mungkin banyak membuatmu menyesal dikemudian hari.

Dari Yang mulai menyayangimu.

Arkam Nicole.

.

" Lumayan aneh tapi manis tulisannya." fikir Tina menilai. Ia kemudian tersenyum. " Baiklah...kita lihat saja nanti, kehidupan seperti apa yang akan kau beri padaku bang Arkam. " Kata Tina kemudian, ia mulai menulis alamatnya dibagian kertas yang masih kosong.

Mulai hari ini aku akan belajar menulis lagi, menuliskan kisah baru hidupku diruang kosong yang masih tersisa. " kata Tina masih bicara sendiri, secercah harapan baru

terbayang dibenaknya.

Dengan bermodalkan uang yang diberikan Arkam

Nicole, Tina mulai melenggang pulang. Seperti kata bang Ujang. Kalau bertemu dengan yang Empat segi, apalagi lumayan banyak, mata wanita pasti nyalang. Langkahpun akan melenggang,

jalan kedepan nampak terbentang.

Sebagaimana perintah tuan barunya, Tina naik taksi menuju kos- kosannya. " Baiklah...Aku akan bayar kos bulan depan, biar ngak terlalu pusing mikirin jualan buat bayar kos. " kata hatinya membuat keputusan.

Tina menghentikan taksi didepan gang menuju kosnya. Lalu ia mencari sarapan pagi. Ia melebihkan satu untuk Bute, kalau gadis itu sudah pergi kerja, ia akan memakannya nanti, karna ia merasa selera makannya tiba- tiba naik dipagi ini.

" Baiklah tuan Arkam, kutunggu kehidupan macam apa yang akan kau berikan padaku. Kunanti kejutan berikutnya darimu. Aku siap menjalani kehidupan yang bahkan akan membuatku menyesal. Ya , pria perkasa sepertimu telah menantang ku, aku makin penasaran." Tina terus berbicara dihatinya, sembari mengenang kegilaan yang sudah ia lakukan.

Hari ini Tina sampai dipasar, setelah ikan- ikan bang Ujang hampir habis terjual.

" Maaf bang...Aku sangat terlambat sekali.

Maaf sekali lagi, sulit sekali aku terbangun dipagi ini. " kata Tina begitu sampai. Saat ia ingin melayani pembeli, bang Ujang menepis tangannya.

" Beristirahatlah dirumah, penampilanmu hari ini menunjukkan kau tak siap untuk jualan.

Lagian ikan kita sudah mau habis.

Sekarangpun kau begitu wangi, sayang diayir- anyirin. Pulanglah...aku senang melihatmu senang,

besok datang lagi, kalau Tina siap jual ikan lagi.

" kata bang Ujang tenang.

" Abang tak marahkan? " tanya Tina memastikan.

" Apa kau melihat ada wajah singa dimukaku ini? " tanya Ujang menatap Tina dengan seksama.

Tinapun menggeleng, karna ia tak pandai membalas candaan Bosnya itu.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!