BAB 12 - Akhirnya

~8hundred~

Disalah satu kamar hotel dilantai 8, Johan dan irene menikmati malam mereka berdua. Saling memberikan sentuhan dan berakhir pergulatan panjang dan panas.

Sementara Vino yang telah sampai di kamar Arden menyuruh pengawalnya untuk merebahkan Hanny di ranjang besar milik Arden, sedangkan bos nya masih di ruang tamu dengan Jupi membahas sesuatu.

"Bos, nona Hanny sudah didalam." Ujar Vino memberitahukan dan jantung Arden berdetak cepat tak karuan. "Hanny, sayangku..." Ujarnya dalam hati.

"Tapi bos, Johan dan Irene juga di sini di lantai 8. Besok pagi Johan akan kekamar lantai 3 seolah-oleh mereka tidur bersama." Jadi nona Hanny akan saya bawa turun lagi jam 3 pagi ya. Efek obat tidurnya hanya sampai jam 4." Jelas Vino dan tentu saja Arden tidak terima. Susah payah bertemu dengan Hanny malah diatur begitu.

"Tidak bisa! Kau atur sendiri jangan sampai Johan itu tau. Besok sampai aku puas baru kembalikan Hanny." Ujar Arden ketus.

"Kalian pergilah." Lanjut Arden lagi mengusir 2 orang kepercayaannya itu.

"Bro pakai ini..." Jupi memberikan sebotol pelumas ke Arden dengan senyum jahilnya.

"Untuk apa ini?" Arden mengernyitkan dahinya melihat botol itu.

"Halah... ukuruanmu tidak normal bro, jumbo size. Kasian gadis kecilmu itu." Jupi terkekeh sambil berlalu pergi dan Arden berdecak kesal. Memang Jupi dan Arden dekat dan saling canda bila bukan tentang kerjaan.

Arden masuk ke dalam kamarnya dan dilihatnya Hanny tertidur pulas dengan tenangnya. Pelan dia membelai wajah Hanny, "Akhirnya aku bisa menyentuhmu, kau disini dekat denganku." Lirih Arden lalu segera naik ke tempat tidur dan merengkuh tubuh Hanny, memeluknya erat takut kehilangan. Akhirnya airmata Arden jatuh, rindu yang teramat sangat apalagi penderitaan Hanny yang tak kunjung selesai.

Arden melepaskan pakaian Hanny, di pandanginya tubuh gadis kecilnya itu. Ada beberapa bekas lebam yang masih terlihat, Arden mengecup bekas lebam itu dengan lembut. Lalu mencium bibir indah Hanny yang mengatup. "Ciuman pertama kita beb." Ujarnya lagi mengelus bibir Hanny.

Kini tubuh Hanny tak tertutup sehelai benangpun, Arden segera menarik dasinya, membuka kemeja dan celananya. Terlihat tonjolan di bawanya sudah mulai mengeras. tentu saja, pria normal dengan daya tarik sexual tinggi itu sedang bergairah melihat tubuh polos Hanny gadis yang dicintainya.

"Maaf Hanny.. maaf." Lirihnya sambil memeluk Hanny dan menciumi dahi gadis kecilnya. Arden mulai aksinya dengan membelai lembut dan mencium seluruh tubuh Hanny apalagi tempat favorit barunya, gunung kembar yang kenyal. Tetapi tidak ada pergerakan, rangsangannya sia-sia karena Hanny tertidur lelap. Ukuran pria normal saja sakit, apalagi jumbo size miliknya yang sudah tegang sempurna, pikir Arden.

Arden mulai membuka lebar kaki Hanny dan memandang inti tubuh Hanny yang begitu indah dan polos\, jarinya mengelus lembut dan bermain disana lumayan lama untuk membuat Hanny siap menerimanya\, tetapi masih belum cukup. Arden mencium dan me***atnya bermain-main disana sangat lama\, sungguh nikmat yang dirasakan Arden. Akhirnya Arden menyerah dan menggunakan pelumas yang diberikan Jupi padanya tadi dan mengoleskannya.

Perlahan milik Arden menerobos masuk ke inti tubuh Hanny, sambil memeluk Hanny tapi sangat sulit. Akhirnya Arden mengangkat kedua kaki Hanny dan membukanya selebar mungkin, sambil berlutut mengarahkan miliknya perlahan tapi pasti. Erangan Arden terdengar, "Shitt!" Sulit sekali, ujarnya dan masih berusaha.

"Sempit sekali Hanny." Ujar Arden yang masih sedikit memasukkan miliknya, kening Hanny berkerut dan tubuhnya bergetar. Perlahan ada pergerakan dari Hanny sewaktu milik Arden sudah masuk setengahnya. Hanny hampir membuka matanya tetapi tangan Arden segera menutup mata Hanny. Segera Arden melesakkan masuk milikknya kuat agar seluruhnya diterima oleh nya. Hanny akhirnya menjerit kesakitan, sewaktu Arden berhasil memasukkan dengan sempurna.

"AKKKHHH!!!" Teriak Hanny yang telah sadar sepenuhnya, matanya masih ditutup oleh Arden. Hanny menangis dan meronta kuat. Sakit luar biasa di tubuh bawahnya, dia merasakan sesuatu yang besar masuk dan dia sedang ditindih tubuh yang besar dan keras. Seakan terkoyak dan tubuhnya terbelah dua.

"Apa ini? Tolong.. tolong aku, ini sakit sekali. Ampuuunnn...." Tangisnya pecah sambil memohon tubuhnya bergetar hebat.

Arden tidak tega namun miliknya masih berada didalam, ingin di gerakkan saja sangat susah, sempit sekali, serasa terhimpit.

"Ssssttt maaf, maafkan aku Hanny." Gumam Arden pelan di telinga Hanny yang masih meronta memukul dada Arden dan ingin lepas darinya.

"Siapa kau, tolong lepaskan aku..." Hanny masih menangis dan meronta namun itu mustahil karena badan Hanny yang jauh lebih kecil terhimpit dibawah Arden yang kokoh.

"Maaf Hanny sayang.. kau tidak boleh melihatku, tolong tenanglah. Aku mencintaimu Hanny." Bisik Arden ditelinga Hanny dan masih menutup matanya. Hanny tetap menangis dan meronta ingin dilapaskan.

"Kau siapa? Aku tidak mengenalmu, tolong lepaskan aku... aku mohon.." Hanny tetap berusaha melawan.

"Hei hei... ini aku sayang, aku janji akan menjemputmu. Ini aku." Ujar Arden pelan dan Hanny mulai sedikit tenang meskipun masih menangis. Sakit itulah yang dirasakannya.

"Kau siapa.. aku tidak mengenalmu dan kenapa mataku kau tutup." Tanya Hanny sedikit lebih tenang.

"Kau tidak boleh melihatku sayang, untuk saat ini tidak boleh." Arden mengambil dasinya dan segera melilitkan dimata Hanny dan mengikatnya agar Hanny tidak dapat melihatnya.

"Kita selesaikan ini dulu ya.." Arden perlahan menarik miliknya sedikit dan menghujam lagi. Begitu berulang-ulang. Tangannya memegang tangan Hanny agar tidak membuka penutup matanya.

Hujaman dan dorongan dilanjutkan oleh Arden, Hanny masih merasakan sakit namun tak kuasa melawan karena kekuatannya tidak sebanding dengan pria diatasnya.

"Sakiiittt...." Lirihnya pelan. "Ya Tuhan, apa yang terjadi denganku? Kenapa penderitaan ini tak pernah usai." Batin Hanny. Dia sangat sedih hingga ingin sekali hidupnya berakhir saat ini juga.

Arden melanjutkan permainannya, akhirnya dia bisa mencium bibir Hanny dalam keadaan sadar, meskipun Hanny tetap tidak membalas ciumaannya. ******* lembut tetap diberikan dan pinggul nya masih bermain intens dibawah, miliknya keluar masuk di inti Hanny yang sekarang mengeluh dan mendesah tertahan oleh bibir Arden. Arden merasakan sesuatu yang luar biasa akan keluar dari miliknya hingga tanpa sadar dia memaju mundurkan pinggulnya makin cepat dan mendesah dan mengerang panjang.

""AAHhhhhhh...." Pelapasan pertamanya di dalam Hanny, rasa puas dan nikmat dirasakan Arden. Berbeda dengan Hanny yang merasakan sakit di bawah sana. meskipun sebelumnnya telah terjadi pelepasan namun tertutup oleh rasa sakit dan sesak dibawah. Pengalaman pertama yang tidak akan terlupakan oleh mereka.

Arden memeluk Hanny dengan erat, meskipun Hanny masih terisak kecil dan menangis. Dasi Arden telah basah penuh airmata Hanny. Arden sangat tidak tega tetapi apa boleh buat, dia harus melanjutkan rencana ini. Biarlah Hanny mengandung anaknya. Arden mengeratkan pelukan seakan takut Hanny pergi darinya.

"Tuan aku mohon lepaskan, biarkan aku pergi tuan..." Tangis Hanny pecah lagi, Arden mengendurkan pelukannya dan perlahan melepaskan tangannya. Hanny mengatupkan tangannya dan memohon lagi. Arden tak kuasa melihatnya, segera Arden memeluk Hanny lagi dan meminta maaf.

"Maaf, maaf." Bisik Arden yang juga mulai menangis. Isakan tangis pelan Arden terdengar oleh Hanny karena kepala Arden saat ini berada di ceruk leher Hanny sambil memeluknya. Mengecup perlahan leher jenjang dan putih itu.

"Dengarkan aku." Ucap Arden menjauhkan badannya sedikit dari Hanny dan menatapnya.

"Kau masih ingat aku kan? Bule tampan bernama Paijo, hanya satu kakak Jo mu." Arden akhirnya mengatakan siapa dirinya. Hanny terdiam, deg deg deg jantungnya berpacu cepat "Tidak mungkin." Pikir Hanny.

"Tidak, kau bohong.. jika benar kak Jo dia tak akan menyakitiku." Jawab Hanny sambil menangis. Arden merasakan hatinya begitu sakit, hatinya seperti tersayat.

"Kau bohong, kau tidak membiarkanku melihat wajahmu, kau bohong!" Pekik Hanny.

"Baiklah, tunggu sebentar." Arden menarik laci nakasnya dan memakai sebuah topeng penutup separuh wajahnya, dari atas sampai ke hidung dan matanya jelas terlihat. Perlahan dia membuka ikatan dasi di mata Hanny. Terlihat mata sembab Hanny yang sedari tadi menangis. Matanya memerah dan bengkak, hati Arden sungguh sakit melihatnya.

"Hanny, sayang... buka matamu, lihat mataku." Kata Arden dan Hanny mulai membuka matanya dan langsung menatap ke mata hijau yang dirindukannya. Hanny menangis, "Ya ini mata kak Jo, ini kak Jo ku." Batinnya.

"Kak Jo..." Lirihnya. "Iya sayang..." Balas Arden. Hanny mengangkat tangannya membalai perlahan wajah Arden yang masih memakai topeng. Mereka terisak bersama meluapkan rindu yang selama ini melingkupi hati.

Arden memeluk Hanny dengan erat, akhirnya pelukannya di balas oleh Hanny. "Kenapa kakak lama sekali?" Tanya Hanny di sela isak tangisnya. Arden tak menjawab.

"Kak... aku sudah menikah, kakak tidak boleh melakukan ini kak." Ujarnya lagi, sambil memukul punggung Arden.

"hei hei... aku tidak akan rela kau disentuh pria lain sayang. Aku mencintaimu." Jawab Arden dan mencium bibir Hanny, kali ini ciumannya di balas oleh Hanny, mereka saling ******* lembut. Perlahan ******* itu menjadi lebih bergairah dan panas sampai Hanny mendorong Arden karena kesusahan bernapas. Arden terkekeh.

Arden menceritakan rencana suaminya pada Hanny, dan seluruh cerita tentang Arden yang selama ini selalu memantau Hanny sejak mereka berpisah di Panti Asuhan dulu sampai sekarang. Tetapi pada saat Hanny menikah dia tidak berada di negara ini dan tidak tau rencana pernikahan Johan dan Hanny.

"Kau mau kan mengandung anakku?" Tanya Arden lembut, Hanny menganggukkan kepalanya dengan wajah merona merah.

"Ohh Hanny ku, kau lucu sekali." Arden kembali mendaratkan kecupan di seluruh wajah Hanny karena bahagia.

"Apakah aku boleh lihat wajah kakak?" Tanya Hanny yang ingin membuka topeng Arden.

"tidak boleh.. belum saatnya sayang." Arden menghindar dan segera memeluk Hanny. "Aku belum boleh dikenal orang lain. Ini rahasia kita, ok?" Hanny mengangguk lagi.

"Tapi kak.. ini sakit sekali." Gumam Hanny dan Arden segera melepaskannya, melihat kearah bawah inti milik Hanny.

"Auuhhh..." Hanny terpekik dan sangat malu karena Arden membuka lagi kedua kakinya dengan lembut membelai sebentar disana. Becak darah bercampur benih-benih yang terbuang sia-sia.

"Ayo kita bersihkan." Arden segera menggendong Hanny masuk ke kamar mandi dan menurunkannya dengan lembut ke Bathtub, diisinya air hangat dan perlahan membelai seluruh tubuh Hanny membersihkan tubuhnya sampai ke intinya. Hanny awalnya menolak tapi Arden memang pemaksa dan Hanny hanya pasrah dengan perlakukan lembut Arden.

Hanny sebenarnya begidik ngeri melirik sebentar milik Arden yang tidak tertutup itu. "Gila.. apa itu? Besar sekali sepeti anaconda." Gumam Hanny dalam hati.  "Itukah yang masuk tadi? Pantas saja sakit sekali." Lanjutnya lagi tetapi tanpa sadar diucapkannya. Arden yang mendengarnya terkekeh geli dan Hanny yang tersadar akan ucapannya tertunduk malu dengan wajah memerah.

"Nanti kau akan terbisa Hanny.." Bisik Arden dan membuat Hanny merinding. "Tunggu sebentar." Arden lalu berdiri dengan santainya tanpa menggunakan apapun.

"Gila, kak Jo ku begitu sexy." Gumam Hanny lagi dalam hati. Tubuh Arden terpampang jelas, mata Hanny tak berkedip memandang tubuh kokoh prianya itu. Badan tegap berotot dan pastinya tinggi menjulang. Sampai Arden kembali masuk mata Hanny tetap tak berkedip memandangnya. Malah jantungnya berdetak tak karuan tanpa bisa dikontrol, bulu diseluruh tubuhnya naik dan sedikit bergetar, inti tubuhnya berdenyut cepat. Hanny menginginkan tubuh itu. "Kau gila Hanny." Rutuk Hanny dalam hati.

Arden berjalan santai masuk kembali dan memandang tersenyum ke arah Hanny yang menatapnya tak berkedip dengan kagum. "Sayang..." Panggil Arden yang telah di depan wajah Hanny.

"I i-ya kak Jo.." Jawabnya pelan. Matanya tetap menatap Arden. Mata hijau itu, sangat disukainya.

Arden mengeringkan tubuh Hanny dengan lembut dan kembali membawanya ke tempat tidur. "Aiisssh Hanny... jangan mesum." Rutuk Hanny lagi merasakan inti tubuh bawanya berdenyut melihat tubuh kekar Arden. Yah... Arden memang mempunyai daya tarik sexual luar biasanya.

TBC~

Episodes
1 BAB 1 - Pertama Bertemu
2 BAB 2 - Hadiah
3 BAB 3 - Berpisah
4 BAB 4 - Apa Kabarnya?
5 BAB 5 - Wisuda dan Foto Terakhir
6 BAB 6 - Kabar Mengejutkan
7 BAB 7 - Penantian Yang Sia-sia
8 BAB 8 - Kembalinya Arden
9 BAB 9 - Kesetiaan 'Blake'
10 BAB 10 - Rencana Johan dan Irene
11 BAB 11 - Apa Bos Rela?
12 BAB 12 - Akhirnya
13 BAB 13 - Mau Lagi
14 BAB 14 - Bucin
15 BAB 15 - Anak Magang
16 BAB 16 - Hari Pertama Kerja
17 BAB 17 - Club Malam
18 BAB 18 - Arlen Bernama Arden
19 BAB 19 - Ketahuan
20 BAB 20 - Hamil
21 BAB 21 - Tidak Boleh Senyum
22 BAB 22 - Ide Mendadak
23 BAB 23 - Foto Masa Lalu
24 BAB 24 - Masa Lalu
25 BAB 25 - Mencari Arini
26 BAB 26 - Isinya Ada 2
27 BAB 27 - Special
28 BAB 28 - Aroma Parfum
29 BAB 29 - Penipu Yang Tertipu
30 BAB 30 - Maya
31 BAB 31 - Terjatuh
32 BAB 32 - Alex Keluar Penjara
33 BAB 33 - Mau Cerai
34 BAB 34 - Ada Bintang
35 BAB 35 - Kembalikan Hanny
36 BAB 36 - Dimana Arden?
37 BAB 37 - Duo Jagoan
38 BAB 38 - Semua berawalan A
39 BAB 40 - Runtuhnya Paras Club
40 BAB 41 - AnsTwins
41 BAB 39 - Rencana Vino
42 BAB 42 - Menikah
43 BAB 43 - Bertemu teman-teman
44 BAB 44 - Hot Daddy
45 BAB 45 - Liburan
46 BAB 46 - Masih Liburan
47 BAB 47 - Masih Liburan 2
48 BAB 48 - Sakit Cecilia
49 BAB 49 - Pulang Bersama
50 BAB 50 - Rumah Sakit
51 BAB 51 - Sudah Ingat
52 BAB 52 - Keluarga Tenggara
53 BAB 53 - "Ben"
54 BAB 54 - Ulah Arini lagi
55 BAB 55 - Jatuhnya Irene
56 BAB 56 - Melahirkan
57 BAB 57 - Special Arlen (Jatuh Cinta)
58 BAB 58 - Special Arlen (Menguntit)
59 BAB 59 - Special Arlen (Ciuman Pertama)
60 BAB 60 - Special Arlen (Calon Mertua)
61 BAB 61 - Special Arlen (Kirei Sakit)
62 BAB 62 - Special Arlen (Hukuman Setimpal)
63 BAB 63 - Special Arlen (Minta Izin)
64 BAB 64 - Special Arlen (Bertemu Ben)
65 BAB 65 - Special Arlen (Kumpul Keluarga)
66 BAB 66 - Special Arlen (Bersama selamanya)
67 BAB 67 - Menikah
68 BAB 68 - MP
69 BAB 69 - Pembicaraan absurd
70 BAB 70 - Bersama
71 BAB 71 - EXTRA PART 1
72 ​BAB 72 - EXTRA PART 2
73 BAB 73 - EXTRA PART 3 - END
74 Pengumuman~~~
Episodes

Updated 74 Episodes

1
BAB 1 - Pertama Bertemu
2
BAB 2 - Hadiah
3
BAB 3 - Berpisah
4
BAB 4 - Apa Kabarnya?
5
BAB 5 - Wisuda dan Foto Terakhir
6
BAB 6 - Kabar Mengejutkan
7
BAB 7 - Penantian Yang Sia-sia
8
BAB 8 - Kembalinya Arden
9
BAB 9 - Kesetiaan 'Blake'
10
BAB 10 - Rencana Johan dan Irene
11
BAB 11 - Apa Bos Rela?
12
BAB 12 - Akhirnya
13
BAB 13 - Mau Lagi
14
BAB 14 - Bucin
15
BAB 15 - Anak Magang
16
BAB 16 - Hari Pertama Kerja
17
BAB 17 - Club Malam
18
BAB 18 - Arlen Bernama Arden
19
BAB 19 - Ketahuan
20
BAB 20 - Hamil
21
BAB 21 - Tidak Boleh Senyum
22
BAB 22 - Ide Mendadak
23
BAB 23 - Foto Masa Lalu
24
BAB 24 - Masa Lalu
25
BAB 25 - Mencari Arini
26
BAB 26 - Isinya Ada 2
27
BAB 27 - Special
28
BAB 28 - Aroma Parfum
29
BAB 29 - Penipu Yang Tertipu
30
BAB 30 - Maya
31
BAB 31 - Terjatuh
32
BAB 32 - Alex Keluar Penjara
33
BAB 33 - Mau Cerai
34
BAB 34 - Ada Bintang
35
BAB 35 - Kembalikan Hanny
36
BAB 36 - Dimana Arden?
37
BAB 37 - Duo Jagoan
38
BAB 38 - Semua berawalan A
39
BAB 40 - Runtuhnya Paras Club
40
BAB 41 - AnsTwins
41
BAB 39 - Rencana Vino
42
BAB 42 - Menikah
43
BAB 43 - Bertemu teman-teman
44
BAB 44 - Hot Daddy
45
BAB 45 - Liburan
46
BAB 46 - Masih Liburan
47
BAB 47 - Masih Liburan 2
48
BAB 48 - Sakit Cecilia
49
BAB 49 - Pulang Bersama
50
BAB 50 - Rumah Sakit
51
BAB 51 - Sudah Ingat
52
BAB 52 - Keluarga Tenggara
53
BAB 53 - "Ben"
54
BAB 54 - Ulah Arini lagi
55
BAB 55 - Jatuhnya Irene
56
BAB 56 - Melahirkan
57
BAB 57 - Special Arlen (Jatuh Cinta)
58
BAB 58 - Special Arlen (Menguntit)
59
BAB 59 - Special Arlen (Ciuman Pertama)
60
BAB 60 - Special Arlen (Calon Mertua)
61
BAB 61 - Special Arlen (Kirei Sakit)
62
BAB 62 - Special Arlen (Hukuman Setimpal)
63
BAB 63 - Special Arlen (Minta Izin)
64
BAB 64 - Special Arlen (Bertemu Ben)
65
BAB 65 - Special Arlen (Kumpul Keluarga)
66
BAB 66 - Special Arlen (Bersama selamanya)
67
BAB 67 - Menikah
68
BAB 68 - MP
69
BAB 69 - Pembicaraan absurd
70
BAB 70 - Bersama
71
BAB 71 - EXTRA PART 1
72
​BAB 72 - EXTRA PART 2
73
BAB 73 - EXTRA PART 3 - END
74
Pengumuman~~~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!