BAB 4 - Apa Kabarnya?

~7 tahun berlalu~

Arden yang baru selesai dari olahraga paginya segera menuju kamarnya untuk membersihkan diri, aktivitasnya 7 tahun ini hanyalah belajar segala hal tentang bisnis, bahasa, bahkan psikologis untuk membantunya menilai karakter seseorang. Bahkan latihan fisik keras juga dijalaninya sehingga membentuk badan dan ototnya dengan sempurna.

Tampilan Arden begitu sempurna di usianya yang ke-22, wajah bule nya saja sudah sangat tampan ditambah tubuhnya yang membuat wanita manapun akan rela berakhir diranjangnya. Arden memiliki daya tarik sexual yang luar biasa bagi lawan jenis. Makanya Arden selalu menghindar dari yang namanya wanita. Selain hatinya sudah dipenuhi oleh Hanny, dia tidak ingin menyakiti wanita lainnya.

"Bos, ini kabar terbaru dari nona Hanny." Ucap salah seorang pengawal kepercayaan Arden dengan map coklat yang diletakkan di nakas samping tempat tidur Arden. Sebelum map itu terletak Arden segera menyambarnya dan membuka halaman demi halaman informasi terbaru gadis kecilnya itu.

"Kenapa sepertinya dia tidak tumbuh dengan benar?" Ujar Arden terkekeh kecil melihat beberapa foto Hanny yang sedang di kampusnya. Terlihat di foto itu Hanny dengan tubuh paling kecil diantara ke 3 temannya. Tetapi Arden terkejut dengan lembat foto ke-5 ditangannya.

"Kenapa kalian ambil foto ini? Kalian mau mati ya?" Arden menghardik pengawalnya dengan mata menyiratkan kemarahan. Foto Hanny sedang memakai pakaian renang seperti sedang berenang di sebuah Villa. Ada 2 foto disana dan 1 foto lagi dengan pakaian renang yang memperlihatkan seluruh badannya. Hanny memang tergolong bebadan kecil namun berlekuk di tempat yang seharusnya. Sebenarnya Hanny tidak kecil, hanya saja temannya memiliki tubuh lebih tinggi darinya dan Arden juga tau itu. Beberapa kali Arden pergi menemui Hanny meskipun tidak menemui Hanny secara langsung, tetap saja bagi Arden Hanny itu sangat mungil dengan tinggi 160cm yang dibandingkan dengannya yang 188cm. Sangat jauh bukan..

Arden hanya punya waktu yang singkat untuk bebas. Setelah mengunjungi makam Arlen dia menuju ke kampus Hanny untuk melihatnya dari jauh. Begitu saja sudah membuatnya sangat bahagia meskipun dia harus sedikit menyamar dengan jaket hodie dan kacamata hitam tentunya karena warna matanya yang unik itu.

Ditempat lain, Hanny yang sedang menunggu Clara sahabatnya di kursi taman kampus untuk makan siang bersama sudah tidak sabar dan terus menggerutu sambil menekan ponselnya dengan kesal.

"Dari tadi tidak dibaca huh..." Hanny sangat kesal, karena dia tipe orang yang on time, sedangkan sahabatnya tipe orang yang lelet.

Setelah menunggu hampir setengah jam Clara pun sampai dan berakhir dengan semprotan Hanny kepadanya. "Sabar dong Honey Bunny Sweety." Ujar Clara sembari memeluk sahabatnya agar tidak marah lagi.

"Aku sudah dari tadi selesai tetapi dihadang oleh segeromblan fans mu yang bar bar itu." Clara sedikit menjelaskan tetapi Hanny tetap menggerutu kesal.

"Kan sudah aku bilang, abaikan saja mereka." Kata Hanny sambil menarik lengan Clara untuk segera ke cafe dekat kampus untuk makan siang, dia sudah sangat lapar.

"Kalau yang hadang aku kumpulan fans mu yang biasa sudah aku tinggal tadi, tapi ini di Rafael loh. Pujaan seluruh cewek di kampus ini." Jelas Clara tetapi Hanny tidak menjawabnya dan tetap berjalan dengan cepat ke arah mobil Clara di parkiran.

Akhirnya Hanny dan Clara sampai di cafe langganan mereka, Cafe JJ. Sepanjang perjalanan yang hanya 10 menit itu mereka diam karena Clara tau Hanny sedang kesal dan sudah tau watak Hanny kalau kesal pasti diam saja.

Sesampainya mereka di dalam cafe dan duduk di salah satu sudut dekat jendela, tanpa mereka sadari seseorang memandang keberadaan mereka sejak masuk dari pintu cafe itu. Yah, dia pemilik mata hijau yang sexy ditutupi oleh kacamata hitam dan wajah tampannya tertutupi oleh masker. Beruntung Hanny dan Clara duduk di meja depannya.

"Makanya Honey.. jangan menunggu yang tidak pasti sayang. Si kak Jo Jo mu itu mungkin sudah lupa denganmu. See.. sampai sekarang saja kamu tidak tau nama aslinya dan dimana dia sekarang." Ucap Clara di sela makannya ke Hanny, tentu saja Hanny hanya diam dengan tersenyum kecut.

"Sial wanita itu, jangan membuat Hanny ku berpikiran aneh-aneh." Batin Arden yang tetap menatap kearah Hanny di depannya. Begitu bahagianya dia meskipun sedikit kesal dengan ucapan temen Hanny tadi. berarti Hanny, gadis kecilnya tetap menunggu dan mengingatnya. "Tunggulah Hanny, beberapa tahun lagi." Batinnya lagi.

"Apa kabarnya? Apa benar dia lupa padaku?" Hanny bergumam pelan tetapi masih jelas terdengar bahkan oleh Arden. Clara dengan otomatis tertawa mendengar gumaman Hanny itu. Sedangkan Arden menghela napasnya panjang.

"Sudahlah Han, lupakan dia. Lebih baik kau iyakan Rafael yang sudah berkali-kali menembakmu itu." Jawab Clara yang sontak membuat Arden yang sedang menyeruput kopinya tersedak.

"Sial.. gadis kecilku akan di rebut pria lain." Batinnya kesal dan segera membersihkan kopi yang belepotan di wajahnya.

Hanny hanya berdecak kesal mendengar ocehan sahabatnya dan kembali termenung, "Ra.. tak ada yang seperti kak Jo lagi. Setampan apapun si Rafael dan yang lainnya, mata mereka berbeda." Ujar Hanny lirih hampir menangis. Arden mendengar itu dan seketika mematung dan rasa rindunya kian dalam. Ingin sekali dia menghampiri gadisnya itu yang hanya 4 langkah dari tempatnya dan memeluknya, membawanya pergi. Tetapi ini belum waktunya.

Setelah pertemuan itu, Arden kembali ke rumah besar Tenggara dan menemui Oma Susi yang makin renta namun tetap sehat itu di usia senjanya. "Sudah melihatnya?" Tanya Oma Susi berbasa basi melihat Arden yang masuk ke ruang keluarga.

"Ya." Jawab Arden cuek.

"Besok kau harus kembali ke Amerika, pelatihan lanjutanmu harus segera selesai. Ingat ini pelatihan rahasia dan tidak ada akses keluar masuk ataupun komunikasi." Jelas Oma Susi menatap Arden yang sedang memejamkan matanya di sofa sampingnya.

"Kenapa secepat ini oma? Bukannya pelatihan yang itu harusnya awal tahun depan? Masih beberapa bulan lagi." Tanyanya setelah menatap Oma Susi, dia sudah lelah. Segala sesuatu di percepat oleh Oma Susi tanpa pemberitahuan sebelumnya.

"Oma berencana secepatnya kau keluar ke dunia luar. Tidak perlu menunggu sampai 25 tahun. Bulan depan akan dimulai" Jawab Oma dan di balas senyuman ceria oleh Arden.

"Bernarkah?" Arden sekali lagi meyakinkan dirinya dan Oma mengangguk mengiyakan. Berarti ini juga mempercepat pertemuannya dengan Hanny, Arden seketika semangat dan segera berlalu meninggalkan Oma Susi dari ruang keluarga menuju lantai atas.

~TBC~

Episodes
1 BAB 1 - Pertama Bertemu
2 BAB 2 - Hadiah
3 BAB 3 - Berpisah
4 BAB 4 - Apa Kabarnya?
5 BAB 5 - Wisuda dan Foto Terakhir
6 BAB 6 - Kabar Mengejutkan
7 BAB 7 - Penantian Yang Sia-sia
8 BAB 8 - Kembalinya Arden
9 BAB 9 - Kesetiaan 'Blake'
10 BAB 10 - Rencana Johan dan Irene
11 BAB 11 - Apa Bos Rela?
12 BAB 12 - Akhirnya
13 BAB 13 - Mau Lagi
14 BAB 14 - Bucin
15 BAB 15 - Anak Magang
16 BAB 16 - Hari Pertama Kerja
17 BAB 17 - Club Malam
18 BAB 18 - Arlen Bernama Arden
19 BAB 19 - Ketahuan
20 BAB 20 - Hamil
21 BAB 21 - Tidak Boleh Senyum
22 BAB 22 - Ide Mendadak
23 BAB 23 - Foto Masa Lalu
24 BAB 24 - Masa Lalu
25 BAB 25 - Mencari Arini
26 BAB 26 - Isinya Ada 2
27 BAB 27 - Special
28 BAB 28 - Aroma Parfum
29 BAB 29 - Penipu Yang Tertipu
30 BAB 30 - Maya
31 BAB 31 - Terjatuh
32 BAB 32 - Alex Keluar Penjara
33 BAB 33 - Mau Cerai
34 BAB 34 - Ada Bintang
35 BAB 35 - Kembalikan Hanny
36 BAB 36 - Dimana Arden?
37 BAB 37 - Duo Jagoan
38 BAB 38 - Semua berawalan A
39 BAB 40 - Runtuhnya Paras Club
40 BAB 41 - AnsTwins
41 BAB 39 - Rencana Vino
42 BAB 42 - Menikah
43 BAB 43 - Bertemu teman-teman
44 BAB 44 - Hot Daddy
45 BAB 45 - Liburan
46 BAB 46 - Masih Liburan
47 BAB 47 - Masih Liburan 2
48 BAB 48 - Sakit Cecilia
49 BAB 49 - Pulang Bersama
50 BAB 50 - Rumah Sakit
51 BAB 51 - Sudah Ingat
52 BAB 52 - Keluarga Tenggara
53 BAB 53 - "Ben"
54 BAB 54 - Ulah Arini lagi
55 BAB 55 - Jatuhnya Irene
56 BAB 56 - Melahirkan
57 BAB 57 - Special Arlen (Jatuh Cinta)
58 BAB 58 - Special Arlen (Menguntit)
59 BAB 59 - Special Arlen (Ciuman Pertama)
60 BAB 60 - Special Arlen (Calon Mertua)
61 BAB 61 - Special Arlen (Kirei Sakit)
62 BAB 62 - Special Arlen (Hukuman Setimpal)
63 BAB 63 - Special Arlen (Minta Izin)
64 BAB 64 - Special Arlen (Bertemu Ben)
65 BAB 65 - Special Arlen (Kumpul Keluarga)
66 BAB 66 - Special Arlen (Bersama selamanya)
67 BAB 67 - Menikah
68 BAB 68 - MP
69 BAB 69 - Pembicaraan absurd
70 BAB 70 - Bersama
71 BAB 71 - EXTRA PART 1
72 ​BAB 72 - EXTRA PART 2
73 BAB 73 - EXTRA PART 3 - END
74 Pengumuman~~~
Episodes

Updated 74 Episodes

1
BAB 1 - Pertama Bertemu
2
BAB 2 - Hadiah
3
BAB 3 - Berpisah
4
BAB 4 - Apa Kabarnya?
5
BAB 5 - Wisuda dan Foto Terakhir
6
BAB 6 - Kabar Mengejutkan
7
BAB 7 - Penantian Yang Sia-sia
8
BAB 8 - Kembalinya Arden
9
BAB 9 - Kesetiaan 'Blake'
10
BAB 10 - Rencana Johan dan Irene
11
BAB 11 - Apa Bos Rela?
12
BAB 12 - Akhirnya
13
BAB 13 - Mau Lagi
14
BAB 14 - Bucin
15
BAB 15 - Anak Magang
16
BAB 16 - Hari Pertama Kerja
17
BAB 17 - Club Malam
18
BAB 18 - Arlen Bernama Arden
19
BAB 19 - Ketahuan
20
BAB 20 - Hamil
21
BAB 21 - Tidak Boleh Senyum
22
BAB 22 - Ide Mendadak
23
BAB 23 - Foto Masa Lalu
24
BAB 24 - Masa Lalu
25
BAB 25 - Mencari Arini
26
BAB 26 - Isinya Ada 2
27
BAB 27 - Special
28
BAB 28 - Aroma Parfum
29
BAB 29 - Penipu Yang Tertipu
30
BAB 30 - Maya
31
BAB 31 - Terjatuh
32
BAB 32 - Alex Keluar Penjara
33
BAB 33 - Mau Cerai
34
BAB 34 - Ada Bintang
35
BAB 35 - Kembalikan Hanny
36
BAB 36 - Dimana Arden?
37
BAB 37 - Duo Jagoan
38
BAB 38 - Semua berawalan A
39
BAB 40 - Runtuhnya Paras Club
40
BAB 41 - AnsTwins
41
BAB 39 - Rencana Vino
42
BAB 42 - Menikah
43
BAB 43 - Bertemu teman-teman
44
BAB 44 - Hot Daddy
45
BAB 45 - Liburan
46
BAB 46 - Masih Liburan
47
BAB 47 - Masih Liburan 2
48
BAB 48 - Sakit Cecilia
49
BAB 49 - Pulang Bersama
50
BAB 50 - Rumah Sakit
51
BAB 51 - Sudah Ingat
52
BAB 52 - Keluarga Tenggara
53
BAB 53 - "Ben"
54
BAB 54 - Ulah Arini lagi
55
BAB 55 - Jatuhnya Irene
56
BAB 56 - Melahirkan
57
BAB 57 - Special Arlen (Jatuh Cinta)
58
BAB 58 - Special Arlen (Menguntit)
59
BAB 59 - Special Arlen (Ciuman Pertama)
60
BAB 60 - Special Arlen (Calon Mertua)
61
BAB 61 - Special Arlen (Kirei Sakit)
62
BAB 62 - Special Arlen (Hukuman Setimpal)
63
BAB 63 - Special Arlen (Minta Izin)
64
BAB 64 - Special Arlen (Bertemu Ben)
65
BAB 65 - Special Arlen (Kumpul Keluarga)
66
BAB 66 - Special Arlen (Bersama selamanya)
67
BAB 67 - Menikah
68
BAB 68 - MP
69
BAB 69 - Pembicaraan absurd
70
BAB 70 - Bersama
71
BAB 71 - EXTRA PART 1
72
​BAB 72 - EXTRA PART 2
73
BAB 73 - EXTRA PART 3 - END
74
Pengumuman~~~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!