BAB 8 - Kembalinya Arden

Setelah 6 bulan masa pelatihan, akhirnya Arden menyesesaikan segala misinya dan kembali ke rumah utama Tenggara tetapi sebeum itu dia singgah ke markasnya untuk bertemu dengan pengawal kepercayaannya dan juga sahabat sekaligus tangan kanannya.

Pengawalnya Vino telah menjemputnya di lokasi yang telah ditentukan dan mereka segera menaiki mobil untuk menuju markas pribadi Arden.

"Vin apa kabarnya gadis kecilku?" Tanya Arden antusias pada Vino dan pria berbadan besar itu langsung terdiam pucat.

"Nanti Jupi yang akan menjelaskan pada Bos." Jawab Vino dengan suara sedikit bergetar.

Arden hanya heran melihat pengawalnya itu dan diam memejamkan matanya istirahat sejenak karena kelelahan. Setelah 2jam pejalanan mereka sampai ke sebuah villa mewah di tengah hutan. Disinilah Arden dan para pengawal dan teman kepercayaannya berkumpul untuk mencari informasi.

"Hai Jupi... cepat berikan informasi terbaru gadisku cepat." Arden sudah tidak sabar melihat langsung apa yang dilakukan Hanny dan menatap beberapa layar yang menampilan beberapa cctv di ruangan kontrol itu tempat semua informasi dikumpulkan, namun Jupi terdiam dan menghela napasnya perlahan menyerahkan tabletnya untuk dibaca oleh Arden.

"APA INI?" Teriak Arden marah sambil menatap tajam ke Jupi bergantian dengan Vino.

"Jelaskan." Titahnya setelah melihat Hanny dengan seorang pria dengan baju pengantin.

"Sebenarnya, sebulan setelah kepergianmu Hanny menikah dengan dengan Johan Salim, kami tidak bisa menemukan informasi apapun saat ini karena setelah menikah Hanny sama sekali tidak terlihat dimanapun bahkan dirumahnya. Begitu juga dengan Alexander seakan hilang." Jelas Jupi namun Arden tampak tidak puas. Dia membanting tablet itu marah dan mengusap wajahnya kasar dan mengacak rambutnya.

"Jadi apa kerja kalian disini hah?! Aku bayar kalian dan membangun tempat ini untuk apa?" Bentar Arden yang sudah diluar kendali, semua yang berada disana terdiam tak berani bergerak bahkan bernapas juga sulit bagi mereka.

"AKu tak mau tau, segera kalian cari tau kebenarannya.. secepatnya." Teriak Arden lagi dan segera anggota disana memulai pekerjaannya.

"Hm.. Bo Bos.." seorang anak buah Vino memanggil dengan ketakutan.

"Ada apa?" Tanya Vino kesal.

"Se se benarnya.. ada pergerakan dari ponsel nona Hanny." Ujarnya terbata.

"APA ?" Tanya Arden dan Vino bersamaan.

"Tadi pagi ada text masuk setelah berbulan-bulan tidak ada, dari Clara yang mengajak bertemu nona Hanny sore ini jam 4 di cafe JJ bos." Jawab anak buah Vino.

Arden melihat jamnya dan sekarang masih jam 11 siang, masih ada waktu. "Ayo berangkat." Arden segera keluar dan diikuti oleh Vino dan Jupi. Sebenarnya Jupi ingin tetap di markas tetapi melihat gelagat Arden pasti akan terjadi hal diluar kesadarannya nanti.

"Kita ke rumah utama Tenggara, si nenek tua itu pasti sudah tau tentang hal ini." Arden benar-benar marah dan murka, ingin sekali dia menghancurkan segala hal didekatnya untuk meluapkan kekesalan di hatinya. Pikirannya kacau, bagaimana bisa Hanny menikah dengan orang lain? Ada apa ini? Dia tau Hanny tetap menunggunya dengan setia bahkan tidak ada satupun pria yang berhasil mendekatinya selama ini.

Akhirnya Arden sampai di rumah utama Tenggara dan Oma Susi sepertinya sudah tau kemarahan sang cucu dan sudah ada beberapa pengawal tambahan di ruang tengah.

"OMA, JELASKAN? KENAPA HANNY BISA MENIKAH DENGAN ORANG LAIN? AKU SUDAH BERPESAN UNTUK MENJAGANYA." Hardik Arden dengan lantang menggema keseluruh ruangan. Murkanya keluar dan Oma Susi tetap tenang di tempat duduknya.

"Aku sudah menjaganya, saat ini dia telah menikah dan memulai keluarganya sendiri dan tidak terluka atau kekurangan." Jawan Oma Susi santai.

"Hanny itu calon istriku dan Oma membiarkan dia menikah dengan orang lain. Apa oma sengaja?" Arden sudah curiga dengan oma sudah mempercepat pelatihan ketatnya hingga Arden kecolongan dan Hanny akhirnya diambil pria lain.

"Kau harus melupakannya, dia sudah jadi menantu keluarga Salim dan jangan memikirkannya lagi. Dia sudah milik orang lain dan tak pantas kau mendekatinya." Jelas Oama Susi tegas, tentu saja Arden tidak terima.

"Hah.. ternyata benar. Tenggara, benar kata bunda, keluarga Tenggara tidak bisa dipercaya. Hanya kekuasaan yang kalian utamakan." Ejek Arden yang membuat berang Oma Susi.

"Jangan kurang ajar Arden! Ingat kau adalah seorang Tenggara." Hardik Oma Susi dan dibalas seringai oleh Arden.

"Kau harus ingat nenek tua, dalam darahku mengalir seorang 'BLAKE' dan aku keturunan blake." Balas Arden dengan tatapan dinginnya.

"Berani kau berhubungan dengan mafia seperti mereka? Sejak kapan kau bertemu mereka lagi?" Tanya Oma Susi berang dan menunjuk Arden dengan tongkatnya.

Aku tak perlu mencari mereka oma, mereka orang-orang setia yang akan menunggu ketua mereka mengambil tahta, tidak seperti keluarga Tenggara yang aku percayakan menjaga seorang gadis kecil saja tidak becus." Ujar Arden mendekat kearah Oma Susi dengan mata nyalang penuh kemarahan.

"Berhentin Arden, kau harus tetap diposisimu sampai setidaknya umurmu 23 tahun, maka kau akan mendapatkan semuanya. Sampai saat itu tetap berdiri ditempatmu." Jelas Oma Susi dan Arden tidak peduli dengan hal itu.

"Setiap pewaris Tenggara akan mendapatkan semuanya pada usia 23 tahun dan pada 25 tahun akan diperkenalkan ke public, kau harus tetap mengikuti aturannya." Jelas Oma lagi dan Arden menatapnya curiga, seperti ada yang disembunyikan oleh Oma Susi. Baiklah Arden memutuskan akan tetap berada ditempatnya sampai saatnya tiba, tapi sekarang dia tetap akan bertindak.

"Baiklah aku tidak akan muncul dan membuat keributan dengan menyandang nama Tenggara, aku akan tetap berada di tempat dan bersembunyi layaknya Tenggara lainnya yang pengecut. Jangan lupa aku seorang Blake." Arden berlalu keluar dari rumah besar itu setelah mengatakan kalimat yang membuat Oma Susi berang bukan main. Sejenak Oma Susi bisa bernapas dengan lega, setidaknya Arden tidak akan muncul sampai waktu yang sudah ditentukan. Belum saatnya dia membuka rahasia yang akan membuat Arden semakin murka.

Arden, Vino dan Jupi segera menuju cafe JJ untuk memantau Hanny yang ada temu janji dengan Clara. Seperti biasanya Arden menutupi wajahnya dengan masker namun saat ini dia memakai soflens untuk menutupi warna mata hijaunya menjadi coklat terang dan masih menunggu didalam mobil.

Hanny sudah datang dan menuju pintu masuk cafe dan duduk di salah satu sudut menunggu Clara yang seperti biasa sangat lelet. Arden dan Jupi masuk ke cafe setelah tau posisi tempat duduk Hanny agar dapat memilih tempat duduk yang berdekatan dan akhirnya mereka memilih duduk di meja samping Hanny.

Setengah jam berlalu dan Clara datang, segera mereka saling memeluk melepas kerinduan. Arden yang memeperhatikan Hanny tampak kurus meskipun tetap terlihat cantik. Arden sangat sedih, memikirkan gadis kecilnya sudah menikah dan milik orang lain. Tak dapat dibayangkan olehnya kalau Hanny di peluk oleh orang lain. Ah Arden ingin membawa Hanny kabur segera dari sana.

"Honey.. kenapa kamu tampak lebih kurus ya?" Tanya Clara yang menatap khawatir ke arah Hanny.

"Ah... mungkin stress." Jawab Hanny asal.

"Hah? Seorang Hanny bisa stress? Mikirin apa sih.. kak Jo?" Tanya Clara dan seketika Hanny terdiam dan terlihat raut wajah sedih dan hampir menangis. Arden yang di sebelah meja mereka juga mendengar suara lantang Clara dan langsung menatap hati-hati ke arah Hanny yang memang duduk berlawanan arah agar bisa dengan jelas menatap wajah Hanny. Tampak airmata jatuh dipipi Hanny dan hati Arden seakan diremas kuat melihat gadis kecilnya menangis.

"Eh.. Han, kenapa?" Clara tampak bingung karena tidak biasa melihat Hanny menangis, sahabatnya yang selalu ceria.

"Aku uda nikah Ra... dengan Johan Salim." Bisik Hanny dan Clara yang terkejutpun hampir berteriak namun mulutnya langsung dibekap oleh Hanny.

"Ssssttt ini rahasia.. nanti aku ceritakan di tempat lain yang sepi." Ujar Hanny dan dibalas anggukan oleh Clara. Dengan cepat mereka menghabiskan minuman mereka agar segera mencari tempat lain yang lebih tenang.

Arden yang mendengar pembicaraan mereka pun langsung menghubungi Vino melalui chat agar mengurusnya supaya dia tetap bisa mendengar pembicaraan Hanny dan Clara.

Di tempat lain ada sebuah mobil dengan 2 orang pria berbaju hitam yang memantau Hanny dan memotret setiap gerakan Hanny tanpa sepengetahuan mereka.

Hanny dan Clara keluar dari cafe dan menuju mobil Clara diparkiran, Hanny berdiri di depan cafe untuk menunggu Clara tetapi seorang pria tak sengaja menabraknya dan Hanny hampir jatuh namun di bahunya di pegang oleh pria itu sambil meminta maaf. Pria itu adalah Vino yang pura-pura menabraknya agar dapat menempelkan alat perekam di baju dan pelacak di tas milik Hanny. Namun dari arah lain 2 pria didalam mobil yang memotretnya, Hanny terlihat sedang dipeluk oleh Vino.

Arden, Vino dan Jupi mengikuti mobil Clara yang menuju sebuah taman dengan danau buatan di tengah kota. Karena hari kerja dan juga jam pulang kantor maka taman itu masih sepi pengunjung. Hanny cerita segala hal tentang pernikahannya ke Clara tetapi tidak dengan kelakuan kasar dan penghinaan Johan padanya.

"Jadi sudah setengah tahun ini papi Alex tidak dapat dihubungi?" Clara memastikan dan Hanny mengangguk lemah.

"Aku kesepian Ra.." Ucap Hanny lirih dan mulai menangis, Clara memluknya dan menenangkannya.

"Bagaimana jika kak Jo kembali Ra? Aku telah mengkhianatinya." Hanny makin menangis tersedu-sedu.

Arden yang mendengar percakapan itu pun sangat marah dan juga sedih, apalagi Hanny masih memikirkannya dan merasa bersalah. Hati Arden semakin terasa diremas, pikirannya kalut tak karuan.

"Bagaimana bos? Apa bos akan merebut kembali nona Hanny?" Tanya Vino dengan polosnya dan akhirnya jitakan Jupi mendarat di kepalanya.

"Kau kira bos kita pebinor." Hardik Jupi.

"Aku akan menjaganya, jika dia bahagia akan kulepas, jika dia menderita tentu saja akan aku ambil kembali karena dia memang milikku." Jawab Arden dan dibalas anggukan Vino.

"berati bos tidak masalah dapat bekas dong." Gumam Vino lagi yang akhirnya meringis karena tinju Arden sudah mendarat di lengannya.

"Vino, tetap pantau dan lindungi Hanny dan laporkan apapun yang terjadi, hal sekecil apaun itu. Gadis kecilku tidak boleh tergores 1 sedikitpun." Perintah Arden pada pengawalnya.

"Jupi, kau cari beberapa orang yang dipercaya dan masukkan mereka ke rumah Salim itu untuk melindungi Hanny. Bisa menjadi pengawal atau pelayan. Titahnya lagi.

"Lalu bos mau kerjakan apa?" Tanya Vino dengan polosnya atau bodoh, Arden meliriknya sesaat dan menghela panjang, terkadang pegawalnya ini memang bodoh. batin Arden kesal. Tentu saja Arden akan menampakkan diri dengan dirinya sebagai keturunan Blake untuk memancing anggota mereka kembali. Sebenarnya sejak Arden di panti asuhan dulu sudah sempat bertemu Om Darren tetapi saat itu Arden masih belum mau masuk ke dalam kelompok Blake yang tersisa. Bisnis mereka masih jalan dengan sukses sampai detik ini dan malah makin luas. Arden selalu mendapatkan laporan mengenai bisnis peninggalan ayahnya itu secara rahasia, hanya orang terpercaya yang mengetahui itu.

~TBC~

Episodes
1 BAB 1 - Pertama Bertemu
2 BAB 2 - Hadiah
3 BAB 3 - Berpisah
4 BAB 4 - Apa Kabarnya?
5 BAB 5 - Wisuda dan Foto Terakhir
6 BAB 6 - Kabar Mengejutkan
7 BAB 7 - Penantian Yang Sia-sia
8 BAB 8 - Kembalinya Arden
9 BAB 9 - Kesetiaan 'Blake'
10 BAB 10 - Rencana Johan dan Irene
11 BAB 11 - Apa Bos Rela?
12 BAB 12 - Akhirnya
13 BAB 13 - Mau Lagi
14 BAB 14 - Bucin
15 BAB 15 - Anak Magang
16 BAB 16 - Hari Pertama Kerja
17 BAB 17 - Club Malam
18 BAB 18 - Arlen Bernama Arden
19 BAB 19 - Ketahuan
20 BAB 20 - Hamil
21 BAB 21 - Tidak Boleh Senyum
22 BAB 22 - Ide Mendadak
23 BAB 23 - Foto Masa Lalu
24 BAB 24 - Masa Lalu
25 BAB 25 - Mencari Arini
26 BAB 26 - Isinya Ada 2
27 BAB 27 - Special
28 BAB 28 - Aroma Parfum
29 BAB 29 - Penipu Yang Tertipu
30 BAB 30 - Maya
31 BAB 31 - Terjatuh
32 BAB 32 - Alex Keluar Penjara
33 BAB 33 - Mau Cerai
34 BAB 34 - Ada Bintang
35 BAB 35 - Kembalikan Hanny
36 BAB 36 - Dimana Arden?
37 BAB 37 - Duo Jagoan
38 BAB 38 - Semua berawalan A
39 BAB 40 - Runtuhnya Paras Club
40 BAB 41 - AnsTwins
41 BAB 39 - Rencana Vino
42 BAB 42 - Menikah
43 BAB 43 - Bertemu teman-teman
44 BAB 44 - Hot Daddy
45 BAB 45 - Liburan
46 BAB 46 - Masih Liburan
47 BAB 47 - Masih Liburan 2
48 BAB 48 - Sakit Cecilia
49 BAB 49 - Pulang Bersama
50 BAB 50 - Rumah Sakit
51 BAB 51 - Sudah Ingat
52 BAB 52 - Keluarga Tenggara
53 BAB 53 - "Ben"
54 BAB 54 - Ulah Arini lagi
55 BAB 55 - Jatuhnya Irene
56 BAB 56 - Melahirkan
57 BAB 57 - Special Arlen (Jatuh Cinta)
58 BAB 58 - Special Arlen (Menguntit)
59 BAB 59 - Special Arlen (Ciuman Pertama)
60 BAB 60 - Special Arlen (Calon Mertua)
61 BAB 61 - Special Arlen (Kirei Sakit)
62 BAB 62 - Special Arlen (Hukuman Setimpal)
63 BAB 63 - Special Arlen (Minta Izin)
64 BAB 64 - Special Arlen (Bertemu Ben)
65 BAB 65 - Special Arlen (Kumpul Keluarga)
66 BAB 66 - Special Arlen (Bersama selamanya)
67 BAB 67 - Menikah
68 BAB 68 - MP
69 BAB 69 - Pembicaraan absurd
70 BAB 70 - Bersama
71 BAB 71 - EXTRA PART 1
72 ​BAB 72 - EXTRA PART 2
73 BAB 73 - EXTRA PART 3 - END
74 Pengumuman~~~
Episodes

Updated 74 Episodes

1
BAB 1 - Pertama Bertemu
2
BAB 2 - Hadiah
3
BAB 3 - Berpisah
4
BAB 4 - Apa Kabarnya?
5
BAB 5 - Wisuda dan Foto Terakhir
6
BAB 6 - Kabar Mengejutkan
7
BAB 7 - Penantian Yang Sia-sia
8
BAB 8 - Kembalinya Arden
9
BAB 9 - Kesetiaan 'Blake'
10
BAB 10 - Rencana Johan dan Irene
11
BAB 11 - Apa Bos Rela?
12
BAB 12 - Akhirnya
13
BAB 13 - Mau Lagi
14
BAB 14 - Bucin
15
BAB 15 - Anak Magang
16
BAB 16 - Hari Pertama Kerja
17
BAB 17 - Club Malam
18
BAB 18 - Arlen Bernama Arden
19
BAB 19 - Ketahuan
20
BAB 20 - Hamil
21
BAB 21 - Tidak Boleh Senyum
22
BAB 22 - Ide Mendadak
23
BAB 23 - Foto Masa Lalu
24
BAB 24 - Masa Lalu
25
BAB 25 - Mencari Arini
26
BAB 26 - Isinya Ada 2
27
BAB 27 - Special
28
BAB 28 - Aroma Parfum
29
BAB 29 - Penipu Yang Tertipu
30
BAB 30 - Maya
31
BAB 31 - Terjatuh
32
BAB 32 - Alex Keluar Penjara
33
BAB 33 - Mau Cerai
34
BAB 34 - Ada Bintang
35
BAB 35 - Kembalikan Hanny
36
BAB 36 - Dimana Arden?
37
BAB 37 - Duo Jagoan
38
BAB 38 - Semua berawalan A
39
BAB 40 - Runtuhnya Paras Club
40
BAB 41 - AnsTwins
41
BAB 39 - Rencana Vino
42
BAB 42 - Menikah
43
BAB 43 - Bertemu teman-teman
44
BAB 44 - Hot Daddy
45
BAB 45 - Liburan
46
BAB 46 - Masih Liburan
47
BAB 47 - Masih Liburan 2
48
BAB 48 - Sakit Cecilia
49
BAB 49 - Pulang Bersama
50
BAB 50 - Rumah Sakit
51
BAB 51 - Sudah Ingat
52
BAB 52 - Keluarga Tenggara
53
BAB 53 - "Ben"
54
BAB 54 - Ulah Arini lagi
55
BAB 55 - Jatuhnya Irene
56
BAB 56 - Melahirkan
57
BAB 57 - Special Arlen (Jatuh Cinta)
58
BAB 58 - Special Arlen (Menguntit)
59
BAB 59 - Special Arlen (Ciuman Pertama)
60
BAB 60 - Special Arlen (Calon Mertua)
61
BAB 61 - Special Arlen (Kirei Sakit)
62
BAB 62 - Special Arlen (Hukuman Setimpal)
63
BAB 63 - Special Arlen (Minta Izin)
64
BAB 64 - Special Arlen (Bertemu Ben)
65
BAB 65 - Special Arlen (Kumpul Keluarga)
66
BAB 66 - Special Arlen (Bersama selamanya)
67
BAB 67 - Menikah
68
BAB 68 - MP
69
BAB 69 - Pembicaraan absurd
70
BAB 70 - Bersama
71
BAB 71 - EXTRA PART 1
72
​BAB 72 - EXTRA PART 2
73
BAB 73 - EXTRA PART 3 - END
74
Pengumuman~~~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!