Diruangan kantor itu tinggalah Adam dan Johan, membicarakan kembali rencana mereka untuk menjadikan Alex yang menanggung kesalahan mereka.
"Kau harus menerima perjodohan ini Han," Tegas Adam dan Johan menggelengkan kepalanya kuat.
"Tidak, Johan sudah punya calon istri pi. Irene bagaimana? Johan sudah berjanji akan menikah dengannya setelah kontrak kerjanya selesai." Johan tetap bersikukuh menolak Adam.
"Kau tau apa kesalahanmu? Korupsi itu adalah perbuatanmu dan bagaimana tentang saham Salim yang masih dipegang oleh kakek? Kakekmu sudah ingin cicit dan penerus keluarga Salim."
"Tapi pi, Irene juga bisa nanti melahirkan anak-anakku. Yang pastinya anakku hanya akan lahir dari orang yang aku cintai." Jelas Johan tetap menolak perjodohan itu.
Setelah berargumen panjang, ayah dan anak itu telah mencapai kesepakatan. Johan akan menikahi Hanny dan setelah melahirkan 1 anak bisa menceraikan Hanny dan menikah dengan Irene. Kakek Salim hanya memberikan waktu 2 tahun untuk Johan agar segera memberikannya seorang penerus. Sedangkan Irene masih tidak boleh menikah apalagi punya anak karena kontrak exclusive-nya masih sisa 3 tahun kedepan. Saat ini tidak ada yang tau bahwa korupsi besar yang terjadi adalah ulah Johan yang ingin mendirikan perusahaan baru untuk Irene, namun gagal dan telah ditipu puluhan Milyar. Semua ditanggung oleh Adam, karena sebentar lagi dia akan pensiun dan digantikan oleh Johan.
Sementara itu Alex telah berada di rumahnya dan akan menemui Hanny yang sedang mengirimkan CV kerjanya ke beberapa anak perusahaan Tenggara yang cukup besar. Sebenarnya dia ingin melamar di kantor pusat Tenggara tetapi niatnya dibatalkan karena mengingat training masuk ke kantor pusat itu akan di jalankan selama 3 bulan di Singapura. Tentu dia keberatan meninggalkan ayahnya sendiri dirumah.
Alex menghampiri Hanny yang masih berkutat di meja dapur, "Hanny.. papi mau bicara." Ujarnya sedikit ragu.
"Ya pi.. " Jawab Hanny mendongakkan kepalanya melihat Alex yang berdiri di depannya.
"Besok ikut papi ke kediaman Salim ya. Pak Adam Salim dan Johan ingin bertemu." Sambung alex lagi setelah duduk di kursi depan putrinya.
"Kenapa pi? Johan yang waktu itu pernah ketemu pas pesta ulang tahun perusahaan Salim ya pi?" Tanya Hanny lagi tetapi masih sibuk dengan laptopnya.
"Iya nak, dandan yang cantik ya." Kata Alex lagi sambil berlalu meninggalkan Hanny yang kebingungan namun dia hanya cuek. Mungkin ada acara perusahaan lagi, pikirnya.
~Besok malam di rumah utama Salim~
Alex berjalan sambil mengapit lengan Hanny yang dandan cantik dan anggun dengan dress panjang sebetis tak berlengan, rambutnya dibiarkan tergerai natural jatuh melewati bahunya, makeup tipis dan lip tint berwarna nude pink menghiasi bibir sexy dan penuh itu. Sungguh cantik.
"Selamat malam pak Salim." Sapa Alex melihat kakek Salim yang sedang duduk di sofa ruang tengah rumah itu. Dibalas anggukan kecil olehnya dan senyum tipis menghiasi bibir tuanya.
"Ini putri saya, Hanny Tanisha Alexander." Alex memperkenalkan Hanny ke seluruh keluarga Salim yang ada disana. Hanny segera membungkuk pelan sambil memperkenalkan dirinya dengan anggun.
"Wah, cantik sekali kamu nak. berapa umurmu?" Tanya kakek Salim sambil menatap Hanny yang masih berdiri takjauh darinya.
"20 tahun Tuan." jawab Hanny segan.
"Panggil kakek saja, sebentar lagi kamu akan jadi cucuku juga." Balas kakek Salim. Hanny mengangguk saja meskipun sedikit heran.
Tak lama kepala pelayan Alfonso datang menghampiri dan mengatakan bahwa makan malam sudah siap. Mereka pun beranjak dan makan dengan tenang di rumah besar itu. Hanny hanya makan sedikit saja, dia merasa ada sesuatu yang kurang nyaman di hatinya, tetapi tidak tau apa yang membuatnya tidak nyaman.
Setelah selesai makan malam, mereka kembali ke ruang tengah dan duduk saling berhadapan. Kakek Salim duduk di sofa single , Adam dan istrinya Sarah duduk bersama Johan di sofa panjang dan Alex, Hanny duduk di depan mereka.
"Hanny sangat cocok dengan Johan, jadi kapan kalian akan menikah?" Tanya kakek Salim to the point.
DEG
Hanny terkejut, sangat terkejut. Dia segera memandang Alex menunggu penjelasan tetapi Alex malah membuang pandangannya kembali menatap kakek Salim.
"Terserah Tuan saja, saya akan menerimanya." Jawab Alex, Hanny makin terkejut dan segera meremas lengan Alex.
"Baiklah, mereka akan menikah minggu depan, pernikahan yang sederhana saja yang penting sah." Jawab Adam, dan jantung Hanny seakan jatuh badannya melemas makin tak karuan dan matanya telah panas ingin sekali airmatanya jatuh saat itu juga.
Setelah perbincangan lumayan lama, Alex dan Hanny pergi dari kediaman Salim. Sampai dimobil Hanny menangis sejadi-jadinya. Alex hanya diam dan juga tidak menjelaskan apa-apa. Sampai dirumah Alex menenangkan Hanny yang masih menangis.
"Papi apaan sih? kenapa seenaknya ngatur Hanny nikah dengan Johan. Hanny tidak mau pi!" Teriak Hanny menatap Alex dengan tatapan marah. Baru kali ini Hanny berteriak pada ayahnya itu.
"Maafkan papi ya sayang. Papi tidak bisa meninggalkanmu sendiri disini. Ini juga permintaan Pak Adam dan Tuan Salim, mereka ingin segera memiliki penerus." Jelas Alex dan tentu saja itu bukan penjelasan yang masuk akal bagi Hanny.
"Tapi Hanny tidak mencintai Tuan Johan itu pi, bertemu saja baru satu kali dan Hanny masih menunggu kak Jo. Hanny sudah janji." Hanny masih terisak sedih dan terduduk di sofa ruang tamunya.
"Setelah kamu menikah, papi akan keluar negri untuk memegang salah satu perusahaan Salim yang akan buka disana. Jadi papi lebih tenang karena ada yang menjagamu." jelas Alex lagi dan Hanny hanya menatapnya tajam.
"Dan kamu harus mau, tidak ada penolakan. Jika kamu menolak, papi akan pergi dan tidak akan kembali lagi selamanya." Ancam Alex, dia tau jika Hanny pasti akan menurutinya. Hanny malah jalan menuju kamarnya di lantai atas dan membanting pintu kamarnya dengan kuat. Alex hanya menghela napasnya berat, dia juga bersedih dan tau kalau Hanny hanya mencintai Jo yang tidak jelas kabarnya.
Sementara di apartemen Johan yang berada di pusat kota. Apartemen mewah yang terkadang dia tinggali bersama Irene, dia meminum beberapa gelas minuman keras sambil menunggu Irene datang. Tak lama Irene menuju ruang kerja Johan dan langsung duduk di pangkuan Johan dengan bergelayut manja.
"Johan.. kenapa sayang? Kelihatannya sedang stress?" Tanya Irene sambil mengecup pipi Johan mesra.
"Aku akan menikah minggu depan." Jawabnya singkat.
"Kamu bercanda? Aku belum siap, masih 3 tahun lagi sayang." Ujar Irene dengan tertawa kecil.
"Aku akan menikah dengan anaknya Alexander sialan itu." Sambung Johan sambil melemparkan gelas yang ada ditangannya. Irene terkejut.
"Anak Alexander yang namanya Hanny itu?" Tanya nya lagi. Dibalas anggukan oleh Johan.
"Sial! Gadis murahan itu tidak berhenti menggangguku." Batin Irene marah, karena orang yang paling dia benci akan menikah dengan kekasihnya? Ya, Irene sangat membenci Hanny. Gadis cantik berwajah blasteran, ramah, pintar dan disukai semua orang. Bahkan waktu SMA dulu pacar Irene yang bernama Tommy juga akhirnya jatuh cinta kepada Hanny meskipun Hanny menolaknya. Bukan hanya Tommy, tetapi si ketua osis Tyo, kapten basket super tampan Michael, anak terkaya pemilik sekolah Hendra juga suka padanya. Sial sial sial. Maki Irene lagi.
"Jadi kamu terima saja pernikahan itu?" Irene sedikit meninggikan suaranya.
"Mau bagaimana lagi? Papi sudah mengancamku karena dana perusahaan yang kita pakai untuk membuka perusahaan baru untukmu itu dan kakek juga menyukai si Hanny dan ingin segera punya cicit. Sedangkan kamu masih 3 tahun lagi dan itupun tidak bisa langsung hamil karena kontrak film yang masih berlanjut. Cerca Johan membalas Irene yang masih duduk dipangkuannya.
Irene berpikir sejenak, bagaimana caranya menyingkirkan si sialan Hanny itu. "Tapi Johan.. kamu tidak bisa menyentuh si Hanny itu." Johan mengkerutkan dahinya bingung.
"Dia itu wanita murahan, sudah punya banyak pacar di SMA." Jelas Irene yang tau bahwa Johan sangat posesif. Sesuatu miliknya tidak boleh disentuh oleh orang lain. Makanya Irene sangat jarang menerima tawaran akting dengan lawan jenis jika harus beradengan mesra, jika pun harus pasti Johan tidak akan menontonnya.
"Maksudmu?" Tanya Johan lagi.
"Hanny itu temen sekelas sahabatku dulu di SMA, ingat kan kalau aku punya sahabat bernama Arini. Nah Hanny itu sahabat Arini di SMA dan memiliki banyak pacar. Bahkan pacarnya Arini juga direbut oleh Hanny makanya mereka berantem hebat waktu kelulusan SMA waktu itu. Terus dengan kapten basket yang katanya sangat tampan dan playboy yang tidak tau sudah berapa gadis SMA di cicipinya. Bahkan ketua osis yang teladan itu sudah beberapa kali terlihat berduaan dengan Hanny di ruang osis yang sepi pas pulang sekolah." Irene menjelaskan menggebu-gebu agar Johan semakin benci pada Hanny.
"Sial.. dasar wanita murahan. Tapi kenapa kau tau sampai sedetail itu?" Tanya Johan yang masih tidak percaya.
"Arini mencoba bunuh diri waktu itu makanya aku minta dia menjelaskan secara rinci tentang si Hanny. Dulu Arini memperlihatkanku foto Hanny yang berciuman di ruang osis dengan Tyo dan video singkat Hanny dengan Tommy di ruang kelas setengah telanjang." Irene masih tetap dengan ceritanya menjelekkan Hanny yang hanya karangannya saja.
"Baiklah, sebenarnya aku dan papi punya rencana. Tetapi aku tidak mau menyentuh wanita kotor itu." Johan akhirnya sedikit tenang dan menatap Irene dengan senyumannya.
"Papi menyuruhku menikah dengannya dan setelah melahirkan 1 anak kami akan segera cerai dan si keparat Alexander itu akan tetap di penjara jika dia tidak mau bercerai." Jelas Johan dan Irene pun hanya tersenyum, namun didalam hatinya dia tidak rela jika si Hanny mengandung anak dari Johan.
"Kau benar akan menyentuh wanita kotor itu? Tanya Irene lagi sambil memeluk Johan dari belakang setelah Johan berdiri menuju balkon.
"Tidak, aku jijik melihatnya sekarang."
Irene pun tersenyum puas. "Menikahlah dengannya, nanti kita pikirkan cara menyingkirkan wanita murahan itu." Lanjut Irene dan dibalas deheman kecil dari Johan sambil mengelus lengan Irene yang melingkar di pinggangnya.
~TBC~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments