Malam harinya menjelang tidur, Arden termenung mengenang pertemuannya dengan orang yang mengaku dari keluarga Tenggara. Oma Susi, begitu dia ingin dipanggil. Memang sudah 1 bulan sejak pertemuannya dengan Oma Susi dan Arden juga tau ada beberapa penjaga yang di sebarkan Oma Susi di sekitar Arden. Namun itu belum juga membuat Arden percaya pada nenek tua itu sebelum dia membawakan bukti valid bahwa dia adalah dari keluarga Tenggara. Sampai sore tadi, Oma Susi datang menemuinya dan Bu Risma memberikan hasil tes DNA Arden dengan Arlen, tetapi yang membuat Arden syok berat adalah kabar duka bahwa Arlen telah meninggal bunuh diri setahun lalu. Arden sungguh tak ingin percaya, adik kembarnya yang sangat dia rindukan telah tidak ada.
"Baiklah, aku ikut denganmu." Ujar Arden tegar mendengarkan penjelasan Oma Susi dan membujuknya untuk kembali ke rumah besar Tenggara.
"Tapi dengan beberapa syarat." Terjadi tawar menawar antara Arden dan Oma Susi di ruangan Bu Risma.
"Baiklah nak, apa syaratmu." Oma Susi akhirnya menerima permintaan Arden, karena mau tidak mau hanya Arden pewaris sah dan keturunan dari keluarga Tenggara.
"Oma lihat gadis disana." Tunjuk Arden melalui jendela ruangan ke arah Hanny yang sedang duduk bersama Alex yang segera akan pulang setelah istirahat sejenak selesai membantu membersihan halaman panti. Oma mengikuti pandangan Arden ke gadis itu.
"Jaga dia, jangan biarkan dia menderita, terluka ataupun menangis. Dia calon istriku." tegas Arden. Oma Susi sedikit terkejut, lalu tersenyum dan mengangguk.
"Yudi, kau taukan apa yang harus dilakukan?" Tanya Oma Susi ke salah satu ajudannya disana.
"Baik Nyonya besar." jawab Yudi sambil sedikit menunduk dan segera keluar menemui Alex di luar.
"Tenang saja nak, mereka akan baik-baik saja." Ujar Oma Susi dan Arden tetap tak melepaskan pandangannya dari Hanny.
Arden tau, mulai saat ini dia tidak akan bisa menemui Hanny lagi. Setelah Arden dan bundanya tinggal hanya berdua, bunda selalu menceritakan kisahnya dari kecil di keluarga Tenggara dan selalu berpesan bahwa mereka tidak boleh menunjukkan bahwa mereka adalah bagian dari keluarga Tenggara. Maka Arden tidak ingin orang di panti tau namanya. Dia rela di panggil kak bule oleh adik-adik di panti.
Akhirnya Arden terlelap juga setelah pikirannya melayang jauh memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya.
Sementara itu di sebuah rumah sederhana Alex mendapat kabar bahwa dia besok harus datang lebih pagi dan langsung menuju kediaman Salim, bos besar di tempatnya bekerja. Dengan bingung dia meng'iya'kan perintah itu dan menutup sambungan teleponnya. Alex segera tidur untuk bisa berangkat sepagi mungkin karena kediaman Salim ada di pusat kota dekat perusahaan utama. Sedangkan dia hanya staff keuangan di anak perusahaan di pinggiran kota. akan butuh waktu 1,5 jam sampai disana dari rumahnya.
~Kediaman Salim~
"Selamat pagi pak, saya diperintahkan untuk kesini menemui Tuan Salim, nama saya Alexander." Alex menyapa di pos security di depan gerbang kediaman Salim.
"Sebentar Pak Alexander." Salah satu security segera melihat buku tamu yang dipegangnya dan menemukan memang benar nama Alexander adalah tamu pertama di kediaman Salim.
"Silakan masuk pak, langsung saja nanti bertemu kepala pelayan di rumah besar." Salah satu security membukakan gerbang dan mempersilakan mobil Alex masuk menuju rumah besar itu.
Alex telah duduk di depan Tuan Salim, saat ini direktur utama Lim Elt. adalah Adam Salim. Setelah berbincang sejenak dan mengetahui bahwa Alex akan dipindahkan ke kantor pusat dengan jabatan dinaikan menjadi manager keuangan, tentu membuat Alex begitu bahagia.
"Terima kasih Bapak Adam, saya akan dengan iklas serta tanggungjawab mengemban tugas yang diberikan." Ujar Alex sambil berjabat tangan untuk kesekian kalinya dan di jawab anggukan oleh Adam. Alex segera pulang kerumahnya untuk memberitahukan ke Hanny bahwa mereka akan segera pindah ke kota. Alex diberikan waktu 3 hari libur untuk mengurus kepindahannya. Bukan hanya pindah ke kantor dan rumah tetapi Hanny juga harus pindah sekolah yang telah disediakan oleh perusahaan.
Hanny sedikit tidak rela untuk pergi ke kota karena akan semakin jauh dari Arden, sebelum mereka pergi Hanny menyempatkan untuk bertemu dengan Ardern tetapi kekecewaan yang diapatnya karena Arden telah pergi dari panti sauhan itu. Selama perjalan ke kota, Hanny terus saja menangis sambil menggenggam erat kalung yang diberikan Arden untuknya. Semoga mereka segera dipertemukan kembali.
~TBC~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments