BAB 7 - Penantian Yang Sia-sia

Pagi itu Hanny terbangun di tempat tidurnya masih dengan dress kemarin malam yang dipakainya. Hanny tertidur karena kelelahan menangis, wajah sedih dan mata sembab mengawali paginya itu.

"Sudah jam 9 ternyata." Gumamnya lirih. Tak lama ponselnya berdering dan ternyata Clara lah yang menghubunginya.

"Hai Honey... keluar yuk. Ada kabar baik nih. Aku akan training nih di Singapura 3 bulan karena diterima di kantor pusat Tenggara." Pekik Clara di seberang sana karena terlalu gembira.

"Benarkah? Kapan berangkatnya?" Tanya Hanny dengan suara sedikit di buat semangat agar sahabatnya itu tidak tau kesedihannya. Karena pernikahannya itu adalah pernikahan rahasia.

"Dua hari lagi Honey.." Jawab Clara

"Tapi aku tidak bisa mengantarmu, karena sebentar lagi aku dan papi akan keluar kota karena papi ada dinas di kota S seminggu dan aku harus ikut kata papi." Hanny beralasan karena tidak mungkin dia bertemu dengan Clara dengan kondisi begini dan bagus juga Clara ke Singapura 3 bulan sehingga tidak akan ketahuan jika Hanny menikah minggu depan.

"Baiklah Han, sudah dulu ya. Mau lanjut beresin koper nih." Lalu mereka menutup ponsel masing-masing.

Hanny masih terbaring di kasurnya, malas untuk melakukan apapun. Jika saja kak Jo segera datang pasti ini tidak akan terjadi. Penantian yang sia-sia pikir Hanny. Airmatanya jatuh lagi.

Setelah membersihkan diri, Hanny keluar dan ternyata papinya masih berada di rumah. Alex memang telah diberhentikan dan setelah Hanny menikah akan melaksanakan sidangnya, tentu saja mereka menutupi hal ini dari siapapun termasuk pada pegawai lainnya. yang mereka tau Alex akan ditempatkan di luar negri.

"Hanny, sayang." panggil Alex dan Hanny akhirnya duduk di depan Alex di sofa ruang tamu.

"Maafkan papi nak, tapi ini harus terjadi agar papi tenang meninggalkan dirimu disini." Jelas Alex lagi.

"Tapi pi, Hanny kan bisa ikut papi saja ke sana. memangnya papi akan kemana sih?" Tanya Hanny sedikit meninggikan suaranya kesal.

"Papi akan ke Vietnam, dan di daerah sedikit pedalaman karena akan bangun pabrik disana. jadi papi akan ke sana dulu sampai pabrik selesai baru mengurus kantor di kota. Tidak mungkin papi membawamu." Alex menjelaskan dengan sedikit berbohong. Memang rencana itu benar namun bukan Alex yang akan pergi mengurus pembangunan itu.

"Dan kita banyak berhutang pada keluarga Salim nak, terima saja dan kamu pasti bahagia menjadi menantu keluarga Salim." Hanny makin kesal dengan Alex saat itu dan langsung pergi lagi meninggalkan Alex memasuki kamarnya.

Seminggu berlalu dengan cepat, Hanny tidak dapat mengelak dari pernikahan ini. Akhirnya dia resmi menjadi nyonya muda Salim dan hanya kakek dan ibu mertuanya yang sangat bahagia. Beda dengan Hanny yang sejak tadi menangis di pelukan Alex. Sedih karena menikah dengan orang yang tidak dicintainya, sedih karena Alex akan jauh darinya, tidak ada teman ataupun saudara di sisinya. Keluarga Salim memang terlihat baik tetapi Hanny sama sekali tidak mengenal satupun dari mereka secara pribadi.

Hanya kakek Salim lah yang sangat baik dan memperhatikan Hanny, ibu mertuanya pun baik karena sangat ingin mempunyai anak perempuan dan dengan adanya Hanny maka tercapai sudah keinginannya. Tetapi sayang, Adam dan Sarah akan pindah keluar negri untuk tinggal bersama kakek Salim menikmati masa tua mereka. Rumah besar ini hanya ditinggali oleh Johan dan Hanny nantinya juga dengan kepala pelanyan Alfonso serta pelayan lainnya.

Tidak ada pesta meriah, hanya acara kekeluargaan bahkan tidak ada satu temen dari mereka yang datang. Tidak seperti pernikahan impian Hanny yang selalu di bayangkan jika dia menikah dengan kak Jo. Mengingat kak Jo, Hanny kembali sedih, hatinya sangat sakit, Hanny telah mengkhinati janjinya. Entah dimana kak Jo nya sekarang, Hanny begitu merindukannya.

Sementara itu di asrama tempat Arden tinggal, dia terlihat gelisah dan tidurnya tidak nyenyak, entah apa yang dipikirannya malam ini. Hatinya tidak tenang, cemas dan jantungnya serasa diremas kuat.

"Hanny..." Panggilnya pelan sambil membuka matanya. Badannya masih terbaring ditempat tidurnya. lelah yang sangat menerpa tubuhnya, pelatihan yang menguras habis tenaganya dan juga pikiran, rasa rindu begitu luarbiasa karena dia dilarang membawa barang-barang pribadi yang tentu saja foto Hanny juga. Semua jadi satu, tetapi Arden tidak boleh menyerah, dia harus kuat dan bertekad akan selesaikan ini semua dalam waktu 6 bulan saja.

Sampai saat ini, keluarga Tenggara telah melatih 8 orang pewaris sejak dulu kala. Sampai hari ini hanya 1 orang yang bisa dengan cepat menyelesaikan pelatihan yaitu Richmon Tenggara 7 bulan pelatihan yang saat itu masih berusia 21 tahun. Sedangkan nenek Arden yaitu Rose Tenggara gagal dalam pelatihan awal maka dia tidak punya hak untuk jadi pewaris. Seharusnya Cecilia bundanyalah yang saat ini mengemban tugas pelatihan tetapi karena kabur dan menikah dengan ayahnya maka generasi Tengga ke-8 diambil oleh Arden,  "Aku harus selesaikan ini dengan cepat." Ucapnya dengan semangat agar segera dapat bertemu dengan kekasih hatinya.

~Dirumah Salim~

Hanny telah dikamar yang telah disiapkan Alfonso dan tentu saja dikamar yang sama dengan Johan. Semua telah tersusun rapi, segala kebutuhan Hannya telah tersedia selayaknya nyonya keluarga Salim yang kaya raya. Setelah bebersih Hanny duduk di sofa panjang dekat jendela kamar, sepertinya sudut kamar itulah tempat favorit Hanny karena dapat memandang ke jendela besar menatap luar kamar. Tak lama Johan pun masuk dan segera memanggil Hanny untuk duduk di meja dan sofa di susut kamar lainnya yang luas itu.

"Kita sama-sama tidak menginginkan pernikahan ini, jadi aku tidak akan menyentuhmu dan juga kau jangan urusi urusanku." Jelas Johan tegas.

"Hem.." Jawab Hanny dengan anggukan kepalanya.

"Jangan berharap banyak dariku, peraturanku cuma 1, jangan berani bermain dibelakangku. meskipun bukan istriku yang sesungguhnya namun kau tetap istriku dan jangan membuatku malu. Tinggalkan kelakukan burukmu yang murahan itu. Selama menjadi nyonya muda Salim jangan bermain-main dengan pria lain di depan umum atau diketahui olehku." Jelas Johan lagi dengan menatap tajam Hanny.

"Apa maksudmu?" Tanya Hanny yang segera berdiri dari duduknya menatap marah tidak terima dengan ucapan Johan.

"Kau hanya wanita murahan yang telah tidur dengan banyak pria. Jadi jaga dirimu jika masih ingin hidup tenang di rumah ini. Dan jangan sentuh ranjangku dengan tubuhmu yang menjijikkan itu." Balas Johan tak kalah marahnya.

PLAKK

Hanny menampar Johan dan segera Johanpun menarik rambut Hanny kuat serta menampar pipinya dengan 1 tangannya. Hanny meringis kesakitan, ujung bibirnya memerah mengalirkan darah segar.

"Jangan membuatku marah wanita kotor!" Bentak Johan dan mendorong Hanny hingga jatuh ke lantai.

"Issshhh menjijikkan sekali menyentuhmu." Johan segera menyingkir dari depan Hanny dan keluar dari kamarnya.

Hanny menangis tersedu, tak terima dengan perlakukan Johan yang bukan hanya menghinanya tanpa sebab namun tega berbuat kasar. Apakah aku disini untuk merasakan kesedihan ini? "Papi... apakah ini yang papi mau.." Ucap Hanny lirih ditengah tangisnya.

"Sudahlah.. setidaknya si brengsek Johan itu tidak akan menyentuhnya." Pikir Hanny sedikit lega. Hanny akan tetap dikamar itu dan memilih sofa panjang dekat jendela menjadi tempat tidurnya. Sofa ini empuk dan nyaman juga lebar untuk ukuran tubuh Hanny. Akhirnya Hanny tertidur di sofa itu karena kelelahan.

Paginya Hanny terbagun dan tidak melihat adanya tanda-tanda Johan di kamar itu dan ranjangnya juga masih rapi. Berarti suaminya itu tidak pulang.

"Baguslah." batinnya dan segera membersihkan diri dan keluar dari kamar menuju dapur dibawah. Alfonso sudah menunggunya untuk sarapan.

"Tuan Alfonso, dimana semua orang?" Tanya Hanny sambil duduk di salah satu kursi disana.

"Tuan besar dan lainnya sudah kembali ke villa mereka di luar negri pagi tadi nyonya muda." Jawab Alfonso dan memberikan 2 lembar roti dengan selai nanas pilihan Hanny dan segelas susu.

"Terima kasih" Ucap Hanny dengan senyum.

"Sama-sama Nyonya muda." Jawab Alfonso memandang wajah Hanny, kemudian kepala pelayan paruh baya itu mengernyit heran ada luka di sudut bibir nona mudanya.

Setelah selesai sarapan Hanny berjalan menuju taman di samping rumah besar itu dan sesekali berbincang dengan pelayan wanita maupun pelayan pria disana. Hanny adalah gadis yang ramah maka denga mudah dia akrab dengan penghuni rumah besar.

Seminggu berlalu dan masih tidak ada perubahan dalam kehidupan baru Hanny disana. Johan hanya sekali pulang dalam seminggu dan tidur di kamar didalam ruang kerjanya. Masih enggan melihat Hanny. Johan hanya mengintip sebentar ke kamar dan memantau segala kegiatan Hanny melalui para pelayan dan pengawal disana. Sebenarnya Hanny sangat bosan, bukan hanya tidak diizinkan keluar tetapi ponselnya juga baru diberikan tadi malam. Setelah resmi Alex masuk penjara dan media telah ditenangkan agar Hanny tidak tau kebenarannya.

Beberapa bulan pun berlalu, tidak ada sesuatu yang baru di hidup Hanny, kesepian itulah yang dirasakannya. Akhirnya Clara pulang dari Singapura dan menghubungi Hanny dan tentu saja Hanny senang dan ingin bertemu dengannya.

"Tu tuan Johan, apakah aku boleh pergi menemui temanku di luar?" Tanya Hanny sedikit takut karena beberapa hari yang lalu mereka ribut lagi dengan berakhir Hanny mendapatan tendangan di pahanya oleh Johan yang marah karena Hanny tidak terima dengan perlakukan Johan yang melarangnya ngobrol dengan para pelayan wanita ataupun pria.

"Mau kemana dan bertemu siapa?" Tanya Johan yang masih sibuk di laptopnya dan menjawab ketus.

Belum sempat menjawabnya mereka dikejutkan oleh seseorang yang baru masuk ke ruang kerja.

"Sayang... aku datang. Miss you." Ucap Irene yang baru masuk dan langsung memeluk Johan dan mengecup bibinya. Hanny hanya terkejut melihat Irene yang memang sudah dia kenal sebagai artis nomor 1 di negri itu. Yang lebih mengejutkan bahwa Irene memanggil suaminya sayang dan menciumnya. Bukan cemburu tetapi hanya terkejut baru tau bahwa mereka mempunyai hubungan yang sangat dekat.

"AH ada nyonya muda Salim ternyata. Ups.." Irene tertawa mengejek dan duduk dipangkuan Johan dengan mesra.

"Ah iya.. ini Irene kekasihku jadi kau harus menghormatinya karena hanya dia wanita yang aku cintai." Jelas Johan dan tentu saja Hanny hanya cuek.

"Yasudah kau boleh pergi menemui siapa? Temanmu itu. Hus.. jangan ganggu kami." Ujar Johan yang memang sudah sangat merindukan Irene yang sudah 2 minggu pergi syuting di kota lain.

"Terima kasih." Hanny langsung meninggalkan ruangan kerja Johan dengan wajah datarnya.

"Dasar murahan." Batin Hanny.

~TBC~

Episodes
1 BAB 1 - Pertama Bertemu
2 BAB 2 - Hadiah
3 BAB 3 - Berpisah
4 BAB 4 - Apa Kabarnya?
5 BAB 5 - Wisuda dan Foto Terakhir
6 BAB 6 - Kabar Mengejutkan
7 BAB 7 - Penantian Yang Sia-sia
8 BAB 8 - Kembalinya Arden
9 BAB 9 - Kesetiaan 'Blake'
10 BAB 10 - Rencana Johan dan Irene
11 BAB 11 - Apa Bos Rela?
12 BAB 12 - Akhirnya
13 BAB 13 - Mau Lagi
14 BAB 14 - Bucin
15 BAB 15 - Anak Magang
16 BAB 16 - Hari Pertama Kerja
17 BAB 17 - Club Malam
18 BAB 18 - Arlen Bernama Arden
19 BAB 19 - Ketahuan
20 BAB 20 - Hamil
21 BAB 21 - Tidak Boleh Senyum
22 BAB 22 - Ide Mendadak
23 BAB 23 - Foto Masa Lalu
24 BAB 24 - Masa Lalu
25 BAB 25 - Mencari Arini
26 BAB 26 - Isinya Ada 2
27 BAB 27 - Special
28 BAB 28 - Aroma Parfum
29 BAB 29 - Penipu Yang Tertipu
30 BAB 30 - Maya
31 BAB 31 - Terjatuh
32 BAB 32 - Alex Keluar Penjara
33 BAB 33 - Mau Cerai
34 BAB 34 - Ada Bintang
35 BAB 35 - Kembalikan Hanny
36 BAB 36 - Dimana Arden?
37 BAB 37 - Duo Jagoan
38 BAB 38 - Semua berawalan A
39 BAB 40 - Runtuhnya Paras Club
40 BAB 41 - AnsTwins
41 BAB 39 - Rencana Vino
42 BAB 42 - Menikah
43 BAB 43 - Bertemu teman-teman
44 BAB 44 - Hot Daddy
45 BAB 45 - Liburan
46 BAB 46 - Masih Liburan
47 BAB 47 - Masih Liburan 2
48 BAB 48 - Sakit Cecilia
49 BAB 49 - Pulang Bersama
50 BAB 50 - Rumah Sakit
51 BAB 51 - Sudah Ingat
52 BAB 52 - Keluarga Tenggara
53 BAB 53 - "Ben"
54 BAB 54 - Ulah Arini lagi
55 BAB 55 - Jatuhnya Irene
56 BAB 56 - Melahirkan
57 BAB 57 - Special Arlen (Jatuh Cinta)
58 BAB 58 - Special Arlen (Menguntit)
59 BAB 59 - Special Arlen (Ciuman Pertama)
60 BAB 60 - Special Arlen (Calon Mertua)
61 BAB 61 - Special Arlen (Kirei Sakit)
62 BAB 62 - Special Arlen (Hukuman Setimpal)
63 BAB 63 - Special Arlen (Minta Izin)
64 BAB 64 - Special Arlen (Bertemu Ben)
65 BAB 65 - Special Arlen (Kumpul Keluarga)
66 BAB 66 - Special Arlen (Bersama selamanya)
67 BAB 67 - Menikah
68 BAB 68 - MP
69 BAB 69 - Pembicaraan absurd
70 BAB 70 - Bersama
71 BAB 71 - EXTRA PART 1
72 ​BAB 72 - EXTRA PART 2
73 BAB 73 - EXTRA PART 3 - END
74 Pengumuman~~~
Episodes

Updated 74 Episodes

1
BAB 1 - Pertama Bertemu
2
BAB 2 - Hadiah
3
BAB 3 - Berpisah
4
BAB 4 - Apa Kabarnya?
5
BAB 5 - Wisuda dan Foto Terakhir
6
BAB 6 - Kabar Mengejutkan
7
BAB 7 - Penantian Yang Sia-sia
8
BAB 8 - Kembalinya Arden
9
BAB 9 - Kesetiaan 'Blake'
10
BAB 10 - Rencana Johan dan Irene
11
BAB 11 - Apa Bos Rela?
12
BAB 12 - Akhirnya
13
BAB 13 - Mau Lagi
14
BAB 14 - Bucin
15
BAB 15 - Anak Magang
16
BAB 16 - Hari Pertama Kerja
17
BAB 17 - Club Malam
18
BAB 18 - Arlen Bernama Arden
19
BAB 19 - Ketahuan
20
BAB 20 - Hamil
21
BAB 21 - Tidak Boleh Senyum
22
BAB 22 - Ide Mendadak
23
BAB 23 - Foto Masa Lalu
24
BAB 24 - Masa Lalu
25
BAB 25 - Mencari Arini
26
BAB 26 - Isinya Ada 2
27
BAB 27 - Special
28
BAB 28 - Aroma Parfum
29
BAB 29 - Penipu Yang Tertipu
30
BAB 30 - Maya
31
BAB 31 - Terjatuh
32
BAB 32 - Alex Keluar Penjara
33
BAB 33 - Mau Cerai
34
BAB 34 - Ada Bintang
35
BAB 35 - Kembalikan Hanny
36
BAB 36 - Dimana Arden?
37
BAB 37 - Duo Jagoan
38
BAB 38 - Semua berawalan A
39
BAB 40 - Runtuhnya Paras Club
40
BAB 41 - AnsTwins
41
BAB 39 - Rencana Vino
42
BAB 42 - Menikah
43
BAB 43 - Bertemu teman-teman
44
BAB 44 - Hot Daddy
45
BAB 45 - Liburan
46
BAB 46 - Masih Liburan
47
BAB 47 - Masih Liburan 2
48
BAB 48 - Sakit Cecilia
49
BAB 49 - Pulang Bersama
50
BAB 50 - Rumah Sakit
51
BAB 51 - Sudah Ingat
52
BAB 52 - Keluarga Tenggara
53
BAB 53 - "Ben"
54
BAB 54 - Ulah Arini lagi
55
BAB 55 - Jatuhnya Irene
56
BAB 56 - Melahirkan
57
BAB 57 - Special Arlen (Jatuh Cinta)
58
BAB 58 - Special Arlen (Menguntit)
59
BAB 59 - Special Arlen (Ciuman Pertama)
60
BAB 60 - Special Arlen (Calon Mertua)
61
BAB 61 - Special Arlen (Kirei Sakit)
62
BAB 62 - Special Arlen (Hukuman Setimpal)
63
BAB 63 - Special Arlen (Minta Izin)
64
BAB 64 - Special Arlen (Bertemu Ben)
65
BAB 65 - Special Arlen (Kumpul Keluarga)
66
BAB 66 - Special Arlen (Bersama selamanya)
67
BAB 67 - Menikah
68
BAB 68 - MP
69
BAB 69 - Pembicaraan absurd
70
BAB 70 - Bersama
71
BAB 71 - EXTRA PART 1
72
​BAB 72 - EXTRA PART 2
73
BAB 73 - EXTRA PART 3 - END
74
Pengumuman~~~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!