Radian akhirnya masuk ke ruangan VIP tempat kedua bos menunggunya. "Malam bos." Sapa Radian yang telah masuk ke ruangan VIP itu.
"Duduk." titah Vino.
Radian duduk dengan gelisah karena tidak pernah dia bertemu bosnya secara langsung tempat ini.
"Kamu kenal Arini?" Tanya Vino langsung.
"Hm.. kenal bos." jawab Radian cepat karena memang tadi Arini baru saja menghubunginya untuk booking jasanya
"Apa rencana Arini itu?" Tanya Vino tanpa basa basi. radian sedikit ketakukan karena mengira dirinya dalam masalah sekarang.
"Maaf bos, tapi ini kerjaan pribadi saya. Ehm.. saya..." Radian terhenti.
"Kamu gigolo kan? sudah tau. Ceritakan saja." Potong Vino dan Radian terdiam sejenak.
"Baik bos, jadi Arini mau menyewa saya untuk tidur dengan teman kami sewaktu SMA dulu. Untuk besok malam tetapi saya tolak karena tidak ada waktu bos." Jelas Radian
"Akhirnya kita sepakat untuk lusa." Sambungnya.
"Namanya Hanny?" Tanya Vino lagi dan Radian sangat terkejut mendengar bosnya tau tentang Hanny.
"Berapa kau dibayar?" Tanya Vino lagi.
"Ehm.. gratis bos." Jawab Radian sedikit tersenyum. "Saya memang menyukai Hanny sejak dulu dan ini kesempatan bagus." Lanjutnya lagi.
"Tetap terima tawaran itu, tapi jangan coba-coba kau menyentuhnya." Hardik Vino membuat Radian gemetar karena terkejut. Radian tidak menjawab karena dia sudah sangat ingin mencicipi tubuh Hanny sejak dulu.
"Jangan berani macam-macam!" Geram Vino lagi. "Apa kau tau rencana dibalik ini?"
"Arini hanya bilang kalau Hanny harus hamil bos. Jika tidak hamil maka akan mencari pria lain yang bisa menghamilinya, selebihnya saya tidak tau." Jawab Radian menjelaskan karena memang dia hanya tau sampai disana saja.
"Baiklah, hubungi aku langsung jika sudah sampai dihotel dan jangan sampai ini bocor. Nyawamu taruhannya. Ingat jangan sentuh Hanny. Aku mengawasimu." Ancam Vino ke Radian yang langsung menyetujui dan pergi dari ruangan itu.
Vino segera pergi dari sana dan langsung menemui Arden di markas yang sejak tadi menunggunya.
"Bos, Radian disuruh menghamili nona Hanny dan jika tidak hamil juga maka akan mencari pria lain lagi untuk menghamili nona." Jelas Vino singkat setelah masuk ke ruangan Arden.
"SIAL!" Arden membanting cangkir kopi yang baru diseruputnya itu.
"Hm.. bos, bagaimana kalau bos saja yang menghamili nona Hanny?" Tanya Vino namun dibalas dengan tatapan membunuh oleh Arden.
"kamu mau mati?!" Hardik Arden.
"Gini bos... daripada nona Hanny dihamili pria lain apa bos rela?" Arden termenung. Benar juga, kalau Hanny hamil oleh sembarang pria dan entah berapa pria yang akan menyentuhnya? Arden menggeram dalam hati.
"Lagi pula ya bos, menurut Siti, nona Hanny belum disentuh oleh Johan. Karena dari pembicaraan Johan dan Irene, nona Hanny dituduh wanita ****** yang sudah tidur dengan banyak pria sejak SMA, makanya Johan jijik dan tidak mau menyentuhnya." Jelas Vino lagi yang akhirnya menjadi sasaran kemarahan Arden.
"Bos tenang dulu... nona Hanny masih perawan bos. Yakin! karena sejak dulu kan selalu kita awasi 24jam. Dekat dengan pria saja tidak selain Alex ayahnya." Jelas Vino lagi menenangkan Arden.
"Kau benar, tumben pintar." Akhirnya Arden tersenyum. "Lalu bagaimana?" Akhirnya Vino menyusun rencanaya kepada Arden dan dibalas anggukan olehnya.
Arden gelisah menunggu 2 hari lagi bertemu dengan Hanny. Gelisah.. tentu saja karena akan melepas kerperjakaannya dengan Hanny kekasih hatinya, tentu saja dia sangat ingin bahkan sejak dia berumur 15 tahun kala itu. Remaja yang sedang jatuh cinta, apalagi sekarang. Terakhir melihat foto Hanny dengan baju renang tahun lalu saja membuatnya bermain solo di kamar mandi apartemennya. Ah.. tapi apa dia sanggup merusak Hanny? Tidak ini bukan merusak tapi harus dilakukan untuk menyelamatkan Hanny.
Saat ini Arden masih belum dapat membawa Hanny pergi dari sana. Membawa kabur Hanny seperti yang dilakukan orangtuanya dulu, itu hanya menambah masalah baru seperti saat ini. Dia akan menyelesaikan semuanya, dia akan meletakkan semua sesuai dengan posisinya. Hingga pada akirnya dia akan hidup tenang bersama Hanny.
Apalagi saat ini Arka sedang menyelidiki tentang Johan Salim yang kemungkinan ada hubungannya dengan mafia 'Skull' musuh ayahnya. Jika Hanny ketahuan menjalin hubungan dengannya yang merupakan 'Blake' maka Hanny dalam bahaya besar, tempat yang paling aman bagi Hanny adalah di keluarga Salim saat ini. Tugasnya adalah menjaga Hanny dengan segala cara.
\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~
Dua hari berlalu, pagi ini Arka telah memberikan informasi tentang beberapa perusahaan bodong miliknya. Johan berencana membangun bisnis di bidang entertainment dan butuh bantuan StarE tentunya. Maka dia mengajukan beberapa kerjasama sekaligus dengan membuat perusahaan agency untuk ditawarkan ke StarE.
"Ar, tujuan utamanya membangun agency artis adalah untuk akses membuka club baru. Karena club saat ini dikuasai oleh kita mereka susah untuk menjalankan bisnis haram. Obat terlarang dan perdagangan manusia." Jelas Arka, mereka masih di kantor StarE mempelajari beberapa perusahaan yang di tawarkan Johan untuk bekerjasama.
"Lagipula club kita kan memang menjual minuman keras jenis apapun, wanita malam dan sejenisnya hanya sampingan dari pengunjung, tapi kita tidak mengizinkan adanya narkoba jenis apapun." Sambung Arka lagi. Memang benar, mafia 'Blake' sejak dulu melakukan pekerjaan dan bisnis tidak melibatkan narkoba ataupun perdangangan manusia yang mengancam nyawa, seperti jual beli anak dibawah umur dan organ manusia. Jika minuman, hal wajar di club, jika wanita malam itu murni wanita disana yang menjajakan diri sendiri bukan dari pihak club dan menjadi tanggungjwab pridadi.
"Baiklah, jalankan sesuai rencana awal kita dan selidiki Irene." Lanjut Arden dan segera berlalu dari sana untuk menjalankan aksi selanjutnya bertemu dengan Hanny.
\~\~\~\~\~
Dikediaman Salim, terlihat Hanny sedang bertemu dengan Johan dan makan malam bersama. Setelah makan Irene datang dan menghampiri mereka di ruang makan. Hanny telah terbiasa melihat kelakukan mereka jika bertemu, "menjijikan" rutuk Hanny dalam hati.
Selesai makan malam, Hanny beranjak dari duduknya untuk kembali kekamarnya tetapi baru beberapa langkah Hanny sudah terjatuh tak sadarkan diri. Irene tersenyum menang dan memerintahkan pengawal untuk membawanya ke dalam mobil.
Mereka menuju Hotel 8hundred, hotel mewah bintang 5 yang ternyata adalah milik 'Blake' dan tidak ada yang tau tentang itu.
"Bagus sekali." Batin Vino yang mendapat pesan singkat dari Radian.
"Hotel 8hundred bos nomor 330." Ucap Vino dan Arden berdecak kesal. Pasalnya kamar di lantai 3 itu kamar termurah.
"Sial, apakah keluarga salim itu miskin?" Decak Arden kesal.
"Tapi bos, memang termurah tapi harganya 4juta semalam. hahahhaha." Jawab Vino sambil tebahak mendengar ocehan bosnya yang sebenarnya sedang resah dan gelisah.
Hanya 10 menit perjalanan dari gedung StarE ke hotel itu, mereka langsung menuju parkiran lantai 3. Hanya Vino yang turun beserta 2 pengawalnya untuk membantu membopong Hanny nanti. Sedangkan Arden langsung menuju parkiran di lantai 18 gedung hotel itu. Lantai dengan view tebaik dan fasilitas terbaik, tentunya harga yang tidak dapat dibayangkan karena hanya mempunyai 2 kamar.
Arden masuk ke dalam kamarnya, yang memang khusus untuknya. Kamar ini adalah kamar pribadi milik ayahnya Blake sewaktu masih menjalankan bisnis bawah tanah. Sekarang Ardenlah yang menempati, bahkan masih ada foto dan barang peninggalan Blake di salah satu ruang rahasia. Sedangkan kamar 1 nya lagi untuk disewakan dengan harga yang fantastis. Kedua kamar lantai 18 itu tidak terhubung dan memiliki akses masuk yang berbeda. Kamar Arden bisa dari parkiran dengan lift khusus dan lift rahasia dalam gedung, maka kamar satunya lagi hanya bisa dari lift khusus gedung dan lift loby.
\~\~\~\~\~\~
Kini Hanny telah direbahkan di kasur king size kamar hotel 330, Radian sejak tadi sangat ingin menyentuh Hannya yang tertidur lelap di hadapannya tetapi ketakutan dan ancaman Vino masih terngiang jelas.
"Hanny.. hanny.. sungguh indah dirimu Han." Kata Radian sambil mengelus pipi Hanny lembut. Ingin dia kecup dan ******* bibir Hanny saat ini juga sampai pintu kamarnya dibuka dan Vino masuk kedlam dengan 2 pengawal berbadan besar.
"Hei.. berani kau!" Hardik Vino keras dan Radian lompat kembali turun dari ranjang. "Ti ti dak bos." Jawab Radian bergetar. "Belum diapa2in bos, cuma mandang wajahnya saja." Lanjutnya lagi.
"Matamu akan aku keluarkan kalau begitu." Ancam Vino lagi dan membuat Radian mundur selangkah menjauh dari ranjang.
"Kalian, tutup nona Hanny pakai selimut itu dan bawa ke tempat bos." Perintah Vino dan pengawalnya tentu saja segera bergerak.
"Dan kau... sampai kapan janjian dengan si Arini itu disini?" Tanya Vino lagi menunjuk kearahnya.
"Besok subuh bos karena obat tidurnya cuma berefek 6 jam lagi. Jadi Hanny harus pulang sebelum dia bangun dan mengira bahwa dia tidur dengan suaminya disini." Jelas Radian dan dibalas tatapan membunuh dari Vino.
Tak lama ada seorang wanita muda cantik dan sexy masuk ke kamar itu. "Ini hadiahmu. Buat ranjang ini berantakan terserah padamu. Orang suruhan Arini akan aku urus besok pagi." Vino akhirnya berjalan keluar setelah melemparkan amplop berisikan uang tunai yang cukup banyak. Radian tersenyum, "lumayan." serunya dalam hati.
~TBC~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments