Sesuai Janjinya, Hanny kembali lagi mengunjungi panti asuhan untuk bertemu Arden yang saat ini dipanggil Jo olehnya.
"Kak Jo..." Panggilnya berteriak senang sambil berlari kearah Arden yang sedang membantu adik-adiknya membersihkan halaman. Arden tersenyum bahagia, malaikatnya kembali lagi.
Semua penghuni panti tentu sangat tau kalau Hanny dan Arden jika sudah bersama tak bisa dipisahkan. Arden segera mencuci tangannya lalu menghampiri Hanny yang telah duduk manis di kursi lapangan di bawah pohon rindang tempat mereka biasanya mengobrol.
"Mana hadiahnya.." Sambil mengulurkan tangannya panjang ke arah Arden yang baru sampai di hadapannya.
"Baiklah.. tunggu sebentar." Arden lalu berputar dan kembali masuk ke dalam panti untuk mengambil hadiah untuk Hanny dilemari kamarnya. Tapi sebelum itu dia menghampiri Om Alex yang sedang duduk di ruang tamu karena menunggu Bu Risma selesai dengan tamunya.
"Om.. saya mau minta izin. Jika dewasa nanti saya akan menikahi Hanny." Ujarnya tegas setelah berdiri di depan Alex. Alex menatap aneh ke Arden, "Dasar bocah aneh" Pikirnya dan terkekeh pelan.
"Belajar dulu yang benar, bertumbuh dewasa. Sampai waktunya tiba jika kalian berjodoh pasti akan bersama." Alex menjelaskan, sambil tersenyum lembut. Alex tau keseriusan Arden dan tidak bisa membantah bahwa putrinya juga meminta hal yang sama padanya beberapa waktu yang lalu.
"Saya janji om, setelah dewasa akan kembali pada Hanny. Tolong om selalu jaga Hanny untukku ya." Ucap Arden yang membuat Alex terdiam sesaat.
"Memangnya kamu mau kemana?" Tanya Alex mendengar ucapan Arden seperti akan pergi.
"Mungkin sebentar lagi keluarga saya akan datang om, mungkin akan pergi jauh. Tetapi saya pasti akan kembali." Ucap Arden lagi kemudian pergi dari sana meninggalkan Alex yang masih bingung dengan penjelasan anak remaja aneh itu. Tetapi Alex juga yakin kalau remaja itu serius.
"Kak Jo.. kenapa lama sih?" keluh Hanny dengan mengerucutkan bibirnya ke arah Arden yang baru saja menghampirinya. Arden duduk di sebelah Hanny dan mengeluarkan sebuah kalung dari saku celananya. Kalung panjang dengan liontin berbentuk kunci yang antik.
"Ini untukmu Han." Kata Arden setelah membelah liontin itu menjadi 2, berikut juga kalung panjang itu ikut terbelah. Hanny menatap jaktub tak percaya ada kalung yang bisa terbelah 2.
"Wow.. kenapa bisa kak?" Tanyanya yang sudah memegang sebagian kalung itu beserta kunci yang terbelah.
"Ini dibuat khusus oleh ayahku untuk kami." Jawab Arden.
"Kami?" Tanya Hannya meyakinkan ucapannya.
"Iya, aku dan saudara kembarku. Kau harus selalu memakai itu ya.." Jawab Arden lagi dengan menghela napasnya sejenak lalu mencritakan kisahnya lagi.
"Kami terpisah saat berumur 10 tahun, itu 5 tahun lalu. Ayahku tertembak dengan menggendong adik kembarku dan mereka hilang. Aku dan bunda berhasil kabur dibantu teman ayah. Sampai sekarang aku tidak tau dimana ayah dan adikku. Kalau bunda mungkin telah meninggalkanku selamanya, 2 tahun lalu sewaktu hanyut sampai disini. Kami terjun dari atas tebing ke sungai dan waktu bangun aku sudah berada disini." Jelas Arden terlihat wajahnya begitu sedih menceritakan hal terburuknya.
Hanny menangis mendengarkan, lalu memeluk Arden sambil tetap terisak sedih.
"Hanny.." Panggil Arden dengan lembut dan melepaskan pelukan Hanny darinya. Arden mengangkat wajah Hanny untuk menatap wajahnya.
"Tatap aku, lihat mataku." Katanya dan Hanny langsung menatap lekat ke mata Arden.
"Ingat wajah ini, ingat mata ini, ingatlah hanya ada 1 bule tampan dengan nama Jo Paijo. Ok?" Hanny akhirnya tertawa mendengar ucapan Arden dan menganggukkan kepalanya. Mata hijau itu, tidak mungkin Hanny akan lupa, mata itu yang selalu membiusnya membuatnya merasakan debaran kencang di jantungnya selama ini.
"Aku tidak akan melupakannmu Hanny. Aku mencintaimu, di hatiku sudah ada namamu, hanya dirimu." Arden lalu memeluk Hanny. Mungkin orang dewasa akan bilang, mereka hanya anak kecil yang sedang menuju masa remajanya. Tetapi hati mereka sudah terpaut erat.
"Aku juga kak Jo. Kita akan selalu bersama. Tapi kata papi ini cuma cinta monyet karna kita masih kecil. Kan aneh ya? Masa monyet bisa cinta sama kita." Ujar Hanny polos, Arden melepaskan pelukannya dan mencubit pipi merah Hanny dengan gemas.
"Pokoknya, kau harus selalu menungguku. Mengerti?" Sambungnya lagi dan Hanny hanya mengangguk.
"Ah..lucunya gadis kecilku." Batin Arden.
~TBC~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
teti kurniawati
semangat kak😊💪
2022-10-10
0