Gitta tidak menyangka jika bahu kanannya akan tertabrak oleh pencopet yang tengah dikejar-kejar masa tersebut. Karena benturan tersebut sangat keras, menyebabkan Gitta terhuyung ke depan hingga jatuh ke arah eskalator. Naasnya, kejadian tersebut ikut melibatkan Zee.
Zee yang saat itu tengah digandeng oleh Gitta, refleks langsung ikut tertarik oleh Gitta dan kepalanya membentur pegangan eskalator. Karena benturan yang sangat keras. Kepala Gitta sendiri langsung terbentur kaca pembatas hingga menyebabkan robekan pada pelipisnya.
Karena benturan Zee sangat keras, dia langsung tidak sadarkan diri. Sontak saja kejadian yang sangat cepat tersebut membuat Ken yang tadi mengekori Gitta dan Zee berteriak hingga memekakkan telinganya.
"Zeee!"
Gitta yang tersadar karena teriakan sang suami langsung tersadar. Dia mengerjap-ngerjapkan kedua matanya dan menatap ke arah sang putra. Seketika dia langsung berteriak histeris.
"Zeee! Zee, bangun sayang? Bangun. Ini Mommy. Hiks hiks," Gitta langsung menangis histeris. Dia bahkan tidak memperdulikan darah yang mengalir di pelipisnya.
Ken langsung bergegas meraup Zee ke dalam gendongannya.
"Sayang, kita ke rumah sakit. Kamu bisa berdiri?" tanya Ken panik.
Gitta segera mengangguk dan beranjak berdiri dengan bantuan beberapa orang di sekitar mereka. Kejadian yang baru saja terjadi membuat kacau keadaan di sekitar lokasi kejadian.
Ken segera membawa istri dan putranya ke rumah sakit terdekat. Gitta tak berhenti menangis sepanjang perjalanan menuju rumah sakit. Dia masih menciumi wajah sang putra dan berusaha membuatnya sadar.
Tak butuh waktu lama bagi Ken untuk sampai di rumah sakit terdekat. Dia sudah kepalang panik untuk membawa putra dan istrinya ke rumah sakit keluarga. Ken hanya bisa berpikir untuk segera sampai ke rumah sakit.
Setelah sampai, Zee dan Gitta segera mendapat perawatan. Gitta harus mendapat tiga jahitan pada pelipisnya. Sementara Zee, dia masih mendapat penanganan dari dokter anak.
Ken langsung menghubungi keluarganya tentang insiden yang dialami oleh Gitta dan juga Zee. Mommy Retta langsung histeris begitu mendengar cucu dan menantunya kecelakaan.
"Ken, apa yang terjadi dengan Zee dan Gitta? Hu hu hu." Mommy Retta langsung mencengkram kedua bahu Ken dan menangis tergugu.
Ken segera memeluk sang mommy untuk menenangkannya. Ken mengusap-usap punggung mommynya dan menjelaskan kronologi kejadian yang menimpa Gitta dan Zee. Daddy Vanno masih setia mendengarkan di belakang mommy Retta.
Sekitar dua jam kemudian, Zee sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Dia juga sudah menjalani serangkaian pemeriksaan, dan hasilnya cukup bagus. Zee tidak mengalami cedera yang berarti. Dia tidak sadarkan diri karena kaget dan benturan saat terjatuh.
Khanza dan Al juga sudah datang ke rumah sakit. Khanza langsung menangis meraung-raung saat melihat keponakannya tergeletak di atas brankar dengan infus menempel pada tangannya.
"Kenapa ini bisa terjadi pada Zee, Kak? Hiks hiks hiks. Dia bahkan masih terlalu kecil. Hiks hiks." Khanza masih menangis sesenggukan sambil memeluk Gitta.
Menjelang petang, Ken meminta keluarganya untuk pulang dan beristirahat. Sementara dirinya dan Gitta, akan menunggui sang putra di rumah sakit. Zee masih belum sadar karena pengaruh obat yang diberikan.
"Sayang, mau makan dulu? Kamu kan belum makan sejak tadi siang," ucap Ken sambil menciumi pucuk kepala Gitta. Saat ini, Gitta tengah duduk di samping brankar Zee dengan air mata tak berhenti mengalir.
"Aku nggak lapar, Mas." Gitta menggelengkan kepala tanpa memindahkan tatapannya kepada sang putra.
Ken hanya bisa menghembuskan napas berat ketika Gitta lagi-lagi menolak tawaran makan darinya.
Tak berapa lama kemudian, terlihat ada gerakan dari tangan Zee. Sontak saja hal itu membuat Ken dan Gitta siaga. Mereka melihat Zee sudah mulai membuka kedua bola matanya. Mata balita tersebut masih mengerjap-ngerjap untuk menyesuaikan dengan cahaya di ruang perawatan tersebut.
"Ami?"
Nyesss. Seketika air mata Gitta kembali luruh saat mendengar sang putra memanggilnya.
"Iya, Sayang. Mommy disini. Apanya yang sakit, Sayang?"
Zee masih tidak menjawab pertanyaan sang mommy. Dia beralih menatap sang daddy yang juga tengah menunggu jawabannya.
"Tedi?"
"Iya, Sayang. Zee mau apa?"
Zee terlihat mengangkat tangan kanannya yang telah terpasang infus. Dia bingung dengan apa yang terjadi dengannya.
"Ni pa? (Ini apa?)"
"Ini biar Zee segera sembuh."
"Cembuh?" Zee menoleh menatap wajah sang mommy yang sangat dekat dengan wajahnya.
"Iya. Zee sedang sakit. Jadi, pakai ini biar cepat sembuh ya, Sayang." Gitta mengusap tangan Zee yang masih terpasang infus dengan lembut.
Balita tersebut tampak berpikir. Entah dia mengerti atau tidak maksud perkataan Gitta. Namun, seketika kedua matanya menatap sesuatu yang sangat diinginkannya.
"Au mimi cucu, Mi."
Seketika Gitta langsung beringsut naik ke atas brankar sang putra. Dia segera membuka pabrik nutrisi sang putra. Namun, Zee tidak serta merta langsung melahap pabrik nutrisi tersebut. Dia menoleh ke arah Daddynya.
"Tedi angan liyat. Tak boyyeh minta."
\=\=\=
Mohon kasih dukungan buat Zee ya, biar cepat sembuh. Kirimkan bunga dan kopi untuk menemani kedua orang tuanya berjaga 🤭
Zoey Alexander Geraldy (Zee)
Keenan Alexander Geraldy (Daddy Ken)
Greetta Aryanti Novanda (Mommy Gitta)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Maryam Husni Atin
hhhhh...zee.. zee..
2022-07-30
0
Nurjannah Rajja
Aishhh Tedy uda,.anteng anget.. mau satu dong, buat anak angkat atau mantu...
2022-07-25
0
Nur Denis
cepet sembuh y dede zee☺☺
2022-02-17
0