Setelah Bu Kamila dan Daniel, putranya, pulang, mommy Retta dan daddy Vanno segera beranjak ke kamar. Daddy terlihat sedang menerima telepon dari asistennya. Melihat hal itu, mommy segera menyiapkan baju tidur untuk sang suami.
Sekitar sepuluh menit kemudian, daddy Vanno sudah menyelesaikan panggilan telepon. Dia langsung beranjak menuju walk in closet untuk mencari keberadaan sang istri.
"Yang, nggak mau dilanjut yang tadi?" Daddy Vanno langsung memeluk tubuh mommy Retta dari belakang.
"Eh, memangnya masih mau lagi?"
Daddy mendengus kesal mendengar pertanyaan mommy Retta. "Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja masih mau. Siapapun yang ditawari hal seperti itu, jawabannya pasti mau."
Mommy langsung melepaskan pelukan sang suami. Dia berbalik dan memeluk balik pinggang daddy Vanno. Kepalanya mendongak dan menatap wajah sang suami sambil tersenyum.
"Aku nggak nyangka kamu bisa ngomong seperti itu tadi, Mas. Bu Mila bahkan sampai mengirimiku pesan."
Kening daddy Vanno berkerut. "Eh, mengirimi pesan apa?"
"Yang tadi, kamu menjelaskan tentang perasaan kepada Daniel."
"Oh, itu."
Mommy Retta yang merasa gemas dengan reaksi sang suami mendekatkan wajahnya dan mengecup ujung hidung daddy Vanno sekilas.
Tentu saja daddy Vanno tidak terima jika hanya seperti itu perlakuan mommy Retta. Dia hendak mendekatkan wajahnya, namun mommy Retta langsung menahan pergerakan wajah daddy Vanno.
"Nanti dulu, ih. Aku mau tanya sesuatu."
Kening daddy Vanno berkerut. Dia menatap wajah mommy Retta penasaran. "Ada apa, Yang?"
"Ehm, tentang apa yang kamu katakan tadi, Mas. Apa benar, sepenting itu peran seorang perempuan di belakang kamu, Mas?" Mommy Retta menatap wajah daddy Vanno lekat-lekat.
Seketika daddy Vanno menggelengkan kepalanya. Dia tidak sependapat dengan perkataan sang istri.
"Kamu salah, Yang. Aku tidak mengatakan perempuan berada di belakang laki-laki. Bagiku, kamu tidak hanya berada di belakang dan mendukung semua apa yang aku lakukan. Tapi, posisi kamu berada di sampingku. Kamu mendampingi dan melangkah bersama."
"Aku tidak bisa menganggap kamu sebagai orang yang hanya mendukung semua apa yang aku lakukan, Yang. Bagiku, kamu juga sebagai partnerku melakukan semuanya. Kamu juga ikut terjun dan terlibat di semua aktivitasku. Bagiku, tidak ada istilah kamu hanya mendukungku dari belakang. Aku memang kepala keluarga, aku memang pemimpin keluarga. Tapi, aku juga bisa menyerahkan kepemimpinan yang lainnya kepadamu, Yang."
Kening mommy Retta berkerut mendengar perkataan terakhir daddy Vanno. "Apa maksud kamu, Mas? Apanya yang mau kamu serahkan kepemimpinannya kepadaku?"
"Tentu saja pemimpin di atas ranjang. Aku suka sekali saat kamu memimpin, Yang. Serasa lihat live action. Ekspresi kamu yang merem melek sambil bergerak maju mundur dan naik turun, terasa membuatku nggak mau berhenti. Tuh, kan, Yang. Baru juga di omongin, si Vj sudah bereaksi. Diselesaikan yang tadi, Yuk." Rengek daddy Vanno.
"Astaga, Mas! Aku saja masih ngomong serius, ini kamu langsung kesana saja pikirannya. Benar-benar heran deh. Itu otak selain cangkul mencangkul apa nggak ada lagi, sih." Mommy Retta masih menggerutu kesal saat tangan kirinya sudah ditarik dengan lembut oleh daddy Vanno.
"Nggak ada, Yang. Kalau di rumah, apalagi di dalam kamar, sudah pasti larinya ke bercocok tanam. Yah, meskipun tidak akan panen, aku masih semangat kok." Daddy Vanno mulai memainkan kancing baju mommy Retta.
"Heran deh, Mas. Kamu itu sudah punya cucu. Waras dikit kenapa, sih?" Meskipun protes, mommy Retta malah membantu sang suami melepas kancing bajunya sendiri. Haduh, ini apa maksudnya si mommy, ih. Menolak untuk mengiyakan? 🤔
Daddy Vanno mendekatkan wajahnya pada telinga mommy Retta. Bibirnya sudah berada sangat dekat dengan daun telinga sang istri.
"Justru ini yang bisa mempertahankan kewarasanku, Yang. Tanpa lahan gambut kamu, sudah bisa dipastikan aku sudah tidak waras sejak dulu karena banyaknya pekerjaan. Jadi, biarkan aku tetap menjaga kewarasanku dengan melakukan ini."
Sontak saja kedua bola mata mommy Retta langsung mendelik dan mulut terbuka lebar. Napasnya tertahan saat dia merasakan jari tangan daddy Vanno sudah mulai menjelajah di bawah sana.
"Ugghhh, Masss! Main tusuk saja, ih. Belum dipencet belnya tadi."
Daddy Vanno yang sudah paham dengan maksud sang istri langsung menuruti keinginannya. Dia sudah hafal letak bel yang dimaksud sang istri, dan mengetahui apa yang harus dilakukannya.
"Aaaaahhhh, kok di cubit, sih, Mas?!" protes mommy Retta.
"Hah? Lalu, apa mau digigit?"
Bel? Digigit? Ndak kesetrum? 🤔
Jangan lupa tinggalkan jejak buat Zee ya, 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Yanti Sofianti
sama kayak suamiku... 20thn nikah, tiap saat lari nya gak jauh2 dr yg nama nya gali menggali, ngebor mengebor, pdhal kt nya lg sakit, katanya lg capek...🤦♀️😅
2022-04-03
0
Dwi setya Iriana
yayaya daddy vanno makintua makin gesrek makin hot juga awas sakit pinggang ya dad😊😊😊😊😊
2021-12-29
0
Dinniey Meyla
yang gesrek mah outhornya, bukan daddy vanno sama mommy retra 🤣🤣🤣
2021-12-28
0