"Apa?!"
Mommy Retta langsung mendelik tajam ke arah daddy Vanno. Dia benar-benar terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan oleh sang suami.
"Apa maksud kamu, Mas? Kamu sering mengajak Zee naik motor?" Mommy Retta masih menatap tajam ke arah daddy Vanno.
"Eh, nggak begitu, Yang. Kami hanya membawa Zee keliling perumahan, kok. Iya kan, Ken?" Daddy Vanno melirik Ken yang juga sedang panik. Dia mengedip-ngedipkan matanya dengan mulut menggumamkan sesuatu.
Sontak saja Ken semakin terkejut. Namun, dia langsung bisa menyadari kode yang diberikan oleh sang daddy. "I-iya, Mom. Biasanya kami hanya jalan-jalan muter sekitar perumahan. Itu, pun juga naik motor matic Gitta. Iya kan, Dad?"
Daddy Vanno langsung mengangguk-anggukkan kepala dengan cepat. "Iya benar, Yang. Seperti itu, kapan hari aku bawa lidah mertua dari Bu Hendra. Aku kan naik motor Gitta sama Zee," jawab daddy Vanno dengan cepat.
Untung saja saat itu memang dia benar-benar jalan-jalan sore bareng Zee naik motor Gitta. Jadi, daddy Vanno tidak sepenuhnya berbohong, kan?
Mommy Retta masih mengamati tingkah suami dan putranya. Dia masih meragukan apa yang mereka berdua katakan. Namun, mau tidak mau mommy Retta mempercayai apa yang dikatakan oleh daddy Vanno.
"Awas saja jika kalian macam-macam dan ngajakin Zee naik motor besar. Aku pastikan kalian akan tidur di kamar Nyedit," kata mommy Retta dengan tatapan tajamnya ke arah Ken dan daddy Vanno.
Seketika kedua ayah dan anak tersebut langsung menggelengkan kepala dengan cepat. Mereka benar-benar tidak mau tidur di kamar Nyedit lagi. Lebih tepatnya, kapok. Mau kabur pun percuma, mommy Retta sudah memasang cctv di dalam kamar Nyedit.
Menjelang sore, daddy Vanno dan mommy Retta sudah berpamitan. Orang tua kandung Gitta yang baru saja pulang dari luar kota, langsung pergi ke rumah sakit saat mengetahui cucu tunggal mereka mengalami kecelakaan.
Malam itu, Al juga sempat mampir ke ruang perawatan Zee sebelum pulang. Balita tersebut sangat antusias jika ada Al atau Khanza yang bermain dengannya. Hingga, kedua mata Zee sudah mulai meredup. Rupanya, Zee sudah mulai mengantuk. Setelah itu, Gitta segera menidurkan sang putra.
Keesokan pagi, Ken sudah terlihat segar setelah melaksanakan salat subuh di masjid rumah sakit. Dia berjalan menuju kamar perawatan Zee sambil membawa popok Zee yang kebetulan sudah habis. Ken menyempatkan diri mampir ke minimarket yang berada di lokasi rumah sakit.
Ting.
Pintu lift terbuka. Ken segera memasuki kotak besi tersebut yang akan membawanya ke lantai atas tempat sang putra di rawat. Namun, saat pintu lift hendak tertutup, terlihat seorang wanita buru-buru masuk ke dalamnya. Dia tampak merapikan bajunya yang terlihat berantakan.
Ken sama sekali tidak melirik dan memperhatikan wanita tersebut. Dia terlihat masih memainkan ponselnya. Ken hanya merasakan jika wanita di sampingnya tersebut masih sibuk merapikan bajunya.
Beberapa saat kemudian, lift sudah berhenti, dan pintunya terbuka. Ken dan wanita tersebut sama-sama keluar dari lift yang sama. Entah apa yang dibenahi wanita tersebut, hingga saat keluar dari lift, dia masih terlihat sibuk membenahi penampilannya.
Ken benar-benar tidak mempedulikan wanita tersebut. Dia langsung berjalan menuju ruang perawatan sang putra dengan bungkusan popok bayi di tangannya. Namun, tiba-tiba ada sebuah tangan memegang bahunya dan langsung melayangkan pukulan ke arahnya.
Bugh
Bugh
Bugh
Ken yang kaget pun tidak sempat melawan. Dia langsung jatuh tersungkur ke lantai yang diiringi teriakan sangat keras.
Aarrrggghhhh!
\=\=\=\=\=
Mohon maaf, beberapa hari ini, mungkin up hanya bisa sedikit. Atau, mungkin juga tidak bisa up. Tapi, othor akan tetap usahakan sebisa mungkin untuk bisa up. 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Mr WD99
nyedit??
2022-04-03
0
Nur Denis
siapa itu???
2022-02-17
1
Dwi setya Iriana
hedeeeh ada2 saja masalah yg menimpa ken,siapa lagi yg mukul ken saat keluat dri liff????
2021-12-29
0