Aaarrgghh!
Terdengar suara teriakan yang sangat keras pagi itu. Ken yang sudah jatuh tersungkur baru menyadari apa yang menimpanya. Namun, belum sempat dia bereaksi, sebuah tangan mencengkeram kaosnya dan menariknya dengan keras hingga membuat tubuh Ken tertarik ke atas dan menatap wajah si pelaku.
"Apa yang kamu lakukan dengan Devia, hah?!" Bentak laki-laki yang sudah memberikan sarapan pagi berupa bogem mentah pada wajah Ken.
Ken yang sudah menyadari apa yang terjadi langsung menghempaskan tangan si pelaku hingga membuat kaosnya robek. Ken bahkan tidak memperdulikan sudut bibirnya yang robek dan mengeluarkan darah.
Secepat kilat, Ken langsung berdiri dan mendorong tubuh laki-laki yang ada di depannya tersebut. Jangan tanyakan bagaimana tatapan mata tajam Ken. Untuk hal itu, dia benar-benar mewarisi sifat sang daddy. Selain, kegesrekannya yang pasti.
"Berani-beraninya kamu memukulku?!" Teriak Ken. Kali ini, dia terlihat mengepalkan kedua tangannya. Rahangnya mengeras, dengan otot lehernya benar-benar terlihat.
Keributan yang terjadi pagi itu, tentu saja menimbulkan perhatian dari beberapa keluarga pasien. Sudah ada beberapa orang yang berada di sekitar mereka.
Wanita yang tadi sempat berada di dalam lift yang sama dengan Ken, terlihat tidak berani mendekat. Dia hanya bisa terisak sambil meremas kedua tangannya.
"Aku nggak takut! Aku akan menghancurkanmu karena telah berani bermain-main denganku!" Teriak laki-laki tersebut tak kalah kesalnya. Dia hendak memberikan pukulan kembali kepada Ken, namun kali ini pukulannya dapat ditangkis dengan mudah oleh Ken.
Bugh
Bugh
Bugh
Kali ini, Ken membalas dengan melayangkan pukulan pada wajah dan perut laki-laki tersebut bertubi-tubi. Bahkan, Ken terlihat hendak memukul laki-laki tersebut tepat pada ulu hatinya, sebelum Gitta berteriak menghentikannya.
"Maasss!"
Ken mengendurkan tangannya saat mendengar suara Gitta. Dia mendorong tubuh laki-laki tersebut, hingga kini tersungkur pada lantai rumah sakit.
Gitta buru-buru menghampiri Ken dan langsung memeluk tubuh Ken untuk menjauhkannya dari laki-laki tersebut.
"Cuiihh! Kau berani-beraninya memukulku?!" Teriak laki-laki tersebut. Dia terlihat berusaha berdiri sambil memegangi perutnya yang terkena pukulan Ken.
"Aku tidak ada urusan denganmu. Seenak udelmu main pukul orang sembarangan!" Ken masih menatap nyalang pada laki-laki tersebut.
Terlihat laki-laki tersebut menatap tajam ke arah Gitta. Pandangan matanya terlihat masih sangat kesal. "Cuiihhh, dasar buaya! Sudah punya istri masih cari tambahan!"
Ken kembali tersulut emosi. Tanpa memperdulikan pelukan Gitta, Ken langsung melepaskan tangan Gitta dan beranjak mencengkeram kaos laki-laki tersebut.
"Apa kau bilang?!" Geram Ken. Tatapan tajamnya langsung menusuk ke dalam mata laki-laki tersebut.
"Cuuiihh. Jika kamu bisa menikmati tubuh Devia, aku juga harus bisa menikmati tubuh istri kamu."
Kedua bola mata Ken langsung membesar. Darahnya langsung mendidih hingga ubun-ubun.
"Apa kau bilang?!" Teriak Ken. Setelahnya, tanpa bisa dicegah lagi, Ken langsung menghajar laki-laki tersebut membabi buta. Dia sama sekali tidak mendengarkan teriakan Gitta yang sudah histeris sejak tadi.
Beruntung, ada tiga orang security yang datang saat itu. Mereka langsung memisahkan Ken dan laki-laki tersebut. Meskipun Ken meronta-ronta, namun dua orang security tersebut tidak melepaskan Ken. Mereka masih memegangi kedua tangan Ken di masing-masing sisinya. Napas Ken masih ngos-ngosan naik turun.
Gitta langsung berjalan mendekati Ken dan langsung memeluk tubuhnya dari depan. Dia langsung menangis sesenggukan saat melihat sang suami lepas kendali.
Menyadari apa yang sedang dilakukan oleh Gitta, emosi Ken mendadak langsung reda. Tubuhnya tidak lagi menegang seperti semula.
"Lepaskan!" Perintah Ken pada kedua security yang memegangi tangannya. Seketika, mereka berdua menuruti perkataan Ken.
Ken langsung memeluk tubuh sang istri dan mengusap-usap punggungnya dengan lembut. Tak lupa juga, kecupan bertubi-tubi didaratkan Ken pada pucuk kepala Gitta.
"Sssttt, jangan menangis lagi, Sayang. Maafkan aku lepas kendali tadi," ucap Ken sambil masih mengusap-usap punggung Gitta.
Sementara laki-laki yang sudah dihajar Ken tadi, masih berusaha berdiri dengan dibantu oleh dua orang security. Ken yang melihat hal itu, langsung menatap nyalang ke arah laki-laki tersebut.
"Bawa dia ke kantor polisi. Aku tidak ingin orang berotak kotor seperti ini tetap berkeliaran bebas di luar." Ken berkata kepada para security dengan masih menampilkan ekspresi garangnya.
"Cuuiihhh! Siap kamu berani-beraninya mengirimku ke kantor polisi?!" Laki-laki tersebut masih terlihat tidak terima.
"Diam! Berani-beraninya kamu membentak Tuan Ken!" Kali ini, salah satu security yang bersuara.
Laki-laki tersebut terlihat tidak takut dengan bentakan security. "Aku tidak takut!"
"Sebaiknya, jaga mulutmu! Jangan pernah main-main dengan keluarga Geraldy. Jika hal itu masih saja kamu lakukan, aku pastikan kamu tidak akan pernah berkumpul dengan keluargamu lagi." Gertak salah seorang security yang lainnya.
Mendengar nama Geraldy, laki-laki tersebut menolehkan kepala. Dia menatap security yang baru saja mengatakan hal itu.
"Geraldy? Siap yang kau maksud?"
"Dia. Dia adalah Ken Geraldy, pewaris utama Geraldy Corp."
Brukk.
\=\=\=\=\=
Othor sempatkan ngetik di perjalanan. Maaf seadanya dulu ya. Bantu dukung Zee agar lekas sembuh ya. 🤧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Dwi setya Iriana
heeemmmm seru juga niiiiih.
2021-12-29
0
Sunarty Narty
wah cr mati ne orang..
2021-11-19
0
A.0122
siapa sih tuh orang main tuduh² ken aja
2021-11-12
0