Mommy Retta menatap daddy Vanno dengan tatapan tajam. Mendapati tatapan tajam tersebut, daddy Vanno langsung meneguk salivanya dengan keras. Dia benar-benar merutuki mulut lemes Ken yang seenak udelnya mengatakan hal tersebut.
Daddy Vanno langsung menjelaskan kepada mommy. "Nggak gitu, Yang. Tadi maksud Ken bukan seperti itu."
"Lalu seperti apa?"
"Maksudku yang tadi, kita kan gagal main tembak-tembakan di kamar mandi gara-gara si pemberontak kecil ini, Yang." Kata daddy Vanno sambil mencubit hidung Zee dengan gemas.
Perkataan daddy Vanno tersebut, sontak membuat Ken terkejut. Dia menatap ke arah sang daddy dan mommynya bergantian.
"Astaga! Mommy dan Daddy benar-benar, ya. Ngapain juga tanding di dalam kamar mandi. Ada-ada saja. Sudah tua ingat umur, Dad. Kasihan Mommy, bisa kena encok, nanti."
Daddy Vanno yang mendengar perkataan sang putra langsung mendelik tajam.
"Sembarangan ngatain Daddy sudah tua. Masih kuat ini bertanding beronde-ronde."
Mommy Retta dan Ken hanya bisa mencebikkan bibir setelah mendengar pembelaan daddy Vanno. Belum sempat mereka menyahuti perkataan daddy, terdengar suara bel dari pintu depan. Mommy buru-buru berjalan ke arah pintu depan untuk membukanya.
Ceklek.
"Selamat malam, Bu Retta. Maaf kami datang terlambat," kata Bu Kamila, teman sesama designer mommy Retta.
"Selamat malam. Tidak apa-apa, Bu. Anda sudah berkenan datang saja saya sudah sangat bahagia. Eh, mari, silahkan masuk, Bu." Mommy Retta membuka pintu lebar-lebar dan mempersilahkan kedua tamunya untuk masuk.
"Waahh, ini putra Anda, Bu Mila?" tanya mommy Retta sambil tersenyum ke arah seorang laki-laki yang seusia Ken.
"Ah, iya Bu Retta. Ini putra kedua saya." Bu Mila kemudian memperkenalkan Daniel, sang putra, kepada mommy Retta.
Setelahnya, ketiganya langsung berjalan menuju ruang tengah. Saat itu, mereka langsung bertemu dengan Ken dan daddy Vanno yang tengah memangku Zee. Ken yang melihat kedatangan tamu sang mommy hanya bisa menyunggingkan senyuman. Dia bersikap seramah mungkin kepada tamu sang mommy.
Tak berapa lama kemudian, Gitta datang hendak mengatakan jika makan malam sudah siap. Namun, dia cukup terkejut dengan kedatangan Bu Kamila di sana. Ya, Gitta memang cukup mengenalnya. Beliau adalah teman sang mertua.
"Loh, Gitta? Kamu ada di sini, Nak?" tanya Bu Mila dengan ekspresi bahagianya karena bertemu dengan Gitta. Dia cukup terkejut saat melihat Gitta berada di rumah mommy Retta.
"Iya, Bu. Gitta memang sering berada di sini. Bahkan, dia juga sering menginap di sini." Kali ini mommy Retta yang menjawab pertanyaan Bu Mila.
Mendengar jawaban mommy Retta, Bu Mila hanya mengangguk sambil tersenyum. Hal yang sama juga dilakukan oleh Daniel, putra putra.
Keheningan terjadi selama beberapa saat, hingga sebuah suara menginterupsi.
"Ami, Ji apel. Au mamam," celoteh Zee sambil berjalan ke araha sang mommy dengan kedua tangan terlentang ke arah Gitta. Jangan lupakan air liur yang sudah membasahi mulut mungilnya.
Secepat kilat Gitta langsung mengangkat Zee ke dalam gendongannya. Hal tersebut tak luput dari perhatian Bu Mila dan juga Daniel. Mereka cukup terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Gitta.
"Mau mamam sekarang?" tanya Gitta sambil masih menatap wajah Zee.
"Ja!" Balita tersebut mengangguk-anggukkan kepala beberapa kali sambil memegangi perut. Dia memang sudah biasa ikut makan malam dengan kedua orang tuanya.
Bu Mila terlihat penasaran dengan anak laki-laki yang berada di gendongan Gitta.
"Siapa anak ini, Git?"
"Oh, dia adalah Zee, putra Gitta, dan juga cucu pertama saya, Bu." Mommy Retta tersenyum menjelaskan sambil menatap wajah Bu Kamila dan Daniel bergantian.
"Apa?!" Sontak Bu Kamila dan juga Daniel terkejut. Mereka sama sekali tidak menyangka jika Gitta sudah menikah dan memiliki seorang putra. Dan yang lebih mengejutkan lagi, Gitta adalah menantu dari keluarga Geraldy. Bu Mila dan juga Daniel cukup tahu diri jika berhubungan dengan keluarga Geraldy.
"Jadi, Gitta ini menantu Anda, Bu Retta?" Bu Mila masih tidak mempercayai pendengarannya. Pasalnya, dia tidak mendengar pernikahan putra pertama keluarga Geraldy. Bu Mila hanya tahu tentang pernikahan Khanza beberapa bulan yang lalu.
"Iya, Bu. Gitta adalah istri Ken, putra pertamaku. Mereka memang tidak mengadakan resepsi pernikahan secara besar-besaran seperti Khanza. Resepsi pernikahan mereka hanya dihadiri oleh kerabat dekat saja, Bu."
(Ken dan Gitta sudah melakukan resepsi pernikahan setelah Zee lahir dan berusia lima bulan. Tapi acara tersebut tidak sebesar pernikahan Khanza. Hanya ada kerabat dan kolega dekat yang menghadiri acara tersebut)
Selama makan malam, Ken diam-diam mengamati gerak gerik Daniel yang mencuri-curi pandang ke arah Gitta yang sedang menyuapi Zee. Wajahnya terlihat langsung ditekuk saat melihat hal itu. Daddy Vanno yang menyadari putranya tengah kesal pun langsung bersuara.
"Ehem, Daniel, kamu sudah menikah?" tanya daddy Vanno sambil menoleh ke arah Daniel.
Daniel yang sejak tadi tengah memperhatikan Gitta pun langsung gelagapan. Dia buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah daddy Vanno.
"Eh, belum, Om. Saya belum menikah."
Daddy Vanno mengangguk-anggukkan kepala.
"Sepertinya, usia kamu sudah cukup matang untuk berumah tangga. Apalagi yang mau kamu tunggu?" tanya daddy Vanno sambil menyuapkan makan malamnya.
"Ehm, saya belum menemukan perempuan yang cocok, Om."
Lagi-lagi daddy Vanno mengangguk. "Menurut Om, rasa cocok itu sebenarnya relatif. Mungkin, hal itu terjadi karena kamu belum menyelesaikan masa lalu kamu. Bisa jadi, ketidak cocokan kamu terhadap perempuan, didasari pada penilaian kamu terhadap pasangan sebelum ini. Kamu membandingkan perempuan yang kamu kenal sekarang, dengan perempuan yang pernah ada di masa lalu kamu."
"Sekuat apa pun sorang laki-laki, dia pasti juga membutuhkan seorang perempuan di sampingnya. Kamu bisa berbagi kisah dan cerita dengannya. Berbagi kesedihan dan kebahagiaan."
"Om mengenal almarhum Papa kamu dengan cukup baik. Kakak kamu kan sudah menjadi dokter dan kini juga sudah menikah. Mau tidak mau, kamu yang akan meneruskan usaha properti almarhum Papa kamu, kan?"
"Eh, i-iya, Om." Daniel tampak memikirkan apa yang dikatakan oleh daddy Vanno.
"Selain itu, dengan menikah, Om yakin bisa membuat kamu jauh lebih bahagia dan bisa membuatmu menjaga pandangan," imbuh daddy Vanno.
Skak. Daniel merasa tersindir. Dia merutuki kecerobohannya. Rupanya, apa yang dilakukannya tadi mendapat perhatian dari daddy Vanno. Dia merasa malu dan salah tingkah setelahnya.
Tak berapa lama kemudian, obrolan kembali dilanjutkan setelah makan malam. Gitta sudah pamit sejak tadi untuk menidurkan Zee yang sudah merengek karena ngantuk. Ken yang juga merasa tidak ada urusan dengan tamu sang mommy, langsung mengikuti Gitta ke kamar.
"Mi, au mimi cucu," rengek Zee sambil berusaha mengeluarkan pabril nutrisinya.
Gitta yang tadi tidak menyangka jika ada acara makan malam di rumah daddy Vanno, memakai blouse tanpa kancing depan. Alhasil, dia terpaksa melepas blouse tersebut dan hendak menggantinya dengan baju tidur. Namun, Zee sudah tidak sabar. Dia hendak menangis karena tidak mau menunggu lebih lama lagi.
Gitta terpaksa menaikkan blouse yang dipakainya, hingga kini terpampanglah dua pabrik kembar di sana. Ken yang baru masuk kamar langsung berhenti. Dia melihat balon tiup miliknya sudah disabotase oleh sang putra. Tatapan matanya langsung tertuju pada balon tiup tersebut.
Gitta yang melihat hal itu langsung mencebikkan bibir. "Ingat, Mas. Tadi kata daddy, harus bisa jaga pandangan. Lihat anak mau tidur saja sudah mupeng begitu wajahnya," gerutu Gitta.
"Aku kan melihat yang halal, Yang. Boleh lah jika melakukannya," elak Ken sambil berjalan mendekat.
"Kalau kamu itu nggak akan puas jika melihat, Mas. Kamu pasti akan meraba, menerawang, bahkan mulai menggesek-gesek."
"Tapi kamu suka, kan?" Ken menaik-turunkan alisnya sambil tersenyum.
"Nggak!"
"Yakin nggak suka?"
"Nggak salah, maksudnya." Gitta tersenyum ke arah sang suami.
Mendengar jawaban Gitta, Ken langsung tergelak. Hal itu membuat Zee yang hendak terlelap pun merasa terganggu.
"Tedi angan icik!
🤫🤫🤫🤫
Tinggalkan jejak buat Zee ya, 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Dwi setya Iriana
tedi jgan icik zee mau bobo biar tedi cepet bisa main kuda2an sama mommy😁😁😁😁
2021-12-29
0
👑King_COLD👑
Daddy vanno nyindir dengan gaya, wkwkwkwkw 🤣🤣🤣
2021-12-02
2
Sunarty Narty
oh y ampun,itu gesrek nya nnti nurun ke Zee n ank cucu nya kali y..
2021-11-17
0