Mommy mencebikkan bibirnya sambil menatap wajah Ken yang tengah kesal tersebut. Namun, mommy tetap menjelaskan maksudnya meminta Ken datang malam itu.
"Begini, Ken. Kenapa tadi Mommy tadi tidak menjelaskan hal itu, karena Mommy tidak tahu apa yang terjadi. Ternyata, teman Mommy itu bertemu dengan Gitta saat hendak pulang. Mereka berpapasan di pintu depan."
"Mommy juga tahu hal itu dari Abian. Dia mendengar perkataan wanita itu saat sedang berjalan menuju tempat parkir."
Ken mengerutkan keningnya. Dia masih bingung dengan apa yang dikatakan oleh sang mommy.
"Lalu, apa yang akan Mommy lakukan?"
"Malam ini, Mommy mengundang dia makan malam di sini. Kebetulan, kami memang sudah ada kerjasama. Dan, Mommy yakin jika dia pasti akan mengajak putranya."
Ken mulai paham dengan maksud perkataan sang mommy. Dia bisa mengerti jika itu cara yang tepat untuk menjelaskan status Gitta saat ini. Dengan begitu, mommy bisa menjaga perasaan temannya dari rasa malu.
"Gitta sudah tahu, Mom?"
"Tentu saja belum. Istri kamu tadi langsung balik setelah bertemu dengan teman Mommy. Tadi Mommy hanya sempat mengiriminya pesan."
Ken mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Setelah itu, mommy Retta meminta Ken untuk segera pulang dan mengajak Gitta sekaligus Zee untuk makan malam di rumah mommy.
Tak berapa lama setelah kepergian Ken, terdengar suara mobil daddy Vanno. Rupanya dia juga sudah pulang dari kantor. Daddy langsung beranjak menuju kamarnya saat tak mendapati mommy Retta di dapur dan di ruangan lainnya.
Ceklek. Daddy Vanno langsung membuka pintu kamar. Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh bagian kamar, namun tidak menemukan keberadaan mommy Retta. Sayup-sayup terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Sontak saja daddy Vanno langsung tersenyum smirk.
Dia buru-buru meletakkan tas kerjanya dan membuka kemeja yang masih dipakainya tersebut. Daddy langsung melemparkannya di dekat sofa bed yang ada di dalam kamar tersebut. Daddy segera menyambar handuk yang ada di dekat kamar mandi dan langsung melepaskan celananya.
Dengan tak tahu malunya, daddy Vanno sudah polosan. Dia langsung melilitkan handuk tersebut dan berjalan menuju kamar mandi. Daddy sudah hafal jika pintu kamar mandi tidak pernah di kunci. Dia langsung nyelonong masuk ke dalamnya.
Mommy Retta yang tengah berada di bawah guyuran shower dan membelakangi pintu, tidak menyadari kedatangan sang suami. Tiba-tiba, tubuhnya berjengit kaget saat menyadari ada dua buah tangan menangkup squishy nya. Sontak saja mommy Retta langsung berbalik.
"Astaga, Mas! Kamu ini selalu buat orang jantungan saja. Bersuara atau apa kek. Jangan kayak seperti jelangkung datang tak diundang pulang tak diantar begitu," gerutu mommy Retta.
Namun, bukan daddy Vanno jika tidak tebal telinganya. Daddy tidak menggubris gerutuan mommy. Daddy bahkan langsung membalikkan tubuh mommy dan tangannya mulai bergerilya ke lembah yang dekat dengan pengairan tersebut.
Mommy yang hendak protes pun langsung dibungkam oleh bibir daddy Vanno. Mau tidak mau, mommy hanya bisa pasrah sambil berpegangan pada kedua bahu daddy Vanno. Kedua kakinya pun bahkan sudah terasa lemas saat gerakan pancingan yang dilakukan oleh daddy Vanno.
"Vj sudah nggak kuat dingin, Yang. Hangatin dong," rengek daddy Vanno sambil mempersiapkan bidikannya.
Mommy yang sudah mulai mupeng pun hanya bisa diam dan pasrah. Dia juga sedikit membantu daddy Vanno dengan membuka jalur pertempuran. Namun, belum sempat bidikan daddy Vanno mencapai sasaran, terdengar suara pemberontak dari luar medan pertempuran.
Suara pintu kamar yang digedor dengan sangat keras membuat kepala keduanya seketika terasa nyut-nyutan.
"Papapapa, uka! Ao ain tuda-tuda an. Ji udah bawa tuda bayyu. Ao Pa, uka!" teriak Zee dari luar kamar tidur.
"Itu anak nurunin sifat siapa sih, Yang. Nggak tahu apa medan pertempuran sudah panas-panasnya ini," gerutu daddy Vanno.
Mommy Retta hanya bisa menghembuskan napas beratnya. Sebenarnya, bukan hanya daddy Vanno yang mupeng, mommy juga merasakan hal yang sama. Namun, mau tidak mau mereka harus menyelesaikan acara mandi yang sebenarnya tersebut, dan segera menemui cucunya.
Daddy Vanno langsung menemui cucu dan putranya begitu dia keluar dari dalam kamarnya. Jangan ditanya wajahnya sudah ditekuk selecek mungkin karena kepalanya yang terasa seperti mau meledak. Ken yang melihat hal itu langsung mengernyitkan keningnya.
"Kenapa wajahnya di tekuk seperti itu, Dad?"
"Ini semua gara-gara kamu. Heran deh, kamu mewariskan sifat seperti apa sih kepada Zee?"
"Eh, sifat yang bagaimana ini maksudnya?" tanya Ken bingung.
"Yang suka ganggu acara tembak-tembakan."
"Eh, memang Daddy mau nembak siapa? Daddy punya gebetan baru?!"
"Apaa?!"
Bantu dukung cerita ini ya, klik like, komen dan tinggalkan jejak vote juga. Kasih hadiah buat Zee juga boleh lho, othor e ikhlas dititipin 🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Dwi setya Iriana
gagal deh main semprot2an sama mommy retta.
2021-12-26
0
Sunarty Narty
aduh jd salah paham🤭🤭🤭🤭🤭
2021-11-17
0
Rhiedha Nasrowi
walahh cucunya malah sudah mudeng😂😂😂
2021-10-26
0