Setelah mengatakan hal itu, Zee langsung melahap pabrik nutrisinya. Namun, seketika Zee melepaskan mulut dan menjauhkan kepala. Tampaknya, dia menyadari sesuatu saat menatap wajah mommynya.
"Ami apa? (Mommy kenapa?)" Zee bertanya sambil masih menatap pelipis Gitta. Ada bekas jahitan dan perban di sana. Tangan mungil Zee bahkan berusaha menyentuh perban yang ada di pelipis Gitta.
"Nggak apa-apa, Sayang."
"Atit?" Zee masih nampak penasaran dengan adanya perban di wajah sang mommy.
"Enggak, Sayang. Mommy nggak sakit. Ayo mimi lagi," ajak Gitta agar putranya tersebut cepat tidur.
Namun, bukannya menuruti perkataan sang mommy, Zee justru beranjak duduk. Ken dan Gitta sempat khawatir dengan tindakan tiba-tiba Zee. Gitta hendak beranjak, dan Ken hendak mengulurkan tangannya untuk membantu Zee. Namun, gerakan mereka berhenti saat tiba-tiba Zee mendaratkan sebuah kecupan pada perban Gitta.
"Bial cepat cembuh," kata Zee dengan wajah polosnya.
Gitta langsung terenyuh dengan perhatian putra kecilnya tersebut. Sontak saja air matanya langsung menganak sungai. Zee semakin bingung dengan reaksi sang mommy.
"Ami atit?"
Gitta menggelengkan kepala. Dia langsung meraup Zee dalam dekapannya. Sementara itu, Zee yang bingung langsung menoleh ke arah Ken.
"Tedi tium ami. Aciyan Ami atit. (Daddy cium Mommy. Kasihan Mommy sakit)"
Sontak Ken mengangguk. Dia mendekat dan langsung mencium pucuk kepala Gitta. Namun, Zee langsung tidak terima.
"Atitnya ti cini, Ted. (Sakitnya di sini, Dad)" kata Zee sambil menunjukkan pelipis Gitta yang di perban.
Gitta segera melepaskan pelukannya pada tubuh Zee. Dia segera menoleh ke arah Ken. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Ken langsung mencium perban Gitta. Dia juga langsung menghujami wajah Gitta dengan banyak kecupan. Ken mencium pipi kanan, pipi kiri, kening, hidung, bahkan bibir Gitta sekilas. Namun, hal itu langsung mendapat protes dari Zee.
"Napa tium banyak-banyak? (Kenapa cium banyak-banyak?)" Protes Zee sambil menatap tajam ke arah Ken.
Ken hanya bisa menghembuskan napas keras ke udara. Sabar-sabar, Ken. Itu anak kamu sedang sakit, batin Ken.
"Iya, maaf, Sayang."
Zee masih menatap tajam ke arah sang daddy sambil mulai melahap pabrik nutrisinya. Ken hanya bisa mende*sahkan napas berat. Entah mengapa dia merasa seolah diledek oleh sang putra.
Malam itu, Ken dan Gitta tidur di rumah sakit untuk menemani Zee. Semua kebutuhan mereka sudah diantarkan oleh sopir ke rumah sakit.
Keesokan hari, mommy Retta dan juga Khanza sudah berada di rumah sakit sejak pagi. Mereka terlihat tengah bermain dengan Zee.
"Sayang, sebaiknya kalian sarapan dulu. Biar Zee sama Mommy dan Khanza," ucap mommy Retta saat melihat Gitta keluar dari kamar mandi.
"Tapi, Mom, bagaimana nanti jika Zee mencari kami?"
"Tenang saja. Zee pasti anteng. Sudah ada Khanza yang akan menemaninya main. Tuh lihat saja, Mommy dari tadi sudah dicuekin," ucap mommy Retta sambil mencebikkan bibir.
Gitta menoleh ke arah Zee. Dan benar saja, putranya tersebut tengah bermain dengan Khanza. Sepertinya, Zee tengah menonton kartun favoritnya.
"Baiklah, Mom. Aku akan mengajak Mas Ken sarapan dulu. Titip Zee sebentar ya, Mom."
"Iya. Kamu tenang saja."
Setelah itu, Gitta segera mencari Ken yang baru saja kembali dari bagian administrasi. Ken akan memindahkan perawatan sang putra ke rumah sakit keluarga, yang lokasinya lebih dekat dengan rumah.
Ken yang melihat Gitta tengah berjalan ke arahnya pun mengernyitkan kening. "Eh, mau kemana, Yang?" Ken tampak khawatir jika ada apa-apa dengan sang putra.
"Sarapan dulu, yuk."
"Eh, lalu, Zee?" Ken tampak bingung. Ken mengira Zee sendirian di dalam kamar perawatannya. Dia belum mengetahui jika sang mommy dan Khanza sudah berada di sana.
"Ada Mommy dan Khanza di sana."
Ken segera mengangguk. Dia mengikuti Gitta menuju kantin rumah sakit.
Siang itu, Zee sudah dipindahkan ke rumah sakit keluarga Geraldy. Daddy Vanno juga sudah ada di sana. Tampak dia baru saja pulang dari kantor.
"Kenapa kemari, Dad?" tanya Ken saat melihat sang daddy baru saja memasuki ruang perawatan Zee.
"Ck, kamu ini aneh-aneh tanyanya. Tentu saja untuk menemui cucuku tercinta," jawab daddy Vanno sambil melenggang menuju brankar Zee.
Zee yang saat itu tengah berada di atas pangkuan mommy Retta langsung menoleh ke arah daddy Vanno.
"Papapapa," celoteh Zee sambil merentangkan kedua tangannya.
Sontak saja daddy Vanno langsung mengangkat Zee ke dalam gendongan dan memberikan ciuman bertubi-tubi pada pipi gembul Zee.
"Wuaahh, cucu Papa sudah sembuh, nih. Cepat pulang, ya. Nanti kita naik motor lagi," kata daddy Vanno keceplosan.
"Ja! Ja!" Zee tampak kegirangan.
Menyadari mulut lemesnya telah keceplosan, sontak saja kedua kedua mata dan mulut daddy Vanno langsung membesar. Hal yang sama juga dilakukan oleh Ken.
"Apa?!"
\=\=\=
Satu kata buat daddy Vanno? 🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
mamahe Lana
poor daddy Vano....siap siap aja bakalan puasa main tembak tembakan🤣🤣🤣
2023-07-20
0
Diyah Handarwati
satu kata buat Daddy Vanno I D A M A N ........👍👍👍
2022-01-08
0
Dwi setya Iriana
daddy vanno klo gak bisa bohong jgan ciba2 berbohong ya😁😁😁😁😁
2021-12-29
0