Siang itu, mommy Retta langsung membawa sang cucu pulang meski Zee masih terlihat mengantuk. Dia benar-benar geram dengan tingkah sang suami saat tingkah gesreknya sudah mulai.
"Yang, jangan ngambek dong. Aku janji nggak akan aneh-aneh, deh. Suer," kata daddy Vanno sambil mengangkat kedua jari tangannya membentuk huruf V. Dia juga berjalan sambil membawakan tas mommy Retta dan berjalan di belakangnya.
"Itu yang janji mulut kamu, Mas. Bilangin itu si Vj juga suruh janji nggak usah aneh-aneh. Heran deh. Sudah punya cucu masih saja suka keluar masuk. Ini dikasih satu, masih saja minta ketiga-tiganya. Jepluk aku Mas," kata mommy Retta sambil berjalan menuju lift.
Eh sebentar, maksudnya ketiga-tiganya itu apa, Mom? Othor e nggak paham ini, Mom 😩
"Iya, iya. Nanti aku bilangin si Vj biar nggak semakin banyak tingkah."
Mommy Retta hanya menoleh ke arah daddy Vanno sambil mencebikkan bibirnya. Hari itu, mommy Retta dan daddy Vanno segera membawa Zee pulang setelah hari menjelang sore.
Malam harinya, Zee sudah bermain dengan sang daddy, sementara Gitta sedang membereskan meja makan. Ya, mereka baru saja melaksanakan makan malam.
"Zee tadi beli apa?" tanya Ken yang saat itu tengah berbaring di atas karpet bulu di ruang tengah. Zee sejak tadi sudah nangkring di atas perut sang daddy. Engap-engap dah itu, baru juga selesai makan malam.
"Obin becal. Papa beyyi balu. (Mobil besar. Papa beliin baru)"
"Zee suka?"
"Cuka."
"Sudah bilang terima kasih?"
"Acih, emuuaahhh," kata Zee refleks dan mendaratkan kecupan basahnya di pipi Ken.
Sontak saja tingkah Zee tersebut membuat Ken langsung tergelak. Rupanya Zee belum mengerti maksud perkataan sang daddy.
"Zee, bilang terima kasihnya kepada papa. Kan tadi papa yang belikan mainan baru, bukan daddy."
Zee dia seketika dan menatap wajah sang daddy. Terlihat bayi laki-laki tersebut sedang mencerna perkataan sang daddy.
"Acih, Pa."
"Iya, besok Zee harus bilang terima kasih kepada papa karena sudah membelikan mainan baru. Okay?"
"Ote."
Setelah mendengar jawaban Zee, Ken segera menggulingkan putranya tersebut dan memberikannya ciuman bertubi-tubi pada perut gembul sang putra. Sontak saja perlakuan Ken tersebut membuat Zee berteriak-teriak dan tertawa lepas.
Gitta yang melihat dua orang jagoannya tersebut tengah bermain-main, langsung berhalan mendekati mereka.
"Sayang, sudah malam. Bobok yuk."
"Ao, Mom. Mimi duyyu," kata Zee sambil menaiki pangkuan Gitta dan mulai membuka kancing bajunya.
Sontak saja balon tiup yang semakin menggoda iman Ken tersebut langsung terpampang dengan jelas di depannya. Ken selalu dibuat mupeng saat melihat sang putra tengah menyedot asupan nutrisinya.
Hap. Nyeemm nyeemmm nyeemmm. Suara Zee tengah menyedot asupan nutrisinya terdengar sangat jelas di telinga Ken. Refleks pandangan mata Ken langsung tertuju pada pabrik nutrisi tersebut.
Tanpa sadar, tangan Ken langsung bergerak dengan sendirinya seperti gerakan pijat memijat, urut mengurut. 🙄
Gitta yang melihat hal itu langsung melempar remot tv ke arah sang suami.
Tak.
Lemparan tersebut berhasil mengenai tangan Ken dan membuat si empunya meringis.
"Apa-apaan sih, Yang?"
"Kamu itu yang apa-apaan, Mas. Lihat anak sendiri saja sudah mupeng. Dasar, nggak mau kalah sama anak sendiri," gerutu Gitta.
Ken mencebikkan bibirnya sambil menatap ke arah sang putra yang sudah mulai mengantuk.
"Habisnya kamu selalu nggak mau berbagi, yang. Harusnya, jika Zee sudah tidur, giliran aku yang di kasih jatah."
"Astaga, Mas. Masih saja ya suka iri sama anak sendiri. Heran deh. Lagipula, kalau Zee juga hanya dikenyot, lha kamu? Mana puas jika hanya niruin Zee," lagi-lagi Gitta menggerutu dengan suara tertahan.
"Aaiisshh, angan icik."
Mohon bantu dukung cerita ini ya, klik berlangganan, like dan komen. Tinggalkan vote dan hadiah juga boleh buat othor 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
mbak i
tedi,,,icik,,,ihh
2022-08-14
1
Nurjannah Rajja
haiiisss angan iciiikkk, ada yg mupeng...
2022-07-25
0
Septy Cweet
gak boleh ken..... dosa sumpah😁😁😁tar ketelen
2022-07-11
1