Setelah melihat tidak ada lagi Gena yg sudah pergi entah ke
mana, Fahri segera melepaskan pertautan bibirnya dari laura, tanpa berkata
apa-apa Fahri segera berlalu meninggalkan Laura yg masih diam mematung
memegangi bibirnya. Namun Laura tak ingin tinggal diam, segera ia mengejar
Fahri, menarik tangan pria yang baru saja menyentuh bibirnya untuk pertama kali.
Kak Fahri berhenti kak”teriak Laura sembari berlari “kak
Fahri Laura bilang berhenti” teriaknya, menarik paksa tangan Fahri yg berjalan
terburu-buru, tak perduli, meskipun ada begitu banyak pasang mata yg kini memperhatikan mereka
Fahri mengehembuskan nafas nya putus asa, ia menyesal dengan
apa yg di buatnya barusan, tp itu sudah terlanjur.
“ada apa?” tanya nya dingin
“kak, apa maksud kakak melakukan itu semua, kenapa kakak mencccc-----“ ucapan Laura terpotong, karena tiba-tiba Fahri membekap mulut Laura menggunakan tangan kanan nya.
“ayo ikut aku, kita bahas ini semua di tempat lain” ucap Fahri yg kini sudah menggenggam paksa tangan Laura
Dan di sisnilah mereka berada di atas mobil sewa yg di
kemudikan Fahri tadi, Fahri mengemudikan mobil nya entah kemana, ia sendiri
bingung, begitu pun Laura, keduanya sama-sama bungkam dan kini hanya keheningan
membelah antara kedua nya.
Cukup lama, hingga Fahri menghentikan kemudi mobilnya di pinggir jalan yg cukup sepi
“Lupakan kejadian tadi” ucapnya menatap tajam Laura,
sedangkan Laura langsung memalingkan wajahnya sedih menatap ke arah jendela
“anggap saja, bahwa tidak pernah terjadi apa-apa di antara kita” sambung nya “aku harap kau bisa memahami maksudku Laura” ucap nya dengan tegas
“apa maksud kak Fahri, bagaimana bisa Laura melupakan nya”
ucapnya yg kini sudah menghunuskan tatapan tajam menatap Fahri “kak Fahri pikir
Laura ini apa, bisa-bisanya kak Fahri mengatakan itu”
“lantas apa maumu Laura” suaranya kini terdengar sedikit meninggi “semua nya juga sudah terjadi, tidak ada yg bisa ku perbuat”
Air mata Laura jatuh berhamburan, gadis itu mengepalkan erat tangan nya diam.
“bahkan meminta maaf saja kau tidak ingin, dan ini malah membentakku, setidaknya meminta maaflah
brengsek” gumam laura dalam hati
“pasang kembali sabuk penganmu, aku akan mengantarkan mu kembali ke apartement mu’ ucap Fahri setelah cukup lama keheningan kembali menerpa kedua nya.
“Laura bisa pulang sendiri, jadi turunkan Laura di sini saja” Laura mencoba membuka pintu mobil tapi tidak bisa
“jangan membantah, kau tidak lihat jalanan di sini begitu sepi, jadi menurutlah, jika tidak ingin sesuatu yg buruk terjadi kepada mu” kini Fahri segera melajukan kemodi mobilnya menuju apartement Laura
Laura hanya bisa mengehembuskan nafas nya kasar, menahan
gejolak amarah yg kini sedang bersarang di hati nya, ingin sekali rasanya gadis
itu menampol mulut Fahri yg terdengar kasar itu, kenapa Fahri nya sekarang
begitu dingin dan kasar kepada nya, tanya nya pada diri sendiri.
***
“besok, aku akan kembali ke singapura, karena urusanku di
sini sudah selesai, aku harap kau bisa menjaga dirimu baik-baik” ucap Fahri menahan
tangan Laura yg ingin masuk ke dalam kamar nya, Laura hanya mengangguk lemah
tak mau menatap Fahri, lalu setelah nya gadis itu menutup pintu kamarnya
sedikit keras, namun tak mengunci nya.
Fahri mengusap kasar wajah nya. lalu berjalan menuju sofa mini
di ruang tamu yg letaknya tak jauh dari kamar Laura
“apa yang aku lakakan, arghhh” teriaknya dengan suara
meredam “bodoh, bodoh, bodoh, kenapa bisa aku melakukan tindakan bodoh seperti
itu” sambung Fahri yg kini terlihat membentur-benturkan kepala nya di atas
sandaran sofa yg di duduki nya. Fahri tak henti-hentinya merutuki diri nya
sendiri, hingga malam pun tiba Fahri masih setia duduk di sana pun dengan Laura
yg tak kunjung-kunjung keluar dari kamar nya, dan ya Fahri tahu apa yg membuat gadis
itu masih berada di kamar nya.
“apa dia tidak lapar, bisa-bisa nya jam begini gadis itu
belum keluar juga mencari makanan” tanya Fahri pada diri nya sendiri
Fahri menghembuskan nafas nya berat, lalu mengambil ponsel
di saku celana nya, dengan bantuan tekhnologi, pria matang itu memesan makanan
melalui ponsel genggam nya, tentu saja ia memesan makanan untuk diri nya dan
juga Laura, berharap dengan memesankan Laura makanan kesukaan nya, akan membuat
Laura mudah melupakan kejadian tadi
30 menit kemudian makanan yg di pesankan Fahri sudah tiba,
cepat-cepat ia menyiapkan makanan tersebut dan di letakkan nya di atas meja dekat
sofa, setelah nya Fahri berjalan menuju kamar Laura
“Tok, tok, tok, tok, Lauraaa, kakak masuk ya” ucap Fahri,
namun tidak ada jawaban dari dalam, membuat Fahri membuka pintu tersebut.
Fahri mendekat dan duduk di pinggiran tempat tidur, ia
benar-benar merasa bersalah dengan apa yg di lakukan nya tadi, wajar saja jika
Laura marah terhadap nya, Laura terlihat tertidur meringkuk, membungkus seluruh
tubuh nya menggunakan selimut.
“Laura bangunlah, kau harus makan dulu, sejak tadi siang kau
belum makan bukan, aku sudah menyiapkan makanan kesukaan mu” Fahri mencoba
menarik selimut yang menutupi tubuh Laura, tp di tahan oleh Laura
“Laura belum lapar, kalau mau makan, makanlah sendiri” ucap nya terdengar parau
“jangan seperti ini, kau bisa sakit nanti, kalau kau sakit siapa yg akan menjagamu?, kau di sini hanya sendiri, bagaimana jika terjadi Sesuatu dengan mu, sementara besok aku harus kembali ke Singapura, ucap nya sedikit emosi
“kakak makanlah duluan, Laura akan makan nanti” ucapnya
masih menahan selimut di tubuhnya
“tidak” ucap nya tegas “kita makan sama-sama, jadi buka
selimutmu sekarang” Fahri masih mencoba membujuk Laura “baiklah jika kau memaksa” tiba-tiba Fahri
menarik paksa selimut yg membaluti Tubuh Laura, tentu saja Laura kalah tenaga,
Laura mendengus kesal saat selimut yg membalut tubuh nya berhasil di singkir kan oleh Fahri
“kakak apa-apaan sih, Laura sudah bilang kan kalau Laura
belum lapar, jadi makanlah sendiri” ucap Laura yg kini sudah mengambil posisi duduk
“apa-apaan? Tidak sopan kamu” tiba-tiba Fahri mengangkat
Tubuh mungil Laura, menggendong dan membawa nya menuju sofa ruang tamu.
“kak, turunkan Laura, Laura bisa berjalan sendiri”
“sudah, kau tenang dan diam saja, jangan membangkang apa
kata ku” ucap Fahri tak mau di bantah.
“ayo makan lah,kenapa ,masih diam, apa perlu aku meyuapi mu”
ucap Fahri setelah mengambilkan makanan untuk Laura.
.
.
.
Maaf ya teman-teman, Author sering typo di penulisan nama
fahri ke arif karena sebenar nya Author juga belum bener-bener bisa Move On
dari Arif hehehehe
Jangan lupa selalu support Novel ini ya, please klik tombol
Like dan Vote nya, saran-saran nya juga butuh loh
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
¥€®∆
thorrrr
2022-09-26
0
ᵅᵏ`𝕊м𝓞кʸ
adduuhh
2022-01-07
5
ᵅᵏ࠰ᴍᴀᴜɴᴀ
menarik
2022-01-07
1