Chapter 7

Hampir semua petinggi-petinggi di kampus hingga semua kalangan mahasiswa mengenal Laura, bahkan tak jarang Laura di jadikan sebagai idola dan panutan bagi para mahasiswa, bagaimana tidak di usianya yg ke 20 tahun, gadis cantik itu sudah hampir menyelesaikan Study S2 nya, apalagi sudah banyak piala-piala dan piagam-piagam yang di sumbangkan Laura untuk universitas nya, selain itu paras cantik, manis dan baik hati menambah point plus untuk Laura bagi kaum para lelaki yg berharap lebih kepada Laura.

Hari ini Laura terlihat begitu cantik dan anggun, Nampak gadis itu mengenakan seragam batik perpaduan kebaya berwarna Pink salem, pun di tambah dengan Toga yang melekat di kepala nya.

Harus nya hari ini menjadi hari keberuntungan dan bersejarah bagi Laura, mendapatkan gelar Cum Laude tentunya adalah hal yang paling membanggakan, tapi entah mengapa hidup Laura terasa hampa, melihat pemandangan yang membuatnya sangat iri di mana ia harus menelan pil pahit, dan menahan sesak yang menusuk rongga dada nya, menyaksikan semua teman-teman seangkatan nya tertawa bahagia bersama keluarga nya, dan di damping oleh keluarga tercinta mereka. rasanya ia ingin menangis, namun sekuat hati ia tahan karena ia tidak ingin menunjukkan kesedihan nya itu di depan orang-orang, siapa pun itu.

“mereka begitu beruntung” gumam nya tertunduk sedih “seandai nya papa dan mama masih ada

di sini” sambung nya memandang ke arah langit.

“Laura sayang, akhir nya kita bisa bernafas lega” Gladi tiba-tiba melompat lalu memeluk Laura dari belakang

“astaga kak Gladi, kau bisa merusk riasanku” protes Laura

“hehehe maaf, maaf” ucap Gladi “hei, kau selalu saja seperti ini, menyendiri, dan kenapa wajah mu murung begitu?” Tanya Gladi

“Laura oke, Laura tidak apa-apa kok” ucap Laura tersenyum, berusaha menyembunyikan rasa sesak yang menghinggapi rongga dada nya

“hiksss, hikss, Laura” tiba-tiba Gladi menangis memeluk Laura, pun tak lama dengan Laura yg ikut menangis sesenggukan, Gladi tahu betul apa yg tengah di rasakan oleh sahabat nya itu, meskipun Laura terlihat kuat,

tapi jauh di dasar lubuk hati gadis itu begitu rapuh, bagaiman tidak, tidak ada satu pun keluarga yg datang di hari

bahagia nya saat ini.

“sudah jangan menangis lagi, nanti riasan mu luntur, sekarang ikut aku, ada banyak orang terutama pria-pria di kampus ini mencarimu, bahkan para dosen-dosen muda pun juga ikut menanyakan keberadaan mu, jadi ayo

ikut aku” Gladi menarik paksa tangan Laura

Laura hanya menggaruk tengkuk nya asal, sebenar nya ia malas, karena lagi-lagi ia harus berhadapan dengan para pria, yang selalu menanyakan pertanyan-pertanyaan lebay kepada nya.

“memang harus ya kak?” tanya Laura canggung

“ya harus dong, setidak nya, jangan buat mereka kecewa, karena mungkin ini akan menjadi pertemuan kalian yanggg” ucapan Gladi terpotong

“ia, ia kak, Laura akan menemui mereka” ucap Laura

“gadis baik” ucap Gladis tersenyum

“ayah, ibu itu Laura” teriak beberapa pria, mengenalkan Laura pada masing-masing keluarga mereka

“astaga ada apa dengan mereka, apa maksud nya coba mengenalkan ku pada orang tua mereka” Laura

merasa tidak enak

“hallo uncle-uncle, aunty-aunty” ucap Laura menunduk hormat

“wah ternyata kau benar nak, gadis manis ini begitu cantik dan juga terlihat sangat sopan, seperti nya sangat cocok di jadikan sebagai menantu.

“ehhh????” ucap laura melongo, sedangkan Gladi hanya tertawa melihat Laura yg sedang bercengkrama dengan orang-orang

“setidak nya hal itu bisa mengalihkan kesakitan mu” gumam Gladi dalam hati.

Laura hanya menanggapi seada nya saja pertanyaan-pertanyaan yg di tanyakan kepada nya

“hehe ia aunty, kalau begitu Laura permisi” ucap nya sopan

“ehhh, tunggu dulu Laura” tahan salah satu mahasiswa yg sudah lama menyukai Laura “bisakah kita berdua berfoto, setidak nya ini bisa menjadi kenang-kenangan untuk kita” ucapnya penuh harap

“ehh aku juga mau foto”

“aku juga”

“Aku juga”

“kalau begitu Kami juga nak” ya dan mereka semua ikut-ikutan, tak jarang bagi para junior-junior dan juga para senior-seniornya yg juga meminta foto

“haaaaa????, sebanyak itu, sabar, sabar Laura” teriak Laura dalam hati, dengan berat hati gadis cantik itu menganggukkan kepala nya pasrah

***

Gladi tertawa terbahak-bahak, melihat banyak postingan gambar di beranda instagram nya

“My future daughter in law” Dengan emoticon Love

“my Love”

“wishing all the best for our future”

“may God bless us”

“You are my everything”

“I wish the best for our next relationship”

“semoga kita berjodoh”

Dan masih banyak postingan-postingan lagi, ya postingan itu adalah postingan gambar Laura bersama dengan mereka semua.

Sedangkan Laura saat ini masih diam melongo melihat banyak bucket di depan nya

“ya ampun bagaimana caranya aku membawa ini semua pulang, kalau di tinggal kan sayang, kasihan kan mereka sudah susah-susah memberiku bucket-bucket ini, masa mau di tinggal begitu saja” ucap Laura tersenyum “setidaknya masih banyak yang perduli padaku, terima kasih untuk kalian semua, semoga Tuhan

membalas kebaikan kalian semua” Do’anya tulus.

Tiba-tiba ponsel Laura berdering

“ehhh ini kan” ucap nya tersenyum girang, dan langsung mengangkat panggilan video tersebut “kak raraaaaa” teriak nya bahagia

“halo gadis cantik”

“Laura”

“sayang, selamat ya”

“selamat nak” teriak banyak suara dari seberang telpon, dan itu membuat Laura tidak bisa membendung

air mata nya lagi

“selamat sayang atas wisuda mu hari ini” ucap ibu Fahri

“terima kasih banyak” tangis senang yang di ucapkan Laura

“maaf nak, kami tidak bisa ke sana menemanimu” ucap ayah

Fahri