Harap bijak menyikapi bacaan📣
Memalukan dan menjijikan. Sella tidak munafik. Tentu ia sadar seperti apa pergaulan di negara ini. Bahkan dulu, ketika masih SMA ia sudah terbiasa melihat beberapa orang bermesraan di depan mata. Tapi, apa yang ada di dalam foto ini berhasil mengejutkannya.
Bagaimana bisa pria yang ia anggap baik tengah duduk di tempat hiburan dan dikelilingi para wanita sexy? Di foto lain pria itu sedang bercumbu dengan beberapa wanita yang berbeda, foto terakhir tertidur pulas diatas ranjang dengan wanita yang sekarang ada di depan matanya.
"Yang aku tahu, Leon sudah terbiasa berpetualang dan berganti wanita sesuka hatinya. Para ****** pun akan suka rela merangkak dan naik ke atas ranjangnya, apa kau salah satu dari mereka?"
Samantha tidak mau terhina sendirian. Sejak awal ia sudah kehilangan harga diri hingga tidak perlu malu mengaku di hadapan wanita ini. Samantha bicara pelan tapi sengaja menusuk hati Sella.
Sella menatapnya tajam, meremas beberapa foto yang ada di pangkuannya. Darahnya terasa panas dan jantungnya berdentum sangat cepat. Sella tidak menerima penghinaan dan tuduhan yang menjijikan.
"Apa kau puas dengan permainannya?Berapa dia membayarmu?" Samantha tersenyum sinis.
"Kau sadar dengan siapa kau bicara?" Sella menghempaskan foto-foto itu tepat mengenai wajah Sam. "Aku bukan wanita sepertimu!" ketus Sella, ia tidak terima dihina dan disamakan dengan para wanita yang terbiasa menjual tubuhnya.
Samantha masih tidak mau mengalah, ia tertawa dan kembali berbicara. "Dulu aku pun sepertimu. Sok polos dan menganggap dirimu wanita baik-baik. Padahal aku tahu Leon sudah mencicipi tubuhmu! Kalau tidak kenapa kau masih berhubungan dengan dia?"
Plak!!!
"Jaga bicaramu!" sergah Sella setelah menampar pipi Sam. "Asal kau tau, tidak sedikitpun terlintas dibenakku untuk melakukan hal rendahan seperti itu! Aku bekerja baik-baik menjadi sekretrisnya! Bukan pemuas na*sunya seperti apa yang kau lakukan!"
Sella marah, dadanya naik turun mengikuti nafas yang tidak beraturan. Sam meliriknya tajam, ia mendongak melihat Sella sudah berdiri di hadapannya.
"Lalu kenapa kau masih ada di sampingnya? Menerima pekerjaan dan fasilitas mewah darinya? Apa itu bukan imbalan untukmu?"
"Sebaiknya diam sebelum kurobek mulutmu itu! Aku akan berterima kasih kalau kau datang dan bicara baik-baik denganku. Tapi caramu ini sangat keterlaluan,bagaimana bisa kau samakan diriku dengan perempuan sepertimu?" Sella masih diselimuti emosi.
Sam berdiri. Kedua wanita ini saling berhadapan. "Kalau begitu pergilah sebelum Leon melakukan hal yang buruk padamu. Pria itu tidak sebaik yang kau pikirkan tapi, aku menginginkan dia! Selama ini hubungan kami sangat baik. Namun setelah kau hadir, pria itu selalu menyebut dan membayangkan dirimu padahal akulah yang disentuhnya!"
Samantha memungut foto-foto pribadi miliknya seraya berkata. "Leon sudah menjadikanmu target berikutnya!"
BRUK!!"
Sella terduduk di tanah. Lututnya terasa lemas hingga tidak bisa menopang tubuhnya. Sella baru sadar kalau pria itu sudah berhasil membuat ia percaya sampai rela kembali ke Kanada.
Samantha tidak bicara apapun lagi. Terserah apa yang akan dipikirkan wanita ini tentangnya. Satu hal yang membuat Sam yakin kelak wanita ini akan pergi meninggalkan Leon dan dengan begitu tidak akan ada lagi yang menghalangi jalannya.
***
"Samantha! Di mana, kau?" Pria yang tengah mabuk ini berteriak memanggil nama Sam. Jalannya tidak seimbang tapi, tetap memaksakan diri membuka satu per satu pintu kamar berharap menemukan wanita sialan yang tadi sempat mencari informasi tentang Sella.
Ya, orangnya telah melaporkan kalau Samantha berusaha mengulik siapa saja orang terdekat Leon di kantor. Terutama nama dan alamat sekretarisnya.
"Sialan!" Mulut pria ini tidak berhenti mengumapat marah sebab, tidak menemukan siluet wanita itu di semua tempat. Dalam hitungan detik kamar dan seluruh ruangan menjadi berantakan karena ulahnya.
"Kau mau bermain-main denganku!" Leon meraih kunci mobil di atas meja dan pergi mencari Samantha.
Malam semakin larut, kepala Leon masih terasa pusing. Matanya bergantian melirik ke kanan dan kekiri. Berharap menemukan Samantha.
"Sial!!" Leon mengumpat dan menambah kecepatan mobil menuju apartmen Sella.
Tidak butuh waktu lama mobil Leon sampai di ujung jalan. Tanpa sengaja ia melihat Sam menyeberang jalan. Leon yakin wanita itu pasti sudah merusak rencananya.
"Tidak akan aku biarkan!" geram Leon, ia melihat ke gedung apartmen di mana lampu kamar Sella masih menyala.
***
Sella tidak mau membuang waktu. Meskipun masih gemetaran ia tetap berlari kembali ke apartmen. Semua pakaian dan dokumen-dokumen penting ia masukkan ke koper.
Sella merasa dejavu seperti pernah mengalami hal ini sebelumnya. Ya, hanya saja sekarang ia lari demi menghindari pria yang berbeda.
"Kenapa harus seperti ini?" Sella mengusap pipi yang basah karena air matanya, ia menangisi kebodohan sendiri. Harusnya dari awal ia curiga pada pria yang rela memberinya apartmen semahal ini.
Ceklek!!!
Sella mematung di depan pintu. Memegang erat tangkai koper miliknya. Matanya memanas melihat pria yang berdiri di depan pintu.
"Kau mau ke mana?"
Aroma minuman keras tercium kuat di hidung Sella. Pria ini melangkah masuk tanpa ia persilahkan. Sella sontak mundur menjauhi Leon.
"Mau apa kau datang ke sini?" Sella mencoba menghindari Leon, ia berjalan menuju pintu. Tapi, gerakan pria ini begitu cepat hingga menutup pintu.
"Wanita itu pasti sudah mengatakan yang tidak-tidak ya?" Leon menyeringai, manik matanya mengekori Sella dari ujung rambut sampai ujung kaki. Wanita ini masih saja menjauhinya.
"Aku tidak perlu menunda lagi, aku sudah tidak sabar bersenang-senang denganmu!" Leon mengusap rahang dan mengerlingkan mata.
"Bedebah! Kau pria yang menjijikan! Jangan coba-coba menyentuhku!" Sella mendorong kopernya kearah Leon. Tapi, Leon berhasil menghindar dan berjalan cepat mendekatinya.
"Ayolah sayang ... aku tidak akan mengecewakanmu. Kita nikmati malam ini, Sella!"
"Cih! Jangan sebut namaku dengan mulut kotormu itu!" hardik Sella, ia melemparkan benda apapun hingga mengenai wajah Leon. "Jangan samakan aku dengan para jalangmu, Leon!"
Leon tertawa. "Kau berbeda, kau spesial. Kemarilah sayang." Leon mengulurkan tangan. "Datanglah kepelukanku!"
Sella semakin gemetaran, ia tidak bisa mundur lagi sebab, punggungnya sudah terbentur dinding. Leon mengambil kesempatan, ia menarik tangan dan menghempaskan Sella di sofa.
"Lepaskan aku, Leon! Pergilah dari sini!" Sella meronta tapi geraknnya kalah karena Leon mengapit kedua kakinya.
"Jangan takut, nikmati saja malam indah ini!" Leon membuka kemeja hingga tanggal dari tubuhnya. Dengan menggunakan satu tangan ia mengunci dua tangan Sella di atas kepala dan mere mas dada Sella.
"Brengsek! Lepaskan aku!" Sella menangis, ia menggelengkan kepala menghindari Leon yang ingin mencium bibirnya.
"Tenang sayang, tenang!" Leon semakin meremas dada Sella.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
princess purple
ohh nooo, ayo mark.. jdilah pahlawan untuk sella
2021-11-25
0
Dewi
Mark. tolonglah dimana kamu
2021-11-13
1
Deby putri
Lanjut donk kak..jiwaku penasaran...
-😣😣😣😣😣😣
2021-10-18
0