Pria Yang Merepotkan

Rosella refleks menarik tangannya, meskipun terkejut dan merasa kasihan tapi, ia tidak mau Mark curiga padanya.

'Kau pasti sangat kesakitan malam itu. Tapi, kau pantas mendapatkannya. Apa setelah kejadian itu kau pernah mencari aku? Kalau pun pernah pasti karena kau ingin menyerahkan aku ke polisi.' Pikiran Rosella menerka-nerka.

Deru napas Mark sudah terdengar jelas bahkan, hembusannya terasa hangat di paha Sella. Punggung lebar Mark bergerak mengikuti irama napasnya. Mark sudah tertidur di pangkuan Sella.

"Kenapa kau bisa masuk ke Apartmenku? Kau hutang penjelasan padaku, Tuan!" Dengan susah payah dan hati-hati Rose bangkit dan memapah sampai Mark terbaring di sofa. Tidak ada pilihan lain selain mengijinkan Mark bermalam di apartmennya.

Rosella mengunci pintu kamar dari dalam, cepat-cepat menyembunyikan jejak masa lalu yang bisa membuat Mark curiga termasuk menyimpan beberapa foto lama di dalam lemari.

Sementara Mark, pria ini tidak benar-benar tidur. Mana bisa tidur karena keplanya masih terasa sangat pusing. Masih dalam posisi berbaring, ia menatap nanar pintu kamar yang sudah tertutup rapat.

"Kau tidak mengenalku, bukan? Jangankan masuk ke dalam sini, merobohkan gedung ini pun aku mampu."

Mark tersenyum dan memukul kecil kepalanya, ia menertawakan kebodohan yang semakin penasaran dengan Sella.

"Bagaimana bisa kalian memiliki aroma tubuh yang sama? Dan kenapa hasrat dan na*suku begitu kuat bila dekat denganmu?"

Mark menatap langit-langit di ruangan itu. Terbengong memikirkan keresahan yang semakin membakarnya. Semua ini semakin menyiksa dirinya. Mark sudah sering melihat wanita-wanita sexy di luar sana, ia juga pernah digoda Kate tampil tanpa busana. Tapi, Mark sedikitpun tidak punya niat menyentuh waanita itu. Lain halnya bila ia mengingat gadis cupu dan Sella. Keduanya seakan memiliki daya tarik yang sama untuk memikatnya.

"Jangan salahkan aku, karena mulai hari ini aku tidak akan melepaskanmu," gumam Mark sebelum benar-benar memejamkan mata.

***

Srek!!!!

Sinar matahari yang masuk dari cela jendela menyilaukan mata Mark. Pria yang tertidur di sofa menoleh kearah gadis yang menyingkap jendela.

Wanita itu sudah rapi memakai stelan kantor. Mark mengulas senyum karena Sella tidak benar-benar mengusirnya.

"Anda sudah bangun, Tuan?" Sella berkacak pinggang. "Apa Anda mimpi indah? Sekarang berdiri dan keluar dari sini!" Sella menjentitkan jemarinya, terang-terangan mengusir tamu yang tidak diundang.

"Aku masih pusing." Mark memijit pelipis matanya, ia enggan bangkit dan kembali memejamkan mata.

"Itu hanya alasanmu saja. Aku sudah menyiapkan sup ayam dan minuman jahe untuk mengembalikan kesadaran dan menjernihkan pikiranmu, kau sudah tidak punya alasan lagi. Cepat pergi dari sini sebelum aku berangkat ke kantor!" Sella mengambil mantel kulit dan ia berikan kepada Mark.

"Pastikan tidak ada satupun benda milikmu yang tertinggal di sini!"

"Kau semakin berani menghinaku. Kau tahu selama aku hidup aku tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti ini. Apa lagi diusir wanita sepertimu!"

"Oh, ya! Mulai hari ini Anda bisa mencatatnya dalam sejarah, Tuan. Lagi pula Anda tidak bisa menyamakan aku dengan para wanita di luar sana. Karena aku tidak akan pernah tergiur dengan uang dan hartamu itu!"

Sella jelas tahu seperti apa dan kemana arah bicara pria keras kepala ini. Bad boy yang dari dulu suka pergaulan bebas dan berganti wanita. Cih menjijikan!

Mark menghempaskan mantel kulit itu kesembarang arah, ia beranjak dan melangkahkan kaki mendekati Sella.

"Kau bicara seperti itu seolah kau tau banyak tentangku!"

Sella mundur beberapa langkah, takut Mark mencekik lehernya.

"Tentu aku sudah tau, kau pria licik. Demi memenuhi ambisimu, kau rela melakukan seribu cara busuk termasuk merayu dan merebut sekretaris Leon sebelumnya. Dan sekarang kau datang ke sini untuk mengganggu aku, begitu?" Sella tersenyum remeh. "Kau salah, Tuan! Aku tidak akan pernah memihakmu! Aku tidak menginginkan uangmu!"

Punggung Sella membentur tembok, sementara Mark sudah bersedekap dada melihatnya. Pria ini tidak berkedip menatapnya. Wajahnya mengetat dan terlihat kaku.

"Kau percaya padanya?" tanya Mark.

"Bahkan sangat percaya! Kau juga pernah bilang 'kan?

Mark mengusap wajah gusar. Lalu kembali berucap, "Terkadang, apa yang kau dengar tidak sesuai kenyataan yang ada. Jangan terlalu cepat percaya dan mengambil kesimpulan. Apa yang menurutmu baik, belum tentu benar-benar baik. Begitu juga sebaliknya."

Rossela tertegun dan berusaha mencerna ucapan Mark. Tapi, ia tidak akan tertipu lagi. Sekarang, Mark pasti berusaha mencuci otaknya.

"Lalu kau mau aku percaya padamu, begitu?"

"Tidak," jawab Mark cepat. "Aku cuma teringat seseorang dan itu yang ingin aku sampaikan padanya." Mark tersenyum dan memutar badan, ia mendekati meja makan dan mulai menyantap makanan yang sudah disediakan Sella.

Sella semakin tidak mengerti, begitu banyak peryanyaan di benaknya. Apa Mark sudah curiga padanya? Memang, ia sudah berhasil merubah penampilan sampai Mark tidak mengenalnya tapi, sifat dan sikapnya masih seperti yang dulu. Berani menolak Mark secara terang-terangan. Apa bedanya Rosse dan Sella?

'Apa aku harus pura-pura dan bersandiwara menyukaimu? Tergiur dengan harta dan pesonamu?' batin Sella, agar Mark.tidak curiga padanya, sepertinya ia harus benar-benar bersandiwara, lalu menghempaskan Mark agar pria ini merasakan sakit hati seperti yang ia rasakan dulu.

"Kenapa berdiri di situ? Kau tidak makan?" Mark membuyrkan lamunan Sella.

Belum sempat Sella menjawab, bunyi bell mengagetkannya. Sella berlari kecil menuju pintu dan mengintip lubang kecil di pintu.

"Leon?" Mata Sella terbelalak lebar melihat Leon sudah berdiri di depan pintu apartmennya. Jangan sampai Leon melihat Mark di sini.

Sella cepat-cepat memungut sepatu dan mantel mantel kulit milik Mark, ia panik dan menarik lengan Mark.

Mark yang sedang minum air jahe terbatuk karena ulah Sella. "Kenapa kau ini?"

"Kau harus sembunyi! Jangan sampai Leon melihatmu di sini!" Rosella menyerahkan benda-benda milik Mark. "Cepat! Kenapa kau diam saja? Tunggu di kamar mandi sampai aku memanggilmu!"

"Memangnya kenapa kalau di melihatku di sini? Apa dia akan marah? Apa kalian punya hubungan khusus?"

"Kenapa kau semakin merepotkan? Jangan asal bicara, aku tidak mau Leon salah paham denganku. Dia bisa mengira kalau aku akan berkhianat seperti sekretarisnya yang sudah kau rebut!"

"Tidak mau! Sudah kubilang bukan aku yang merayu wanita itu!" Mark tidak mau beranjak, ia tidak perduli dengan bell yang selalu berbunyi.

"Jangan buat masalah, Mark!" Karena sudah terlanjur kesal, ia memukul pungung Mark. "Cepat berdiri!" Sella melotot marah.

"Kau mau aku sembunyi di kamar mandi?" Mark berdiri dan melangkah dengan malas. "Jangan marah kalau nanti dia melihatku!"

Rosse semakin kesal dan berubah pikiran, ia menarik Mark dan menguncinya di kamar. "Jangan bersuara."

Sella menetralkan napas dan buru-buru membuka pintu.

"Leon? Maaf membuatmu menunggu lama," ucap Sella tidak enak hati. "Kenapa tidak bilang kalau mau datang?"

"Tidak apa, aku sengaja datang menjemputmu," jawab Leon.

"Tapi aku tidak mau merepotkanmu, kalau supirmu tidak bisa menjemputku. Aku bisa naik bis atau taksi."

"Kau selalu merasa sungkan." Leon melirik alroji yang melingkar dipergelangannya. "Masih ada waktu, boleh aku masuk?" tanya Leon.

Bibir Sella terasa kaku, ia bingung harus menjawab apa.

🌹🌹🌹

Kita banting-banting dulu perasaan mereka, ya hihihi

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

apakah Mark akan tau hal sebenarnya..

2023-02-13

0

Fitri Anwar ALfhyank

Fitri Anwar ALfhyank

kok sy yg panik ya..😅

2021-12-25

0

Stevani febri

Stevani febri

kirain mau banting apa,an tadi hihii🤭😁

2021-12-20

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!