Meja Sella berada tepat di depan ruangan Leon. Wanita ini terlihat fokus menghadap laptop hingga tidak menyadari kalau Leon sudah berdiri di depan mejanya.
"Kau rajin sekali, Nona?" Leon duduk di pinggir meja kerja Sella. Wanita ini terkesiap melihatnya. "Hasil kerjamu sangat memuaskan!" puji Leon seraya tersenyum ramah.
Leon yakin, perlahan Sella akan bertekuk lutut padanya. Merayu wanita seperti Sela harus bertahap agar terlihat natural dan berjalan seperti yang ia harapkan. Pria mana yang tidak tergoda dengan gadis seperti Sella? Melihat senyumannya saja sudah membuat hatinya meleleh, Leon sudah tidak sabar menghabiskan malam panjang dengan Sella.
Sella semakin canggung. "Apa Tuan sering memuji semua staf di sini?" Ia melihat sekilas kemudian, kembali fokus mengerjakan tugasnya.
Sella semakin tidak nyaman berada di dekat Leon, pengalaman pernah dirayu dan dipermainkan benar-benar membuatnya trauma, meskipun Leon pria yang baik tapi, tetap saja ia harus waspada.
Leon tertawa dan kembali berucap. "Aku bukan tipe pria yang suka memuji atau merayu. Aku mengatakan yang sebenarnya." Ia kembali berdiri tegak. "Baiklah, Nona. Ada urusan lain yang harus aku selesaikan. Kau bisa menghandle pekerjaan ini 'kan?"
Tentu, Leon tidak bisa menunda pekerjaan ini, karena seseorang sudah menunggunya di suatu tempat, untuk sekarang ia harus lebih sabar mengajak Sslla bersenang-senang. Paling tidak besok pagi ia sudah mendapatkan rekaman di kamar mandi Sella. Membayangkan ini lagi membuatnya semakin berada di awang-awang.
"Tidak perlu khawatir, Tuan. Sampai jumpa di acara pelelangan nanti," jawab Sella.
"Aku hampir lupa soal itu, hufft!!" Leon menghembuskan napas berat, padahal ia ingin bermalam di club tapi, harus ditunda karena acara pelelangan itu.
"Bersiaplah, aku akan menjemputmu, nanti!"
"Tidak perlu," jawab Sella cepat, ia berdiri tegak. "Aku bisa pergi sendiri. Kita jumpa di sana saja!"
"Kau yakin?"
"Ya!"
"Baiklah ... sampai jumpa lagi, Nona Sella." Leon bercanda dan mengerlingkan mata lalu melenggang masuk ke dalam lift.
"Berawal dari bercanda, memuji dan mengatakan cinta. Ah, ada apa dengan pria-pria itu? Apa mereka tidak bisa mencintai dengan tulus?" gumam Sella, ia menganggap semua pria sama saja.
***
Di tempat lain seorang wanita muda tengah merias wajah di depan cermin, tidak sabar bertemu pria yang sudah beberapa hari tidak datang mengunjunginya.
Samantha mantan sekretaris Leon yang kini sudah berubah status menjadi wanita simpanannya, hanya berdiam diri duduk manis di dalam rumah.
Sudah menjadi rahasia umum kalau banyak pria kaya dan pengusaha muda memiliki afair dengan banyak wanita. Tapi, Leon berusaha menjaga nama baiknya dan memilih hanya bermain pada satu wanita secara sembunyi-sembunyi.
"Kau sudah datang?" Samantha berlari dan memeluk Leon yang masih berdiri diambang pintu, sekilas mencium wajah dan bibir Leon. "Aku sangat merindukanmu, kenapa baru datang?" ia bermanja di dada bidang Leon.
"Akhir-akhir ini aku sibuk di kantor. Belum lagi memikirkan cara menjatuhkan nama baik Marck.
"Kau masih marah karena aku tidak berhasil merayunya?"
Samantha semakin mengeratkan pelukannya, ia merasa tidak bisa diandalkan karena gagal menjebak dan merayu Marck menghabiskan malam dengannya. Pria itu tidak mudah ditaklukkan.
Leon mengangkat dagu Samantha sampai wanita ini melihatnya. "Aku datang ke sini bukan untuk membahas itu." Ia merampas bibir Samantha tanpa aba-aba, mencium dan meresapinya hingga dengan sekali gerakan ia berhasil menanggalkan dres Sam dan merebahkannya di atas ranjang.
Tidak butuh waktu lama, kamar yang didominasi warna putih itu sudah diisi suara erangan yang keluar dari mulut Sam dan Leon. Samantha selalu terbuai setiap kali Leon menyentuhnya.
Sam sudah menyerahkan seluruh hidupnya untuk Leon, pria ini sudah mengeluarkannya dari club malam dan pernah menjadikan ia sekretaris hingga kini mereka berakhir menjadi teman ranjang yang saling memuaskan satu sama lain.
Namun, tidak dengan Leon, ia tidak menganggap hubungan mereka spesial. Leon hanya menjadikan Sam sebagai pelampiasan saja, kelak kalau sudah berhasil mendapatkan Sella, akan ia kembalikan wanita ini ke tempat asalnya.
"Sella...." Leon tidak sabar menyebut nama wanita lain saat berhubungan dan mendapatkan pelepasannya. Kini, ia terkulai puas dan tidur di samping Samantha.
Darah Sam mendidih, ntah sudah berapa kali mereka berhubungan badan dan baru sekarang ia mendengar Leon menyebut nama wanita lain. Bukan, nama dirinya.
'Siapa Sella? Aku tidak akan membiarkan Leon jatuh ke pelukan wanita lain. Kau milikku Leon, hanya milikku!'
***
Menjelang petang Leon keluar dari rumah mini malis yang ditempati Sam. Tapi, Samantha menahan dan mendekap tangannya.
"Jangan pergi," rengek Sam, ia takut kalau Leon akan terpincut wanita lain dan melupakannya.
"Sam, aku sudah terlambat. Rekanku sudah menunggu!" Leon menarik tangannya.
"Aku ikut, ya! Aku bosan dikurung di rumah."
"Jangan! Bisa bahaya kalau Mark menangkapmu. Dia tidak boleh tau kalau aku yang menyuruhmu menggodanya."
"Terus sampai kapan aku dikurung di rumah ini?"
"Sampai aku berhasil merusak nama baiknya. Aku sudah sangat muak mendengar semua orang memuji namanya. Jadi sabarlah sebentar lagi," ucap Leon berusaha meyakinkan Sam.
Samantha menurut dan memikirkan cara lain agar bisa mencari tahu informasi tentang Sella. Wanita itu bisa menjadi ancaman baginya.
***
Hotel bintang lima menjadi tempat acara pelelangan berlian mahal dan langka yang direbutkan kalangan pengusaha kaya raya termasuk Mark.
Pria ini terlihat gagah memakai tuxedo hitam yang menghias punggungnya, ia datang menggandeng Katerine yang sedari tadi bergelayut manja di lengannya.
Telinga Mark seakan menuli, ia tidak menghiraukan Kate yang selalu mengajaknya bicara. Mark hanya fokus melihat satu wanita yang berdiri tidak jauh drinya.
Malam ini Rosella terlihat lebih cantik dari biasanya. Rambut panjang tergerai indah semakin menambah keanggunannya. Sekali lagi, Mark terhipnotis dan terpesona melihatnya.
Pandangan mata keduanya pun saling bertemu, Mark melemparkan senyuman pada Sella. Jika mungkin, ia ingin menggandeng Sella dihadapan semua orang.
Sella sengaja berpaling muka, menghindari Mark dan tidak mau berurusan dengnnya. Apa lagi melihat wanita cantik di samping pria itu mengingatkan ia tentang Olivia. Ada di mana wanita itu?"
"Selamat malam dan selamat datang Tuan dan Nyonya di acara yang sudah lama kita tunggu-tunggu. Siapa yang tidak sabar ingin melihat dan memiliki berlint cantik ini?
Berlian cantik dan mewah menjadi primadona malam ini. Kilauan batu merah dan langka semakin memikat semua mata yang memandang. Berlain itu dilelang dengan harga yang fantastis. Siapa yang menawar dengan harga tertinggi maka, ialah pemiliknya yang baru. Acara pun dimulai, angka-angka fantastis sudah mulai disebutkan.
Tidak butuh waktu lama, palu diketuk. Berlian itu sudah ditawar tinggi dan jatuh di tangan Mark.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Stevani febri
sultan mah bebas
2021-12-20
0
Wijaya Wijaya
Mark arogan tp jujur lah leon 😏😏
2021-12-12
0
Nina Riska
kirain leon bener2 baik... ternyata dia lebih picik dr mark 😏 hati2 yaaa sella, tp ada babang mark yg siap jagain kamu dr jauh.. eaakkk eeaaakkk 😊😂
2021-11-16
2