Dijadikan Bahan Taruhan

Perasaan apa ini? Rosse merasa tengah berada di hamparan bunga mawar merah, hatinya berbunga merasakan bahagi yang tidak bisa digambarkan. Rasanya ia ingin menghentikan waktu barangkali hanya untuk satu detik saja, ia tidak mau waktu ini cepat berakhir.

"Kau menggigil, apa kau kedinginan, Rosse?" Mark menyeka keringat di kening Rosse.

"Tidak, aku cuma mau ke belakang. Villa ini terlalu besar apa kau bisa mengantarku?" Rosse mencari alasan yang tepat agar bisa menghindari tatapan para tamu yang seakan ingin mengulitinya.

Sudut bibir Mark terangkat sebelah, ia tentu tahu kalau sekarang Rossela butuh waktu menenangkan diri setelah menerima kejutan darinya. Ciuman pertama yang memabukkan.

"Ayo, aku antar!" Mark tetap merangkul Rossela sampai ke depan pintu kamar mandi.

"Kau tidak harus masuk ke dalam kamar mandi 'kan?" Rosse menjatuhkan tangan Mark dari pundaknya, ia masih grogi dengan status hubungan mereka.

Mark terkekeh dan membenarkan kaca mata Rosse yang hampir jatuh. "Kalau kau mengijinkannya, kenapa tidak?" Ia mengerlingkan mata, menggoda Rosse.

"No, Mark!" Rosse berlari kecil dan masuk ke kamar mandi.

Mark menatap nanar pintu yang masih tertutup, tiba-tiba ada seseorang yang memeluknya dari belakang.

"Kau jahat, Mark. Kenapa kau harus mencium kutu buku itu di depan umum?" Olive menghentakkan kakinya, wajahnya cemberut seperti benang kusut.

Mark memutar badan. "Kenapa marah? Kalian yang mau aku mengambil ciuman pertamanya kan? Aku hanya mengikuti permainan ini." Mark mengecilkan suaranya, agar Rosse tidak mendengar percakapaannya dengan Dona.

"Tapi tidak harus di depan semua orang. Cupu itu pasti menjadi besar kepala. Sudahi permainan ini, Mark. Aku tidak mau kau melakukannya lebih jauh dari ini." Olivie menyubit perut Mark, ia mendadak berubah pikiran dan tidak rela Mark menyentuh gadis cupu yang tidak lebih cantik darinya.

"Tidak sekarang, aku bahkan baru memulainya. Malam ini akan aku buktikan kalau gadis itu sama dengan wanita yang lain. Aku hanya perlu sedikit merayu Rosse dan aku yakin setelah itu dia pasti akan menyerahkan kesuciannya padaku." Mark tersenyum bangga, ia yakin akan memenangkan taruhan ini.

"Kenapa harus dia? Aku selalu rela melakukannya denganmu. Aku selalu datang kapanpun kau membutuhkan aku, aku selalu setuju menjadi penghangat ranjangmu!"

Olive sengaja mengeraskan suaranya berharap Rosse mendengarnya.

Mark memojokkan punggung Olive di dinding. "Jangan mengaturku. Kita tidak punya hubungan apapun selain memuaskan satu sama lain Jadi, jangan pernah kacaukan rencanaku!" Mark marah dan pergi meninggalkan Olive.

Mark tdak suka ada orang lain yang mengatur hidupnya.

Olive menjadi khawatir, ia takut kelak suatu hari nanti Mark tidak lagi menemui atau memanggilnya. Olive tidak mau kehilangan tambang emas dan segala kemewahan yang diberikan Mark setelah berhasil menghangatkan ranjangnya.

"Kalau kau tidak mau maka, aku sendiri yang akan mengakhirinya." Olive sengaja menunggu Rosse di depan pintu kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, Rossela membasuh wajah di depan wasetafel. Tanpa sengaja jemarinya meraba bibir yang tadi dicium Mark. Ada gelayar aneh saat mengingatnya.

"Aku harap semua ini bukan mimpi. Aku sudah mencintai dan menunggumu selama tiga tahun ini, Mark." Degup jantungnya masih berdetak kencang ditambah suarabketukan pintu semakin membuat ia tidak fokus. Ketika membuka pintu, seseorang menarik tangannya.

"Kau senang? Bagaimana rasanya dicium pria tampan seperti Mark? Apa setelah ini kau juga akan suka rela menyerahkan tubuhmu padanya?"

Olivia lansung melontarkan kata-kata kasar untuk Olive.

"Olive, kau bicara apa?" Rossela menarik tangannya. "Jangan samakan aku dengan wanita lain di luar sana."

"Jangan pura-pura bodoh! Kau pikir aku tidak tau kalau selama ini diam-diam kau mencintai Mark? Kau bangga sudah menyerahkan ciuman pertamamu untuknya? Apa kau pikir Mark sangat menyukaimu?"

Olive menjatuhkan kaca mata Rosse dan menginjaknya sampai pecah. "Buka matamu! Mark hanya menjadikanmu sebagai bahan taruhannya saja. Mark tidak benar-benar mencintaimu. Kau adalah gadis cupu yang sedang dipermainkan. Apa kau pikir pria tampan seperti Mark bisa tetgila-gila padamu?" Olive tertawa mengejek Rosse. "Mustahil!"

Telinga Rosse berdengung, matanya memerah, pandangannya terasa buram, iamenolak percaya. "Kau bohong? Mark tidak mungkin sejahat itu!"

"Kau jangan naif. Mark sudah menang karena sudah berhasil menciummu di depan umum. Setelah ini Mark akan mengambil kesucianmu. Tapi, kau jangan khawatir karena Mark sudah ahli dalam melakukannya."

Rosse menutup telinga, ia jijik mendengar ucapan Olive. Rosse menyangkal apa yang diucapkan Olive.

"Dengarkan baik-baik." Olive memutar rekaman percakapan dirinya dengan Mark beberapa saat yang lalu.

Lutut Rosse melemah hingga tidak sanggup menopang tubuhnya. Rosse terjatuh dan terduduk di lantai yang licin. Kenapa Mark sejahat ini? Tidak apa selama ini Mark tidak melihatnya asalkan Rosse tidak merasakan sakit hati. Tapi, kenapa laki-laki itu tega menancapkan duri mawar di hatinya yang tulus ini?

"Keputusan ada di tanganmu. Pergi atau menyerahkan semuanya pada Mark," ucap Olive sebelum pergi meninggalkan Rosse.

"Pergi, aku harus pergi." Rosse memukul dadanya yang terasa sesak. Harusnya dari awal ia sadar kalau seorang pangeran tidak mungkin jatuh cinta pada upik abu cupu sepertinya. "Kau jahat, Mark ... aku akan belajar melupakan dan membencimu," gumam Rosse sembari menghapus air matanya.

Rosse kembali merapikan penampilannya di dalam kamar mandi tiba-tiba pintu diketuk dari luar.

"Kau masih di dalam, Rosse?" Mark menghkhawatirkan Rosse. "Boleh aku masuk?"

"Ja-jangan! Pergilah Mark. Aku masih lama di sini!" Rosse panik dan mengunci pintu kamar mandi. Dia tidak siap bertemu dengan laki-laki tampan berhati iblis itu.

"Apa kau sakit?"

"Tidak! Aku cum--

"Apa perlu aku mendobrak pintu ini?" ancam Mark.

Rosse menggigit kuku jemari tangannya. Dia memikirkan cara agar bisa keluar dari Villa tanpa dicurigai Mark.

"Lebih baik aku pura-pura tidak tau rencana Mark. Jika tidak, laki-laki itu bisa saja memaksa dan memperk*saku."

Rosse menghembuskan napas panjang sebelum membuka pintu.

"Satu!"

"Ak-aku tidak apa-apa," ucap Rosse setelah membuka pintu. Dia bersikap seperti biasa.

"Kau menangis?" Untuk pertama kalinya Mark melihat manik mata Rosse tanpa penghalang. Terlihat sayu dan teduh. "Di mana kaca matamu?"

"Ja-jatuh. Aku tidak sengaja menjatuhkannya!"

"Apa kau masih bisa melihat dengan jelas?" Mark menarik tangan Rosse untuk menuntunnya. Tapi, Rosse menepis tangannya. "Biar aku bantu."

"Tidak perlu, Mark. Aku bisa jalan sendiri aku harus pulang." Rosse berusaha menjauhi Mark. Tubuhnya bergetar ketika berjalan melewati Mark.

Mark menatapnya curiga. Dia tau kalau Rosse menyembunyikan sesuatu darinya. Tanpa ijin, Mark menarik tangan Rosse dan membawanya ke ruangan pribadi miliknya.

"Duduklah." Mark menarik tangan Rosse sampai terduduk di sampingnya. "Kau mau minum apa?" Mark memegang rambut kepang Rosse.

"Tidak perlu repot-repot. Sepertinya aku kurang enak badan. Aku harus pulang sebelum hari semakin malam."

"Kenapa buru-buru? Kita baru resmi menjalin hubungan. Tapi, kau sudah mau meninggalkan aku." Mark menghembuskan napas di leher Rosse sengaja menggodanya.

"Tolong jangan seperti ini, biarkan aku pergi. Kita pun tidak punya hubungan apa-apa."

Mark marah mendengar ucapan konyol yang dilontarkan Rosse hingga ia mencium Rosse secara kasar dan tidak memberi cela sedikitpun untuk Rosse melarikan diri. Bukan itu saja, tangan Mark pun lihai bermain di da da Rosse. Rosse yang merasa terhina menggigit bibir Mark sampai ciu man itu terlepas

"Apa maksudmu, Rosse? Kau mau memermainkan, aku?" Mark menolak bahu Rosse sampai bersandar di sofa. Kemudian ia mengurung dengan kedua tangannya.

"Bukankah kau yang menjadikan aku sebagai bahan taruhanmu? Apa salahku? Kenapa kau sekejam ini, Mark?" Rosse menangis karena sorot mata tajam Mark melemahkan hatinya. Mulutnya ingin memaki tetapi, hatinya masih ingin mencintai Mark.

Terpopuler

Comments

Virgo Girl

Virgo Girl

Dona ato Olive nih...??

2024-11-27

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

jangan mudah mengalah ros..lawan Mark

2023-02-13

0

dwie

dwie

seru nih...hajar rose

2021-12-05

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!