Kembali Dengan Identitas Baru

9 Tahun Kemudian

Paris, Perancis

Waktu sudah merubah segalanya. Gadis cupu dan kutu buku yang dulu selalu dikucilkan di semua tempat kini, sudah bermetafosa menjadi wanita karir yang cantik. Pengalaman hidup yang keras dan menyedihkan membuat ia bertekad untuk merubah hidup agar tidak ada lagi yang merendahkan dan memermainkan dirinya.

Hidup di tempat baru tidaklah mudah. setiap hari dihantui rasa takut akan bayangan masa lalu yang mengancam ketenangan hidupnya. Takut bila sewaktu-waktu polisi datang menangkapnya atas tuduhan menyakiti orang lain. Terlebih lagi yang menjadi korban bukanlah orang biasa di Kanada.

Hari demi hari berganti tahun, Rossela bisa bernapas lega sebab sampai saat ini ia masih bisa berkeliaran dengan bebas karena tidak ada seorangpun yang datang mencari dan mengungkit masalah itu. Mungkin, pria yang ia lukai baik-baik saja, sudah memaafkan dan melupakannya. Atau mungkin tidak ada yang berhasil mencari keberdaannnya karena Rossela sudah merubah identitasnya. Ah, ntahlah hanya waktu yang bisa menjawab.

Ya! Beberapa tahun yang lalu Rossela sengaja merubah penampilannya. Tidak ada lagi kaca mata tebal dan rambut yang dikepang dua, ia bahkan sudah melakukan opersi kecil untuk menghilangkan tahi lalat di pipi agar tidak ada seorang pun dari masa lalu yang mengenalinya. Rossela bahkan memilih menutup akses atau informasi apapun tentang Kanada dan orang-orang di sana.

Selama di Paris ia menetap di rumah salah satu keluarga dan tetap bekerja paruh waktu mencari biaya agar bisa melanjutkan pendidikan hingga lulus dengan hasil yang memuaskan.

Gadis yang kini genap berusia 25 tahun ini bekerja sebagai sekretaris di salah satu perusahaan ternama di Paris. Tapi, mendadak ia dipindahkan tugas ke negara asalnya di Kanada. Rossela sudah menolak tapi, suaranya tetap kalah dan mau tidak mau ia setuju untuk kembali ke Kanada.

Bandara.

"Sela aku sedih karena kau akan pergi meninggalkan aku." Jassy tidak rela jauh dari Sella, karena hanya Sela sahabat baik yang ia punya. "Kau bilang kau tidak akan kembali ke Kanada!"

"Jessy, keadaan memaksaku untuk tetap pergi. Bukankah kita harus berdamai dengan masa lalu? Aku memang trauma dengan kecelakaan orang tuaku di sana tetapi aku sadar kalau selama ini aku sudah egois dengan tidak berkunjung ke makam mereka."

Padahal, bukan itu yang membuat Rossela trauma. Tapi, tidak mungkin ia mengatakan alasan yang sebenarnya.

"Kau memang anak yang baik. Tapi, janji untuk tidak melupakan aku."

"Hey ... ada apa denganmu? Aku tidak pindah planet. Kita masih bisa saling berkunjung 'kan?"

"Ah, kau ini selalu saja bercanda. Ingat pesanku baik-baik. Kau harus menjaga kesehatanmu dan jangan sekalipun mengabaikan pesanku!"

Rossela memeluk Jessy. "Aku tahu itu, terima kasih untuk semuanya!"

Meskipun berat, Rossela tetap yakin kembali ke Kanada, ia berharap tidak ada yang mengenali wajahnya yang sekarang.

Tidak jauh dari tempat Rossela berdiri, sorang laki-laki yang masih memekai kemeja putih khas seorang dokter berlari membelah kerumunan yang ada. Manik matanya tidak berhenti memindai satu persatu orang hingga ia berhasil menemukan seseorang yang ia cari.

"Sela!" Napasnya masih belum beraturan, ia memanggil dan menepuk pundak Sela.

Rossela memutar badan dan terkejut melihat orang yang harus ia hindari ada di depan matanya. "Tuan Alexandre? Anda di sini?"

Alexandre memeluk Sela. "Bagaimana bisa kau pergi tanpa mengabariku? Aku mohon jangan pergi, Sela. Jangan tinggalkan aku!" Membelai rambut Sela dengan sayang. "Kau tahu kau sudah menggantungkan perasaanku, Sela."

Sela menarik diri. "Maafkan aku, Tuan. Bukankah sudah kukatakan kalau aku lebih nyaman menjadi temanmu?"

"Justru itu! Kita sudah lama saling mengenal satu sama lain dan itu semakin menguatkan perasaanku padamu." Alexandre meraih tangan Sela. "Harus berapa kali aku katakan kalau aku sangat mencintaimu?"

Sela bergeming, menetap pria gagah dan baik hati ini. Tidak terhitung sudah berapa kali Andre menyatakan cinta padanya. Tapi, Sela masih belum menerimanya. Semua karena ia masih trauma menjalin hubungan dengan pria manapun. Takut mereka hanya menginginkan tubuhnya semata.

Belum sempat Sela menjawab, panggilan penerbangan pesawat menuju Kanada sudah berbunyi. Sela mengalihkan pandangan kepada Jesy.

"Jessy aku harus pergi!" pamitnya pada Jesy.

"Kalau bukan kau yang ke sini, aku yang datang ke Kanada!" cetus Jesy.

Sela tersenyum lalu meraih koper miliknya. "Tuan Andre ... sekali lagi maafkan aku." Sela merasa menjadi wanita jahat yang sudah menyakiti pria sebaik Andre.

Alexandre tidak bisa lagi bicara, ia sadar tidak punya hak melarang Sela pergi. Andre hanya diam melihat punggung Sela semakin mengecil di matanya.

Dirinya akan menjadi pria yang paling beruntung bila menjadi pemilik gadis baik dan secantik Sela. Lamunan Andre buyar setela Sela benar-benar hampir menghilang dari pandangannya.

"Sela!" teriakan Andre menarik perhatian orang-orang termasuk Sela. Gadis itu melihatnya. "Aku harap kau akan jawab ya, ketika aku datang ke Kanada, nanti! Kau harus tahu sampai kapanpun perasaanku tidak akan pernah berubah. Aku sangat mencintaimu! Dan aku tidak terima penolakan dalam bentuk apapun!"

Sela tertegun dan tidak menyangka Andre melakukan itu, ia tersenyum dan menganggukkan kepala.

Bukan cuma Andre, semua orang yang ada di sana juga bersorak seolah ikut merasakan kebahagian dua anak muda ini.

***

Kini, Sela sudah duduk di dalam kabin pesawat. Menatap keluar jendela di mana awan putih berada sangat dekat padanya. Dalam keheningan seperti ini tiba-tiba saja bayangan pria dari masa lalu melintasi benaknya.

'Bagiaman kabarmu? Aku harap kau baik-baik saja. Aku harap kita tidak pernah bertemu lagi.'

Sekeras apapun ia berusaha melupakan Mark namun, tetap saja rasa bersalah dan secuil rasa masih bersemayam di hati.

Kini, Rossela kembali dengan wajah yang baru. Rambut hitam legam tergerai panjang, tubuh langsing seperti super model, wajah putih mulus tanpa ada tahi lalat yang menghiasinya. Jauh berbeda dibandingkan ketika masih SMA dulu. Dengan identitas yang baru, masih adakah yang mengenalinya?

***

BRAK!!

"Apa kalian tidak bisa bekerja dengan baik, huh?"

Lembaran file berserak di ruangan meeting. Seorang pria bertubuh besar dan gagah terlihat marah karena tidak puas dengan hasil design proyek baru yang sedang digarap. Semua terjadi di luar ekspetasinya.

"Aku tidak mau tahu ... dalam waktu kurang dari 24 jam dari sekarang, kalian harus menyelesaikan pekerjaan ini tanpa ada kesalahan sedikitpun, kalian paham?"

Sebelum meninggalkan ruang meeting, matanya menyalang merah memindai satu per satu karyawan yang tertunduk di depannya.

Derap langkah kaki pria bersepatu pantovel hitam mengilap ini mulai mengisi koridor kantor. Pengusaha muda dan banyak disegani ini terkenal dengan sikapnya yang keras kepala dan pemarah. Namun, ia juga dikenal memiliki kecerdasan dan ketangkasan luar biasa di dunia bisnis, ia berhasil meraih berbagai penghargaaan dan banyak melumpuhkan pesaingnya.

Kursi hitam di ruang kerja miliknya bergoyang ketika ia mendudukkan bok*ngnya di sana, menyandarkan punggung dan memejamkan mata. Tanpa sengaja jemari tangan menyisir rambut dan meraba sesuatu di antara rambutnya yang hitam.

"Sial!!!" rutuknya mengingat bekas jahitan di kepala.

***

Rossela kenapa mau balek kampong? Mau masok ke kandang singa?😅

Jangan lupa dijempolin, komen, bunga hahahaha dan Share, makasih.

Terpopuler

Comments

Fay

Fay

krn ceritanya seru ud q kasi vote😊

2022-09-05

0

Agustin Ria Astuti

Agustin Ria Astuti

akoh mampir lg thor

2022-06-28

0

Nurul nurul

Nurul nurul

kok baru 25,lulus SMA kan paling 18+9=27,tpi kok masih 25🤦

2022-01-24

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!