Menjaganya Dari Jauh

"Kau akan jadi milikku, Sella! Tidak perduli apapun akan aku lakukan untuk mendapatkanmu!!!"

PRANG!!!

Leon membenturkan benda pipih itu di dinding hingga hancur lebur dan berserak di lantai.

Leon tidak tahu kalau sedari tadi Samantha sudah berdiri di ambang pintu kamar, wajahnya cemberut seperti jeruk purut, ia marah dan tidak terima Leon menyebut nama wanita itu lagi di kamar ini.

"Kau mengharapkan wanita lain? Lalu kau anggap aku, apa?" teriak Sam, napasnya menderu tidak menentu.

"Jangan mulai, Sam. Kau tahu hubungan kita seperti apa!" Wajah Leon tampak semakin kesal.

Suara pintu kamar ditutup kasar semakin membuat pria ini naik darah. Baru sekarang ia melihat Samantha berani bersikap kasar, marah dan tidak menghargainya.

Biasanya wanita ini selalu manis dan tersenyum menyambut kedatangannya.

"Kenapa kau tidak cukup dengan satu wanita saja?" Samantha tidak terima, ia tahu siapa yang sudah merebut perhatian Leon darinya.

"Selama ini aku melayanimu, aku menjaga rahasiamu, menjaga nama baikmu dan hubungan kita pun berjalan sesuai yang kita inginkan. Tapi, kenapa sekarang kau berubah? Kau menginginkan wanita jal*ng itu untuk menghangatkan ranjangmu!"

Meskipun Samantha tidak tahu rupa dan wajah Sella, tapi ia sudah mengutuk, membenci dan menganggap wanita itu pembawa sial untuknya.

"Jaga bicaramu, Sam! sudah kubilang kau tidak berhak mengatur hidupku!"

"Terserah! Kalau tidak mau nama baikmu tercemar maka, turuti aku dan jangan berhubungan dengan wanita itu!"

"Diam!" Leon mengapit wajah Sam. Hingga gadis ini mendongak melihatnya. "Aku peringatkan! Jangan main-main dan jangan coba-coba mengkhianatiku. Kau harus tetap menjaga nama baikku. Sama siapa aku ingin berhubungan itu bukan urusanmu! Dan jangan sebut dia ****** karena Sella tidak sepertimu!"

Leon menghempaskan Samantha di atas ranjang dan dengan kasar ia melampiaskan kekesalan dan na*su yang ia simpan untuk Sella.

Samantha merasa ternina namun hanya bisa pasrah ketika pria ini menguasai tubuhya, tapi selalu menyebut nama Sella.

'Aku bersumpah akan mencarimu, sialan!' batin Samantha.

Mau sekasar apapun Leon padanya akan tetap ia terima asalkan pria ini tidak berpaling dan terus datang untuk menyentuhnya.

***

"Aku mau dia! Aku mau pernikahan kami dipercepat! Aku mau Mark secepatnya jadi milikku, Kak!" Katerine menggila di kamar pribadinya, ia marah karena Mark sengaja menghindarinya.

"Tenanglah, Kate! Mark pasti akan menikahimu!" Pria pemilik tato tengkorak di pergelangan tangan ini mendekap dan berusaha menenangkan adiknya.

"Kapan? Sampai sekarang dia tidak pernah menyentuhku! Aku takut ada wanita lain yang diinginkannya!" Kate menangis histeris.

Kate tetap tidak terima, berlian mewah pemberian Mark tidak cukup meyakinkan hatinya tentang ketulusan pria itu.

"Aku bersumpah padamu, apapun akan aku lakukan untuk kebahagiaanmu. Jika kau menginginkan Mark maka, aku pastikan dia akan menjadi milikmu seorang. Aku akan menyingkirkan siapapun yang mencoba merebutnya darimu!"

Nico tidak pernah main-main dengan apa yang ia ucapkan. Baginya melenyapkan musuh sangatlah mudah. Jika targetnya seorang wanita maka, akan ia jadikan ladang uang yang akan menambah pundi-pundi kekayaan. Ntah sudah berapa wanita yang sudah ia jual dan dijadikan budak di berbagai daerah.

Malam itu Kate tidak bisa tidur nyenyak, sepanjang malam wanita cantik ini memikirkan Mark yang masih menahan diri untuk tidak menyentuhnya.

Apa pria itu tidak normal? Apa senjatanya tidak berfungsi?

.

.

.

Sama halnya dengan Mark, setelah memastikan Sella tidur pulas di salah satu kamar Villa miliknya, ia menemui Ozan yang sudah menunggu di ruang bawah tanah. Jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari waktu setempat. Tapi, dua pria ini masih belum bisa memejamkan mata.

"Wanita itu sudah semakin berani. Tindakannya sudah diluar batas!" Mark menghembuskan asap rokok yang ia hisap. Seperti biasa hanya ruangan ini yang bisa menghibur pikiran yang kacau.

"Kenapa berlian itu Tuan berikan padanya?" tanya Ozan, ia langsung datang ke Villa setelah memastikan Kate dan Leon tidak bisa mengejar Mark dan Sella.

Seperti perintah Mark sebelumnya, Ozan menjaga Sella dari jauh, ia bahkan sudah memastikan tidak ada benda mencurigakan di apartmen wanita yang dicurigai Rosella yang sebenarnya.

"Aku melakukan itu agar dia semakin tersanjung dan percaya padaku. Meskipun harga berlian itu mahal tapi, bagiku itu tidak berharga. Sama seperti wanita itu, meskipun dia cantik tapi sudah banyak yang menyentuhnya dan hatinya tidak sebaik penampilannya. Aku muak melihatnya!"

Ya, meskipun Mark bukan laki-laki baik dan bersih tapi, ia tetap menginginkan wanita baik-baik untuk menjadi pendamping hidupnya.

"Lalu sampai kapan Tuan harus bersandiwara seperti ini?"

Mark menjentitkan puntung rokok ke dalam asbak, lalu menatap Ozan yang selalu setia padanya. "Sampai aku mendapatkan informasi tentang Olivia. Aku yakin Kate tahu persis mengapa Olivia menjadi wanita penghibur sampai memilih mengakhiri hidupnya sendiri!"

Mark sudah terlalu banyak melakukan kesalahan. Menjadikan Olivia sebagai pelampiasan dan meninggalkannya begitu saja. Kasus perdagangan manusia terutama para wanita muda sempat menggemparkan, dan yang paling mengejutkan adalah kematian Olivia di salah satu tempat hiburan malam.

Wajar jika Mark menaruh curiga pada Kate sebab, kedua wanita itu memang berteman dekat dan selalu bersama.

"Jangan sampai Kate tahu tentang Sella. Wanita jahat itu bisa saja menykiti dan melakukan hal yang sama seperti apa yang sudah dilakukannya pada Oliva. Tetap jaga dia dari jauh. Aku sudah menemukan petunjuk tentang wanita itu!"

"Saya akan lakukan seperti apa yang sudah Tuan perintahkan. Tapi, akhir-akhir ini Tuan tidak mematuhi nasihat dokter untuk tidak lagi menyentuh minuman beralkohol. Tuan bahkan melupakan jadwal chekup. Ingat Tuan! Bukan cuma ginjal Tuan yang bermasalah. Adik kecil Tuan pun bisa tidak berfungsi lagi."

Membayangkannya saja ngerih, apalagi kalau benar-benar terjadi? Setelah kepergian Rosella beberapa tahun yang lalu, minuman keras menjadi pelampiasannya hingga sedikit demi sedikit menggerogoti organ tubuhnya.

Mark berdecak dan berdiri. "Itu karena dia tidak berna*su pada sembarangan wanita, tongkat saktiku hanya akan berfungsi pada Rosella seorang!" kilah Mark.

Mark spontan menyebut nama Rosella tapi, wajah Sella yang terlintas di benaknya. Dugaannya semakin kuat tentang wanita itu.

"Apa lagi? Sikat saja, Tuan!" Leon seloroh dan menepuk pahanya.

Mark meliriknya tajam. "Tunggu tanggal mainnya, hahaha!" Mark tertawa dan melenggang kembali ke kamar.

***

Pagi sudah datang Rosella sudah bangun dari tidurnya, ia duduk di atas tempat tidur berukuran besar, pintu kamar masih tertutup rapat, Sella lega dan yakin kalau Mark tidak menyentuhnya.

"Nona sudah bangun?" Pelayan datang membawa pakaian untuk Sella. "Biar saya siapkan air hangat untuk Nona. Sebaiknya Nona cepat mandi dan turun ke bawah. Tuan Mark sudah menunggu Anda."

"Mark tidak ke kantor?" tanya Sella, ia bingung sejak kapan ada orang lain di Villa dan menyiapkan pakaian untuknya.

"Tuan Mark tidak pernah ke kantor diakhir pekan seperti ini, Nona!"

Rosella mengangguk kecil, setidaknya ia pun tidak harus datang ke kantor. Rosella tidak sabar keluar dari Villa ini dan menghabiskan akhir pekan di rumah bibi Jeny.

***

Jangan lupa tinggalkan jejak.

Terpopuler

Comments

Mom Dee🥰🥰

Mom Dee🥰🥰

ozan thor, bukan leon

2022-07-27

0

Febriani Soemantri

Febriani Soemantri

Seharusnya samantha and rachel 😜😜

2022-04-06

0

Wijaya Wijaya

Wijaya Wijaya

sungguh tragis nasib Olivia

2021-12-12

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!