Obat Perangsang

Kalau ditulis Dolar kanada, angkanya terlalu banyak, otor ribet😂 jadi kita rupiahkan aja, ya hahahah maafken otor yang nggak jelas ini. Hayuk jempol digoyang. Makasih men-temen.

***

Cincin Berlian langka yang sebenrnya bisa lebih mahal dari malam ini resmi berpindah tangan. Tidak ada yang menawar cincin itu lebih mahal dari Mark.

350 milyar. Angka dan harga fantastis keluar dari mulutnya. Sebenarnya, ia hanya ingin cepat-cepat mengakhiri acara ini, sudah bosan dan tidak tahan melihat Leon berada di sisi Sella. Apa lagi mengingat kamera dan niat buruk pria licik itu semakin membuat ia geram.

Riuh tepuk tangan dan pujian dilayangkan untuk Leon. Hampir semua orang mengucapkan selamat pada pria tersebut. Panitia menyerahkan cincin beserta sertifikat kepada Mark.

"Selamat, Anda sudah menjadi pemilik yang baru, Tuan Mark!"

Mark mengangguk, ekspresi wajahnya tetap kaku, enggan bicara dan masih memerhatikan kilauan yang menyilukan mata siapapun yang memandangnya.

"Silahkan di terima, Tuan!" Ia menyodorkan benda kecil tersebut.

"Berikan padanya!" Mark menoleh melihat Kate yang masih berdiri di sampingnya.

Katerine terlihat sangat tersanjung mendapatkan hadiah fantastis yang diberikan Mark di hadapan orang banyak.

"Untukku?" Katerine girang dan memeluk Mark. "Terima kasih, Mark. Kau memang pria yang baik!" puji Kate tidak lupa mencium pipi Mark.

Katerine tidak berhenti tersenyum dan langsung memakai cincin itu di jari manisnya. Banyak mata iri memandang dan mulai berbisik melihat pasangan yang kabarnya akan segera melangsungkan pernikahan.

Rosella pun tidak luput menyaksikan kehebohan di ruangan ini. Begitu banyak orang yang memuji dan mengagumi pasangan itu. Tapi, tidak dengannya. Rosella tahu pria itu pandai bersandiwara, dulu juga begitu memberinya bunga mawar dan menciumnya di depan umum. Akting yang sangat meyakinkan.

Rosella tersenyum miris melihat pasangan itu berpelukan. Tidak bisa dipungkiri hatinya terasa sedikit nyeri tapi, ia mencoba acuh dan tidak perduli.

"Cih! Selalu saja," cibir Leon, ia berpaling muka tidak mau melihat kebahagiaan yang ditunjukkan padanya.

"Anda baik-baik saja, Tuan?" tanya Rosella.

"Fine ... aman-aman saja. Hanya saja wanita itu membuatku muak ada di sini!"

Leon mengangkat dagu menunjuk Kate. Tentu, ia tahu apa alasan Kate lebih memilih Mark daripada dirinya. Semua karena uang, kedudukan dan gelar.

"Maksudmu ... calon istri Mark?" Sella mendadak penasaran, ia belum paham betul apa yang menyebabkan Leon dan Mark saling bermusuhan. "Apa wanita itu yang kau maksud?" Ah, Sella sudah tidak bisa bicara formal lagi.

Leon tersenyum kecut. "Ya ... Katerine. Dia wanitaku sebelum berkhianat dan melabuhkan hatinya pada pria brengs*k itu!"

Leon murung dan berusaha menarik perhatian Sella. "Apa semua wanita seperti itu? Apa tidak ada yang mencintai dengan tulus tanpa memandang harta?" cetus Leon.

Sella tertawa bahkan sampai menutup mulut menggunakan tangannya. Pikiran wanita dan pria memang berbeda.

"Kenapa tertawa?" Leon mengernyit heran melihat Sella. "Apa ada yang salah?" tanyanya lagi.

Sella menetralkan napas dan kembali memasang wajah serius. "Mencintai dengan tulus? Sebagian kaum pria mengira kalau wanita gila harta. Tapi, sebagian wanita berpikir kalau kaum pria hanya menginginkan tubuhnya semata. Jadi, siapa yang salah?" Sella tersenyum kecut.

Leon menelan saliva, ucapan Sella sedikit menyingung dirinya. Leon sadar dirinya tergolong pria yang dipikirkan Sella bahkan, semakin tidak sabar ingin menyentuh dan menikmatinya.

"Tidak semua seperti itu!" kilah Leon, menggaruk cengkuk lehernya. "Apa kau punya pengalaman buruk sampai membuatmu trauma?"

Sella mengangkat bahu acuh. "Tidak!" jawabnya singkat. Tidak mau mengumbar masa lalu toh sekarang ia hidup sebagai Sella bukan Rosse.

Mark masih berdiri di tengah kerumunan orang yang tidak berhenti mendekatinya. Sesekali ia melirik Sella sedang tertawa lepas dengan Leon. Ntah apa yang mereka bicarakan.

Mark berbisik kepada Ozan. "Terus awasi gerakkan pria tidak tau diri itu, dan tetap jaga dari jauh!" titah Mark. Ozan mengangguk paham dan menjalankan tugasnya.

***

Katerine merapikan penampilannya di wastfel. Menambah polesan makeup di wajahnya. Bibir yang merah merona tidak berhenti tersenyum ketika ia meraba cincin yang ada di jari manisnya. Setelah dirasa cukup, ia melangkah melewati lorong panjang kembali ke tempat acara di mana Mark masih menunggunya.

Tiba-tiba seseorang membekap mulut dan menariknya ke lorong yang paling gelap. Tidak ada yang melihat sebab, jarang ada orang melintasi toilet wanita.

"Kau tidak merindukan aku?"

Mata Kate terbelalak lebar melihat pria yang berdiri di depannya.

"Kau tidak merindukan sentuhanku?"

"Tutup mulutmu, Leon! Jangan ungkit apapun tentang kita," jawab Kate.

"Kau semakin cantik kalau marah. Apa kau sudah puas mendapatkan cincin berlian ini?" Leon meraba jemari Kate.

"Bukan urusanmu dan janmmpppp

Kate tidak bisa melanjutkan bicaranya sebab, Leon tiba-tiba mencium bibirnya.

"Rasanya tetap sama'kan?" Leon mengusap bibir Kate. "Apa Mark pernah menciummu? Atau apa pria itu sudah menyentuhmu?"

"Berhenti bicara omong kosong, Leon! Akan aku pastikan satu hal, malam ini Mark akan menjadi milikku seutuhnya!"

Kate mengusap kasar bibirnya, menghapus jejak yang ditinggalkan Leon lalu mendorong Leon dan pergi menjalankan rencna.

Leon tersenyum sinis. "Kita lihat saja!" gumamnya.

***

Katerin datang membawa dua gelas berisi minuman yang sudah ia beri campuran obat perangsang untuk Mark. Beberapa orang juga sudah memegang minumannya masing-masing.

"Untukmu!" seru Kate memaksa Mark menerima gelas itu. Mark tidak menolak karena tenggorokkannya pun terasa kering.

"Bersulang!!!" ajak salah satu dari mereka.

Ting!!!

Dalam satu gerakan minuman warna merah itu tandas dari gelas. Mark merasa pusing dan tidak sengaja menjatuhkan gelas. Kate tersenyum kepad Leon yang berdiri tidak jauh darinya.

"Aku permisi, sebentar," pamit Mark.

"Biar aku temani," jawab Kate.

"Tidak, tunggulah di sini!" tolak Mark, ia melangkah ke toilet pria. Begitu sampai di ruangan kecil itu, Mark buru-buru membasuh wajah hingga membasahi tuxedo yang ia pakai. Darahnya berdesir dan tubuhnya terasa panas.

"Sial! Wanita itu menjebakku. Kate pasti sengaja memasukkan obat ke dalam minumnku!" Mark sekuat tenag menolak obat yang mulai bekerja di tubuhnya, ia tidak mau mengambil resiko dan cepat-cepat kelur dari pintu darurat menuju area parkir.

Sementara Katerine kesal karena kehilangan jejak, kalu saja orang-orang itu tadi tidak menahannya. Sudah pasti ia tidak akan kehilangan Mark seperti ini.

Pertanyaan besar muncul di kepala. Kemana Mark pergi dalam pengaruh obat perangsang itu? Bagaimana kalau pria itu menyentuh wanita lain?

Sementara Mark tidak bisa memikirkan apapun lagi, ia sudah duduk di bangku kemudi, tubuhnya semakin terasa panas, kepalanya semakin pusing tapi, ia berulang kali membenturkan keningnya di jendela mobil miliknya.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

Kate ternyata menggilai Mark sanggup berbuat nekad asal bisa mencapai matlamat nya

2023-02-13

0

princess purple

princess purple

cewek gatelll

2021-11-24

1

ani nurhaeni

ani nurhaeni

mark ke apartemen sela kaahhh

2021-11-12

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!