Apart Greenlousc.
Arnold bangun dari turun nya, malaikat kecil itu mengucek mata nya dan keluar dari kamar nya mencari sang ibu.
"Mom? Aku haus..." ucap nya lirih sembari berjalan terkantuk-kantuk.
Bruk!
Mata jernih polos itu membulat sempurna melihat uncle jahat yang dulu tinggal bersama nya kini berada di tempat baru nya.
"Un-uncle..." panggil nya lirih.
Pria itu tersenyum melihat wajah ketakutan anak lelaki di depan nya, "Hey? Kau benar-benar anak wanita itu? Kenapa kau lebih imut?"
Arnold diam saja, ia takut karna selalu melihat sang ibu yang menangis dan peringatan yang ia dengar dari sang ibu membuat pikiran nya terdoktrin jika pria di depan nya adalah iblis.
"Mom!" panggil Arnold segera berlari mendekap sang ibu, ia hampir menangis ketakutan karna berbicara dengan uncle yang selalu ia dengar harus di jauhi.
"Kau mengganggu nya?" tanya Bella dengan nada tak suka.
Pria itu hanya tersenyum sembari mengancing kemeja nya.
"Kemarin kau sangat agresif," ucap pria itu saat merapikan kera kemeja nya dan merasakan bekas ciuman yang di tinggal Bella di leher nya.
Bella hanya membuang wajah nya, sejak ia tinggal di apart ia memang tak lagi mendapatkan sentuhan hingga tubuh nya menggila saat tersentuh lagi.
"Keluar!" ucap nya ketus pada pria itu.
Pria itu hanya memberi seringai nya dan melenggang keluar.
Bella menatap wajah putra nya yang menatap dengan wajah polos, "Jangan bilang sama Daddy kalau dia kesini, mengerti?"
"Tapi kalau Daddy tau kan, Daddy bisa usir uncle jahat nya..." jawab Arnold lirih dengan mata polos nya.
"Al! Cukup dengarkan Mommy saja! Daddy bakal marah kalau tau dia kesini!" bentak Bella pada putra nya.
Arnold terkejut, ia mulai takut pada ibu nya yang kini semakin mudah marah dan bahkan terkadang memukul nya jika ia membantah apa yang di inginkan sang ibu.
"Ma-maaf Mom...
Al jadi anak baik..." ucap malaikat kecil itu menangis.
Bella membuang napas nya dan memeluk putra nya, "Mommy cuma punya Al, jadi Al harus nurut sama Mommy..."
Anak lelaki itu mengangguk, setelah itu pun Bella mulai kembali menyuruh anak polos itu untuk membohongi ayah nya untuk jaga-jaga jika James menanyai ponsel yang ia suruh curi.
"Jadi kalau Daddy tanya, Al harus bilang karna mau main games di ponsel Daddy? Terus mau foto sama Daddy?" tanya anak polos itu mengulang.
"Hm, Al harus bilang begitu biar Daddy gak marah." jawab Bella pada putra nya.
"Ta-tapi kan itu bohong...
Mommy yang suruh ambil ponsel Daddy, bukan Al yang mau main games..." ucap anak itu lirih dengan takut.
Auch!
"A-ampun Mom..." teriak nya langsung saat lengan dan paha nya di cubit memutar hingga membiru oleh sang ibu.
"Al jangan banyak tanya! Ikuti aja yang Mommy bilang!" sanggah Bella langsung.
Anak lelaki polos itu mengangguk, ia ketakutan pada sang ibu yang mulai berubah.
......................
2 Minggu kemudian.
James masih mencari petunjuk dengan orang misterius yang menginginkan wanita nya, lebih tepat nya orang itu ingin ia menjadi sendiri.
Ia menghubungi Louise beberapa kali namun tak ada balasan karna gadis itu menolak semua panggilan walaupun ia sudah susah payah mencari nomor baru gadis itu.
Ia tak bisa datang langsung karna gadis itu masih berada di JBS grup dan di jaga ketat oleh sang kakak, bahkan sistem keamanan nya tak mudah lagi ia retas seperti dulu saat ia menjenguk gadis nya.
....
Louise mulai membaik, ia menjalani terapi psikiater namun tak menunjukkan gejala apapun, dokter yang merawat nya merasa sedikit ganjil karna gadis itu terlalu baik-baik saja untuk benar-benar 'baik-baik saja'.
Sampai saat ini belum ada perkembangan apapun yang menunjukkan gejala serius.
...
Kediaman Rai.
"Kapan aku bisa keluar? Aku kan sudah sembuh?" tanya Louise pada sang kakak.
"Kalau ada yang menculik mu lagi bagaimana? Di rumah dulu sampai benar-benar sembuh!" jawab Louis yang enggan membiarkan adik nya keluar rumah.
Ia takut jika kejadian tempo hari kembali terulang.
"Aish!" gadis itu menarik napas dengan kesal sembari mendudukkan diri nya di atas sofa.
"Aku mau main dengan Clara saja," ucap nya yang mulai beranjak bangun.
"Yasudah, jangan sampai ketahuan." ucap Louis yang tak ingin sang istri tau jika gadis itu adalah adik nya.
"Ini mau ku kasih tau! Biar kalian cerai!" jawab Louise kesal pada sang kakak karna tak di bolehkan keluar.
Mata Louis membulat menatap adik nya yang langsung pergi secepat kilat, "Dasar anak nakal!"
...
Pukul 08.25. pm
Gadis itu tersenyum cerah saat melihat teman nya datang, langkah nya langsung cepat menghampiri pria tampan itu.
"Zayn!" panggil nya senang, dan langsung meraih lengan pria itu.
"Bujuk Louis yah? Bilang aku akan keluar dengan mu...
Yah?" ucap nya yang kini beranjak membujuk sahabat nya.
"Di rumah saja dulu sama semua aman," jawab Zayn yang juga tak bisa membawa nya keluar tanpa izin saudara kembar nya.
"Ck!" decak gadis itu kesal.
"Ini, aku bawa makanan kesukaan mu." ucap pria itu menaikkan belanjaan nya.
Louise mengambil nya dan duduk di atas ranjang nya.
Zayn menghela napas, gadis di depan nya tak pernah berhati-hati saat pada nya walaupun mereka berada berduaan di ruangan tertutup.
"Lain kali jangan mudah membawa pria masuk ke dalam kamar mu," ucap pria itu duduk di atas sofa yang berada di kamar luas tersebut.
"Pria? Aku kan tidak pernah sembarang!" sanggah gadis itu langsung.
"Lalu aku?" tanya pria itu menggeleng melihat sikap gadis itu.
"Kau kan My Baby Zayn...
Jadi tidak apa-apa," jawab Louise tersenyum manis sembari memakan coklat yang di bawa teman pria nya.
"Louise?"
"Hm?"
Pria itu terdiam sejenak sebelum melanjutkan pertanyaan nya.
"Kau sangat suka dengan pacar mu itu?" tanya Zayn menyelidik.
Louise diam sejenak karna ia sedikit terkejut dengan pertanyaan teman nya.
"Iya, suka!" jawab gadis itu dengan polos nya dan ucapan yang langsung keluar.
Deg!
Napas pria itu tertahan sejenak mendengar jawaban yang polos tersebut.
"Kau sudah baik-baik saja?" tanya Zayn mengalihkan pembicaraan.
Louise mengangguk lirih atas pertanyaan tersebut, "Kau tau dua, atau sudah bisakita bilang tiga bulan yang lalu?" tanya gadis itu mengingat waktu nya.
"Waktu pernikhann Louis?" jawab Zayn menebak.
"Hm," gadis itu mengangguk, "Aku di culik kan saat itu, makanya tidak bisa datang ke pernikahan kakak ku."
"Kenapa kau bahas tentang penculikan mu? Apa ada sesuatu yang lain?" tanya Zayn yang langsung terpikir dengan kandungan gadis itu, "Kau ada di culik lagi?"
Louise menggeleng, "Aku terlalu bentak mengalami hal yang membuat ku terkejut, jadi karna aku pernah melewati waktu sulit...
Aku akan baik-baik saja sekarang..." sambung nya lirih.
"Kalau kau tidak baik-baik saja, juga tak akan ada yang memarahi mu," ucap pria itu yang merasa gadis di depan nya terlalu memaksakan diri.
"Tapi banyak yang khawatir..." gumam Louise lirih sembari menunduk dengan senyuman hambar.
Zayn kembali diam lagi, ia sedikit bingung bagaimana memulai pembicaraan tentang kandungan gadis itu karna tak ingin gadis itu tersinggung.
"Louise kau pernah berpikir untuk menikah sekarang?" tanya Zayn mengarah ke yang lain.
"Menikah? Sekarang? Ku rasa tidak, aku masih suka dengan hidup ku yang seperti ini." jawab gadis itu berpikir.
"Kalau misal nya kau punya sesuatu yang membuat mu harus menikah?" tanya Zayn lagi.
"Contoh nya?" Louise yang menatap bingung.
"Seperti hamil?" jawab Zayn dengan nada seakan pertanyaan.
"Hamil? Lalu menikah? Begitu?" gadis itu kembali mengulang maksud sahabat nya.
"Hm,"
"Aku belum siap, dari pada mengurus anak dan membiasakan mengurus pria lain aku masih mau bersenang-senang." jawab gadis itu spontan.
"Lalu kalau kau misal nya sekarang hamil? Kau mau bagaimana?" tanya Zayn lirih.
Louise pun beranjak bangun dan mendekat ke arah pria itu membawa coklat lembut di tangan nya.
"Makan coklat nya, pertanyaan mu aneh-aneh saja! Aku saja tak mau memikirkan nya!" jawab Louise yang juga bingung kalau sampai dirinya berada dalam situasi tersebut.
Dia terlihat tidak akan ceroboh, apa pria itu melakukan nya saat dia dia tidak sadar? Atau memaksa nya?
......................
JBS Hospital.
Zayn mendatangi ruangan Presdir karna ia memang harus menggantikan beberapa pekerjaan Louise yang terputus karna kejadian naas tersebut.
"Kau terlihat tidak baik, kau sakit?" tanya Zayn saat melihat sahabat nya.
Louis mengangguk, ia hanya memikirkan beberapa hal tentang adik nya saja.
"Louis?" panggil Zayn pada pria itu.
"Hm?"
"Menurut mu, bagaimana pendapat mu tentang pacar Louise yang sekarang?" tanya Zayn hati-hati.
"Pacar Louise? Siapa itu nama nya? Hm?" jawab Louis sembari memutar isi kepala nya berusaha mengingat nama kekasih adik nya.
"James," ucap Zayn cepat agar membantu pria itu mengingat nya.
"Oh iya, James! Kenapa kau tanya dia?" ucap Louis yang kini berbalik bertanya.
"Aku hanya penasaran," jawab Zayn sembari menyandarkan diri nya ke sofa empuk ruangan tersebut.
"Aku tak menyukai nya, aku juga tidak setuju sama sekali kalau Louise dengan nya!" jawab Louis segera.
Walaupun ia brengsek dengan gadis yang ia sukai namun ia ingin adiknya mendapatkan pria yang baik dan tak akan menyakiti nya dalam segi apapun.
"Kenapa? Kalau Louise benar-benar menyukai nya, bagaimana kau mencegah nya?" tanya Zayn saat mendengar jawaban yang sudah ia prediksi.
"Karna dia bisa menyakiti adik ku, aku tidak mau Louise hidup dengan pria yang bisa melukai nya," ucap pria itu dengan tatapan mata yang jujur.
"Kalau dia memaksa, apa aku harus membuat Louise jadi pertapa gunung?" sambung nya seakan memikirkan sesuatu.
"Maksud mu penunggu gunung, jadi Tarzan? Kalau kau memaksa nya begitu, dia akan mencekik mu lebih dulu," ucap Zayn menggelengkan kepala nya.
"Inti nya aku tidak setuju kalau dengan nya!" ucap Louis tegas.
Banyak hal yang membuat nya tak menyukai James, dari latar pria itu yang sangat mencurigakan dan misterius serta di beberapa peristiwa yang menyakiti adik nya pria itu juga berada di dalam nya.
Tentunya dengan beberapa alasan itu ia tak ingin adik nya bersama dengan pria seperti itu, ia tak mau Princess Troublemaker kesayangannya terluka di kemudian hari.
"Hm...
Ini, kalau misal nya, masih misah nih belum nyata..." ucap Zayn berbelit-belit.
Louis hanya mengernyitkan dahi nya menatap tak mengerti apa yang ingin di ucapkan nya.
"Kalau misal nya dia buat Louise...
Itu..." ucap Zayn sembari memberikan gerakan tangan di perut nya yang menggambar bulatan besar.
"Apa? Hamil?" tanya Louis memperjelas.
"Seperti itu," jawab Zayn ragu.
"Si*l!" ucap pria itu yang terlihat sangat kesal.
"Ini kan cuma misal nya! Bu-bukan sungguhan, Louise juga kan tidak begitu..." ucap Zayn lirih menenangkan sahabat nya.
Ia menarik napas panjang melihat reaksi teman nya.
......................
Kediaman Rai.
Pukul 12.45 am.
Gadis itu tak bisa tertidur sama sekali, semua bayangan tentang kejadian di club' masih menghantui nya, terutama saat panggilan telpon nya di jawab wanita lain.
"Dia sering bersemu wanita itu?" gumam gadis itu sembari menarik selimut nya.
Ia menolak semua pesan dan panggilan dari James, selain masih takut saat melihat pria itu berlumuran darah membunuh orang lain ia juga merasa amat kesal saat panggilan nya di jawab oleh wanita lain.
"Kenapa aku jadi seperti wanita jahat sih?! Aku kan tidak merebut siapapun!" ucap nya yang menghentakkan kaki nya di dalam selimut.
Ia mulai merasa menjadi penghalang dalam hubungan orang lain, karna pria yang ia kencani sudah memiliki seorang putra.
"Tapi kan mereka sudah lama putus! Jadi aku bu-"
Duk! Duk!
Gadis itu terdiam, ia langsung menoleh ke arah pintu dan jendela balkon yang tertutup kain.
Deg!
Mata nya terperanjat saat melihat bayangan besar di luar pintu kaca nya yang tertutup kain.
Apa itu? Setan? Kenapa sekarang aku sering punya nasib sial?
Batin nya terkejut dan mulai mengambil telpon nya.
Kalau manusia, tidak mungkin bisa di sini kan? Aku saja tidak bisa melewati penjaga!
Ia pun mengambil gucci di kamar nya mendekati pintu balkon kamar nya sembari mulai menelpon sang kakak.
Langkah nya mendekat, ia mulai berniat pergi saat melihat engsel pintu nya yang seakan terbuka.
"Dasar se- Humph!" bibir nya terbungkam oleh tangan yang segera menutup mulut nya.
Mata Louise membulat, ia tak mengerti kenapa pria di depan nya bisa sampai memanjat ke kamar nya ataupun melewati pagar tinggi kediaman nya dan semua kamera pengawas yang di tempatkan.
"James?" panggil nya lirih saat pria itu melepaskan tangan nya.
James mengambil gucci yang ingin di ayunkan gadis itu.
"Halo? Louise? Ada apa? Kau baik-baik saja?"
Suara yang terdengar dari telpon gadis itu saat panggilan nya terhubung.
Louise pun tersadar dari rasa terkejut nya, dan segera menjawab, "Ti-tidak apa-apa...
Aku cuma mau iseng saja..." jawab gadis itu dan segera menutup telpon nya.
Mata nya kembali menatap ke arah pria di depan nya tak berkedip karna terkejut.
James masih diam, ia tak memberi tau bagaimana cara nya bisa menerobos menyelinap ke kediaman mewah gadis itu.
Sebelum nya ia sudah menggunakan cara normal namun Louis membatasi semua akses dan tak membiarkan nya menemui Louise, ia pernah ingin mencoba menerobos masuk ke kediaman mewah itu namun tak jadi melakukan nya karna tak ingin ada keributan yang pada akhirnya membuat gadis itu semakin menjauh dari nya.
"Kenapa kau bisa masuk ke sini?" tanya Louise pada pria yang selalu menampilkan wajah datar nya setiap saat.
Greb!
James masih tak menjawab ia menarik tubuh gadis itu dalam pelukan nya.
"Aku ingin melihat mu..." jawab nya lirih.
Louise membatu sejenak dalam pelukan pria itu, "Kau rindu pada ku?"
James melepaskan pelukan nya menatap sejenak wajah yang dalam beberapa minggu tak bisa ia temui, kini luka lebam di wajah gadis itu sudah berkurang.
"Menurut mu? Kenapa aku sampai menyelinap seperti ini?" tanya James dengan smirk nya.
Louise diam sejenak berpikir, "Karna kau mau melihat wajah cantik ku?" jawab gadis itu dengan wajah polos.
Sudut bibir James semakin naik mendengar jawaban menggemaskan dari gadis di depan nya, "Hm, karna kau cantik..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
Shrie Shrie
muuuuach😘😘😘 buat james
2021-12-11
0
Han da Yani
👍
2021-12-10
0
Sͨυͪɦͣυᷡ ǪḺǝͷḡ✨𝒜⃟ᴺᴮE𝆯⃟🚀HIAT
menunggu alur othor penuh misteri cinta & darah😎😎
2021-12-10
0