Tuduhan palsu

5 Tahun kemudian.

Anak remaja itu melewati lorong di sekolah nya, semua mata yang memandang tak suka ke arah nya.

Brak!

Nampan makanan yang di bawa oleh salah satu siswa terjatuh dan mengotori seragam anak remaja lelaki tersebut.

"Ups! Maaf!" ucap siswa yang menjatuhkan makanan nya.

Athan James Dachinko nama yang sudah melekat dan hidup selama lima tahun pada nya kini sudah tak lagi asing bagi nya.

Ia berusaha tumbuh dengan baik walaupun berada di lingkungan keras dan membuat nya kehilangan ekspresi di wajah nya, ia memang tak mengambil kelas akselerasi agar terus mendapatkan beasiswa hingga ke jenjang kuliah.

"Kalau mata mu tak bisa di gunakan sebaik nya kau pakai kacamata saja," ucap nya sembari membersihkan tumpahan makanan di seragam nya.

"Sial! Kau pikir kau siapa di sini hah?!" Mike yang menarik kerah seragam James karna merasa kesal.

"Menurut mu? Berhenti menggertak dan singkirkan tangan mu!" ucap James sembari menepis kasar tangan siswa tersebut.

Rick melepaskan tangan dengan kasar mengikuti tepias yang di lakukan James, amarah nya semakin memuncak.

Ia merasa geram karna bagi nya anak yang bukan siapa-siapa begitu terkenal mengalahi popularitasnya, peringkat satu yang dulu ia banggakan tak pernah dapat lagi karna James yang selalu mendapat nilai penuh dan peringkat pertama.

Rick tersenyum begitu melihat siswa lain membawa nampan makanan, ia mengambil nya dan menjatuhkan lagi makanan ke seragam remaja berwajah tampan namun dingin tersebut.

"Aku traktir makan siang," ucap nya tersenyum menang.

James diam, ia melihat seragam nya yang kotor, ia tak tau apa kesalahan nya namun dirinya lah yang selalu di ganggu.

"Oh ya? Kalau gitu aku yang traktir minum," ucap James datar sembari melangkahkan kaki nya ke arah gadis yang membawa milkshake di tangan nya.

"Eh?" gadis itu tersentak dan memundur saat James mengambil minuman nya.

"Kenapa? Ada masalah?" tanya James pada siswi tersebut.

"Ti-tidak," jawab nya gugup karna ia memang takut akan perkelahian.

Byur!

"Kau suka minuman nya kan?" tanya James sembari menyiram milkshake ke atas kepala Rick.

"Dasar sia-"

"Sebaiknya kau pergi, jangan menghabiskan oksigen karna karbon dioksida yang kau keluarkan," potong James menyindir dengan senyum tipis.

......................

Cafe.

Setelah kembali dari sekolah James masih berkerja part time, karna ia hanya memiliki beasiswa namun masih butuh untuk keperluan sehari-hari nya.

Ia sudah keluar dari panti asuhan satu tahun yang lalu saat memasuki sekolah menengah atas, dan mulai hidup sendiri.

Pelayan, barista, menyanyi di cafe, bahkan sampai pengantar makanan ia lakukan untuk memenuhi semua pekerjaan part time nya.

Lelah?

Tentu saja ia merasa lelah namun ia sudah terbiasa untuk tak pernah mengeluh ataupun mengadu pada seseorang tentang apa yang ia rasakan.

Tap!

Satu gelas milkshake hadir di meja gadis yang tengah membaca buku nya, ia memilih belajar di cafe karna baginya lebih menyenangkan.

"Aku tak pesan milksha- eh?"

"Aku ganti untuk yang ku ambil kemarin," ucap James sembari seraya pergi.

"Eh? Tu-tunggu!" ucap gadis itu tanpa sadar meraih tangan James.

"Apa lagi?" tanya James ketus menatap gadis itu.

Gadis itu beringsut melepaskan tangan nya dan menatap takut pada remaja di depan nya, "Ki-kita sekelas kan?" tanya gadis itu lirih.

James mengerutkan kening nya, ia memang tak pernah berinteraksi dengan teman sekelas nya karna orang-orang di kelas nya yang merasa ia tidak memiliki level yang sama.

"Benarkah?" tanya James datar.

"Ka-kau tidak tau yah? Aku saja tau nama mu," ucap gadis itu lirih.

"Lalu aku juga harus tau kau?" tanya James dengan ketus.

Gadis itu menunduk, ia memperlihatkan wajah tak nyaman dan raut sedih nya. James pun menghela napas nya dan menatap lagi ke arah gadis itu.

"Siapa nama mu?" tanya James yang mulai tak tega melihat raut sedih gadis itu karna sikap ketus nya.

Gadis itu menoleh dan menatap binar dengan mata jernih nya, "Bella."

James mengangguk kecil dan berlalu lagi, "Silahkan nikmati minuman nya," ucap nya berlalu pergi dan merapikan tempat lain.

Gadis itu hanya diam dan menatap milkshake nya, "Dia bekerja disini? Padahal dia kan tidak jahat? Kenapa banyak yang tidak suka?" gumam nya lirih.

Ia masih gadis naif yang tidak memandang kasta dalam pertemanan, walau pun saudaranya sangat bertolak belakang.

......................

3 Minggu kemudian.

Auch!

Gadis itu terkejut, ia hanya memotong jalan namun begitu terkejut melihat beberapa preman menyerang nya dan membawa nya ke sela bangunan besar.

"Ka-kalian mau uang?" tanya gadis itu terbata karna takut.

"Pintar sekali, berikan semua uang mu." ucap preman tersebut terkekeh.

Gadis itu begitu takut membuat nya menurut saja hingga,

"Mudah sekali kau memberi uang, kau juga harus tau mana yang layak di berikan dan mana yang tidak." suara yang membuat gadis itu tersentak dan kembali menutup dompet nya.

"Kau?! Mau jadi pahlawan?! Hah?!" gertak preman tersebut.

"Sini," ucap James menatap ke arah gadis itu tanpa memperdulikan preman yang tengah menggertak nya.

Gadis itu tersentak, ia bingung namun secepat kilat langsung berlari ke arah pria yang memanggil nya.

"Ayo kabur," ucap gadis itu lirih.

"Belum sekarang, mereka bisa kejar kita." ucap James sembari menarik gadis itu kebelakang tubuh nya dan mengambil balok kayu yang sudah tak terpakai itu.

Plak!

Ia memukul ke arah tangan preman yang tengah membawa pisau nya untuk melukai nya, entah dari mana kemampuan bertarung nya namun ia dapat beradaptasi dengan sendiri nya.

Bugh!

Ia menurunkan tubuh nya menghindari pisau yang datang secepat kilat lalu memukul kaki preman yang ada di depan nya ketika menunduk.

"Sekarang! Lari!" ucap nya setelah berhasil menumbangkan 3 preman tersebut dan langsung menarik tangan gadis itu.

"Berapa kecepatan lari mu?" tanya James dengan terengah-engah menarik napas karna berlari.

"Entah, 100 meter per menit mungkin," jawab gadis itu asal.

James mempercepat lari nya tanpa melepaskan tangan gadis itu begitu mendengar jawaban yang ia inginkan.

Lari yang sudah cukup jauh hingga membuat kedua remaja itu berhenti saat tak ada lagi yang mengejar nya.

James maupun gadis itu menarik napas terengah-engah mengambil semua oksigen agar memiliki udara yang masuk.

"Terimakasih," ucap gadis itu menatap teman sekelas nya.

James tak menjawab dan hanya menatap, "Lain kali hati-hati." ucap nya singkat.

"Kau masih ingat nama ku, kan?" tanya gadis itu.

"Ingat, Bella kan?" jawab James sekali lagi.

Gadis itu tersenyum, dengan masih menarik napas dalam, "Mau ku traktir teh?" tanya nya dengan mata binar.

"Tidak perlu," jawab James dan berlalu pergi lagi meninggalkan gadis itu.

"Kalau begitu, mau jadi teman ku?" teriak Bella saat James menjauh dari nya.

Langkah James terhenti ia memutar tubuh nya dan menatap ke arah gadis yang tersenyum tulus, senyuman yang tak pernah ia dapat kan selama bertahun-tahun dan hampir membuat nya lupa.

Awal yang membuat nya kembali dekat dengan seseorang, ia tak tau bagaimana akhir dari keputusan nya, namun yang ia tau senyuman yang datang pada nya kali ini kembali menghangatkan hati nya.

......................

Waktu berlalu tanpa bisa di hentikan, yang hidup harus bertahan dan yang tidak ada hanya meninggalkan kenangan di ingatan.

Byur!

Guyuran air yang membasahi tubuh gadis itu, ia terduduk dan merasa begitu takut, tawa menggema yang terdengar di telinga nya membuat lidah nya kelu tak mampu berkata-kata.

Rick tertawa, ia memang penindas no 1 di sekolah elit ternama tersebut, tak hanya teman sebaya ia juga mengganggu adik sekelas nya.

"Ma-maaf kak...

Nanti aku ganti sepatu nya..." ucap gadis itu menangis karna takut.

Sebelum nya ia tak sengaja menjatuhkan makanan di sepatu mahal milik Rick membuat nya menjadi bahan buli tahun ini oleh sekelompok remaja nakal tersebut.

"Siapa nama mu? Aku lupa," tanya Rick sembari memegang dagu gadis itu.

"Josie kak..." ucap nya lirih dengan bibir gemetar.

"Aku kesal sekali karna mu," ucap Rick kesal "Buka baju nya sekarang," sambung nya pada teman-teman penindas nya yang lain.

Gadis itu tersentak, ia berusaha melawan dan memegang erat seragam nya agar tak di permalukan.

"Jangan! Huhu!" tangis nya menggema di wilayah belakang sekolah. Tempat sunyi yang jarang di datangi siswa.

Ctak!

Lemparan kerikil yang mengenai kepala salah satu siswa yang mencoba membuka seragam yang sudah sobek tersebut.

"Sekarang kalian mengganggu adik kelas? Apa seperti ini sikap anak-anak yang katanya di besarkan dengan sopan santun?" tanya James menyindir.

"Dasar pengemis!" ucap Rick emosi melihat James yang ikut campur.

Ia mengatai James sebagai pengemis karna tau jika teman sekelas nya itu anak yatim piatu yang di besarkan di panti asuhan dan sekolah menggunakan uang beasiswa sehingga ia menganggap hina dan menyamakan dengan para pengemis.

"Lalu kau mau di pukul oleh pengemis lagi?" tanya James ringan sembari mendekat dengan mata elang nya.

Rick memundur, ia ingat satu bulan yang lalu James mengalahkan nya beserta semua teman nya sendirian.

"Pergi," ucap James lagi sembari mendekat ke arah Josie yang tengah menangis ketakutan sembari memegang seragam sobek nya.

Ia membuka jas seragam nya dan menutup tubuh kecil gadis yang menangis gemetaran tersebut.

"Kau baik-baik saja?" tanya nya sembari menenangkan gadis itu dengan menutup tubuh gadis itu dengan jas seragam nya.

James masih memegang teguh apa yang sang ayah ajarkan pada nya.

Yang kuat melindungi yang lemah dan yang berkuasa bersikap adil

Itu lah yang diajarkan sang ayah pada nya, karna di dalam dirinya masih lah Xavier Haider seperti 5 tahun yang lalu, hanya nama dan keceriaan nya saja yang berganti namun tidak hati dan jiwa nya.

Yah setidak nya masih seperti itu sebelum satu kejadian naas yang membuat Xavier Haider menghilang dan berganti dengan iblis tanpa belas kasihan.

Rick menatap marah ke arah James, namun terbesit rencana di pikiran nya saat melihat pria itu membantu adik kelas yang ia buli.

Rencana yang menghancurkan masa depan seseorang bahkan mengubah orang lain.

......................

Satu bulan kemudian.

Setelah satu tahun berteman dan semua pertemanan yang terjalin berkembang lebih dari sekedar mengenal.

"Sudah ku bilang di sini sangat sempit kan?" tanya James saat melihat Bella mendudukkan dirinya di tempat tinggal nya.

Ia menyewa rumah atap yang memiliki satu ruangan dengan wastafel dan kamar mandi, ia mengisi dengan satu ranjang dan sofa serta beberapa peralatan yang membantu keseharian nya.

"Rapi," ucap Bella sembari melihat ke sekeliling tempat tinggal pria itu.

"Hm?" James mengandah ia menatap ke arah wajah gadis itu sekilas saat ia masih mengaduk teh.

"Kau rapi sekali yah? Jadi sangat nyaman," ucap Bella dengan tersenyum.

James memutar wajah nya, ia tak ingin melepas kendali hanya karna senyuman tersebut, "Jangan tersenyum seperti itu,"

Bella menoleh ia melihat punggung pria yang tengah membuatkan minum untuk nya, ia sadar jika ia menyukai teman sekelas nya itu.

Rasa suka yang masih membara di usia remaja dan hormon dewasa yang baru ingin berkembang.

"James?" panggil nya lirih dan mendekat.

"Kenapa? Kau tidak nyaman?" tanya James langsung, ia sadar dengan semua perbedaan antara dirinya dan gadis di depan nya.

Perbedaan status, perbedaan kasta, popularitas serta nama baik di sekolah, gadis yang sangat populer tak hanya karna keluarga nya namun juga karna sikap teladan dan lemah lembut nya.

Berbeda dengan dirinya yang di juluki pengemis, walaupun ia tak pernah sekalipun meminta-minta namun karna ia di besarkan di panti asuhan tanpa orang tua serta pengambil beasiswa membuat para siswa kalangan elit itu enggan berada di dekat nya.

Walaupun tak semua namun ia tetap tak memiliki teman kecuali gadis di depan nya.

"Kita benar-benar pacaran?" tanya Bella lirih.

"Tentu saja, kenapa tanya begitu?" jawab James menangkup wajah gadis itu.

"Kau tidak pernah menyentuh ku, bahkan seperti tak mengenal ku di sekolah..." ucap Bella lirih.

"Karna kau sangat populer, aku tidak mau nama mu rusak kalau semua orang tau kau pacaran dengan ku," jawab James pada gadis itu, karna memang itulah yang ada di pikiran nya saat ini.

"Lalu kenapa tidak mau menyentuh ku? Setidak nya kita bisa ciuman kan?" tanya Bella lagi dengan mata berapi-api.

"Aku takut tidak sekedar mencium mu," jawab James sembari mengelus lembut kepala gadis itu.

Ia juga masih remaja yang beranjak menjadi pria dewasa, bahkan ia harus bersikap lebih dewasa dari semua anak yang seumuran dengan nya.

Hidup dan jalan yang ia lalui tak sama dan lebih keras, namun di balik semua itu ia juga masih mencari apa yang ada di dalam diri nya.

Sedewasa apapun seseorang ia juga masih menyimpan sisi gegabah, ceroboh dan egois sesuai dengan umur nya.

"Kalau begitu aku tidak apa-apa, kalau bukan hanya sekedar mencium aku juga tak masalah," jawab Bella sekali lagi.

Ia masih remaja yang berpikir ceroboh dengan semua keingintahuan yang menggebu.

"Kau yakin?" tanya James sekali lagi, ia belum pernah berpacaran atau menyukai seseorang karna yang ada di pikiran nya dulu hanyalah cara bertahan agar tetap hidup.

"Tentu saja aku yak- Humph!"

Mata gadis itu membelalak sejenak saat bibir nya di pangut tiba-tiba namun hal itu hanya sebentar ia, menutup mata nya dan mencoba membalas ciuman yang bagi nya pertama tersebut.

Sama seperti kekasih nya, bagi James hal ini juga masih ciuman pertama nya, namun tubuh nya bergerak sendiri. Tak ada yang memberitau ataupun mengajari nya kecuali naluri dan hasrat nya.

Ciuman yang terus berlanjut hingga tanpa sadar tubuh nya terus mendorong langkah tubuh mungil itu hingga menjatuhkan ke ranjang nya.

Tak ada yang di pikirkan kecuali rasa suka dan cinta, masalah yang akan datang terasa sirna dan lenyap begitu saja.

Gadis itu meleleh, ia tak bisa menahan ataupun mencegah, tubuh nya terhanyut, ia tak tau akan sampai sejauh ini ciuman yang awal nya bukan apa-apa.

"Sa-sakit..." rintih nya sembari meremas lengan pria yang bersama nya saat ini.

"Sangat sakit? Apa aku berhenti saja?" tanya James yang bingung karna ini juga baru pengalaman pertama nya.

Ia tidak tau banyak namun dorongan dalam dirinya saat pengendalian nya terlepas membuat nya bertindak semakin jauh.

"Ta-tapi aku baik-baik saja..." jawab Bella menggigit bibir nya guna menahan rasa sakit nya.

James memangut bibir gadis itu untuk menenangkan nya.

Perasaan dan tubuh yang meleleh satu sama lain, remaja yang di liputi perasaan cinta dan ingin memiliki yang kuat serta tak sama-sama tak bisa menahan hasrat nya.

James menjatuhkan dirinya di samping gadis itu, ia melihat wajah lelah yang meringis menahan sakit.

"Sangat sakit yah? Maaf..." ucap nya memeluk dan menangkup tubuh kecil itu dalam dekapan nya.

"Iya, kenapa bisa sakit sekali yah?" tanya Bella lirih namun merasa nyaman dengan pelukan kekasih nya.

"Kau menyesal?" tanya James lagi.

"Tidak, aku suka! Kalau begini kan kau seperti jadi milik ku!" jawab gadis itu spontan.

James hanya tersenyum dan memeluk gadis itu dengan erat, rasa suka nya begitu meluap. Ia sudah jatuh cinta sepenuh nya dengan gadis yang pertama kali memberikan nya senyuman hangat.

......................

2 Hari kemudian.

Sekolah mulai riuh, James tak mengerti namun semua melihat ke arah nya dengan tatapan benci dan jijik.

Ia pun berjalan dan melihat papan pemberitahuan jika ia di panggil ke kepala sekolah.

"Dasar binatang!" ucap seorang wanita paruh baya yang langsung memaki nya begitu ia sampai ke ruangan kepala sekolah.

James tersentak, ia tak mengerti apa kesalahan nya namun di maki seperti itu.

"Dia yang nama nya James?! Dia yang melakukan nya?!" tanya wanita paruh baya itu pada putri nya.

James mengernyit dan berusaha mencerna situasi, ia melihat gadis yang menangis segugukan dan tertunduk, wajah yang tak asing sama sekali.

Dia kan adik kelas yang kemarin?

Batin James namun masih belum mengerti situasi.

Josie masih menangis lalu mengangguk lirih dengan tubuh yang gemetar.

"I-iya, dia yang melakukan nya...

Di-dia yang melecehkan ku dan..." ucap nya terputus sembari menangis dengan segugukan.

"Dan yang me-melakukan itu..." sambung nya dengan suara gemetar dan semakin menangis.

James terperanjat, ia tak pernah melakukan hal seperti itu namun sekarang sedang di tuduh atas perbuatan yang tak pernah ia lakukan.

"Apa yang kau katakan?! Kapan aku melakukan nya?!" tanya James yang langsung mendekat dan meraih tangan gadis itu.

Josie berteriak secara spontan ia semakin menangis histeris.

"Lihat kan? Dua hari yang lalu putri ku mengadukan semuanya!" ucap ibu dari Josie.

"Dua hari yang lalu?! Aku bahkan tidak pernah bertemu dengan nya selama satu bulan ini!" James membela diri nya.

PLAK!!!

"Dasar binatang! Kenapa melakukan hal sekeji itu itu pada putri ku!" teriak ibu Josie histerisn setelah menampar James.

"Kau! Katakan siapa yang melakukan nya?! Kenapa menuduh ku?!" ucap James yang kembali mendekat ke arah Josie lagi, karna ia tau dua hari yang lalu ia bersama kekasih nya.

Ia mulai di halangi oleh kepala sekolah serta beberapa guru yang berada di sana, ruangan kepala pun berubah riuh.

Tuduhan palsu yang menghancurkan nama baik serta masa depan orang lain.

...****************...

Jangan lupa dukungan nya yah😘😘

Like👍👍👍

Komen 💬💬💬

Rate 5⭐⭐⭐⭐⭐

Vote 🎗️🎗️🥳🥳

Favorit ♥️♥️♥️

Hadiah 🎁💐💝

Biar othor makin semangat hihi😊😊😊

Happy Reading💕💕💕

Terpopuler

Comments

Sri Ka

Sri Ka

Lanjut

2022-03-06

1

ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •

ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •

waaahhh hmmm🤔

2022-01-05

0

Amin_Rosyid

Amin_Rosyid

eh ternyata panggilan nya James 🤭.
ternyata perjuangan masih panjang....

2022-01-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bloody Cake
2 Hak asuh
3 Escape!
4 Athan James Dachinko
5 Tuduhan palsu
6 Membangkitkan iblis
7 Pertemuan
8 You're mine and I'm yours
9 Mengurus anak kita
10 Aku lebih suka peran antagonis
11 Drive
12 Dia dimana?
13 Havana Club
14 Kau bukan pembunuh
15 Aku tak mau ada yang menghilang lagi
16 Aku masih boleh menyukai mu?
17 You're a queen
18 Because you're beautiful
19 Pengantar tidur
20 Kau ada hubungan nya?
21 Dengki!
22 Kau hamil?
23 Bertengkar
24 Puncak
25 Aku hamil?
26 Variabel utama
27 Curiga
28 Lupa
29 I not your dad
30 Benci
31 Kau pernah mencintai ku?
32 Target selanjutnya...
33 Hurts!
34 Manfaatkan aku
35 Logika, Perasaan dan Tubuh
36 Serangan tahap awal
37 You win!
38 Traitor
39 She's like magnet
40 Harus Baca
41 Berikan aku kesempatan
42 Maybe I just miss her body
43 Let's play nice game, dear
44 Kehilangan
45 Menjemput nya
46 Confused
47 Brengsek!
48 Jangan beri tau siapapun
49 Salah paham
50 I know but I love him
51 Menganggu?
52 Hamil? Dia?
53 Aku akan menikah
54 DNA Palsu
55 Apa ini yang dia rasakan dulu?
56 Kurasa itu alasan nya
57 Losing my control
58 Daddy cepet dateng...
59 Perlu ke rumah sakit jiwa?
60 Aku mau cerai
61 I love you
62 Bloody engagement
63 You make me go crazy
64 Aku tidak bisa berhenti
65 Aku bukan milik mu
66 Pengkhianat?
67 Mine!
68 Rencana kabur
69 Hide and Seek
70 Lost mine
71 Never
72 Baik, kita akan cerai
73 It's okey, I'm alright
74 Janji?
75 Aku lelah
76 Sweet Pea
77 Are you happy now?
78 Can I go?
79 I really love her
80 Kill my happiness
81 Aku memiliki mu
82 Darah
83 B'Day
84 Trauma
85 Bebaskan aku
86 Amnesia Disosiatif
87 Normal?
88 Wortel
89 Who is he?
90 Beda!
91 Kau tau apa yang ku inginkan?
92 Aku jelek?
93 Kucing pemarah
94 Anak siapa ini?!
95 Aku tidak ingat
96 Anak kesayangan
97 Es Krim
98 Kertas kosong
99 Cuma Air!
100 Merasa Bersalah
101 Kebohongan
102 Mau Daddy
103 Mau di gendong
104 Sakit?
105 Mau nikah
106 Taman Hiburan
107 Jangan buang aku
108 Film horor
109 Memories Come Back
110 I'll Never Kill You Anymore
111 Hati dan Logika
112 Misi berhasil
113 30 Kesempatan
114 Menunggu
115 Dia masih hidup
116 Kak?
117 Permen kapas
118 Kapan jemput nya?
119 Sudah bilang?
120 Di kirim pergi
121 Bermain kaca
122 I've fallen for you too deep
123 Daddy di sini
124 Coba untuk pulih
125 Mengambil tangung jawab?
126 Jaminan
127 Tidak bisa
128 Ancaman
129 Bermain
130 Di mulai?
131 Bian di sini
132 Kenal?
133 Salah mobil
134 Sandra ekslusif
135 Coklat
136 Kalau tidak aku, tidak akan ada siapapun
137 Ikuti perintah ku
138 Petak umpet
139 Umpan
140 Cracks
141 Misunderstanding 18 years ago
142 Tak masalah
143 Happy day
144 Breath
145 Stop the time
146 Poison
147 Satu kesempatan lagi
148 Hukuman
149 Close my eyes
150 Kapan nikah nya?
151 Nikah sama Bian
152 Do you love him?
153 Yayasan
154 Gelisah
155 Mau cepat besar
156 Are you happy with me?
157 Kenapa di makan?
158 Cara mendidik
159 Provokasi
160 Kiss me?
161 Halusinasi
162 Rasa bersalah
163 Menyebut nama nya
164 Pisah?
165 I wanna be Happy
166 Beranjak
167 Cobalah
168 Hari pertama sekolah
169 Mayonaise
170 Sudah mati?
171 Dark man
172 Apapun keinginan mu
173 Jangan menangis
174 Sstt..
175 Bersinar bagai mentari
176 Menikah dengan ku
177 Mengacaukan kencan
178 Truth or Dare
179 Serigala
180 Kacang polong
181 Lamaran
182 Mendapat izin
183 Jamur
184 Tidak salah pilih?
185 Little secret
186 Crazy over you
187 Misi gagal
188 5 Menit lagi!
189 PTRS
190 Bad jenius
191 Anggota baru
192 Adik bayi?
193 Mommy sakit?
194 Bian salah?
195 Nama
196 Sayang adik (Alarm Alert!)
197 Adopsi?
198 Antisocial Personality Disorder
199 Aku akan menemui nya
200 Ibu tiri?
201 Fox Girl
202 Datang bulan pertama
203 Main yuk!
204 Firasat
205 Kembali
206 Salah kamar
207 Bertemu
208 Nama nya?
209 Tetangga
210 Tutor jadi wanita dewasa
211 Godain tetangga
212 Chipmunk
213 Aku suka dia
214 Ajari aku
215 Coklat
216 Tamu tak di undang
217 Tawaran
218 Kenapa berhenti?!
219 Bahan percobaan
220 Gift from cutie bunny
221 Aku marah?
222 Tanggung jawab
223 Ketahuan
224 Sekarang resmi?
225 Wait
226 Day By Day
227 Our World ( END )
228 Promosi My Brondong CEO
Episodes

Updated 228 Episodes

1
Bloody Cake
2
Hak asuh
3
Escape!
4
Athan James Dachinko
5
Tuduhan palsu
6
Membangkitkan iblis
7
Pertemuan
8
You're mine and I'm yours
9
Mengurus anak kita
10
Aku lebih suka peran antagonis
11
Drive
12
Dia dimana?
13
Havana Club
14
Kau bukan pembunuh
15
Aku tak mau ada yang menghilang lagi
16
Aku masih boleh menyukai mu?
17
You're a queen
18
Because you're beautiful
19
Pengantar tidur
20
Kau ada hubungan nya?
21
Dengki!
22
Kau hamil?
23
Bertengkar
24
Puncak
25
Aku hamil?
26
Variabel utama
27
Curiga
28
Lupa
29
I not your dad
30
Benci
31
Kau pernah mencintai ku?
32
Target selanjutnya...
33
Hurts!
34
Manfaatkan aku
35
Logika, Perasaan dan Tubuh
36
Serangan tahap awal
37
You win!
38
Traitor
39
She's like magnet
40
Harus Baca
41
Berikan aku kesempatan
42
Maybe I just miss her body
43
Let's play nice game, dear
44
Kehilangan
45
Menjemput nya
46
Confused
47
Brengsek!
48
Jangan beri tau siapapun
49
Salah paham
50
I know but I love him
51
Menganggu?
52
Hamil? Dia?
53
Aku akan menikah
54
DNA Palsu
55
Apa ini yang dia rasakan dulu?
56
Kurasa itu alasan nya
57
Losing my control
58
Daddy cepet dateng...
59
Perlu ke rumah sakit jiwa?
60
Aku mau cerai
61
I love you
62
Bloody engagement
63
You make me go crazy
64
Aku tidak bisa berhenti
65
Aku bukan milik mu
66
Pengkhianat?
67
Mine!
68
Rencana kabur
69
Hide and Seek
70
Lost mine
71
Never
72
Baik, kita akan cerai
73
It's okey, I'm alright
74
Janji?
75
Aku lelah
76
Sweet Pea
77
Are you happy now?
78
Can I go?
79
I really love her
80
Kill my happiness
81
Aku memiliki mu
82
Darah
83
B'Day
84
Trauma
85
Bebaskan aku
86
Amnesia Disosiatif
87
Normal?
88
Wortel
89
Who is he?
90
Beda!
91
Kau tau apa yang ku inginkan?
92
Aku jelek?
93
Kucing pemarah
94
Anak siapa ini?!
95
Aku tidak ingat
96
Anak kesayangan
97
Es Krim
98
Kertas kosong
99
Cuma Air!
100
Merasa Bersalah
101
Kebohongan
102
Mau Daddy
103
Mau di gendong
104
Sakit?
105
Mau nikah
106
Taman Hiburan
107
Jangan buang aku
108
Film horor
109
Memories Come Back
110
I'll Never Kill You Anymore
111
Hati dan Logika
112
Misi berhasil
113
30 Kesempatan
114
Menunggu
115
Dia masih hidup
116
Kak?
117
Permen kapas
118
Kapan jemput nya?
119
Sudah bilang?
120
Di kirim pergi
121
Bermain kaca
122
I've fallen for you too deep
123
Daddy di sini
124
Coba untuk pulih
125
Mengambil tangung jawab?
126
Jaminan
127
Tidak bisa
128
Ancaman
129
Bermain
130
Di mulai?
131
Bian di sini
132
Kenal?
133
Salah mobil
134
Sandra ekslusif
135
Coklat
136
Kalau tidak aku, tidak akan ada siapapun
137
Ikuti perintah ku
138
Petak umpet
139
Umpan
140
Cracks
141
Misunderstanding 18 years ago
142
Tak masalah
143
Happy day
144
Breath
145
Stop the time
146
Poison
147
Satu kesempatan lagi
148
Hukuman
149
Close my eyes
150
Kapan nikah nya?
151
Nikah sama Bian
152
Do you love him?
153
Yayasan
154
Gelisah
155
Mau cepat besar
156
Are you happy with me?
157
Kenapa di makan?
158
Cara mendidik
159
Provokasi
160
Kiss me?
161
Halusinasi
162
Rasa bersalah
163
Menyebut nama nya
164
Pisah?
165
I wanna be Happy
166
Beranjak
167
Cobalah
168
Hari pertama sekolah
169
Mayonaise
170
Sudah mati?
171
Dark man
172
Apapun keinginan mu
173
Jangan menangis
174
Sstt..
175
Bersinar bagai mentari
176
Menikah dengan ku
177
Mengacaukan kencan
178
Truth or Dare
179
Serigala
180
Kacang polong
181
Lamaran
182
Mendapat izin
183
Jamur
184
Tidak salah pilih?
185
Little secret
186
Crazy over you
187
Misi gagal
188
5 Menit lagi!
189
PTRS
190
Bad jenius
191
Anggota baru
192
Adik bayi?
193
Mommy sakit?
194
Bian salah?
195
Nama
196
Sayang adik (Alarm Alert!)
197
Adopsi?
198
Antisocial Personality Disorder
199
Aku akan menemui nya
200
Ibu tiri?
201
Fox Girl
202
Datang bulan pertama
203
Main yuk!
204
Firasat
205
Kembali
206
Salah kamar
207
Bertemu
208
Nama nya?
209
Tetangga
210
Tutor jadi wanita dewasa
211
Godain tetangga
212
Chipmunk
213
Aku suka dia
214
Ajari aku
215
Coklat
216
Tamu tak di undang
217
Tawaran
218
Kenapa berhenti?!
219
Bahan percobaan
220
Gift from cutie bunny
221
Aku marah?
222
Tanggung jawab
223
Ketahuan
224
Sekarang resmi?
225
Wait
226
Day By Day
227
Our World ( END )
228
Promosi My Brondong CEO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!