4 Tahun kemudian.
Mansion Dachinko.
Aroma mint yang menyegarkan memasuki Indra penciuman seorang gadis yang masih terjaga dalam tidur nya, ia masih memejamkan mata nya hingga usapan lembut yang berada di wajah nya mengusik ketenangan nya.
Mata nya membuka perlahan dengan pandangan yang masih mengabur lalu semakin jernih.
"Masih ngantuk..." ucap gadis itu sembari menyingkirkan tangan pria yang tengah menganggu tidur nya.
Ia langsung membalik tubuh nya dan semakin menarik selimut tebal yang menutup tubuh polos nya.
"Sudah siang, kau tak mau bangun?" tanya pria itu sembari tersenyum melihat tingkah gadis cantik itu.
"Yang buat aku gak bisa tidur siapa?!" decak gadis itu kesal dan tetap memejamkan mata nya.
Pria itu hanya tersenyum dan mencium bahu yang masih terdapat bekas ciuman nya tadi malam.
Ia pun bangun dari ranjang tersebut dan memulai hari nya, ia masih membiarkan gadis kesayangan tetap istirahat karna ia tau siapa yang membuat gadis itu terjaga semalaman.
...
Pertemuan awal yang tak di sangka di sebuah club malam membuat nya tertarik pada seseorang lagi.
Ia masih bingung dengan perasaan nya setelah pengkhianatan mantan kekasih nya yang sangat ia cintai hingga membuat nya menjadi Player yang membuat semua wanita hanya menjadi alat pemuas n*fsu dan pelampiasan kesenangan nya sebagai mainan.
Namun hal tersebut semakin terkikis saat hati nya mulai kembali ingin memiliki seseorang yang ia inginkan, cara yang ia gunakan pun tak akan lagi sama karna ia tak ingin ada Pengkhianatan yang kedua kali nya.
James memakai jas dan jam tangan nya, ekor mata nya melirik sejenak ke arah ponsel gadis nya yang masih tertidur pulas di atas ranjang empuk nya.
Kau hari ini kembali? Ada beberapa urusan tentang kesepakatan dengan NVI Farmasi grup.
Pesan yang di kirimkan oleh sahabat gadis itu yang membuat James menajamkan mata nya tak suka.
Ia menghapus pesan tersebut dan bersikap kekanakan karna rasa cemburu nya, ia bahkan sejak awal tak suka saat gadis nya menduduki posisi wakil Presdir dan membawa teman nya sebagai sekertaris walaupun ia sudah merekomendasi seseorang untuk berada di pekerjaan tersebut.
James pun berjalan keluar dan ke ruangan kerja, ia memanggil bawahan yang bahkan sudah ia anggap seperti adik nya sendiri walaupun tidak pernah di ucapkan langsung dari bibir nya.
"Apa yang di lakukan Bella saat ini?" tanya nya pada bawahan nya sembari membuka laptop nya yang masih tertutup.
Bukan nya ia masih peduli atau masih mencintai mantan kekasih nya, namun ia tak menyangka jika anak yang ia inginkan dulu masih ada.
Walaupun ia meragukan tes DNA yang ia terima di rumah sakit karna ia belum mendapat tes yang di coba di lab nya sendiri, namun anak lelaki menggemaskan tersebut mulai menggoyahkan hati nya.
"Beberapa minggu yang lalu nona Bella pergi keluar dan memasuki villa pribadi yang tidak bisa di masuki sembarangan orang," jawab Nick pada tuan nya.
"Pemilik Villa nya kau tau siapa?" tanya James sembari membuang napas nya.
"Xeon, kakak pertama nona Bella." jawab Nick.
"Bukannya mereka sudah lama tidak berhubungan?" tanya James sembari mengerutkan kening nya.
"Benar, mereka putus hubungan sekitar 4 tahun yang lalu, saat hari penyerangan." jawab pria itu pada tuan nya.
"Terus awasi dia," ucap nya "Oh ya, suruh pelayan membuat sup abalon pagi ini," sambung James saat ingat gadis nya ingin memakan sup abalon di pagi hari.
"Baik tuan," jawab Nick dengan sopan dan keluar dari ruangan tuan nya.
Pukul 09.34 am.
Gadis cantik itu terbangun dari tidur nya, sinar matahari hanya yang menebus jendela kaca ruangan kamar tersebut karna gorden yang di buka membuat nya bisa langsung melihat cahaya tersebut.
"Sakit semua," gumam nya lirih sembari masih memeluk selimut nya.
Gadis yang memiliki paras cantik, sifat yang mengejutkan dan berasal dari keluarga konglomerat yang selalu memiliki limpahan uang dan kekuasaan sejak kecil.
Dan yang menjadi kelemahan nya adalah tubuh yang penyakitan sejak kecil dan bergantung pada obat-obatan yang sudah diasumsikan pada nya sejak dini guna membuat nya bisa bertahan dan menjalani kehidupan normal layak nya gadis lain nya.
"Louise?" panggil seorang pria yang membuat mata nya menatap ke arah sumber suara.
"Bagun, kau belum makan kan?" tanya pria itu sembari mendekat ke arah gadis yang masih berbalut selimut tersebut.
"Perut ku terasa mual, tidak selera." jawab Louise singkat sembari menggelengkan kepala nya.
James diam tak membalas namun ia hanya memperhatikan wajah yang sering pucat ketika pagi hari tersebut.
"Seperti nya kau sakit, akan ku panggil kan Chiko saja," ucap James sembari melihat wajah pucat gadis nya.
"Aku sehat kok!" ucap Louise beranjak bangun dan langsung duduk.
Ia merasa jengah dengan kekhawatiran berlebih yang selalu ia dapatkan sejak kecil karna fisik lemah nya.
"Mandikan," ucap nya dengan suara manja sembari membuka tangan nya dan memeluk tubuh kekar pria di depan nya.
James pun mengambil tangan kecil yang memeluk nya dan mulai mengangkat tubuh gadis nya.
Ia menurunkan ke bathup yang sudah ia isi dengan sabun dan aroma terapi yang di sukai gadis cantik itu.
Pria itu duduk di dekat kepala bathup sembari menyiram kepala yang penuh dengan busa shampo itu dengan air secara perlahan.
"James?" panggil Louise lirih sembari memainkan busa-busa harum yang mengelilingi nya di dalam bathup.
"Hm?" sahut pria itu singkat.
"Do you love me?" tanya gadis itu sembari sedikit lebih duduk dan menatap ke arah pria tampan tersebut.
Guyuran air tersebut terhenti, James diam sejenak mendengar pertanyaan gadis itu. Ia sadar jika ia sudah mencintai gadis yang bersama nya saat ini.
Namun benteng pertahanan diri nya membuat ia tak bisa mengakui nya karna masih menganggap kata-kata 'Cinta' adalah hal yang mengerikan.
Berharap dan mencintai sepenuh hati lalu di kecewakan dan di hempaskan begitu saja membuat rasa sakit nya belum pulih dan takut serta pengecut untuk satu kata yang memiliki banyak arti tersebut.
"I want you," jawab nya singkat sembari memandang iris berwarna hijau kecoklatan tersebut.
Louise diam, ia membalik lagi tubuh nya. Ia tau pria yang bersama nya hanya memperlakukan nya dengan baik dan bahkan sejak awal ia memulai hubungan karna kesepakatan yang membuat nya terdesak.
"Why? Because of her?" tanya Louise lagi, ia tau bayangan mantan kekasih pria itu masih sangat lekat apalagi saat ini wanita itu kembali lagi dengan membawa anak nya.
"Bukan!" sanggah James langsung pada gadis itu, ia sudah melupakan mantan kekasih nya namun yang menjadi masalah adalah dirinya yang belum siap akan cinta tersebut.
"Nick pernah bilang kalau aku cuma pengganti, ku rasa kau memang memperlakukan ku seperti itu." ucap Louise tanpa memandang wajah pria yang tengah membasuh rambut basah nya.
Louise sendiri bingung, entah kenapa ia begitu mudah sedih atau tertawa pada hal sepele, ia mulai menjadi begitu sensitif pada sekitar nya termasuk perasaan nya yang semakin mudah tersinggung.
Ia dulu tak pernah memasukkan kata-kata seperti ke dalam hati namun sekarang ia semakin sensitif perkataan tersebut melukai nya.
James mengerutkan dahi nya ia membalik bahu gadis itu agar menatap wajah nya.
"Pengganti? Kau tidak bisa jadi pengganti seseorang, kau tidak sama dengan siapapun." ucap James sembari menatap lekat iris gadis itu.
"Karna dia lebih baik?" tanya gadis itu sembari melempar senyuman pahit.
"Bukan! Karna kau itu bukan pengganti dan tidak akan bisa di gantikan dengan siapapun." ucap James sembari mengusap dan menangkup pipi gadis itu.
"Lalu kenapa kau tidak bisa mencintai ku?" tanya Louise lagi yang mulai menuntut cinta dari hubungan yang ia miliki saat ini.
James tersenyum hambar mendengarnya, "Bukan nya perbuatan lebih baik dari perkataan? Orang yang sering mengatakan cinta saja masih bisa berkhianat, jadi untuk apa mengatakan pengakuan yang nanti nya tak akan memiliki nilai?"
Ia dulu juga sering mendengar mantan kekasih nya mengatakan mencintai nya setiap saat namun orang yang paling sering mengatakan cinta itulah yang mengkhianati nya dengan dalam.
"Tapi tetap saja! Aku kan ju-"
Cup!
Satu kecupan menutup mulut rewel tersebut, "James!" ucap Louise kesal.
"Bukan nya seperti ini lebih baik? Kau lupa sesuatu?" tanya James pada gadis itu dengan nada lembut.
Louise mengerutkan dahi nya dengan bingung, ia tak merasa melupakan sesuatu.
"You're mine and I'm yours," sambung pria itu sembari mulai memangut bibir gadis itu dengan lembut.
...****************...
Jangan lupa dukungan nya yah😘😘
Like👍👍👍
Komen 💬💬💬
Rate 5⭐⭐⭐⭐⭐
Vote 🎗️🎗️🥳🥳
Favorit ♥️♥️♥️
Hadiah 🎁💐💝
Biar othor makin semangat hihi😊😊😊
Happy Reading💕💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
Anita noer
once more time.....lebih baik menunjukkan cinta dg perbuatan daripada banyak ngomong cinta...tpi mas james.....cewek tuh butuh pernyataan cinta atuh.....
2023-06-14
0
Nuranita
and how about me....who's mine me.....
2022-08-31
0
Nyai💔
main nyosor ajj heheh hehehe
2022-01-05
0